Roles of various dietary fiber sources on improvement blood lipid profiles of hypercholesterolemic mice

PERAN BERBAGAI SUMBER SERAT PANGAN PADA
PERBAIKAN PROFIL LIPID DARAH MENCIT
HIPERKOLESTEROLEMIA

HERNAWATI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER
INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Peran Berbagai Sumber Serat
Pangan pada Perbaikan Profil Lipid Darah Mencit Hiperkolesterolemia adalah
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun ke perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir disertasi ini.


Bogor, Agustus 2012

Hernawati
NIM B161070021

ABSTRACT
HERNAWATI. Roles of Various Dietary Fiber Sources on Improvement Blood
Lipid Profiles of Hypercholesterolemic Mice. Under direction of WASMEN
MANALU, AGIK SUPRAYOGI, DEWI APRI ASTUTI
Dietary fiber is widely used as a functional food and recommended to
reduce blood lipid levels to prevent hypercholesterolemia. Agar, carrageenan, and
rice bran, are examples of foods with high fiber content. These experiments were
designed to study the effects of agar, carrageenan, and rice bran supplementations
on blood lipid profiles of hypercholesterolemic male mice. The study was divided
into three experiments. The first experiment was designed to formulate diet that
could induce hypercholesterolemia in male mice as animal models in this study.
The second experiment was designed to improve blood lipid profiles of
hypercholesterolemic male mice by using agar, carrageenan, and rice bran as
sources of dietary fiber. The third experiment was designed to study the
effectiveness of dietary fiber as compared to standard drugs in lowering blood

lipid profiles in hypercholesterolemic male mice. The experiments were
conducted at Faculty of Veteriner Medicine, Bogor Agricultural University and
Physiology Laboratory, Indonesia University of Education, in January 2011 until
March 2012. The parameters measured were body weight, cholesterol
concentrations in serum, liver, and feces, serum triglyceride, cholesterol high
density lipoprotein (HD-c), cholesterol low density lipoprotein (LDL-c), and
glucose concentrations. The first experiment showed that feeding a high-fat diet
(12%) for 30 days could produce hypercholesterolemic conditions in male mice.
The second experiment showed that supplementation of 18% agar, 46%
carrageenan, and 57% rice bran (equivalent to insoluble dietary fiber content of
14%) in hypercholesterolemic mice fed with hypercholesterolemic diets could
improve blood lipid profiles. Carrageenan as a source of dietary fiber showed the
best effect on improvement of blood lipid profile in hypercholesterolemic male
mice as compared to agar and rice bran, as indicated by the lower serum total
cholesterol and triglyceride concentrations, higher serum HDL-c concentrations,
and higher removal of cholesterol in feces. The third experiment showed that the
effects of dietary fiber supplementation by agar, carrageenan and rice bran on
lowering blood lipid profiles in hypercholesterolemic mice were lower than those
of simvastatin and atorvastatin. Carrageenan as a source of functional dietary fiber
had a potenstial to decrease LDL-c concentration, to increase HDL-c

concentration, and to increase fecal cholesterol excretion with the final reduction
in total serum cholesterol concentrations similar to simvastatin and atorvastatin. It
was concluded that supplementation of agar, carragenan, and rice bran as a
source of dietary fiber decreased body weight, serum and liver cholesterol
concentrations, serum triglyceride and LDL-c concentrations, but increased serum
HDL-c concentrations, and increased cholesterol excretion through feces, without
a significant effect on blood glucose consentrations. Agar, carrageenan, and rice
bran supplementation as sources of dietary fibers could improve lipid profiles in
hypercholesterolemic mice.
Key words: Blood lipid, dietary fiber, hypercholesterolemia, mice, rice bran

RINGKASAN
HERNAWATI. Peran Berbagai Serat Pangan pada Perbaikan Profil Lipid Darah
Mencit Hiperkolesterolemia. Dibimbing oleh WASMEN MANALU, AGIK
SUPRAYOGI, DEWI APRI ASTUTI
Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama kematian orang di
seluruh dunia, dan juga mempengaruhi kesehatan jutaan orang di negara-negara
maju dan berkembang. Kandungan konsentrasi kolesterol darah yang tinggi atau
hiperkolesterolemia telah diketahui meningkatkan risiko aterosklerosis yang
berlanjut ke arah penyakit jantung koroner (PJK). Hiperkolesterolemia dapat

terjadi gaya hidup yang tidak sehat, mulai dari pola makan yang tidak seimbang
sampai kurangnya aktivitas olah raga. Pola makan tidak seimbang meliputi
konsumsi makanan yang tinggi lemak, karbohidrat, dan garam namun rendah serat
pangan. Tingginya kolesterol dalam tubuh dapat disebabkan oleh sintesis
kolesterol dan penyerapan kolesterol yang tinggi. Penurunan kolesterol darah ke
tingkat normal dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu mengurangi konsumsi
lemak atau kolesterol yang berasal dari makanan dan menghambat penyerapan
kolesterol atau menghambat sintesis kolesterol endogen dengan penggunaan obat.
Salah satu upaya menurunkan konsentrasi kolesterol dalam darah ialah dengan
cara memperbanyak konsumsi serat pangan. Serat pangan yang berpotensi
menurunkan konsentrasi kolesterol dalam darah antara lain adalah agar,
karagenan, dan bekatul.
Tujuan penelitian yaitu pertama, untuk mengevaluasi induksi diet
hiperkolesterolemik pada mencit sebagai hewan model hiperkolesterolemia.
Kedua, menganalisis perbaikan profil lipid darah mencit hiperkolesterolemia
dengan penggunaan agar, bekatul, dan karagenan sebagai suplemen sumber serat.
Ketiga, mengevaluasi efektivitas obat dan serat pangan dalam menurunkan profil
lipid darah pada mencit hiperkolesterolemia.
Penelitian pertama, dilakukan pada mencit normokolesterolemia yang
diberi diet hiperkolesterolemik pada kadar lemak 0, 8%, 10%, dan 12% dengan

waktu pemberian diet 0, 10, 20, dan 30 hari. Setiap perlakuan diulang sebanyak
lima kali. Rancangan penelitian menggunakan RAL factorial. Mencit dipelihara di
dalam kandang berupa kotak plastik (30x22x12 cm3) yang dilengkapi tempat
makan dan botol air minum. Selama penelitian, mencit diberikan penerangan 12
jam terang dan 12 jam gelap. Pemberian pakan diberikan secara ad libitum.
Penimbangan bobot badan dilakukan setiap satu minggu sekali. Pada akhir masa
percobaan, mencit dipuasakan selama 12 jam. Selanjutnya sampel darah diambil
dari pembuluh vena caudalis bagian ekor mencit. Darah yang diperoleh kemudian
disentrifuse untuk mendapatkan serumnya, yang kemudian dianalisis konsentrasi
kolesterol total serum, HDL-c, LDL-c, trigliserida, dan glukosa dengan metode
enzimatis kolorimetri masing-masing menggunakan Kit Boehringer. Induksi diet
hiperkolesterolemik pada kadar lemak 12% dapat meningkatkan bobot badan
sebesar 12,57%, konsentrasi kolesterol total serum 29,88%, konsentrasi
trigliserida 19,90%, konsentrasi HDL-c 8,27%, konsentrasi LDL-c 59,72%, dan
konsentrasi glukosa 10,79%. Apabila dilihat berdasarkan waktu pemberian pakan
hari ke-30, bobot badan mencit meningkat sebesar 17,75%, konsentrasi kolesterol
serum 30,63%, konsentrasi trigliserida 15,01%, konsentrasi HDL-c tidak

mengalami perubahan, konsentrasi LDL-c 60,63%, konsentrasi glukosa 20,30%.
Simpulan hasil penelitian pertama bahwa induksi diet hiperkolesterolemik dengan

kadar lemak 12% yang diberikan selama 30 hari dapat menyebabkan mencit
jantan mengalami hiperkolesterolemia.
Penelitian kedua, dilakukan sebagai lanjutan penelitian pertama. Mencit
model
hiperkolesterolemia
dikondisikan
dengan
cara
diberi
diet
hiperkolesterolemik dengan kadar lemak 12% selama satu bulan. Setelah
mengalami
hiperkolesterolemia,
selajutnya
mencit
diberikan
diet
hiperkolesterolemik yang disuplementasi dengan serat pangan agar, karagenan,
dan bekatul. Diet perlakuan dibuat menjadi tiga macam yaitu A, diet yang
disuplementasi serat pangan agar; B, diet yang disuplementasi serat pangan

karagenan; C, diet yang disuplementasi serat pangan bekatul. Kadar serat pangan
dalam tiga jenis diet tersebut adalah 16%, 18%, dan 20%. Diet diberikan selama
30 hari. Penimbangan bobot badan dilakukan satu minggu sekali. Pada akhir masa
percobaan, mencit dipuasakan selama 12 jam Selanjutnya dengan metode yang
sama pada penelitian pertama, serum darah mencit dianalisis untuk mengetahui
konsentrasi total kolesterol, HDL-c, LDL-c, trigliserida, dan glukosa. Sampel
organ hati dan feses diekstraksi dengan menggunakan dietil eter, untuk
mengetahui konsentrasi kolesterol dengan metode enzimatis kolorimetri
menggunakan Kit Boehringer. Hasil penelitian : (A) Suplementasi serat pangan
agar 22% dalam diet hiperkolesterolemik (atau setara dengan kadar serat pangan
diet 20%) menurunkan bobot badan mencit hiperkolesterolemia sebesar 10,64%;
konsentrasi kolesterol total serum 17,24%, konsentrasi LDL-c 83,47%,
konsentrasi glukosa 33,81%,
dan konsentrasi kolesterol hati 18,49%.
Suplementasi serat pangan agar 18% dalam diet hiperkolesterolemik
meningkatkan konsentrasi trigliserida 6,77%, konsentrasi HDL-c 40,40%, dan
konsentrasi kolesterol feses 56,80%. (B) Suplementasi serat pangan karagenan
10% dalam diet hiperkolesterolemik (atau setara dengan kadar serat pangan diet
20%) menurunkan bobot badan mencit hiperkolesterolemia sebesar 7,99%;
konsentrasi kolesterol total serum 18,78%, konsentrasi

trigliserida 17,53%,
konsentrasi LDL-c 71,33%, konsentrasi glukosa 5,37%, dan konsentrasi kolesterol
hati sebesar 38,46%. Suplementasi serat pangan karagenan 46% dalam diet
hiperkolesterolemik meningkatkan konsentrasi HDL-c sebesar 15,59% dan
konsentrasi kolesterol feses 132,93%. (C) Suplementasi serat pangan bekatul 57%
dalam diet hiperkolesterolemik (atau setara dengan kadar serat pangan diet 20%)
menurunkan bobot badan mencit hiperkolesterolemia sebesar 10,31%, konsentrasi
kolesterol total serum 10,31%, konsentrasi trigliserida sebesar 28,63%,
konsentrasi LDL-c 79,18%, dan konsentrasi kolesterol hati 57,46%. Suplementasi
bekatul 57% dalam diet hiperkolesterolemik meningkatkan konsentrasi HDL-c
sebesar 19,61%, konsentrasi glukosa 8,01%, dan konsentrasi kolesterol feses
28,47%. Simpulan penelitian suplementasi serat pangan agar, karagenan, dan
bekatul mempunyai peran yang sama dalam menurunkan konsentrasi total serum,
trigliserida, LDL-c, dan kolesterol hati, serta meningkatkan konsentrasi HDL-c
dan kolesterol feses. Berdasarkan hasil penurunan konsentrasi kolesterol total
serum dan peningkatan pengeluaran kolesterol melalui feses, maka serat pangan
karagenan dipilih untuk diperbandingkan dengan simvastatin dan atorvastatin
pada penelitian ketiga.

Metode penelitian untuk mengevaluasi efektivitas obat dan serat pangan

dalam menurunkan parameter lipid pada mencit hiperkolesterolemia dilakukan
sebagai berikut. Mencit percobaan dibagi menjadi lima kelompok yaitu (1) mencit
yang diberikan pakan standar (normokolesterol); (2) mencit yang diberikan pakan
hiperkolesterol; (3) mencit hiperkolesterolemia yang diberikan simvastatin; (4)
mencit hiperkolesterolemia yang diberikan atorvastatin; (5) mencit jantan
hiperkolesterolemia suplementasi serat pangan karagenan dengan kandungan
serat pangan diet 14%. Pemberian perlakuan dilakukan selama 30 hari. Pada
akhir masa percobaan, mencit dipuasakan selama 12 jam. Selanjutnya dengan
metode yang sama pada penelitian pertama, serum darah mencit dianalisis untuk
mengetahui konsentrasi total kolesterol, HDL-c, LDL-c, trigliserida, dan glukosa.
Sampel organ hati dan feses diekstraksi untuk mengetahui konsentrasi kolesterol
pada dua sampel tersebut. Bobot badan mencit hiperkolesterolemia menurun
setelah diberikan simvastatin (9,43%) dan atorvastatin (12,58%) lebih tinggi
dibandingkan serat pangan karagenan (11,16%). Konsentrasi kolesterol total
serum mencit hiperkolesterolemia menurun setelah diberikan simvastatin
(32,00%) dan atorvastatin (39,11%) lebih tinggi dibandingkan serat pangan
karagenan (11,27%). Konsentrasi trigliserida mencit hiperkolesterolemia menurun
setelah diberikan simvastatin (30,23%) dan atorvastatin (33,17%) lebih tinggi
dibandingkan serat pangan karagenan (6,01%). Konsentrasi HDL-c mencit
hiperkolesterolemia meningkat setelah diberikan simvastatin (15,51%) dan

atorvastatin (0,05%) lebih rendah dibandingkan serat pangan karagenan (38,79%).
Konsentrasi LDL-c mencit hiperkolesterolemia menurun setelah diberikan
simvastatin (75,24%) dan atorvastatin (69,66%) lebih rendah dibandingkan serat
pangan karagenan (76,02%). Konsentrasi glukosa mencit hiperkolesterolemia
menurun setelah diberikan simvastatin (21,50%) dan atorvastatin (17,93%) lebih
rendah dibandingkan serat pangan karagenan (35,67%). Konsentrasi kolesterol
feses mencit hiperkolesterolemia meningkat setelah diberikan simvastatin
(50,61%) dan atorvastatin (50,84%) lebih rendah dibandingkan serat pangan
karagenan (128,24%). Konsentrasi kolesterol hati mencit hiperkolesterolemia
menurun setelah diberikan simvastatin (45,28%) dan atorvastatin (35,16%),
namun sebaliknya serat pangan karagenan meningkat sebesar 10,98%. Simpulan
hasil penelitian di atas simvastatin, atorvastatin, dan serat pangan karagenan dapat
menurunkan parameter lipid darah mencit hiperkolesterolemia.
Simpulan umum dari penelitian ini ialah suplementasi diet
hiperkolesterolemik dengan serat pangan agar, karagenan, dan bekatul dapat
menurunkan konsentrasi kolesterol total serum, trigliserida, LDL-c, dan
kolesterol hati, serta meningkatkan konsentrasi HDL-c dan kolesterol feses. Serat
pangan agar, karagenan, dan bekatul mempunyai peran yang sama dalam
memperbaiki profil darah mencit jantan hiperkolesterolemia. Simvastatin,
atorvastatin dan serat pangan karagenan efektif mampu menurunkan lipid darah

mencit hiperkolesterolemia dengan mekanisme yang berbeda.
Kata kunci: Agar, bekatul, hiperkolesterolemia, karagenan, lipid darah,
atorvastatin, simvastatin,

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2012
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencatumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan karya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya Tulis
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PERAN BERBAGAI SUMBER SERAT PANGAN PADA
PERBAIKAN PROFIL LIPID DARAH MENCIT
HIPERKOLESTEROLEMIA

HERNAWATI

Disertasi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Program Studi Ilmu-ilmu Faal dan Khasiat Obat

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

Penguji pada Ujian Tertutup : Prof. Dr. Toto Toharmat, M.Agr.Sc.
Departemen Ilmu Nutrisi dan Pakan Ternak
FAPET IPB
Dr. drh. Sus Derthi Widhiari, M.S.
Departemen Klinik, Reproduksi, dan Patologi
FKH IPB

Penguji pada Ujian Terbuka : Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, M.S.
Departemen Gizi Masyarakat, FEM IPB
Prof. Dr. Ir. Budi Haryanto, M.S.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
Departemen Pertanian Bogor

PRAKATA
Puji syukur senantiasa penulis

panjatkan ke hadirat Allah SWT atas

rahmat dan karunia Nya karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak Januari 2011−Maret 2012 ini ialah
Peran Berbagai Sumber Serat Pangan pada Perbaikan Profil Lipid Darah
Mencit Hiperkolesterolemia.
Banyak pihak yang telah berkenan membantu dalam menyelesaikan karya
ilmiah ini, oleh karena itu tidaklah berlebihan apabila pada kesempatan ini
perkenankan penulis menghaturkan rasa terima kasih dan penghormatan yang
setinggi-tingginya kepada :
1. Rektor Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis melanjutkan studi S3 di Institut Pertanian Bogor.
2. Rektor Institut Pertanian Bogor dan Dekan Sekolah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor yang telah menerima penulis sebagai mahasiswa sekolah
pascasarjana pada program studi Ilmu-ilmu Faal dan Khasiat Obat (IFO) di
Fakultas Kedokteran Hewan.
3. Prof. Ir. Wasmen Manalu, Ph.D. selaku Ketua Komisi Pembimbing, Prof Dr.
drh. Agik Suprayogik, M.Sc. dan Prof. Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, M.S. selaku
Anggota Komisi Pembimbing atas segala perhatian, kepercayaan, kesabaran,
bimbingan, arahan, wawasan ilmu yang diberikan, kritik, saran, tenaga, serta
waktu yang disediakan selama penulisan proposal, sidang komisi, prelim,
pelaksanaan penelitian, penulisan disertasi, mempersiapkan seminar dan ujian,
hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya disertasi ini serta
menyelesaikan studi program doktor di Institut Pertanian Bogor.
4. Dr. Dra. Nastiti Kusumorini, Ketua Program Studi Ilmu-ilmu Faal dan Khasiat
Obat (IFO) di Fakultas Kedokteran Hewan yang telah berkenan meluangkan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberi pengarahan dan dukungan moril
selama pendidikan.
5. Prof. Dr. Toto Toharmat, M.Agr.Sc. dan Dr. drh. Sus Derthi Widhiari, M.S.
sebagai penguji luar komisi pada ujian siding tertutup,

Prof. Dr. Ir. Ali

Khomsan, MS., dan Prof. Dr. Ir. Budi Haryanto, MS. selaku penguji luar

komisi pada sidang terbuka yang telah berkenan meluangkan waktu dan
memberikan saran-saran untuk kesempurnaan karya ilmiah disertasi ini.
6. Teman-teman seperjuangan Dr. Ir. Heni Syawal M.Si., dan Dr. Sunarno, SSi.,
M.Si., dan Dr. Wahyu Surakusumah, MSi. yang telah menjadi teman dalam
suka dan duka dalam menjalani studi di program studi Pascasarjana IPB. Tidak
lupa Bu Safrida, Pak Adri dan teman-teman IFO, serta Bu Esti, Bu Mimi, Bu
Yulintine teman-teman dari Program Studi Akuakultur Fakultas Perikanan,
yang selalu memberikan semangat, walaupun kedekatan kita di akhir-akhir
studi namun berkesan buat penulis.
7. Bu Ida, Bu Sri, dan Pak Edi yang dengan sabar dan telaten telah banyak
membantu penelitian di laboratorium maupun di kandang.
8. Bapak Drs. H. Mas Hidayat dan Ibu Hj. Nani Sumarni, orang tua tercinta yang
dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan telah mengasuh, membesarkan,
mendidik, dan menanamkan rasa disiplin dan tanggung jawab, serta
memberikan dorongan, bantuan moral maupun material untuk penyelesaian
studi S3 penulis.
9. Suami tercinta, Erik Hajana yang telah banyak membantu, terutama dalam
menyelesaikan penelitian saya, serta kesabaran dan kesetiaannya mendampingi
penulis dalam penyelesaian studi. Karya ini

penulis persembahkan untuk

kedua orang tua dan suami tercinta.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis bangga dan merasa terhormat menjadi salah satu dari Keluarga
Besar Alumni Institut Pertanian Bogor. Semoga Allah SWT membalas semua
kebaikan yang telah diberikan Dosen-dosen kami di Institut Pertanian Bogor, serta
semoga Allah SWT selalu berkenan memberikan berkat dan rahmat Nya kepada
kita semua. Amin.

Bogor, Agustus 2012

Hernawati

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 31 Maret 1970 sebagai anak
keempat dari pasangan Drs. H. Mas Hidayat dan Hj. Nani Sumarni. Pendidikan
sarjana di Program Studi Produksi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas
Padjadjaran, lulus pada tahun 1995. Pada tahun 1998, penulis diterima di Program
Studi Biologi sub program Fisiologi di Sekolah Pascasarjana IPB dan
menamatkannya pada tahun 2001. Kesempatan untuk melanjutkan ke program
doktor pada Program Studi Mayor Ilmu-ilmu Faal dan Khasiat Obat diperoleh
pada tahun 2007. Beasiswa pendidikan pascasarjana diperoleh dari BPPS
Direktorat Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Penulis
mendapat bantuan dana penelitian dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat (DP2M) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, melalui
Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Pendidikan Indonesia dalam
kegiatan Penelitian Hibah Bersaing tahun 2009. Penulis bekerja sebagai staf
pengajar di Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia sejak tahun 1997 sampai
saat ini.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ………………………………………………………..
xv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… xviii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………
xx
PENDAHULUAN
Latar Belakang ……………………………………………………….
Tujuan Penelitian …………………………………………………….
Manfaat Penelitian ……………………………………………………
Hipotesis ……………………………………………………………...
Kerangka Pemikiran ………………………………………………….

1
4
5
5
5

TINJAUAN PUSTAKA
Sintesis Kolesterol ……………………………………………………
Metabolisme Kolesterol ………………………………………………
Hiperkolesterolemia …………………………………………………..
Telur sebagai Sumber Kolesterol …………………………………..
Minyak Kelapa sebagai Sumber Lemak Jenuh ……………………….
Serat pangan ……………………………………………
Agar …………………………………………………………………..
Karagenan …………………………………………………………….
Bekatul ………………………………………………………………..

9
11
14
17
18
20
25
34
37

INDUKSI DIET HIPERKOLESTEROLEMIK PADA MENCIT JANTAN
SEBAGAI HEWAN MODEL HIPERKOLESTEROLEMIA
Abstrak ……………………………………………………………...
Abstract ………………………………………………………………
Pendahuluan ………………………………………………………….
Bahan dan Metode …………………………………………………...
Hasil ………………………………………………………………….
Pembahasan ………………………………………………………….
Simpulan ……………………………………………………………..
Daftar Pustaka ……………………………………………………….

43
43
44
46
49
54
58
59

PERBAIKAN PARAMETER LIPID DARAH MENCIT
HIPERKOLESTEROLEMIA DENGAN PENGGUNAAN SERAT
PANGAN AGAR, BEKATUL, DAN KARAGENAN SEBAGAI
SUPLEMEN SUMBER SERAT
Abstrak ……………………………………………………………...
Abstract ………………………………………………………………
Pendahuluan ………………………………………………………….
Bahan dan Metode …………………………………………………...
Hasil ………………………………………………………………….
Pembahasan ………………………………………………………….
Simpulan ……………………………………………………………..
Daftar Pustaka ……………………………………………………….

62
62
63
66
72
83
87
87

EFEKTIVITAS OBAT DAN SERAT PANGAN DALAM ENURUNKAN
PARAMETER LIPID DARAH MENCIT HIPERKOLESTEROLEMIA
Abstrak ……………………………………………………………...
Abstract ………………………………………………………………
Pendahuluan ………………………………………………………….
Bahan dan Metode …………………………………………………...
Hasil ………………………………………………………………….
Pembahasan ………………………………………………………….
Simpulan ……………………………………………………………..
Daftar Pustaka ……………………………………………………….

92
92
93
95
98
101
105
105

PEMBAHASAN UMUM ………………………………………………….

109

KESIMPULAN DAN SARAN ….…………………………………………

120

DAFTAR PUSTAKA ..……………………………………………………..

122

LAMPIRAN ……………………..………………………………………….

142

DAFTAR TABEL
Halaman
1

Komposisi kimia telur

17

2

Komposisi asam lemak minyak kelapa (CO) dan minyak kelapa
sawait (PKO) ………………………………………………..…..

20

3

Standar mutu agar-agar menurut Food Chemical Codex ……………

31

4

Standar mutu agar-agar tepung menurut SNI 01-2802 1995 ……

32

5

Persyaratan mutu agar-agar ekspor Jepang ……………………..

32

6

Kandungan agar-agar tepung ……………………………………

30

7

Komposisi kimia bekatul ……………………………………….

39

8

Komposisi asam amino pada dedak dan bekatul…………………

40

9

Komposisi vitamin dari fraksi-fraksi giling padi pada kadar
air 14% …………………………………………………………..

41

10

Kandungan serat pangan pada bekatul …………………………..

41

11

Komposisi diet hiperkolesterolemik …………………………….

47

12

Komposisi nutrien diet hiperkolesterolemik …………………..

47

13

Jumlah konsumsi (g/ekor/hari) diet hiperkolesterolemik
(asfed) ……………………………………………………………

48

Rerata bobot badan (g) mencit jantan yang diberi diet
hiperkolesterolemik pada kadar lemak dan hari pemberian diet
berbeda …………………………………………………………..

49

Rerata konsentrasi kolesterol total serum (mg/dL) mencit jantan
yang diberi diet hiperkolesterolemik pada kadar lemak dan hari
pemberian diet berbeda ………….……………………………….

50

Rerata konsentrasi trigliserida (mg/dL) mencit jantan yang
diberi diet hiperkolesterolemik pada kadar lemak dan hari
pemberian diet berbeda …………….…………………………..

51

Rerata konsentrasi HDL (mg/dL) mencit jantan yang diberi diet
hiperkolesterolemik pada kadar lemak dan hari pemberian diet
berbeda ………………………………………………………….

52

14

15

16

17

18

Rerata konsentrasi LDL (mg/dL) mencit jantan yang diberi diet
hiperkolesterolemik pada kadar lemak dan hari pemberian diet
berbeda …………………………………………………………..

53

Rerata konsentrasi glukosa (mg/dL) mencit jantan yang diberi
diet hiperkolesterolemik pada kadar lemak dan hari pemberian
diet berbeda …………………………………..…………………..

54

20

Komposisi diet hiperkolesterolemik dengan suplementasi agar ...

67

21

Komposisi nutrien diet percobaan dengan suplementasi agar ….

68

22

Jumlah konsumsi (g/ekor/hari) diet hiperkolesterolemik dengan
suplementasi agar ………………………………………………..

68

Komposisi diet hiperkolesterolemik dengan suplementasi
karagenan ………………………………………………………..

68

Komposisi nutrien diet hiperkolesterolemik dengan suplementasi
karagenan …………………………………………………...….

69

Jumlah konsumsi (g/ekor/hari) diet hiperkolesterolemik dengan
suplementasi karagenan .......……………………………………

69

Komposisi diet hiperkolesterolemik dengan suplementasi
bekatul …………………………………………………………...

69

Komposisi nutrien diet hiperkolesterolemik dengan suplementasi
bekatul …………………………………………………………...

70

Jumlah konsumsi (g/ekor/hari) diet hiperkolesterolemik dengan
suplementasi bekatul …………………………………………….

70

Rerata konsentrasi lipid darah mencit hiperkolesterolemia
setelah diberi diet yang disuplementasi serat pangan agar ……....

67

Rerata konsentrasi kolesterol hati dan feses mencit
hiperkolesterolemia setelah diberi diet hiperkolesterolemik yang
disuplementasi serat pangan agar ………………………...……...

69

Rerata konsentrasi lipid darah mencit hiperkolesterolemia
setelah diberi diet yang disuplementasi serat pangan karagenan...

70

Rerata konsentrasi kolesterol hati dan feses mencit
hiperkolesterolemia setelah diberi diet hiperkolesterolemik yang
disuplementasi serat pangan karagenan ….……………………..

72

19

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

Rerata konsentrasi lipid darah mencit hiperkolesterolemia

34

35

36

37

38

39

40

41

setelah diberi diet yang disuplementasi serat pangan bekatul …..

74

Rerata konsentrasi kolesterol hati dan feses mencit
hiperkolesterolemia setelah diberi diet hiperkolesterolemik yang
disuplementasi serat pangan bekatul .…………………………...

76

Komposisi pakan percobaan untuk pemberian simvastatin,
atorvastatin, dan serat pangan karagenan ………….…………..

96

Komposisi nutrien pakan percobaan untuk pemberian
simvastatin, atorvastatin, dan serat pangan karagenan ……........

96

Rerata konsentrasi lipid darah mencit hiperkolesterolemia
setelah pemberian simvastatin, atorvastatin, dan serat pangan
karagenan ………………………………………………………..

99

Perbandingan profil lipid darah, bobot badan, glukosa, kolesterol
hati, dan kolesterol feses mencit hiperkolesterolemia setelah
pemberian simvastatin, atorvastatin, dan serat pangan karagenan
…………………………………………………………………..

103

Rerata bobot badan, konsentrasi lipid darah dan glukosa mencit
normokolesterolemia setelah diinduksi diet hiperkolesterolemik
pada kadar lemak 12% ……………………..................................

110

Rerata bobot badan, konsentrasi lipid darah dan glukosa mencit
normokolesterolemia setelah diinduksi diet hiperkolesterolemik
selama 30 hari …………..…………………..................................

111

Rerata bobot badan, konsentrasi lipid darah, konsentrasi glukosa,
kolesterol hati, dan feses mencit hiperkolesterolemia setelah
diberi suplementasi serat pangan agar, karagenan, dan bekatul.…

115

DAFTAR GAMBAR
1

Halaman
Skema kerangka pemikiran penelitian ………………………………
7

2

Skema alur penelitian ………………………………………………..

8

3

Jalur metabolisme kolesterol endogen dan eksogen ………………...

12

4

Jalur Eksogen pada metabolisme kolesterol …………………………

13

5

Klasifikasi serat pangan ……………………………………………..

21

6

Struktur agar-agar ……………………………………………………

27

7

Struktur agarosa (1,4) -3,6 anhidro L-galaktosa dan (1,3) Dgalaktosa dan agaropektin …………………………………………...

28

8

Pembentukan gel agar-agar ………………………………………….

29

9

Rangkaian monomer galaktosa dan anhidrogalaktose pada
karagenan ……………………………………………………………

35

10

Struktur molekul kappa, iota, and lambda karagenan ………………

35

11

Bobot badan (g) mencit hiperkolesterolemia setelah diberi diet yang
disuplementasi serat pangan agar …………………………………...

72

Konsentrasi glukosa (mg/dL) mencit hiperkolesterolemia setelah
diberi diet yang disuplementasi serat pangan agar …..……………...

74

Bobot badan (g) mencit hiperkolesterolemia setelah diberi diet yang
disuplementasi serat pangan karagenan ……………………………...

76

Konsentrasi glukosa (mg/dL) mencit hiperkolesterolemia setelah
diberi diet yang disuplementasi serat pangan karagenan …………….

77

Bobot badan (g) mencit hiperkolesterolemia setelah diberi diet yang
disuplementasi serat pangan bekatul ………………………………...

79

Konsentrasi glukosa (mg/dL) mencit hiperkolesterolemia setelah
diberi diet yang disuplementasi serat pangan bekatul ……………….

81

Bobot badan (g) mencit hiperkolesterolemia setelah pemberian
simvastatin, atorvastatin, dan serat pangan karagenan ……………...

98

Konsentrasi glukosa (mg/dL) mencit hiperkolesterolemia setelah
pemberian simvastatin, atorvastatin, dan serat pangan karagenan ….

100

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

Konsentrasi kolesterol hati (mg/dL) mencit hiperkolesterolemia
setelah pemberian simvastatin, atorvastatin, dan serat pangan
karagenan ... …………………………………………………………

101

Konsentrasi kolesterol feses (mg/dL) mencit hiperkolesterolemia
setelah pemberian simvastatin, atorvastatin, dan serat pangan
karagenan ………................................................................................

101

Diagram mekanisme statin menurunkan tingkat kolesterol total
darah ………………………………………………………………..

104

Mekanisme penurunan kolesterol total serum darah oleh serat
pangan ……………………………………………………………….

105

Metabolisme dan transportasi lipid …………………………………

113

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1

2

3

4

Hasil analisis statistik RAL faktorial bobot badan mencit jantan
yang diberi diet hiperkolesterolemik pada kadar lemak dan hari
pemberian diet berbeda ……………………......…………………….

141

Hasil analisis statistik RAL faktorial konsentrasi kolesterol total
serum mencit jantan yang diberi diet hiperkolesterolemik pada kadar
lemak dan hari pemberian diet berbeda ………………...………….

141

Hasil analisis statistik RAL faktorial konsentrasi trigliserida mencit
jantan yang diberi diet hiperkolesterolemik pada kadar lemak dan
hari pemberian diet berbeda ………………………………………..

142

Hasil analisis statistik RAL faktorial konsentrasi HDL mencit jantan
yang diberi diet hiperkolesterolemik pada kadar lemak dan hari
pemberian diet berbeda ……………………………………..……..
142

5

6

7

8

9

Hasil analisis statistik RAL faktorial konsentrasi LDL mencit jantan
yang diberi diet hiperkolesterolemik pada kadar lemak dan hari
pemberian diet berbeda ………………….…………...…………….

143

Hasil analisis statistik RAL faktorial konsentrasi glukosa mencit
jantan yang diberi diet hiperkolesterolemik pada kadar lemak dan
hari pemberian diet berbeda …………………………...…………..

143

Hasil analisis statistik RAL bobot badan mencit jantan yang diberi
pakan normokolesterol tanpa suplementasi agar (K-), mencit
hiperkolesterolemia yang tidak disuplementasi agar (K+), mencit
hiperkolesterolemia setelah disuplementasi agar 5% (AG10), 12%
(AG12), dan 18% (AG14) …………………..……………….….….

144

Hasil analisis statistik RAL konsentrasi kolesterol total serum
mencit jantan yang diberi pakan normokolesterol tanpa suplementasi
agar (K-), mencit hiperkolesterolemia yang tidak disuplementasi
agar (K+), mencit hiperkolesterolemia setelah disuplementasi agar
5% (AG10), 12% (AG12), dan 18% (AG14) …….………….….….

144

Hasil analisis statistik RAL konsentrasi trigliserida mencit jantan
yang diberi pakan normokolesterol tanpa suplementasi agar (K-),
mencit hiperkolesterolemia yang tidak disuplementasi agar (K+),
mencit hiperkolesterolemia setelah disuplementasi agar 5% (AG10),
12% (AG12), dan 18% (AG14) ……………………………….……

145

10

11

12

13

14

15

16

Hasil analisis statistik RAL konsentrasi HDL mencit jantan yang
diberi pakan normokolesterol tanpa suplementasi agar (K-), mencit
hiperkolesterolemia yang tidak disuplementasi agar (K+), mencit
hiperkolesterolemia setelah disuplementasi agar 5% (AG10), 12%
(AG12), dan 18% (AG14) …………………………………..….….

145

Hasil analisis statistik RAL konsentrasi LDL mencit jantan yang
diberi pakan normokolesterol tanpa suplementasi agar (K-), mencit
hiperkolesterolemia yang tidak disuplementasi agar (K+), mencit
hiperkolesterolemia setelah disuplementasi agar 5% (AG10), 12%
(AG12), dan 18% (AG14) ……………………..…………..….…...

146

Hasil analisis statistik RAL konsentrasi glukosa mencit jantan yang
diberi pakan normokolesterol tanpa suplementasi agar (K-), mencit
hiperkolesterolemia yang tidak disuplementasi agar (K+), mencit
hiperkolesterolemia setelah disuplementasi agar 5% (AG10), 12%
(AG12), dan 18% (AG14) ……..……………….………………….

146

Hasil analisis statistik RAL kolesterol hati mencit jantan yang diberi
pakan normokolesterol tanpa suplementasi agar (K-), mencit
hiperkolesterolemia yang tidak disuplementasi agar (K+), mencit
hiperkolesterolemia setelah disuplementasi agar 5% (AG10), 12%
(AG12), dan 18% (AG14) ……………..…….………..…………….

147

Hasil analisis statistik RAL kolesterol feses mencit jantan yang
diberi pakan normokolesterol tanpa suplementasi agar (K-), mencit
hiperkolesterolemia yang tidak disuplementasi agar (K+), mencit
hiperkolesterolemia setelah disuplementasi agar 5% (AG10), 12%
(AG12), dan 18% (AG14) ……………………….……………….….

147

Hasil analisis statistik RAL bobot badan mencit jantan yang diberi
pakan normokolesterol tanpa suplementasi karagenan (K-), mencit
hiperkolesterolemia yang tidak disuplementasi karagenan (K+),
mencit hiperkolesterolemia setelah disuplementasi karagenan 15%
(KR10), 30% (KR12), dan 46% (KR14) ……………………….…...

148

Hasil analisis statistik RAL konsentrasi kolesterol total serum
mencit jantan yang diberi pakan normokolesterol tanpa suplementasi
karagenan (K-), mencit hiperkolesterolemia yang tidak
disuplementasi karagenan (K+), mencit hiperkolesterolemia setelah
disuplementasi karagenan 15% (KR10), 30% (KR12), dan 46%
(KR14) ………………………………..…………………………….

148

17

18

19

20

21

22

23

24

Hasil analisis statistik RAL konsentrasi trigliserida mencit jantan
yang diberi pakan normokolesterol tanpa suplementasi karagenan
(K-), mencit hiperkolesterolemia yang tidak disuplementasi
karagenan (K+), mencit hiperkolesterolemia setelah disuplementasi
karagenan 15% (KR10), 30% (KR12), dan 46% (KR14) …………..

149

Hasil analisis statistik RAL konsentrasi HDL mencit jantan yang
diberi pakan normokolesterol tanpa suplementasi karagenan (K-),
mencit hiperkolesterolemia yang tidak disuplementasi karagenan
(K+), mencit hiperkolesterolemia setelah disuplementasi karagenan
15% (KR10), 30% (KR12), dan 46% (KR14) ………………..……..

149

Hasil analisis statistik RAL konsentrasi LDL mencit jantan yang
diberi pakan normokolesterol tanpa suplementasi karagenan (K-),
mencit hiperkolesterolemia yang tidak disuplementasi karagenan
(K+), mencit hiperkolesterolemia setelah disuplementasi karagenan
15% (KR10), 30% (KR12), dan 46% (KR14) ……………......……...

150

Hasil analisis statistik RAL konsentrasi glukosa mencit jantan yang
diberi pakan normokolesterol tanpa suplementasi karagenan (K-),
mencit hiperkolesterolemia yang tidak disuplementasi karagenan
(K+), mencit hiperkolesterolemia setelah disuplementasi karagenan
15% (KR10), 30% (KR12), dan 46% (KR14) ………….....................

150

Hasil analisis statistik RAL kolesterol hati mencit jantan yang diberi
pakan normokolesterol tanpa suplementasi karagenan (K-), mencit
hiperkolesterolemia yang tidak disuplementasi karagenan (K+),
mencit hiperkolesterolemia setelah disuplementasi karagenan 15%
(KR10), 30% (KR12), dan 46% (KR14) ………….……….………..

151

Hasil analisis statistik RAL kolesterol feses mencit jantan yang
diberi pakan normokolesterol tanpa suplementasi karagenan (K-),
mencit hiperkolesterolemia yang tidak disuplementasi karagenan
(K+), mencit hiperkolesterolemia setelah disuplementasi karagenan
15% (KR10), 30% (KR12), dan 46% (KR14) ……………………..

151

Hasil analisis statistik RAL bobot badan mencit jantan yang diberi
pakan normokolesterol tanpa suplementasi bekatul (K-), mencit
hiperkolesterolemia yang tidak disuplementasi bekatul (K+), mencit
hiperkolesterolemia setelah disuplementasi bekatul 15% (BT10),
30% (BT12), dan 46% (BT14) ………………………………………

152

Hasil analisis statistik RAL konsentrasi kolesterol total serum
mencit jantan yang diberi pakan normokolesterol tanpa suplementasi
bekatul (K-), mencit hiperkolesterolemia yang tidak disuplementasi
bekatul (K+), mencit hiperkolesterolemia setelah disuplementasi
bekatul 15% (BT10), 30% (BT12), dan 46% (BT14) ……………….

152

25

26

27

28

29

30

31

32

Hasil analisis statistik RAL konsentrasi trigliserida mencit jantan
yang diberi pakan normokolesterol tanpa suplementasi bekatul (K-),
mencit hiperkolesterolemia yang tidak disuplementasi bekatul (K+),
mencit hiperkolesterolemia setelah disuplementasi bekatul 15%
(BT10), 30% (BT12), dan 46% (BT14) ………………………..……

153

Hasil analisis statistik RAL konsentrasi HDL mencit jantan yang
diberi pakan normokolesterol tanpa suplementasi bekatul (K-),
mencit hiperkolesterolemia yang tidak disuplementasi bekatul (K+),
mencit hiperkolesterolemia setelah disuplementasi bekatul 15%
(BT10), 30% (BT12), dan 46% (BT14) ……………..………………

153

Hasil analisis statistik RAL konsentrasi LDL mencit jantan yang
diberi pakan normokolesterol tanpa suplementasi bekatul (K-),
mencit hiperkolesterolemia yang tidak disuplementasi bekatul (K+),
mencit hiperkolesterolemia setelah disuplementasi bekatul 15%
(BT10), 30% (BT12), dan 46% (BT14) ………………..……………

154

Hasil analisis statistik RAL konsentrasi glukosa mencit jantan yang
diberi pakan normokolesterol tanpa suplementasi bekatul (K-),
mencit hiperkolesterolemia yang tidak disuplementasi bekatul (K+),
mencit hiperkolesterolemia setelah disuplementasi bekatul 15%
(BT10), 30% (BT12), dan 46% (BT14) …………………..…………

154

Hasil analisis statistik RAL kolesterol hati mencit jantan yang diberi
pakan normokolesterol tanpa suplementasi bekatul (K-), mencit
hiperkolesterolemia yang tidak disuplementasi bekatul (K+), mencit
hiperkolesterolemia setelah disuplementasi bekatul 15% (BT10),
30% (BT12), dan 46% (BT14) ……………………………..……….

155

Hasil analisis statistik RAL kolesterol feses mencit jantan yang
diberi pakan normokolesterol tanpa suplementasi bekatul (K-),
mencit hiperkolesterolemia yang tidak disuplementasi bekatul (K+),
mencit hiperkolesterolemia setelah disuplementasi bekatul 15%
(BT10), 30% (BT12), dan 46% (BT14) ………………….………..

155

Hasil analisis statistik RAL bobot badan mencit jantan
normokolesterolemia (K-), mencit hiperkolesterolemia (K+), mencit
hiperkolesterolemia setelah diberi simvastatin (P1), mencit
hiperkolesterolemia setelah diberi atorvastatin (P2), mencit
hiperkolesterolemikemia setelah diberi serat pangan (P3) ………….

156

Hasil analisis statistik RAL konsentrasi kolesterol total serum
mencit
jantan
normokolesterolemia
(K-),
mencit
hiperkolesterolemia (K+), mencit hiperkolesterolemia setelah diberi
simvastatin (P1), mencit hiperkolesterolemia setelah diberi
atorvastatin (P2), mencit hiperkolesterolemikemia setelah diberi
serat pangan (P3) ……………………………………………………

156

33

34

35

36

37

38

Hasil analisis statistik RAL konsentrasi trigliserida mencit jantan
normokolesterolemia (K-), mencit hiperkolesterolemia (K+), mencit
hiperkolesterolemia setelah diberi simvastatin (P1), mencit
hiperkolesterolemia setelah diberi atorvastatin (P2), mencit
hiperkolesterolemikemia setelah diberi serat pangan (P3) ………….

157

Hasil analisis statistik RAL konsentrasi HDL mencit jantan
normokolesterolemia (K-), mencit hiperkolesterolemia (K+), mencit
hiperkolesterolemia setelah diberi simvastatin (P1), mencit
hiperkolesterolemia setelah diberi atorvastatin (P2), mencit
hiperkolesterolemikemia setelah diberi serat pangan (P3) ………….

157

Hasil analisis statistik RAL konsentrasi LDL mencit jantan
normokolesterolemia (K-), mencit hiperkolesterolemia (K+), mencit
hiperkolesterolemia setelah diberi simvastatin (P1), mencit
hiperkolesterolemia setelah diberi atorvastatin (P2), mencit
hiperkolesterolemikemia setelah diberi serat pangan (P3) ………….

158

Hasil analisis statistik RAL konsentrasi glukosa mencit jantan
normokolesterolemia (K-), mencit hiperkolesterolemia (K+), mencit
hiperkolesterolemia setelah diberi simvastatin (P1), mencit
hiperkolesterolemia setelah diberi atorvastatin (P2), mencit
hiperkolesterolemikemia setelah diberi serat pangan (P3) ………..

158

Hasil analisis statistik RAL konsentrasi kolesterol hati mencit jantan
normokolesterolemia (K-), mencit hiperkolesterolemia (K+), mencit
hiperkolesterolemia setelah diberi simvastatin (P1), mencit
hiperkolesterolemia setelah diberi atorvastatin (P2), mencit
hiperkolesterolemikemia setelah diberi serat pangan (P3) …..……..

159

Hasil analisis statistik RAL konsentrasi kolesterol feses mencit
jantan normokolesterolemia (K-), mencit hiperkolesterolemia (K+),
mencit hiperkolesterolemia setelah diberi simvastatin (P1), mencit
hiperkolesterolemia setelah diberi atorvastatin (P2), mencit
hiperkolesterolemikemia setelah diberi serat pangan (P3) ………..

159

1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Saat ini telah terjadi pergeseran atau perubahan pola penyakit penyebab
mortalitas dan morbiditas di kalangan masyarakat; ditandai dengan perubahan
pola penyakit-penyakit infeksi menjadi penyakit-penyakit degeneratif dan
metabolik. Sebuah analisis terbaru menunjukkan bahwa 40% tren kematian yang
terjadi di negara-negara berkembang, terutama yang mengalami transisi cepat
(misalnya Brazil, Cina, Jepang, dan India) disebabkan penyakit tidak menular
(Non Communicable Diseases) atau penyakit-penyakit degeneratif, sedangkan di
negara-negara maju lebih dari 75% (Murray dan Lopez 1994). Salah satu penyakit
degeneratif yang menjadi polemik bagi masyarakat di dunia adalah penyakit
kardiovaskuler. Catatan terakhir melaporkan bahwa tingginya angka kematian
sekitar 80% di negara-negara maju dan 86% di negara-negara sedang berkembang
disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. Tingginya persentase kematian akibat
penyakit kardiovaskuler merupakan refleksi dari perubahan yang signifikan dalam
kebiasaan pola makan, tingkat aktivitas fisik, dan merokok di seluruh dunia
sebagai akibat dari industrialisasi, perkembangan urbanisasi, ekonomi, dan
globalisasi pasar makanan. Di negara-negara berkembang orang dapat terkena
faktor-faktor risiko untuk waktu yang lebih lama dan proporsi yang tinggi
penyakit kardiovaskuler terjadi pada orang usia produktif (Subbulakshmi 2005).
Pola hidup di perkotaan yang sebagian masyarakatnya begitu mobile dan
sibuk, cenderung mengkonsumsi makanan cepat saji. Pola makan tersebut
cenderung mengikuti diet orang-orang Barat ialah makanan yang dikonsumsi
rendah serat, namun tinggi kandungan lemak, sukrosa, protein hewani, dan
sodium (Tsuji dan Kuzuya 2004). Orang-orang di Jepang, misalnya, diketahui
hidup lebih lama daripada orang lain di dunia. Namun, orang Jepang di Amerika
Serikat yang telah mengadopsi pola makan Barat ditemukan memiliki insiden
yang lebih tinggi NCD dibandingkan dengan orang-orang yang ada di Jepang
(Brown 1999). Hal tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran pola
makan dari tinggi karbohidrat, tinggi serat, dan rendah lemak ke konsumsi rendah
karbohidrat, tinggi lemak dan protein, serta kurang serat. Hal inilah yang

2
menyebabkan munculnya penyakit-penyakit degeneratif, seperti jantung koroner,
hipertensi, obesitas, diabetes tipe dua, dan hiperkolesterolemia.
Kandungan kolesterol serum yang tinggi di dalam tubuh atau
hiperkolesterolemia telah diketahui meningkatkan risiko aterosklerosis yang
mendasari penyakit jantung koroner (Milias et al. 2006). Tingginya kolesterol
dalam tubuh dapat disebabkan oleh sintesis kolesterol dan penyerapan kolesterol
yang tinggi, juga karena asupan diet lemak dan karbohidrat yang tinggi (Sudha et
al. 2009). Telah diketahui bahwa kolesterol merupakan substansi lemak hasil
metabolisme yang banyak ditemukan dalam struktur tubuh manusia maupun
hewan. Keberadaan kolesterol di dalam tubuh sangat esensial untuk kebutuhan
hidup sel dan berfungsi sebagai bahan baku sintesis fosfolipid yang merupakan
komponen dalam membran sel. Meskipun mempunyai peranan penting, kelebihan
kolesterol berdampak buruk bagi kesehatan. Oleh karena itu, penurunan kolesterol
darah ke tingkat normal dapat ditempuh dengan dua cara, ialah mengurangi
konsumsi lemak atau kolesterol yang berasal dari makanan, dan menghambat
penyerapan kolesterol atau menghambat sintesis kolesterol endogen dengan
penggunaan obat.
Pengurangan konsumsi lemak dan kolesterol secara ketat tetap tidak dapat
menurunkan keadaan hiperkolesterolemia ke keadaan normal pada individu dan
usia tertentu. Salah satu upaya untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah
adalah mengkonsumsi serat pangan (dietary fiber) (Anderson et al. 2009).
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa serat pangan terutama serat larut
dapat meningkatkan pengeluaran asam empedu sehingga mengurangi total serum
dan kolesterol LDL (Story et al. 1997). Hasil fermentasi serat dapat menghasilkan
asam lemak rantai pendek, khususnya propionat, telah terbukti dapat menghambat
sintesis kolesterol (Amaral et al. 1993). Serat pangan menunjukkan kemampuan
untuk mengatur asupan energi sehingga meningkatkan penurunan bobot badan
atau pemeliharaan bobot badan yang sehat (Latimmer dan Haub 2010). Baik
melalui kontrol glikemik atau absorpsi energi berkurang, serat makanan telah
terbukti dapat menurunkan risiko diabetes tipe dua (Latimmer dan Haub 2010).
Serat pangan telah terbukti menurunkan pro-inflamasi sitokin, seperti interleukin18 yang mungkin memiliki efek pada stabilitas plak (Esposito et al. 2003).