Induksi Pembentukan Senyawa Sekunder Tanaman Sidaguri (Sida rhombifolia Linn) Melalui Perlakuan Cekaman Air

INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR

INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN
SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN
AIR

Oleh
ANNISAA SOEYONO
G 34102057

file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (1 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM

INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
Judul
Sidaguri

Nama

: Induksi Pembentukan Senyawa Sekunder Tanaman
(Sida rhombifolia Linn) Melalui Perlakuan Cekaman Air
: Annisaa Soeyono

NIM
Program Studi

: G 34102057
: Biologi

Menyetujui,
Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Ir. Hamim, M. Si
NIP 131878946


Dr. Dra. Dyah Iswantini, M. Agr, S. C
NIP 131956706

Mengetahui,
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Dr. Drh. Hasim DEA
file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (2 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM

INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR

NIP 131578806

Tanggal Lulus :

ABSTRAK
ANNISAA SOEYONO. Induksi Pembentukan Senyawa Sekunder Tanaman Sidaguri (Sida
rhombifolia Linn) melalui Perlakuan Cekaman Air. Dibimbing oleh HAMIM dan DYAH
ISWANTINI.
Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh cekaman kekeringan terhadap pembentukan

senyawa sekunder tanaman sidaguri. Sample yang digunakan meliputi 40 tanaman yang berumur 4
bulan dengan 4 perlakuan, yaitu tanaman control, cekaman 2 minggu, cekaman 3 minggu, dan
cekaman 4 minggu. Pengujian senyawa sekunder meliputi uji kualitatif dan uji kuantitatif.
Perlakuan cekaman kekeringan menyebabkan penurunan laju pertumbuahan, meliputi tinggi
tanaman, jumlah cabang, dan jumlah daun. Pada saat panen, terbukti cekaman kekeringan
menyebabkan rendahnya bobot kering tanaman. Senyawa sekunder yang diperoleh dari uji
kualitatif antara lain flavanoid, quinon, tannin, alkaloid, saponin, terpenoid, dan steroid.
Kandungan alkaloid dan tannin lebih besar daripada kandungan steroid dan flavanoid. Hasil dari
uji kualitatif menunjukan bahwa cekaman kekeringan dapat meningkatkan senyawa sekunder,
khususnya tanin. Kadar total fenol daun tanaman kontrol, cekaman 2 minggu, dan cekaman 3
minggu berturut-turut 2%, 3.3%, dan 8.67 %. Kadar total fenol cenderung meningkat dengan
bertambahnya cekaman kekeringan, tetapi ini tidak berlaku pada cekaman 4 minggu. Total fenol
tanaman yang mengalami cekaman 4 minggu menyusut secara signifikan. Hal ini dimungkinkan
karena tanaman sudah mencapai batas dimana cekaman tersebut sangat berat.
ABSTRAC
ANNISAA SOEYONO. Induction of secondary metabolite in Sidaguri (Sida rhombifolia Linn) by
drought treatment. Supervised by HAMIM and DYAH ISWANTINI
The purpose of this research was to discover the influence of drought on accumulation of
secondary metabolites in sidaguri plant. The samples that were used consist of 40 plants of four
months old. The plants were treated with 4 treatments i.e. watered every day (control), 2 weeks

drought, 3 weeks drought, and 4 weeks drought. Secondary metabolite content was analyzed
quantitative and qualitatively. Drought stress significantly reduced plant growth indicated by
decrease of plant height, the number of branches, and leaves. The secondary metabolite resulted
from qualitative test, were flavanoid, alkaloid, tannins, quinnon, saponin, terpenoid, and steroid.
file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (3 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM

INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR

Concentration of alkaloid and tannin was higher than concentration of steroid and flavonoid in the
Sidaguri plant. Phenol concentration of control, 2 weeks, and 3 weeks drought plant were 2%,
3.3%, and 8.67 % respectively. Phenol concentration increased until 3 weeks drought, but this
decreased after weeks drought. Total phenol of plant that was experienced 4 weeks drought
decreased significantly. This is probably because the plant has encountered severe stressed.

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Karya ilmiah yang berjudul Induksi
Pembentukan Senyawa Sekunder Tanaman Sidaguri melalui Perlakuan Cekaman Air ini
dilaksanakan sejak bulan September 2007 sampai dengan Januari 2008 di Runah kaca Departemen
Biologi dan Laboratorium Kimia Fisik Departemen Kimia Dramaga IPB.

Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Bapak Dr, Ir, Hamim, M.Si dan Ibu Dr. Dra.
Dyah Iswantini, M. Agr selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan saran serta
bimbingan kepada penulis selama pelaksanaan penelitian ini. Penulis juga menghaturkan ucapan
terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Nisa Rachmaniah selaku Dosen Penguji atas koreksi dan sarannya
dan (Almh) Ibu Ir. Theresia Prawitasari selaku dosen pembimbing pertama atas bimbingan selama
awal penelitian ini. Di samping itu, terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Nunu, Ibu
Nunung, Pak Djoni, Mba Yenny yang telah turut memberikan bantuan dan informasi.
Ungkapan terima kasih penulis ucapkan juga kepada Mala, Nira, Awi, Eki, Yusi, Isma,
serta rekan-rekan Biologi 39 yang senantiasa memberikan dukungan, motivasi, dan bantuannya
selama penelitian ini. Penghargaan dan terma kasih tertinggi penulis persembahkan untuk Bapak,
Ibu, adik-adiku dan seluruh keluarga atas dukungan doa dan kasih sayangnya selama ini
Semoga Karya Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca

Bogor, September 2008
Annisaa Soeyono

file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (4 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM

INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR


RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 21 Oktober 1984 di Bogor dan merupakan anak sulung dari
4 bersaudara dari pasangan Ir. Soeyono Karwondi dan Dr. Drh. Gunanti, MS.
Tahun 1991 penulis masuk bangku SD di SDN Pengadilan 5 Bogor kemudian pada tahun
1997-1999 penulis memiliki kesempatan untuk sekolah di SMP Negeri 4 Bogor. Penulis lulus dari
SMP Negeri 4 Bogor pada tahun 1999 dan melanjutkan sekolah di SMA Negeri 7 Bogor yang
lulus pada tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa IPB lewat jalur
USMI di Program Studi Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam.
Tahun 2007, penulis mengikuti kegiatan Praktek Lapang di PT Phytochemindo Reksa.
Pada Tahun 2004-2005 penulis pernah menjabat sebagai Bendahara dari Organisasi
Kemahasiswaan PAMABI.

file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (5 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM

INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ………………………………………………...…

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………... ..
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................
PENDAHULUAN
Latar Belakang ………………………………………………
Tujuan ……………………………………………………… 2
Waktu dan Tempat …………………………………………. 2
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat ..........................................................................
Metode Penelitian .....................................................................
Persiapan Media Tanam ................................................
Penyiraman dan Perlakuan Cekaman Kekeringan ........ 3
Pengamatan ...................................................................
Ekstraksi .........................................................................
Uji Kualitatif ..................................................................
Uji Total Fenol ...............................................................
Pemanenan .....................................................................
Analisis Data ..................................................................
HASIL
Laju Pertumbuhan ......................................................................
Uji Fitokimia secara Kualitatif ...................................................

Uji Total Fenol secara Kuantitatif ..............................................
PEMBAHASAN

Halaman
viii
viii
viii
1
1

2
2
2
2
3
3
3
4
4
4

4
4
6
6
8

file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (6 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM

INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR

Pertumbuhan Tanaman terhadap Perlakuan Cekaman .............. 8
Pengaruh Perlakuan Cekaman terhadap Kandungan Metabolit
Sekunder ....................................................................................
9
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan ....................................................................................
9
Saran ..........................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

LAMPIRAN ...........................................................................................

9

10
12

DAFTAR TABEL
1
2

Kandungan kualitatif tanaman sidaguri sebelum dan
setelah perlakuan cekaman.........................................................
Pengaruh cekaman air terhadap kandungan fenol
tanaman sidaguri........................................................................

7
7

DAFTAR GAMBAR

1
2

Pengaruh cekaman air terhadap laju pertumbuhan
tanaman sidaguri .......................................................................
Pengaruh cekaman air terhadap produktivitas dan panjang akar
tanaman sidaguri........................................................................

5
6

DAFTAR LAMPIRAN
1

Data Klimatologi (BMG,2007) …………………………….....
file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (7 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM

13

INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR

2
3

6
7

Hasil Analisis Tanah ………………………………………......
13
Kriteria Penilaian Sifat-sifat Tanah ………………………........
14
4
Rataan Laju Pertumbuhan Tanaman Sidaguri ……………........
15
5
Rataan Produktivitas Tanaman Sidaguri .....................................
17
Klasifikasi Tanaman Sidaguri........... …………………………...
18
Keadaan Tanaman selama Penelitian.............................................
19

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan tropika basah yang kaya akan spesies flora penghasil obat
tradisional. Sebagai negara yang dikenal dengan megabiodiversity, Indonesia memiliki keanekaragaman
hayati flora dan fauna. Dari 28.000 jenis tumbuhan yang ditemukan, kurang lebih 7.000 jenis diantaranya
berupa tumbuhan obat (Kassahara & Hemm 1986). Tumbuhan obat adalah kelompok tumbuhan yang
umumnya digunakan sebagai bahan obat di samping sebagai sumber untuk bahan baku obat. Pemanfaatan
lain dari tumbuhan obat ialah sebagai bumbu masak, makanan, minumam, kosmetik, dan parfum (Wahid
1993).
Pemanfaatan tumbuhan obat dengan tujuan pencegahan dan pengobatan penyakit telah dikenal di
Indonesia sejak zaman nenek moyang sampai sekarang, tetapi penggunaanya masih banyak dilakukan
berdasarkan pada dugaan dan pengalaman yang diwariskan secara turun-temurun dan belum dibuktikan
secara ilmiah. Tumbuhan obat yang digunakan biasanya dalam bentuk simplisia yang berupa akar, daun,
buah, dan biji. Salah satu tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat ialah Sidaguri (Sida rhombifolia Linn).
file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (8 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM

INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR

Sidaguri termasuk tumbuhan perdu liar dengan tinggi sekitar 0,2-2 m, batangnya agak liat dan
bercabang-cabang dengan daun berbentuk bulat memanjang yang letaknya berseling. Umumnya dapat
ditemukan di tempat-tempat yang terkena sinar matahari cerah (Heyne 1987). Bunganya tunggal berbentuk
bulat telur dan berwarna kuning, yang berada di ketiak daun (Dharma 1985). Buah sidaguri berbentuk batu
dan berwarna hijau jika tua, sedangkan bijinya berbentuk bulat, berwarna hitam dan berukuran kecil.
Akarnya tunggang dengan warna putih kotor dan kuat.
Menurut Depkes RI tahun 1995, kandungan kimia yang terdapat pada marga Sida, antara lain
alkaloid, leukoantosianidin, flavanoid, tanin, steroid, dan triterpenoid. Khasiat sidaguri dalam
menyembuhkan berbagai macam penyakit berhubungan dengan kandungan senyawa kimia yang
dimilikinya, antara lain alkaloid, kalsium oksalat, tanin, saponin, fenol, asam amino, minyak atsiri, steroid,
dan zat efedrine (Wijayakusuma et al 1994).
Beberapa penyakit yang dapat disembuhkan dengan cara mengkonsumsi seluruh bagian tanaman,
antara lain nyeri pada pinggang, punggung, bahu, tangan maupun kaki ( Wijayakusuma et al 1994),
antiinflamasi dan hepatoprotektif, mengatasi radang lambung, mencret, disentri, inflamasi, iritasi, bisul, dan
borok (Wijayakusuma et al 1994). Sidaguri dapat juga digunakan untuk mengobati berbagai macam
peradangan dan iritasi pada sistem pernafasan dan sistem urin (Bushell 1998). Berdasarkan penelitian,
sidaguri juga dapat digunakan sebagai obat anti gout. Bahan aktif sidaguri dapat menghambat kerja enzim
xantin oksidase yang berperan penting dalam menghasilkan asam urat (Iswantini 2004).
Senyawa sekunder merupakan bahan alam yang dihasilkan dari metabolit primer seperti fotosintesis dan
respirasi. Beberapa jenis senyawa sekunder tanaman antara lain alkaloid, terpenoid, flavanoid, hormon
pertumbuhan, lignin, dan kutikula (Vickery & Vickery 1981). Senyawa sekunder, meskipun tidak penting
bagi kelangsungan hidup suatu tanaman, sering berperan dalam kelangsungan hidup suatu spesies sebagai
pertahanan untuk berkompetisi dengan spesies lain dan lingkungannya (Manitto 1981). Senyawa sekunder
tersebut dibentuk, terutama melalui jalur asetat mevalonat dan asam sikhimat dengan glukosa 6 fosfat
sebagai prekusor utamanya (Vickery & Vickery 1981).
Produk utama penyimpanan pada tanaman ialah sukrosa dan pati (Salissbury & Ross 1992). Beberapa
penelitian menyebutkan bahwa faktor-faktor seperti iklim, edaphic, zat polutan buatan, dan kompetisi
dengan makhluk hidup lain, dapat mempengaruhi pembentukan senyawa sekunder (Harborne 1988).
Kondisi kekeringan menyebabkan laju fotosintesis dan pergerakan hormon pertumbuhan menurun, seiring
dengan semakin rendahnya potensial air (Harjadi & Yahya 1988). Hal ini menyebabkan tanaman mulai
menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa bebas yang akan digunakan sebagai cadangan energi
dan pembentukan senyawa sekunder. Volume dan kecepatan aliran sukrosa pada floem menurun, tetapi
konsentrasinya semakin meningkat ketika ditranspor ke daun (Harjadi & Yahya 1988). Gupta (2005)
melaporkan bahwa kekeringan menyebabkan tanaman lebih banyak memproduksi senyawa sekunder pada
daun untuk mempertahankan diri, kemudian di transpor melalui floem ke jaringan tanaman. Belum
diketahui apakah hal yang demikian itu berlaku pada tanaman secara umum, termasuk sidaguri. Distribusi
setiap senyawa sekunder pada tanaman berbeda-beda, bergantung pada jenis senyawa, jenis tanaman, dan
faktor lingkungan (Harborne 1988).
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cekaman air terhadap pertumbuhan dan
perkembangan serta kandungan senyawa sekunder pada tanaman sidaguri. Hipotesis yang diajukan ialah
bahwa cekaman air dapat meningkatkan kandungan senyawa sekunder tanaman sidaguri.
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2007 sampai dengan Januari 2008 di Rumah
file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (9 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM

INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR

Plastik Departemen Biologi dan Laboratorium Kimia Analitik Departemen Kimia IPB Dramaga.

BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Tanaman sidaguri yang berumur 4 bulan, media tanah dan sekam, pupuk kandang dan NPK, alkohol
70%, sapranin, gliserin, reagen folin-ciocalteau 50%, Na2CO3 5%, etanol 70% dan 95%, air bebas ion,
CHCl 2 N, NH4OH, H2SO4 2M, H2SO4 pekat, Pereaksi Dragendorf, Pereaksi Wagner,Pereaksi Mayer,
eter, asam asetat anhidrat, HCl pekat, amil alkohol, FeCL310%, dan NaOH 1N. Polybag ukuran Besar,
penggaris, timbangan, mikroskop okuler, gelas objek dan cover, botol film, gabus, silet, alat tulis, kertas
label, termometer, rotavor, oven, dan spektromotometer.
Metode Penelitian
Persiapan Media Tanam
Tanaman yang akan digunakan ialah tanaman yang sudah berumur 4 bulan di lapangan dan
berkualitas baik. Sebelum dipindahkan ke dalam polibag yang berukuran 5 kg, tanaman dipangkas terlebih
dahulu yang bertujuan mengurangi laju penguapan. Media tanam yang digunakan ialah campuran tanah,
sekam, dan pupuk kandang dengan perbandingan 4:2:1. Tanah untuk penanaman ialah tanah yang diambil
dari Kebun Percobaan Cikabayan Biofarmaka, Bogor. Tanah disaring, kemudian dikeringkan di bawah
sinar matahari. Setelah cukup kering, contoh tanah diambil untuk dianalisis sifat-sifat fisik dan kimianya di
Laboratorium Analisis Tanah, Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian IPB, Dramaga. Sifat fisik yang
dianalisis meliputi kadar air tanah pada keadaan kapasitas lapang dan titik layu permanen, sedangkan sifat
kimianya yang dianalisis meliputi kandungan hara dan pH tanah sebagaimana terlampir pada Lampiran 1.
Berdasarkan analisis sifat fisik dan kimia tanah, menurut Hardjowigeno (1995), tanah yang diambil dari
Kebun Percobaan Cikabayan, Bogor tersebut memenuhi kebutuhan media tanam Sidaguri. Setelah
dipindahkan, polybag diletakan dalam rumah plastik. Untuk masa adaptasi, tanaman tetap diberikan air dua
kali untuk setiap harinya selama 1 minggu, yakni pada pukul 8-9 pagi dan pukul 3-4 sore sebelum
mendapatkan perlakuan.
Penyiraman dan Perlakuan Cekaman Kekeringan
Perlakuan kekeringan diberikan dengan cara mengurangi jumlah air penyiraman menjadi seperempat dari
tanaman kontrol ( 1/4 dari kapasitas lapang), yang diberikan setiap hari antara jam 8-9 pagi. Waktu
pemberian air bergantung pada tingkatan perlakuan kekeringan. Setiap perlakuan diulang sebanyak 10 kali,
sehingga terdapat 40 unit perlakuan.
Pengamatan
Parameter yang diamati antara lain laju pertumbuhan dan kandungan senyawa sekunder.
Pengamatan dilakukan setelah tanaman mendapat perlakuan cekaman, bergantung pada tingkatan perlakuan
kekeringan. Kandungan senyawa sekunder diukur sebelum tanaman diberi perlakuan, sesudah diberi
perlakuan, dan sesudah tanaman dikembalikan pada keadaan sebelum cekaman.
Ekstraksi
Sampel sidaguri yang digunakan ialah bagian batang dan daun. Untuk batang, diambil kira-kira 15
cm dari permukaan tanah. Untuk daun, diambil dari bagian tajuk tanaman. Sampel sidaguri dibersihkan,
dirajang, dan dikeringkan dengan oven sampai kadar air tinggal 10% pada suhu 95° C. Setelah kering,
sampel dihancurkan dengan menggunakan blender hingga berbentuk serbuk. Kemudian sampel diekstraksi
file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (10 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM

INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR

INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN
SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN
AIR

Oleh
ANNISAA SOEYONO
G 34102057

file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (1 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM

INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
Judul
Sidaguri
Nama

: Induksi Pembentukan Senyawa Sekunder Tanaman
(Sida rhombifolia Linn) Melalui Perlakuan Cekaman Air
: Annisaa Soeyono

NIM
Program Studi

: G 34102057
: Biologi

Menyetujui,
Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Ir. Hamim, M. Si
NIP 131878946

Dr. Dra. Dyah Iswantini, M. Agr, S. C
NIP 131956706

Mengetahui,
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Dr. Drh. Hasim DEA
file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (2 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM

INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR

NIP 131578806

Tanggal Lulus :

ABSTRAK
ANNISAA SOEYONO. Induksi Pembentukan Senyawa Sekunder Tanaman Sidaguri (Sida
rhombifolia Linn) melalui Perlakuan Cekaman Air. Dibimbing oleh HAMIM dan DYAH
ISWANTINI.
Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh cekaman kekeringan terhadap pembentukan
senyawa sekunder tanaman sidaguri. Sample yang digunakan meliputi 40 tanaman yang berumur 4
bulan dengan 4 perlakuan, yaitu tanaman control, cekaman 2 minggu, cekaman 3 minggu, dan
cekaman 4 minggu. Pengujian senyawa sekunder meliputi uji kualitatif dan uji kuantitatif.
Perlakuan cekaman kekeringan menyebabkan penurunan laju pertumbuahan, meliputi tinggi
tanaman, jumlah cabang, dan jumlah daun. Pada saat panen, terbukti cekaman kekeringan
menyebabkan rendahnya bobot kering tanaman. Senyawa sekunder yang diperoleh dari uji
kualitatif antara lain flavanoid, quinon, tannin, alkaloid, saponin, terpenoid, dan steroid.
Kandungan alkaloid dan tannin lebih besar daripada kandungan steroid dan flavanoid. Hasil dari
uji kualitatif menunjukan bahwa cekaman kekeringan dapat meningkatkan senyawa sekunder,
khususnya tanin. Kadar total fenol daun tanaman kontrol, cekaman 2 minggu, dan cekaman 3
minggu berturut-turut 2%, 3.3%, dan 8.67 %. Kadar total fenol cenderung meningkat dengan
bertambahnya cekaman kekeringan, tetapi ini tidak berlaku pada cekaman 4 minggu. Total fenol
tanaman yang mengalami cekaman 4 minggu menyusut secara signifikan. Hal ini dimungkinkan
karena tanaman sudah mencapai batas dimana cekaman tersebut sangat berat.
ABSTRAC
ANNISAA SOEYONO. Induction of secondary metabolite in Sidaguri (Sida rhombifolia Linn) by
drought treatment. Supervised by HAMIM and DYAH ISWANTINI
The purpose of this research was to discover the influence of drought on accumulation of
secondary metabolites in sidaguri plant. The samples that were used consist of 40 plants of four
months old. The plants were treated with 4 treatments i.e. watered every day (control), 2 weeks
drought, 3 weeks drought, and 4 weeks drought. Secondary metabolite content was analyzed
quantitative and qualitatively. Drought stress significantly reduced plant growth indicated by
decrease of plant height, the number of branches, and leaves. The secondary metabolite resulted
from qualitative test, were flavanoid, alkaloid, tannins, quinnon, saponin, terpenoid, and steroid.
file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (3 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM

INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR

Concentration of alkaloid and tannin was higher than concentration of steroid and flavonoid in the
Sidaguri plant. Phenol concentration of control, 2 weeks, and 3 weeks drought plant were 2%,
3.3%, and 8.67 % respectively. Phenol concentration increased until 3 weeks drought, but this
decreased after weeks drought. Total phenol of plant that was experienced 4 weeks drought
decreased significantly. This is probably because the plant has encountered severe stressed.

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Karya ilmiah yang berjudul Induksi
Pembentukan Senyawa Sekunder Tanaman Sidaguri melalui Perlakuan Cekaman Air ini
dilaksanakan sejak bulan September 2007 sampai dengan Januari 2008 di Runah kaca Departemen
Biologi dan Laboratorium Kimia Fisik Departemen Kimia Dramaga IPB.
Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Bapak Dr, Ir, Hamim, M.Si dan Ibu Dr. Dra.
Dyah Iswantini, M. Agr selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan saran serta
bimbingan kepada penulis selama pelaksanaan penelitian ini. Penulis juga menghaturkan ucapan
terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Nisa Rachmaniah selaku Dosen Penguji atas koreksi dan sarannya
dan (Almh) Ibu Ir. Theresia Prawitasari selaku dosen pembimbing pertama atas bimbingan selama
awal penelitian ini. Di samping itu, terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Nunu, Ibu
Nunung, Pak Djoni, Mba Yenny yang telah turut memberikan bantuan dan informasi.
Ungkapan terima kasih penulis ucapkan juga kepada Mala, Nira, Awi, Eki, Yusi, Isma,
serta rekan-rekan Biologi 39 yang senantiasa memberikan dukungan, motivasi, dan bantuannya
selama penelitian ini. Penghargaan dan terma kasih tertinggi penulis persembahkan untuk Bapak,
Ibu, adik-adiku dan seluruh keluarga atas dukungan doa dan kasih sayangnya selama ini
Semoga Karya Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca

Bogor, September 2008
Annisaa Soeyono

file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (4 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM

INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 21 Oktober 1984 di Bogor dan merupakan anak sulung dari
4 bersaudara dari pasangan Ir. Soeyono Karwondi dan Dr. Drh. Gunanti, MS.
Tahun 1991 penulis masuk bangku SD di SDN Pengadilan 5 Bogor kemudian pada tahun
1997-1999 penulis memiliki kesempatan untuk sekolah di SMP Negeri 4 Bogor. Penulis lulus dari
SMP Negeri 4 Bogor pada tahun 1999 dan melanjutkan sekolah di SMA Negeri 7 Bogor yang
lulus pada tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa IPB lewat jalur
USMI di Program Studi Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam.
Tahun 2007, penulis mengikuti kegiatan Praktek Lapang di PT Phytochemindo Reksa.
Pada Tahun 2004-2005 penulis pernah menjabat sebagai Bendahara dari Organisasi
Kemahasiswaan PAMABI.

file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (5 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM

INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ………………………………………………...…
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………... ..
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................
PENDAHULUAN
Latar Belakang ………………………………………………
Tujuan ……………………………………………………… 2
Waktu dan Tempat …………………………………………. 2
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat ..........................................................................
Metode Penelitian .....................................................................
Persiapan Media Tanam ................................................
Penyiraman dan Perlakuan Cekaman Kekeringan ........ 3
Pengamatan ...................................................................
Ekstraksi .........................................................................
Uji Kualitatif ..................................................................
Uji Total Fenol ...............................................................
Pemanenan .....................................................................
Analisis Data ..................................................................
HASIL
Laju Pertumbuhan ......................................................................
Uji Fitokimia secara Kualitatif ...................................................
Uji Total Fenol secara Kuantitatif ..............................................
PEMBAHASAN

Halaman
viii
viii
viii
1
1

2
2
2
2
3
3
3
4
4
4
4
4
6
6
8

file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (6 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM

INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR

Pertumbuhan Tanaman terhadap Perlakuan Cekaman .............. 8
Pengaruh Perlakuan Cekaman terhadap Kandungan Metabolit
Sekunder ....................................................................................
9
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan ....................................................................................
9
Saran ..........................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
LAMPIRAN ...........................................................................................

9

10
12

DAFTAR TABEL
1
2

Kandungan kualitatif tanaman sidaguri sebelum dan
setelah perlakuan cekaman.........................................................
Pengaruh cekaman air terhadap kandungan fenol
tanaman sidaguri........................................................................

7
7

DAFTAR GAMBAR
1
2

Pengaruh cekaman air terhadap laju pertumbuhan
tanaman sidaguri .......................................................................
Pengaruh cekaman air terhadap produktivitas dan panjang akar
tanaman sidaguri........................................................................

5
6

DAFTAR LAMPIRAN
1

Data Klimatologi (BMG,2007) …………………………….....
file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (7 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM

13

INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR

2
3

6
7

Hasil Analisis Tanah ………………………………………......
13
Kriteria Penilaian Sifat-sifat Tanah ………………………........
14
4
Rataan Laju Pertumbuhan Tanaman Sidaguri ……………........
15
5
Rataan Produktivitas Tanaman Sidaguri .....................................
17
Klasifikasi Tanaman Sidaguri........... …………………………...
18
Keadaan Tanaman selama Penelitian.............................................
19

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan tropika basah yang kaya akan spesies flora penghasil obat
tradisional. Sebagai negara yang dikenal dengan megabiodiversity, Indonesia memiliki keanekaragaman
hayati flora dan fauna. Dari 28.000 jenis tumbuhan yang ditemukan, kurang lebih 7.000 jenis diantaranya
berupa tumbuhan obat (Kassahara & Hemm 1986). Tumbuhan obat adalah kelompok tumbuhan yang
umumnya digunakan sebagai bahan obat di samping sebagai sumber untuk bahan baku obat. Pemanfaatan
lain dari tumbuhan obat ialah sebagai bumbu masak, makanan, minumam, kosmetik, dan parfum (Wahid
1993).
Pemanfaatan tumbuhan obat dengan tujuan pencegahan dan pengobatan penyakit telah dikenal di
Indonesia sejak zaman nenek moyang sampai sekarang, tetapi penggunaanya masih banyak dilakukan
berdasarkan pada dugaan dan pengalaman yang diwariskan secara turun-temurun dan belum dibuktikan
secara ilmiah. Tumbuhan obat yang digunakan biasanya dalam bentuk simplisia yang berupa akar, daun,
buah, dan biji. Salah satu tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat ialah Sidaguri (Sida rhombifolia Linn).
file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (8 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM

INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR

Sidaguri termasuk tumbuhan perdu liar dengan tinggi sekitar 0,2-2 m, batangnya agak liat dan
bercabang-cabang dengan daun berbentuk bulat memanjang yang letaknya berseling. Umumnya dapat
ditemukan di tempat-tempat yang terkena sinar matahari cerah (Heyne 1987). Bunganya tunggal berbentuk
bulat telur dan berwarna kuning, yang berada di ketiak daun (Dharma 1985). Buah sidaguri berbentuk batu
dan berwarna hijau jika tua, sedangkan bijinya berbentuk bulat, berwarna hitam dan berukuran kecil.
Akarnya tunggang dengan warna putih kotor dan kuat.
Menurut Depkes RI tahun 1995, kandungan kimia yang terdapat pada marga Sida, antara lain
alkaloid, leukoantosianidin, flavanoid, tanin, steroid, dan triterpenoid. Khasiat sidaguri dalam
menyembuhkan berbagai macam penyakit berhubungan dengan kandungan senyawa kimia yang
dimilikinya, antara lain alkaloid, kalsium oksalat, tanin, saponin, fenol, asam amino, minyak atsiri, steroid,
dan zat efedrine (Wijayakusuma et al 1994).
Beberapa penyakit yang dapat disembuhkan dengan cara mengkonsumsi seluruh bagian tanaman,
antara lain nyeri pada pinggang, punggung, bahu, tangan maupun kaki ( Wijayakusuma et al 1994),
antiinflamasi dan hepatoprotektif, mengatasi radang lambung, mencret, disentri, inflamasi, iritasi, bisul, dan
borok (Wijayakusuma et al 1994). Sidaguri dapat juga digunakan untuk mengobati berbagai macam
peradangan dan iritasi pada sistem pernafasan dan sistem urin (Bushell 1998). Berdasarkan penelitian,
sidaguri juga dapat digunakan sebagai obat anti gout. Bahan aktif sidaguri dapat menghambat kerja enzim
xantin oksidase yang berperan penting dalam menghasilkan asam urat (Iswantini 2004).
Senyawa sekunder merupakan bahan alam yang dihasilkan dari metabolit primer seperti fotosintesis dan
respirasi. Beberapa jenis senyawa sekunder tanaman antara lain alkaloid, terpenoid, flavanoid, hormon
pertumbuhan, lignin, dan kutikula (Vickery & Vickery 1981). Senyawa sekunder, meskipun tidak penting
bagi kelangsungan hidup suatu tanaman, sering berperan dalam kelangsungan hidup suatu spesies sebagai
pertahanan untuk berkompetisi dengan spesies lain dan lingkungannya (Manitto 1981). Senyawa sekunder
tersebut dibentuk, terutama melalui jalur asetat mevalonat dan asam sikhimat dengan glukosa 6 fosfat
sebagai prekusor utamanya (Vickery & Vickery 1981).
Produk utama penyimpanan pada tanaman ialah sukrosa dan pati (Salissbury & Ross 1992). Beberapa
penelitian menyebutkan bahwa faktor-faktor seperti iklim, edaphic, zat polutan buatan, dan kompetisi
dengan makhluk hidup lain, dapat mempengaruhi pembentukan senyawa sekunder (Harborne 1988).
Kondisi kekeringan menyebabkan laju fotosintesis dan pergerakan hormon pertumbuhan menurun, seiring
dengan semakin rendahnya potensial air (Harjadi & Yahya 1988). Hal ini menyebabkan tanaman mulai
menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa bebas yang akan digunakan sebagai cadangan energi
dan pembentukan senyawa sekunder. Volume dan kecepatan aliran sukrosa pada floem menurun, tetapi
konsentrasinya semakin meningkat ketika ditranspor ke daun (Harjadi & Yahya 1988). Gupta (2005)
melaporkan bahwa kekeringan menyebabkan tanaman lebih banyak memproduksi senyawa sekunder pada
daun untuk mempertahankan diri, kemudian di transpor melalui floem ke jaringan tanaman. Belum
diketahui apakah hal yang demikian itu berlaku pada tanaman secara umum, termasuk sidaguri. Distribusi
setiap senyawa sekunder pada tanaman berbeda-beda, bergantung pada jenis senyawa, jenis tanaman, dan
faktor lingkungan (Harborne 1988).
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cekaman air terhadap pertumbuhan dan
perkembangan serta kandungan senyawa sekunder pada tanaman sidaguri. Hipotesis yang diajukan ialah
bahwa cekaman air dapat meningkatkan kandungan senyawa sekunder tanaman sidaguri.
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2007 sampai dengan Januari 2008 di Rumah
file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (9 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM

INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR

Plastik Departemen Biologi dan Laboratorium Kimia Analitik Departemen Kimia IPB Dramaga.

BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Tanaman sidaguri yang berumur 4 bulan, media tanah dan sekam, pupuk kandang dan NPK, alkohol
70%, sapranin, gliserin, reagen folin-ciocalteau 50%, Na2CO3 5%, etanol 70% dan 95%, air bebas ion,
CHCl 2 N, NH4OH, H2SO4 2M, H2SO4 pekat, Pereaksi Dragendorf, Pereaksi Wagner,Pereaksi Mayer,
eter, asam asetat anhidrat, HCl pekat, amil alkohol, FeCL310%, dan NaOH 1N. Polybag ukuran Besar,
penggaris, timbangan, mikroskop okuler, gelas objek dan cover, botol film, gabus, silet, alat tulis, kertas
label, termometer, rotavor, oven, dan spektromotometer.
Metode Penelitian
Persiapan Media Tanam
Tanaman yang akan digunakan ialah tanaman yang sudah berumur 4 bulan di lapangan dan
berkualitas baik. Sebelum dipindahkan ke dalam polibag yang berukuran 5 kg, tanaman dipangkas terlebih
dahulu yang bertujuan mengurangi laju penguapan. Media tanam yang digunakan ialah campuran tanah,
sekam, dan pupuk kandang dengan perbandingan 4:2:1. Tanah untuk penanaman ialah tanah yang diambil
dari Kebun Percobaan Cikabayan Biofarmaka, Bogor. Tanah disaring, kemudian dikeringkan di bawah
sinar matahari. Setelah cukup kering, contoh tanah diambil untuk dianalisis sifat-sifat fisik dan kimianya di
Laboratorium Analisis Tanah, Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian IPB, Dramaga. Sifat fisik yang
dianalisis meliputi kadar air tanah pada keadaan kapasitas lapang dan titik layu permanen, sedangkan sifat
kimianya yang dianalisis meliputi kandungan hara dan pH tanah sebagaimana terlampir pada Lampiran 1.
Berdasarkan analisis sifat fisik dan kimia tanah, menurut Hardjowigeno (1995), tanah yang diambil dari
Kebun Percobaan Cikabayan, Bogor tersebut memenuhi kebutuhan media tanam Sidaguri. Setelah
dipindahkan, polybag diletakan dalam rumah plastik. Untuk masa adaptasi, tanaman tetap diberikan air dua
kali untuk setiap harinya selama 1 minggu, yakni pada pukul 8-9 pagi dan pukul 3-4 sore sebelum
mendapatkan perlakuan.
Penyiraman dan Perlakuan Cekaman Kekeringan
Perlakuan kekeringan diberikan dengan cara mengurangi jumlah air penyiraman menjadi seperempat dari
tanaman kontrol ( 1/4 dari kapasitas lapang), yang diberikan setiap hari antara jam 8-9 pagi. Waktu
pemberian air bergantung pada tingkatan perlakuan kekeringan. Setiap perlakuan diulang sebanyak 10 kali,
sehingga terdapat 40 unit perlakuan.
Pengamatan
Parameter yang diamati antara lain laju pertumbuhan dan kandungan senyawa sekunder.
Pengamatan dilakukan setelah tanaman mendapat perlakuan cekaman, bergantung pada tingkatan perlakuan
kekeringan. Kandungan senyawa sekunder diukur sebelum tanaman diberi perlakuan, sesudah diberi
perlakuan, dan sesudah tanaman dikembalikan pada keadaan sebelum cekaman.
Ekstraksi
Sampel sidaguri yang digunakan ialah bagian batang dan daun. Untuk batang, diambil kira-kira 15
cm dari permukaan tanah. Untuk daun, diambil dari bagian tajuk tanaman. Sampel sidaguri dibersihkan,
dirajang, dan dikeringkan dengan oven sampai kadar air tinggal 10% pada suhu 95° C. Setelah kering,
sampel dihancurkan dengan menggunakan blender hingga berbentuk serbuk. Kemudian sampel diekstraksi
file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (10 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM

INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR

dengan pelarut etanol 70%. Kemudian di maserasi dalam lemari es selama 24 jam atau hingga bening.
Selanjutnya, disaring dan diuapkan pelarutnya dengan rotary evaporator vakum, sehingga diperoleh ekstrak
kental etanol. Ekstrak etanol ini akan digunakan untuk uji kualitatif dan uji kuantitatif.

Uji Kualitatif
Uji Alkaloid
Sebanyak 1 gram serbuk sidaguri dilarutkan dengan 10 ml kloroform dan beberapa tetes NH4OH kemudian
disaring ke dalam tanung reaksi tertutup. Ekstrak kloroform dalam tabung reaksi dikocok dengan 10 tetes
H2SO4 2 M dan lapisan asamnya dipisahkan ke dalam tabung reaksi yang lain. Lapisan asa ini diteteskan
pada lempeng tetes dan ditambahkan pereaksi Mayer, Wagner, Dragendorf yang akan menimbulkan
endapan warna berturut-turut putih, cokelat, dan merah jingga (Fransworth 1966).
Uji Tanin
Sebanyak 1 gram ekstrak kasar ditambahkan dengan 100 ml air, kemudian dididihkan selama 5 menit dan
disaring. 10 ml filtrat diambil dan ditambahkan larutan FeCl3 1%. Jika terbentuk warna hijau kehitaman
atau biru, menunjukan adanya tanin (Fransworth 1966).
Uji Steroid dan Triterpenoid
Sebanyak 2 gram serbuk sidaguri dilarutkan dengan 25 ml etanol panas (50°C) kemudian disaring ke dalam
pinggan porselin dan diuapkan sampai kering. Residu ditambah eter dan dipindahkan ke dalam lempeng
tetes lalu ditambahkan 3 tetes anhidrida asam asetat dan 1 tetes H2SO4 pekat (Uji Lieberman-Buchard).
Warna merah atau ungu menunjukan adanya triterpenoid dan warna hijau biru menunjukkan adanya steroid
(Harborne 1987).
Persiapan pengujian Flavanoid dan Saponin
Sebanyak 1 gram ekstrak kasar ditambahkan air secukupnya sampai zat terendam semua, dan dipanaskan
pada penangas air selama 5 menit. Setelah dingin, kemudian disaring dan filtratnya digunakan untuk
pengujian.
Uji Flavanoid
Sebanyak 10 ml filtrat ditambahkan 0,5 gram serbuk magnesium 2 ml alkohol klorhidat (campuran HCI
37% dan etanol 95% dengan volume yang sama), dan 20 ml amil alkohol kemudian dikocok dengan kuat.
Terbentuknya warna merah, kuning, dan jingga pada lapisan amil alkohol menunjukan adanya flavanoid
(Harborne 1987).
Uji Saponin
Sebanyak 10 ml filtrat dikocok kuat dalam tabung reaksi yang tertutup selama 10 detik hingga terbentuk
busa. Adanya saponin ditunjukan dengan timbulnya busa setinggi 1 cm yang stabil selama 10-15 menit
(Depkes RI 1995).
Uji Total Fenol
Sebanyak 5 mg ekstrak kering dilarutkan dalam 2 ml etanol 95%, kemudian ditambahkan 5 ml aquades dan
0,5 ml reagen folin-ciocalteau 50% (v/v), lalu didiamkan 5 menit. Setelah itu ditambahkan 1 ml Na2CO3
5% (b/v), lalu dihomogenisasi dan diinkubasi dalam gelap selama 1 jam. Kemudian dihomogenisasi
kembali dan diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 725 nm.
Pemanenan
Pemanenan dilakukan untuk mengetahui respon tanaman, dari sisi bobot basah maupun bobot kering daun
dan batang terhadap cekaman kekeringan. Tanaman dipanen setelah tanaman berumur 9 bulan, yakni ketika
file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (11 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM

INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR

tanaman sudah mengalami recovery setelah perlakuan cekaman.
Analisis Data
Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan sidik ragam Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan
dan 10 ulangan. Untuk mengetahui pengaruh nyata dari perlakuan cekaman, maka digunakan uji F pada α =
5%. Bila terdapat pengaruh nyata dari perlakuan terhadap peubah yang diamati maka setiap taraf perlakuan
dibandingkan dengan menggunakan uji lanjut DMRT dengan taraf kesalahan 5%.
HASIL
Laju Pertumbuhan
Hasil analisis tanah (Lampiran 1) menunjukkan bahwa kandungan unsur N total rendah, yakni
0,11% dan untuk P tersedia rendah yakni 3,1 ppm. Kandungan unsur K, Ca, Mg, dan Na juga tergolong
rendah, yakni 0,08 ; 5,02 ; 2,64 ; 0,12 (me/100g). Tanah yang digunakan tergolong Asam, yakni memiliki
pH 5,50. dengan kandungan partikel pasir 10,89%, debu 20.86%, dan liat 68.25 %. Berdasarkan tekstur di
atas, tanah termasuk kategori tanah Liat (Pusat Penelitian Tanah 1983).
Kondisi lapangan secara umum (di Dermaga), cukup baik untuk pertumbuhan tanaman obat sidaguri
(Widiana 2004). Suhu harian berkisar 22-32°C, dengan rata-rata kelembaban 80,9% dan curah hujan 20
mm. Penelitian dilaksanakan di rumah plastik, dengan fluktuasi suhu antara 27-29°C.
Keadaan tanaman yang mendapatkan cekaman kekeringan berbeda dengan tanaman kontrol, yaitu
warna daun yang berubah menjadi merah tua hingga kuning keemasan, bentuk daun menjadi mengkerut dan
kering, warna batang menjadi kecoklatan dan mengering.
Cekaman kekeringan selama 2 minggu menyebabkan penurunan tinggi tanaman, jika dibandingkan dengan
tanaman kontrol (Gambar 1). Penurunan tinggi tanaman merata antar tanaman. Adapun fluktuasi yang
terjadi pada penurunan pertumbuhan tanaman berkaitan dengan fluktuasi cuaca yang terjadi selama
percobaan. Suhu ruangan di rumah plastik pada umumnya selalu lebih tinggi antara 3-5°C. Hal ini juga
dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan tanaman yang drastis.

file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (12 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM

INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR

file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (13 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM

INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR

Gambar 1 Pengaruh cekaman air terhadap laju pertumbuhan tanaman sidaguri.

file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (14 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM

INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR

Gambar 2 Pengaruh cekaman kekeringan terhadap produktivitas dan panjang akar
sidaguri.
Ket : Data recovery dihitung 1 minggu setelah cekaman

tanaman

Cekaman kekeringan juga menyebabkan tidak bertambahnya jumlah cabang dan daun, bahkan berkurang
karena beberapa cabang mengering. Hal ini disebabkan karena tanaman cenderung mengurangi laju
fotosintesis dan transpirasi, sebagai respon terhadap cekaman yang terjadi (Gambar 1).
Berdasarkan nilai rata-rata, perlakuan cekaman air menyebabkan terjadinya penurunan bobot kering
tanaman. Semua tanaman mengalami penurunan pertumbuhan jumlah daun, jumlah batang, dan panjang
akar akibat cekaman air (Gambar 3). Penurunan juga terjadi pada pertumbuhan panjang akar. Pertumbuhan
panjang akar tanaman yang mendapat perlakuan cekaman menurun secara signifikan jika dibandingkan
tanaman kontrol, yakni sebesar 30%.
Uji Fitokimia secara Kualitatif
Pengujian fitokimia dilakukan untuk mengetahui golongan senyawa tertinggi yang terkandung dalam
sidaguri. Uji yang dilakukan meliputi uji alkaloid, flavanoid, saponin, tanin, dan steroid/triterpenoid.
Penapisan senyawa metabolit ini menggunakan bagian tanaman sidaguri yang sudah dikeringkan dan
ekstrak kasar, yakni bagian daun dan batang. Pengujian ini dilakukan pada tanaman sidaguri yang belum
mendapatkan perlakuan. Berdasarkan uji kualitatif, daun dan batang sidaguri mengandung bahan aktif
alkaloid, flavanoid, quinon, terpenoid, steroid, tanin dan saponin (Tabel 1). Kandungan bahan aktif daun
dan batang sidaguri pada dasarnya sama, yang membedakan hanya pada konsentrasinya. Kadar bahan aktif
pada batang lebih tinggi konsentrasinya jika dibandingkan pada daun untuk sampel segar yang sudah
dikeringkan. Bahan aktif yang terdeteksi dalam jumlah yang relatif tinggi meliputi steroid, tanin, dan
saponin (Tabel 1)
Metode ekstraksi untuk menarik senyawa kimiawi tanaman sidaguri yang digunakan ialah maserasi dengan
menggunakan pelarut etanol 75%. Hasil analisis fiokimia dari ekstrak kasar menunjukan bahwa kandungan
alkaloid dan tanin semakin terlihat jelas dengan perlakuan cekaman 4 minggu (Tabel 2). Senyawa kimia
yang terkandung pada daun dan batang juga hampir sama jika dibandingkan dengan sampel segar, yang
membedakan hanya pada konsentrasinya saja.
Tabel 1 Kandungan kualitatif tanaman Ssidaguri sebelum dan setelah cekaman air
Senyawa

Kontrol

4 Minggu

Keterangan
: Tidak terdeteksi

file:///C|/Documents%20and%20Settings/untha/My%20Documents/SKRIPSI%20PDF.htm (15 of 28)9/18/2008 8:46:27 AM

INDUKSI PEMBENTUKAN SENYAWA SEKUNDER TANAMAN SIDAGURI (Sida rhombifolia Linn) MELALUI PERLAKUAN CEKAMAN AIR

Alkaloid
Flavanoid
Quinon
Terpenoid
Steroid
Tanin
Saponin

Daun
*

*
*
**
*
*

Batang
*
*
*
*
**
**
**

Daun
***
*
*
*
*
***
*

: Positif Lemah
Batang *
**
: Positif
**** ***
: Positif kuat
*
****
: Positif sangat kuat
*
Uji Total Fenol secara Kuantitatif
**
Perlakuan cekaman kekeringan memberikan
**
pengaruh yang nyata terhadap total fenol daun dan batang.
***
Berdasarkan data yang diperoleh, total fenol daun dan
*

batang meningkat untuk setiap perlakuan, yakni sebesar
50% dari total fenol awal. Ketika tanaman memasuki masa recovery, total fenol mengalami sedikit
penurunan, sebelum kemudian naik kembali (Tabel 2)
Tabel 2 Pengaruh cekaman air terhadap kandungan fenol tanaman sidaguri
Sebelum Recovery
(%)
Daun
Batang
Perlakuan
A
2
1.45
B
3.3
3.05
C
8.67
7.65
D
2.36
2.27

Setelah Recovery
(%)
Daun
Batang
2.52
2.17
3.07
2.46
3.47
2.25
4.1
2.3

Keterangan :
A
: Kontrol
B
: Cekaman 2 Minggu
C
: Cekaman 3 Minggu
D
: Cekaman 4 Minggu

PEMBAHASAN

Pertumbuhan Tanaman terhadap Perlakuan
Cekaman
Cekaman dapat meliputi segala sesuatu perubahan lingkungan yang mungkin akan menurunkan atau
merugikan pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman (Salisbury & Ross 1992). Salah satu jenis
cekaman tersebut adalah cekaman kekeringan yang berkaitan dengan ketersediaan air yang merupakan salah
satu faktor pembatas bagi fungsi normal tanaman (Passarakli 2002).
Suatu respon fisiologi yang cukup penting ialah kemampuan tanaman mempertahankan tekanan
turgor dengan menurunkan potensial osmotik sebagai mekanisme toleransi terhadap cekaman kekeringan
(Hamim et al 1996). Banyak proses fisiologi dan biokimia dalam tanaman yang sangat dipengaruhi oleh
perubahan tekanan turgor.
Terdapat berbagai macam strategi yang dimiliki oleh tanaman untuk dapat beradaptasi pada kondisi
cekaman kekeringan (Street & Opik 1984). Tanaman dengan tipe dehydration toleran akan memiliki tingkat
efisiensi penggunaan air yang tinggi, yang ditunjukan dengan rendahnya produksi berat kering dari tanaman
tersebut (Taiz & Zeiger 2002).
Penurunan rata-rata jumlah tinggi tanaman diduga berkaitan dengan rendahnya aktivitas fotosintesis akibat
adanya penutupan stomata sebagai respon pertama dari tanaman yang tercekam kekeringan (Gambar 1).
Menurut Tang et al (2002), terjadinya penurunan fiksasi CO2 karena adanya penutupan stomata berdampak
terhadap rendahnya sintesis ATP sebag