Analisis kinerja portofolio saham sektor consumer goods industry

ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO SAHAM
SEKTOR CONSUMER GOODS INDUSTRY

LILA FERLISTYA

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kinerja
Portofolio Saham Sektor Consumer Goods Industry adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, November 2014
Lila Ferlistya
NIM H24124017

ABSTRAK
LILA FERLISTYA. Analisis Kinerja Portofolio Saham Sektor Consumer Goods
Industry. Dibimbing oleh ABDUL BASITH dan FARIDA RATNA DEWI.
Portofolio adalah kombinasi dari sekuritas dengan tingkat return yang
diharapkan dan beberapa risiko yang dapat diminimalisir dengan melakukan
penyebaran risiko melalui beberapa alternatif yang berbeda dengan membentuk
portofolio atas sejumlah sekuritas. Pentingnya penilaian kinerja portofolio saham
bagi investor yang nantinya bermanfaat bagi investor dalam menginvestasikan
saham. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kondisi saham, kinerja
saham, komposisi portofolio saham dan kombinasi portofolio yang optimal pada
saham sektor Consumer Goods Industry. Metode analisis data dengan
menggunakan Model Indeks Tunggal untuk menentukan paket portofolio optimal.
Data penelitian menggunakan data sekunder yang bersifat kuantitatif selama tahun
2009-2013. Data yang diperoleh berasal dari IDX Statistics tahun 2009-2013,

Indonesian Capital Market Electronic Library (Indonesian CaMel) Bursa Efek
Indonesia dan website Bank Indonesia. Metode penentuan sampel mengunakan
metode purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini menggunakan sahamsaham sektor Consumer Goods Industry yang aktif terdaftar sebagai anggota
indeks LQ 45 selama periode 2009 sampai dengan 2013. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat 4 saham yang menjadi kandidat portofolio dengan
nilai cut-of-point sebesar 0,019. Portofolio optimal dibentuk oleh 4 saham dengan
proporsi dana saham yaitu PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sebesar 33%,
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) sebesar 29%, PT Gudang Garam Tbk
(GGRM) sebesar 27%, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) sebesar 11%. Kesimpulan
yang diperoleh adalah investor yang rasional akan menginvestasikan dananya ke
dalam portofolio optimal yang terdiri dari saham UNVR, INDF, GGRM dan
KLBF.
Kata kunci : portofolio, sektor consumer goods industry

ABSTRACT
LILA FERLISTYA. Stock Portfolio Performance Analysis Sector of Consumer
Goods Industry. Supervised by ABDUL BASITH and FARIDA RATNA DEWI.
Portfolio is a combination of securities with expected return and some risks
that can be minimized by distributing risk through several different alternatives by
forming a portfolio with several securities. By making diversification, investor can

be done by forming combination of portfolio to reduce the rate of risk and
optimizes the rate of expected return. The aims of this study are to analyze the
condition of the stock, stock performance, composition of stock portfolio and
optimal portfolio combination. Method of data analysis using Single Index Model
to determine the set of optimal portfolio. Research data using quantitative
secondary data for 2009-2013. Data obtained from IDX Statistics for 2009-2013,
Indonesian Capital Market Electronic Library (Indonesian CaMel) of Indonesia
Stock Exchange and website of Bank Indonesia. Sampling method using purposive
sampling. Sample in this study are the sector of Consumer Goods Industry that
actively enrolled as a member of LQ 45 during 2009 to 2013. This research
results showed that there were four stocks of portfolio candidates with the cut-ofpoint (C*) of 0.019. Optimal portfolio is formed by four stocks with the fund
proportion are the stock of Unilever Indonesia Tbk (UNVR) at 33%, Indofood
Sukses Makmur Tbk (INDF) at 29%, Gudang Garam Tbk (GGRM) at 27%, Kalbe
Farma Tbk (KLBF) at 11%. In conclusion is a rational investor will invest their
funds in optimum portfolio that comprise stock of UNVR, INDF, GGRM and
KLBF.
Keywords: optimal portfolio, single index model

ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO SAHAM
SEKTOR CONSUMER GOODS INDUSTRY


LILA FERLISTYA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Analisis Kinerja Portofolio Saham Sektor Consumer Goods
Industry
Nama
: Lila Ferlistya

NIM
: H24124017

Disetujui oleh

Dr Ir Abdul Basith, MS
Pembimbing I

Farida Ratna Dewi, SE, MM
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Mukhamad Najib, STP, MM
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian

yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2014 sampai September 2014 ini ialah
portofolio saham, dengan judul Analisis Kinerja Portofolio Saham Sektor
Consumer Goods Industry. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi
persyaratan guna memperoleh sarjana S-1 Departemen Manajemen pada Program
Sarjana Alih Jenis Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan
penulisan skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Abdul
Basith, MS dan Ibu Farida Ratna Dewi,SE,MM selaku pembimbing. Ungkapan
terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga dan
teman-teman, atas doa dan kasih sayangnya.
Semoga skripsi ini bermanfaat.
Bogor, November 2014
Lila Ferlistya

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL


viii

DAFTAR GAMBAR

viii

DAFTAR LAMPIRAN

viii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah


3

Tujuan Penelitian

4

Ruang Lingkup

4

TINJAUAN PUSTAKA

4

Pengertian Investasi

4

Tipe-Tipe Investasi


4

Saham

5

Tingkat Pengembalian Investasi

6

Risiko Investasi

6

Portofolio

7

Konsep Model Indeks Tunggal


8

Penelitian Terdahulu

8

METODE

10

Kerangka Pemikiran

10

Lokasi dan Waktu Penelitian

12

Jenis dan Sumber Data


12

Metode Pengumpulan Data

13

Metode Penentuan Sampel

13

Metode Analisis Data

13

HASIL DAN PEMBAHASAN

18

Gambaran Umum Objek Penelitian

18

Pergerakan Harga Saham Emiten

19

Hasil Analisis

22

Pembentukan Portofolio Optimal

24

Implikasi Manajerial

26

DAFTAR ISI (lanjutan)

SIMPULAN DAN SARAN

27

DAFTAR PUSTAKA

28

LAMPIRAN

30

RIWAYAT HIDUP

45

DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pertumbuhan indeks harga saham sektoral tahun 2008-2013
Daftar emiten yang menjadi objek penelitian
Expected return, STDEV dan Variance bulanan periode tahun 2009-2013
E(Rm), STDEV dan Variance IHSG bulanan periode tahun 2009-2013
Alpha, Beta dan Variance Error saham
Penentuan kandidat portofolio optimal
Perhitungan proporsi saham dalam portofolio optimal
E(Rp), σi, ERB portofolio dan koefisien variasi

2
18
22
23
24
25
25
26

DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
5.

Pergerakan indeks harga saham sektoral tahun 2008-2013
Kerangka pemikiran penelitian
Pergerakan harga saham (closing price) emiten
Pergerakan IHSG dan harga saham emiten
Proporsi dana saham

2
12
20
21
26

DAFTAR LAMPIRAN
1. Perhitungan Return Realize, Expected Return, Risk dan Variance bulanan
saham Unilever periode tahun 2009-2013
2. Perhitungan Return Realize, Expected Return, Risk dan Variance bulanan
saham Gudang Garam periode tahun 2009-2013
3. Perhitungan Return Realize, Expected Return, Risk dan Variance bulanan
saham Indofood Sukses Makmur periode tahun 2009-2013
4. Perhitungan Return Realize, Expected Return, Risk dan Variance bulanan
saham Kalbe Farma periode tahun 2009-2013
5. Perhitungan Return Pasar, E(Rm), Risk dan Variance bulanan periode tahun
2009-2013
6. Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI bulanan) periode tahun 2009-2013

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa ini investasi merupakan salah satu topik yang sedang berkembang di
Indonesia, karena sebagian masyarakat Indonesia sudah banyak menggeluti dunia
investasi. Perkembangan dunia investasi juga ditandai dengan bertambahnya
jumlah emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang hingga saat ini
mencapai 495 emiten yang terdaftar. Investasi, pada hakekatnya merupakan
penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh
keuntungan di masa mendatang (Halim 2005).
Dunia investasi mengandung unsur ketidakpastian atas risiko. Investor tidak
tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukannya.
Hal yang bisa investor lakukan adalah memperkirakan berapa keuntungan yang
diharapkan dari investasinya, dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang
sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan (Husnan 1998).
Markowitz membuat asumsi “the average investor is cautious and wants to take
the smallest possible risk to secure the greatest possible return” (Cohen et al.
1987). Risiko dan expected return dari investasi memiliki hubungan yang positif,
semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar juga tingkat expected
return yang akan diterima oleh investor. Salah satu strategi investor untuk
meminimalkan risiko investasi pada saham yaitu dengan melakukan investasi
dalam bentuk portofolio.
Portofolio adalah kombinasi dari sekuritas dengan tingkat return yang
diharapkan dan beberapa risiko yang dapat diminimalisir dengan melakukan
diversifikasi (penyebaran risiko) melalui, beberapa alternatif yang berbeda dengan
membentuk portofolio atas sejumlah sekuritas. Sebelum mengambil keputusan
berinvestasi investor rasional akan memilih untuk berinvestasi pada portofolio
yang paling efisien di antara kumpulan portofolio yang ada.
Semua saham yang tercatat di BEI diklasifikasikan ke dalam 9 sektor
menurut klasifikasi industri dan indeks manufaktur (industri pengolahan) yang
merupakan indeks gabungan dari 3 sektor industri. Kesepuluh indeks sektoral
tersebut terdiri atas sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar dan Kimia,
Aneka Industri, Industri Barang Konsumsi, Properti dan Real Estate, Transportasi
dan Infraktruktur, Keuangan, Perdagangan dan Jasa, Manufaktur (gabungan dari
sektor Industri Dasar dan kimia, Aneka Industri, dan Industri Barang Konsumsi)
(Tandelilin 2010). Total dari emiten-emiten yang termasuk dari sepuluh sektor
tersebut adalah 495 emiten. Pergerakan indeks harga saham tiap sektor
digambarkan ke dalam Indeks Harga Saham Sektoral (IHSS). Pertumbuhan
Indeks Sektoral berikut ini dilihat dari persentase pertumbuhan harga saham dari
tahun sebelumnya yang terdapat pada Tabel 1.

2
Tabel 1 Pertumbuhan indeks harga saham sektoral tahun 2008-2013
Tahun
Industri
Agricultural
Mining
Basic Industry
Miscelaneous
Industry
Consumer Goods
Industry
Property and Real
Estate
Infrasructure
Finance
Trade and Services
Manufacturing

2008

2009

2010

2011

2012

2013

-66,65%
-73,16%
-43,30%

90,81%
151,06%
102,93%

30,30%
48,59%
41,37%

-6,05%
-22,66%
5,43%

-3,87%
-26,41%
28,97%

3.73%
-23.31%
-8.70%

-99,95%

179,84%

60,78%

35,59%

1,93%

-9.84%

-25,04%

105,39%

63,06%

20,22%

18,99%

13.81%

-58,90%

41,85%

38,35%

12,88%

42,44%

3.20%

-43,90%
-32,33%
-62,18%
-41,31%

48,57%
70,94%
85,91%
123,65%

12,45%
54,82%
71,92%
55,60%

-14,62%
5,38%
22,80%
20,57%

29,75%
11,86%
27,27%
15,66%

2.52%
-1.77%
4.84%
0.24%

Sumber : IDX Statistics tahun 2008-2013 (data diolah)
Pada Tabel 1 menunjukan bahwa Indeks Harga Saham Sektoral sepanjang
tahun 2008-2013 mengalami pertumbuhan positif dan negatif. Pada sektor
Consumer Goods Industry tahun 2008 mengalami penurunan yang paling kecil
diantara sektor lainnya dan juga pada tahun 2013 sektor ini mengalami kenaikan
paling besar pada indeks harga saham sektoralnya. Pada Gambar 1, pergerakan
Indeks Harga Saham Sektoral tahun 2008-2013.

Gambar 1 Pergerakan indeks harga saham sektoral tahun 2008-2013 (IDX
Statistics tahun 2008-2013)

3
Berdasarkan pada Gambar 1 menunjukkan bahwa terdapat 4 sektor yang
mengalami peningkatan IHSS yaitu sektor Consumer Good, Property and Real
Estate, Trade and Services dan Manufacturing. Dari keempat sektor tersebut
terlihat peningkatan IHSS tahun 2008-2013 yang paling besar adalah sektor
Consumer Goods Industry. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kinerja dari emitenemiten yang terdapat di sektor Consumer Goods Industry sudah baik dan terjadi
peningkatan investasi pada sektor ini. Sampai saat ini, saham yang terdapat di
sektor Consumer Goods Industry termasuk salah satu saham yang memegang
kendali dan banyak diminati oleh para investor.
Pada pergerakan harga saham sektor Consumer Goods Industry mengalami
peningkatan pergerakan harga saham secara stabil. Investor di dalam dunia
investasi khususnya dalam hal trading, tidak hanya melihat dari sisi pergerakan
harga saham saja, tetapi melihat juga bagaimana kinerja dari saham tersebut,
seperti tingkat expected return dan risiko yang akan diterima. Inilah, hal yang
harus dikupas dan diteliti mengenai kinerja saham seperti apa yang menjadikan
sektor ini mengalami peningkatan harga saham yang stabil tiap tahunnya. Lalu,
kombinasi portofolio seperti apa yang memberikan optimalisasi pada tingkat
expected returnnya dan minimalisasi risiko.
Berdasarkan data statistik dari Bursa Efek Indonesia, sektor ini termasuk
salah satu saham yang terdapat di Indeks LQ45. Terdapat empat emiten yang
berasal dari sektor Consumer Goods Industry yang bertahan dalam daftar emiten
yang berada di Indeks LQ45 selama enam tahun berturut-turut (2008-2013).
Keempat emiten tersebut adalah PT Gudang Garam Tbk, PT Indofood Sukses
Makmur Tbk, PT Kalbe Farma, Tbk, PT Unilever Indonesia Tbk.

Perumusan Masalah
Penilaian kinerja portofolio saham bagi investor menjadi hal yang penting
dalam menginvestasikan saham. Sektor Consumer Goods Industry merupakan
salah satu sektor yang menjadi pilihan untuk investasi, karena merupakan industri
yang memproduksi barang-barang kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Saham yang terdapat di sektor Consumer Goods Industry dapat
bersaing tinggi dibandingkan sektor lainnya.
Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana kinerja portofolio sektor
Consumer Goods Industry, dengan pokok permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi saham sektor Consumer Goods Industry ?
2. Bagaimana kinerja saham sektor Consumer Goods Industry ?
3. Bagaimana komposisi portofolio saham sektor Consumer Goods Industry ?
4. Bagaimana kombinasi portofolio yang optimal pada saham sektor Consumer
Goods Industry ?

4
Tujuan Penelitian
1.
2.
3.
4.

Tujuan penelitian adalah:
Mengetahui kondisi saham sektor Consumer Goods Industry.
Menganalisis kinerja saham sektor Consumer Goods Industry.
Menganalisis komposisi portofolio saham sektor Consumer Goods Industry.
Menganalisis kombinasi portofolio yang optimal pada saham sektor Consumer
Goods Industry.

Ruang Lingkup
Adapun sampel dalam penelitian ini hanya membahas kinerja portofolio
saham pada perusahaan-perusahaan yang tercatat (listing) di PT Bursa Efek
Indonesia. Emiten-emiten tersebut berada pada sektor Consumer Goods Industry
dan termasuk emiten yang terdaftar pada indeks LQ-45 secara berturut-turut pada
periode tahun 2009-2013. Alat analisis yang digunakan adalah Model Indeks
Tunggal dengan periode tahun yang diteliti adalah 2009-2013.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Investasi
Menurut Husnan (1998), investasi merupakan kegiatan menanamkan modal,
baik dalam bentuk uang maupun benda pada suatu obyek dengan tujuan
memperoleh keuntungan selama periode tertentu. Menurut PSAK Nomor 13
dalam Standar Akuntansi Keuangan investasi adalah suatu aktiva yang digunakan
perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi
hasil investasi (seperti bunga, royalti, dividend an uang sewa), untuk apresiasi
nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti
manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. Jadi investasi dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan menambah modal, baik langsung maupun tidak
langsung dengan harapan pada waktunya nanti si pemilik modal akan
mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut
(Pahlevi 2008).

Tipe-tipe Investasi Keuangan
Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan
investasi tidak langsung (Hartono J 2008).
1. Investasi langsung
Adalah investasi yang dilakukan dengan membeli secara langsung suatu aktiva
keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara yang
lain. Investasi langsung ada beberapa macam yaitu :
a. Investasi langsung yang tidak dapat diperjualbelikan : Tabungan dan
Deposito.

5
b. Investasi langsung yang dapatdiperjualbelikan
 Investasi langsung di pasar uang : T-bill dan Deposito yang dapat
dinegosiasikan.
 Investasi langsung di pasar modal
- Surat-surat berharga pendapatan tetap : T-bond, Federal agency
securities, Municipal bond, Corporate bond, Convertible bond.
- Saham-saham : Saham preferen dan saham biasa.
- Investasi langsung di pasar turunan : Waran, Opsi put, Opsi cal dan
Future Contract
2. Investasi Tidak Langsung
Adalah investasi yang dilakukan dengan tidak terlibat secara langsung atau
pembelian aktiva keuangan cukup hanya dengan memegang dalam bentuk
saham atau obligasi saja. Investor dalam membeli saham dan obligasi yang
dijual di pasar modal, biasanya dilakukan melalui perusahaan investasi atau
adanya perantara (agent). Perantara (agent) nantinya akan mendampatkan
sejumlah keuntungan yang biasa disebut fee.

Saham
Investasi pada sekuritas (surat berharga) merupakan salah satu bentuk
investasi dari beberapa jenis investasi yang dapat dilakukan. Sekuritas (istilah
resmi dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah
Efek), menunjukkan selembar kertas yang menunjukkan hak pemegang surat
tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan lembaga yang
menerbitkan sekuritas tersebut (Husnan 1998). Umumnya dalam pasar modal
terdapat dua jenis saham yang paling umum dikenal oleh public yaitu saham biasa
(common stock) dan saham preferen (preferred stock). Dimana kedua jenis saham
ini memiliki arti dan aturannya masing-masing (Fahmi dan Hadi 2009).
a. Common Stock (saham biasa) adalah suatu surat berharga yang dijual oleh
suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dan
sebagainya) dimana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS (Rapat
Umum Pemegang Saham) dan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa) serta berhak untuk menentukan membeli right issue (penjualan saham
terbatas) atau tidak, yang selanjutnya di akhir tahun akan memperoleh
keuntungan dalam bentuk dividen.
b. Preferred Stock (saham istimewa) adalah suatu surat berharga yang dijual oleh
suatu perusahaan dimana pemegangnya akan memperoleh pendapatan tetap
(saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa)
dalam bentuk dividen yang akan diterima setiap kuartal (tiga bulanan). Investor
yang memiliki saham istimewa ini memiliki hak lebih dahulu memperoleh
dividen.

6
Tingkat Pengembalian Investasi
Return adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu dan
institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya. Return merupakan
tingkat keuntungan investasi yang terdiri atas (Husnan 1998) :
a. Expected return (return yang diharapkan) yaitu return yang diharapkan akan
didapat oleh investor di masa depan.
b. Realized return (return aktual) yaitu return yang sesungguhnya terjadi/didapat
oleh investor.
Pada dasarnya,ada dua return yang diperoleh investor, sebagai berikut
(Darmadji dan Fakhruddin 2006) :
a. Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit
saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah
mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Dividen yang
dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai, yaitu berupa uang tunai
dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham. Dividen dapat pula berupa
dividen saham, yaitu berupa dividen dalam bentuk saham sehingga jumlah
saham yang dimiliki seorang investor akan bertambah dengan adnya
pembagian dividen saham tersebut.
b. Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan
melalui capital gain.

Risiko Investasi
Menurut Husnan (1998), risiko merupakan penyimpangan tingkat
keuntungan yang diperoleh dari nilai yang diharapkan oleh seorang investor.
Investor dalam mengambil setiap keputusan investasi adalah selalu berusaha
untuk meminimalisir berbagai risiko yang timbul, baik risiko yang bersifat jangka
pendek maupun risiko yang bersifat jangka panjang. Risiko investasi dapat
diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara actual return dan
expected return.
Sumber risiko dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
(Fahmi dan Hadi 2009) :
a. Systematic Risk, yang merupakan risiko yang mempengaruhi semua (banyak)
perusahaan. Risiko yang tidak bisa dilakukan diversifikasi atau dengan kata
lain risiko yang sifatnya mempengaruhi secara menyeluruh. Risiko ini tidak
mungkin dapat dihindari oleh investor melalui diversifikasi sekalipun.
b. Unsystematic Risk, yaitu hanya membawa dampak pada perusahaan yang
terkait saja. Jika suatu perusahaan mengalami unsystematic risk maka
kemampuan untuk mengatasinya masih akan bisa dilakukan, karena
perusahaan bisa menerapkan berbagai strategi untuk mengatasinya seperti
diversifikasi portofolio. Unsystematic risk disebut juga dengan risiko spesifik
atau risiko yang dapat didiversifikasikan.

7
Portofolio
Portofolio berarti sekumpulan investasi. Pemilihan banyak sekuritas (dengan
kata lain pemodal melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko
yang ditanggung (Husnan 1998). Portofolio adalah sebuah bidang ilmu yang
khusus mengkaji tentang bagaimana cara yang dilakukan oleh seorang investor
untuk menurunkan risiko dalam berinvestasi secara seminimal mungkin, termasuk
salah satunya dengan menganekaragamkan risiko tersebut.
Teori portofolio yang dikemukakan oleh Henry Markowitz yaitu “don’t put
all your eggs in one basket” (jangan meletakkan telur pada satu keranjang, tetapi
letakkanlah pada lebih dari satu keranjang). Konsep teori ini dikenal dengan
diversifikasi investasi atau melakukan investasi yang sifatnya tidak terpusat pada
satu bidang saja tetapi lebih pada satu bidang serta dilakukan juga bukan searah.
Secara lengkap suatu portofolio dapat disimpulkan sebagai berikut (Hartono J
2014) :
1. Bentuknya berupa suatu kumpulan atau kelompok atau penggabungan atau
kombinasi yang membentuk suatu unit.
2. Isinya adalah aktiva atau sekuritas keuangan seperti saham,obligasi dan setara
kas.
3. Pemegang atau pembuatnya dapat berupa seorang investor, perusahaan
investasi, atau institusi keuangan.
Pada pembentukan portofolio bisa diperoleh suatu kombinasi yang
mendominir saham tertentu. Artinya, bisa diperoleh suatu investasi yang
memberikan tingkat keuntungan yang sama dengan risiko yang lebih rendah atau
dengan risiko yang sama memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi.
Portofolio yang mempunyai karakteristik seperti itu disebut sebagai portofolio
efisien (Husnan 1998). Langkah-langkah yang diperlukan dalam melakukan
investasi portofolio adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan kebijakan investasi.
Pada langkah ini manajer investasi perlu mengenali tujuan investasi dari
kliennya, terutama yang menyangkut sikapnya terhadap trade-off antara risiko
dan tingkat keuntungan yang diharapkan.
2. Melakukan analisis sekuritas.
Pada langkah ini dilakukan analisis untuk membandingkan antara market value
dengan instrinsic value, dengan maksud untuk mengetahui apakah terjadi
situasi mispriced.
3. Membentuk portofolio.
Memilih sekuritas-sekuritas mana yang akan dibeli dan berapa banyak dana
yang akan diinvestasikan pada sekuritas-sekuritas tersebut.
4. Merevisi portofolio.
Menentukan mana sekuritas dalam portofolio yang akan diganti, dan sekuritas
mana yang akan dibeli sebagai penggantinya.
5. Menilai kinerja portofolio.
Apakah tingkat keuntungan yang diperoleh dari portofolio tersebut sesuai
dengan risiko yang ditanggung. Pembanding perlu dilakukan dengan
benchmark yang dipilih.

8
Portofolio optimal memiliki arti yaitu portofolio yang dipilih sesuai preferensi
investor dari himpunan portofolio set (Tandelilin 2010). Portofolio optimal adalah
portofolio yang memberikan hasil kombinasi return tertinggi dengan risiko yang
terendah. Proses pembuatan portofolio optimal melibatkan beberapa tahapan
sebagai berikut (Hartono J 2014) :
1. Alokasi aktiva (asset allocation).
Langkah pertama adalah keputusan alokasi aktiva yang merupakan keputusan
untuk menentukan aktiva yang akan digunakan atau dialokasikan ke dalam
portofolio.
2. Memaksimalkan portofolio
Tahap berikutnya adalah melakukan proses optimalisasi untuk mendapatkan
portofolio yang optimal.
3. Memilih aktiva
Tahap selanjutnya melakukan pemilihan sekuritas yaitu keputusan untuk
memilih aktiva atau sekuritas yang membentuk portofolio optimal tersebut.
4. Mengeksekusi portofolio
Tahap selanjutnya adalah mengeksekusi portofolio yang berarti mewujudkan
portofolio tersebut dengan membeli aktiva yang sudah ditentukan.

Konsep Model Indeks Tunggal
Model Indeks Tunggal merupakan suatu konsep penyederhanaan suatu
varian dari model Markowitz, dimana dalam model tersebut telah dikurangi atau
disederhanakan beberapa data yang akan digunakan dalam perhitungan, namun
pada
akhirnya
mencapai
suatu
solusi
yang
optimum
juga
(Hanendyawarman 2004). Untuk melakukan pemilihan saham dan penentuan
portofolio tersebut dapat digunakan berbagai alat analisis, diantaranya adalah
dengan menggunakan model indeks tunggal (single index model). Model indeks
tunggal mendasarkan pemikiran bahwa tingkat keuntungan pasar berkorelasi
dengan perubahan pasar (Husnan 1998).
Model indeks tunggal banyak digunakan sebagai alat analisis untuk
mendapatkan portofolio yang optimal, karena model ini memungkinkan untuk
dapat memberikan return yang optimal. Metode ini menghitung portofolio
optimal dengan mengoptimalkan sudut rasio return ekses dan risiko portofolio.
Konsep pengukuran optimal yang digunakan adalah kombinasi terbaik antarreturn ekses tertinggi dengan risiko terkecil.

Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian terdahulu yang sudah meneliti tentang kinerja
portofolio saham.
a. Efka (2012), dengan judul tesisnya yaitu Analisis Tingkat Pengembalian
Saham Sektor Industri Barang Konsumsi pada Periode Krisis Perekonomian
Global 2008-2011. Analisis ini dilakukan melalui cara membandingkan kinerja
indeks sektor industri barang konsumsi dengan IHSG dan delapan sektor
lainnya. Analisis kinerja ini dilakukan dengan menggunakan dua rasio yaitu:
Rasio Sharpe dan Rasio Treynor. Penelitian ini juga menggunakan perhitungan

9
koefisien korelasi antara tiap indeks sektoral terhadap IHSG sekaligus dengan
tingkat signifikasinya. Penelitian ini juga menganalisis pengaruh faktor
makroekonomi terhadap tingkat pengembalian Indeks Sektor Barang
Konsumsi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan sektor Industri Barang
Konsumsi memberikan imbal balik paling tinggi terhadap risikonya
dibandingkan dengan sektor lainnya dengan standar deviasi yang terkecil
dibandingkan lainnya, yang menunjukkan tingginya tingkat stabilitas pada
tingkat pengembalian sektor ini.
b. Panggalih (2011), dengan judul tesisnya yaitu Analisis Deskriptif Kinerja Bank
dan Pembentukan Portofolio Saham Sub Sektor Bank di Bursa Efek Indonesia.
Saham sub sektor bank yang terpilih adalah saham BBCA, BBRI, BBNI,
BBTN, BDMN, BMRI. Pembentukan portofolio menggunakan model
Markowitz dengan bantuan aplikasi Investment Analysis. Hasil penelitian
adalah dari 17 portofolio efisien yang sudah terbentuk, saham BBNI dan
BDMN selalu masuk ke dalam setiap portofolio.
c. Larasati (2013), dengan judul skripsinya yaitu Analisis Strategi Optimalisasi
Portofolio Saham LQ 45 (Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011).
Metode Indeks Tunggal merupakan alat analisis data pada penelitian ini. Pada
penelitian ini pada pembentukan portofolio dengan menggunakan strategi pasif
(mengikuti indeks) dilanjutkan dengan pengujian hipotesis yang
membandingkan hasil dari pembentukan portofolio dengan menggunakan
strategi aktif. Pengujian hipotesi dilakukan dengan menggunakan metode
Paired-Samples T Test dengan hasil return saham kelompok strategi aktif dan
kelompok strategi pasif terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil ditunjukkan
dengan angka signifikansi t hitung sebesar 0,003 < 0,05; α = 5% yang berarti
menyatakan terdapat perbedaan return antara pendekatan strategi aktif dan
pendekatan strategi pasif angka signifikansi artinya tolak H0, terima H1.
Sedangkan untuk risiko ditunjukkan dengan hasil perhitungan diukur dengan
standar deviasi yang mencerminkan risiko total saham menunjukkan angka
signifikansi sebesar 0,0437 < 0,05; α = 5% artinya tolak H0 terima H1
mengindikasikan adanya perbedaan yang signifikan antara portofolio strategi
aktif indeks tunggal dengan portofolio strategi pasif mengikuti indeks.
d. Hartono A (2008), dengan judul skripsinya yaitu Analisis Optimalisasi
Portofolio Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia Periode
Agustus 2007-Juli 2008. Model Indeks Tunggal dan Koefisien Korelasi
merupakan alat analisis data pada penelitian ini. Pada penelitian ini
menggunakan 20 emiten yang merupakan populasi pada sektor pertambangan.
Penentuan portofolio optimal saham sektor pertambangan ini dengan
menggunakan perhitungan ERBi yaitu mengurutkan nila ERBi dari yang paling
besar hingga terkecil. Pada penelitian ini investasi bebas resiko (aset tak
beresiko) yang dipergunakan adalah kupon Obligasi Ritel Indonesia (ORI) seri
004 yaitu sebesar 9,5% per tahun. Berdasarkan perhitungan portofolio optimal
dari 20 emiten terpilih 6 emiten yang merupakan portofolio optimal.

10
Ada beberapa jurnal internasional yang berkaitan tentang kinerja portofolio
saham.
a. Sing dan Patel (2001), dengan judul Effects of Portfolio Diversification on
Property Investment Company Stock Price : 1983-1994. Pengujian dampak
dari diversifikasi portofolio pada harga investasi sekuritas perusahaan property
dengan mengadopsi pendekatan terpisah yang melibatkan sampel acak dari 10
perusahaan properti yang terdaftar di Inggris dan mengklasifikasi sampel ke
dalam kategori distribusi komposisi portofolio dengan tipe properti dan
wilayah geografi. Metode yang digunakan adalah tes non parametrik sederhana
tertimbang dan tes kointegrasi. Hasil dari penelitian berdasarkan atribut
wilayah geografi menunjukan bahwa terdapat konvergensi dalam harga jangka
panjang dari kelompok saham-saham dengan strategi portofolio yang sama.
b. Sabbadini (2010), dengan judul Manufacturing Portfolio Theory. MPT
dikembangkan oleh Harry Markowitz. MPT menawarkan tingkat risiko yang
rendah dan expected return yang lebih tinggi dari kombinasi lainnya. Melalui
perhitungan tingkat pengembalian yang diharapkan pada suatu portofolio dan
varian dari suatu portofolio serta matriks kovarian dari tingkat pengembalian
individual. Hasil dari penelitian adalah baja dan karet memiliki kecenderungan
tertinggi diantara lima sampel (harga minyak, baja, tembaga, karet dan timah),
sementara minyak dan tembaga berbentuk miring dan timah berada pada dua
puncak. Sehingga, terhadap manufaktur hal ini merupakan sebuah distribusi
normal yang mengarah ke arah proses kontrol yang lebih baik dan pembuatan
keputusan jangka panjang yang mengurangi biaya.

METODE
Kerangka Pemikiran
Portofolio merupakan kumpulan dari instrumen investasi yang dibentuk
untuk memenuhi suatu sasaran umum investasi. Portofolio saham merupakan
sekelompok saham yang dimiliki pemilik atau pengelola dana investasi. Proses
investasi menujukkan bagaimana investor seharusnya melakukan investasi dalam
sekuritas yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut
dan kapan investasi tersebut akan dilakukan (Larasati 2013).
Bursa Efek yaitu lembaga yang menyelenggarakan perdagangan efek.
Indonesia memiliki lembaga seperti ini dan Bursa Efek harus berbentuk Perseroan
yaitu PT Bursa Efek Indonesia. Pada bursa inilah dilakukan jual beli saham
dengan menggunakan jasa perusahaan efek yang menjadi anggota bursa tersebut.
Dengan demikian, para pemodal tidak dapat melakukan jual beli antar mereka
sendiri secara langsung, tetapi harus lewat anggota bursa di bursa efek.
Sampai dengan akhir Maret 2014 terdapat 495 emiten yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia yang tersebar pada 10 sektor yaitu sektor Pertanian,
Pertambangan, Industri Dasar dan Kimia, Aneka Industri, Industri Barang
Konsumsi, Properti dan Real Estate, Infrastruktur dan Transportasi, Keuangan,
Perdagangan, jasa dan investasi, Manufaktur. Sudah banyak perusahaan (emiten)

11
yang mencatatkan sahamnya di bursa efek (go public), salah satunya adalah
perusahaan di sektor Industri Barang Konsumsi yang hingga pada akhir tahun
2013 berjumlah 38 emiten (IDX Statistics 2009-2013). Dalam memilih saham yang
potensial (mendatangkan keuntungan) bagi investor, perlu diketahui kinerja dari
saham-saham di sektor Industri Barang Konsumsi seperti halnya investor harus
mengetahui bagaimana kondisi saham dan komposisi portofolio saham dan tentunya
kombinasi dari pembentukan portofolio optimal.
Perhitungan pembentukan portofolio optimal dilakukan dengan menggunakan
Model Indeks Tunggal. Perhitungan portofolio optimal pada Model Indeks Tunggal
didasarkan pada excess return to beta (ERB) yang mengukur kinerja portofolio
berdasarkan besarnya return premium yang dihasilkan oleh setiap unit risiko
sistematis yang diukur dengan beta. ERB menentukan saham yang dapat dimasukkan
ke dalam portofolio tersebut. Rasio ERB ini juga menunjukkan hubungan antara dua
faktor penentu investasi, yaitu return dan risk (Larasati 2013). Layak atau tidaknya
investasi portofolio saham dilihat dari besarnya tingkat keuntungan (return) dan
risiko (risk) portofolio itu sendiri, dibandingkan dengan investasi bebas risiko (SBI).
Portofolio optimal ini nantinya dapat dijadikan rekomendasi bagi investor dalam
berinvestasi. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

12
Bursa Efek
Indonesia

Investor

Investasi
Bursa Efek Indonesia
Saham Sektor Industri
Barang Konsumsi

Kondisi
Saham

Kinerja
saham

Komposisi
Portofolio
saham

Kombinasi
portofolio
optimal

Model Indeks
Tunggal
Portofolio Saham
Sektor Consumer
Goods Industry

Rekomendasi
Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jl. Jenderal
Sudirman Kav. 52-53 Jakarta. Lokasi dipilih secara sengaja (purposive) dengan
pertimbangan bahwa Bursa Efek Indonesia adalah lembaga resmi yang
menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk bertransaksi bagi
para investor baik secara langsung maupun melalui wakil-wakilnya. Penelitian ini
dilakukan selama 5 bulan dimulai pada bulan Mei sampai bulan September 2014.

Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder meliputi data
harga saham penutupan (closing price) bulanan perusahaan sektor Consumer
Goods Industry yang sudah go public dan tercatat di Bursa Efek Indonesia, Indeks

13
Harga Saham Gabungan (IHSG) bulanan, laporan keuangan tahunan dan tingkat
suku bunga Sertifikat Bank Indonesi (SBI) bulanan tahun 2009-2013. Data
tersebut diperoleh dari IDX Statistics tahun 2009-2013, Indonesian Capital
Market Electronic Library (Indonesian CaMel) Bursa Efek Indonesia, official
website emiten, official website Bursa Efek Indonesia, hasil-hasil penelitian
terdahulu, dan literatur lain yang relevan.

Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif dari tahun 2009-2013. Data yang diperoleh berasal dari IDX Statistics
tahun 2009-2013 berupa harga saham penutupan bulanan tahun 2009-2013.
Laporan Keuangan Tahunan emiten dan IHSG tahun 2009-2013 yang diperoleh
dari website Bursa Efek Indonesia serta data suku bunga SBI bulanan tahun 20092013 yang diperoleh dari website Bank Indonesia. Adapun data penunjang yang
mendukung data yang relevan dengan penelitian adalah diperoleh dari literatur,
jurnal, majalah, laporan penelitian dan media elektronik.

Metode Penentuan Sampel
Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di sektor
Consumer Goods Industry di Bursa Efek Indonesia dan masih aktif hingga
sekarang. Metode penentuan sampel menggunakan purposive sampling, dengan
kriteria yaitu perusahaan sektor Consumer Goods Industry (Industri Barang
Konsumsi) yang telah go public dan tercatat sebagai emiten. Perusahaan
merupakan emiten yang masuk ke dalam daftar indeks LQ 45 dari tahun 20092013 secara berturut-turut. Perusahaan tersebut adalah PT Indofood Sukses
Makmur Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, PT Gudang Garam Tbk dan PT Unilever
Indonesia Tbk.

Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan Model Indeks Tunggal untuk
menentukan set portofolio yang optimal. Sedangkan, perhitungannya dilakukan
dengan menggunakan program Microsoft Excel. Adapun langkah-langkah yang
dapat dilakukan dalam pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut :
a. Menghitung tingkat pengembalian aktual/realisasi, dengan rumus
(Hartono J 2014) :
Return Saham =
Keterangan :
Pt
= harga saham pada periode t
Pt-1
= harga saham pada periode t-1
Dt
= Dividen pada periode t

............................................ (1)

14
b. Menghitung tingkat
(Hartono J 2014):

pengembalian

yang

diharapkan,

dengan

rumus

.................................................. (2)
Keterangan :
E(Ri)
= Tingkat pengembalian saham yang diharapkan
Rit
= return saham i pada periode ke t
n
= periode yang dilihat (60 bulan)
c. Risiko saham adalah perbedaan antara pengembalian yang diinginkan
(expected return) dan realisasi pengembalian yang terjadi (realized return).
Standar deviasi adalah pengukuran yang digunakan untuk menghitung risiko
dari realized return. Variance (σi2) digunakan untuk mengukur risiko expected
return dari saham i, sedangkan varian dapat dihitung dengan rumus
(Hartono J 2014) :

..................................... (3)
Keterangan :
σi 2
= tingkat risiko saham
Rit
= return saham i periode ke t
E(Ri) = tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i
n
= periode yang dilihat (60 bulan)
d. Menghitung tingkat pengembalian (return) dengan rumus sebagai berikut
(Hartono J 2008) :
Rmt =

..................................................... (4)

............................................... (5)
Keterangan :
Rm
= Tingkat keuntungan pasar (market return) pada bulan ke-i
E(Rm) = Tingkat keuntungan pasar yang diharapkan (market return)
perbulan
IHSG t = nilai indeks penutupan (closing index) pada bulan ke-t
IHSG t-1 = nilai indeks penutupan (closing index) pada bulan ke t-1
n
= periode yang dilihat (60 bulan)
e. Risiko Pasar adalah selisih antara expected return dengan realized return
pasar, dapat dihitung dengan rumus (Hartono J 2008) :

.................................. (6)

15
Keterangan:
σm2
= tingkat risiko pasar
Rmt
= return pasar pada bulan ke t
E(Rm)
= tingkat pengembalian yang diharapkan pasar
n
= jumlah waktu (60 bulan)
f. Beta dapat dihitung dengan terlebih dahulu menghitung kovarians antara return
saham dan return saham. Kovarians antara return pasar dan return pasar dapat
dihitung dengan rumus (Hartono J 2014):

........... (7)
Keterangan:
σim
=
Rit
=
Rm
=
E(Ri)
=
E(Rm) =
n
=

kovarian return antara saham i dan saham j
return saham i periode ke-t
return saham j periode ke-t
expected return saham i
expected retuen saham j
periode yang dilihat (60 bulan)

Selanjutnya Beta dapat dihitung dengan (Hartono J 2014):

........................................ (8)
Keterangan:
βi
= beta saham
σim
= kovarians tingkat risiko untuk saham ke i dengan indeks pasar
σm2
= varians return indeks pasar
g. Menghitung Alpha yang merupakan variabel yang tidak dipengaruhi oleh
return pasar, dapat dihitung dengan rumus (Husnan 1998), dengan rumus :
αi = E (Ri) – βi . E(Rm) .................................... (9)
Keterangan :
αi
= Alpha sekuritas
E(Ri)
= expected return dari investasi saham i
E(Rm) = expected return pasar
h. Menghitung varians dari kesalahan residu merupakan variabel yang
menunjukkan besarnya risiko tidak sistematis yang unik terjadi dalam
perusahaan, dapat dihitung dengan rumus (Husnan 1998) :
σi2 = βi2 σm2 + σei2 ..................................... (10)
i. Menghitung tingkat Excess Return to Beta (ERB). ERB dapat dihitung dengan
rumus (Hartono J 2014):
.................... (11)
Keterangan:
ERBi = excess return to beta saham ke-i
E(Ri ) = expected return saham
Rbr
= return aktiva bebas risiko ( tingkat suku bunga SBI bulanan )
βi
= Beta saham ke-i

16
Portofolio yang optimal berisi saham-saham yang mempunyai nilai rasio
excess return to beta yang tinggi, sehingga diperlukan sebuah titik pembatas
(cut off point) yang menentukan batas nilai excess return to beta. Besarnya titik
pembatas dapat ditentukan dengan menghitung :
j. Cut off Rate (Ci) merupakan titik pembatas yang digunakan untuk
menentukan apakah suatu saham dapat dimasukkan ke dalam portofolio atau
tidak. Saham yang dimasukkan dalam portofolio adalah saham yang memiliki
Ci < ERB. Ci dapat dihitung dengan terlebih dahulu menghitung nilai Ai dan Bi
untuk masing-masing saham ke-i sebagai berikut (Hartono J 2014) :

.......................... (12)
Keterangan:
E(Ri ) = expected return untuk saham ke-i
Rbr
= return aktiva bebas risiko (tingkat suku bunga SBI)
βi
= Beta saham ke-i
2
σei
= varians dari kesalahan residu
dan

..................................... (13)
Keterangan:
βi
= Beta saham ke-i
σei2
= varians dari kesalahan residu
Setelah mendapat nilai Ai dan Bi selanjutnya nilai Ci dapat dihitung dengan
rumus (Hartono J 2014) :

............................. (14)
k. Besarnya unique cut off point (C*) adalah nilai Ci yang terbesar.
l. Saham-saham yang terbentuk membentuk portofolio optimal adalah sahamsaham yang mempunyai excess return to beta lebih besar atau saham dengan
excess return to beta pada titik C*.
m. Menentukan Besarnya Proporsi Dana (Xi) dapat dihitung dengan rumus
(Hartono J 2014):

......................................... (15)

Dengan Xi adalah sebesar (Hartono J 2014):
............................. (16)

17
Keterangan:
Wi
=
k
=
βi
=
σei2
=
ERB
=
C*
=

proporsi saham ke-i
jumlah saham di portofolio optimal
Beta sekuritas ke-i
varians dari kesalahan residu saham ke-i
excess return to beta saham ke-i
nilai cut-off point yang merupakan nilai terbesar yang merupakan
nilai terbesar
n. Return ekspektasi dari suatu portofolio, dengan rumus (Husnan 1998):
E(Rp) = αp + βp E(Rm) .................................... (17)
Keterangan :
E(Rp)
= tingkat expected return saham i
αp
= nilai ekspektasi dari return saham yang independen terhadap
return pasar
βp
= pengukur risiko sistematik (beta) yang merupakan koefisien yang
mengukur perubahan Ri akibat perubahan RM.
E(Rm)
= tingkat keuntungan pasar yang diharapkan perbulan
Beta dari portofolio βi, dengan rumus (Hartono J 2014):
βp =
................................. (18)

Alpha dari portofolio αp, dengan rumus (Hartono J 2014) :

αp =

................................. (19)
o. Risiko portofolio dapat dihitung dengan menentukan besarnya varians dari
portofolio. Varians portofolio dapat dihitung dengan rumus (Husnan 1998) :

........................ (20)
Keterangan:
σp 2
= varians portofolio
βp2.σm2 = risiko yang berhubungan dengan pasar
wi. σei2 = rata-rata tertimbang dari risiko unik masing- masing perusahaan
p. Koefisien variasi digunakan untuk membandingkan besarnya risiko antara
portofolio saham satu dengan yang lainnya. Rumusnya (Hartono J 2014) :
CVi =
Risiko
Expected Return ............................ (21)

18

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah empat saham sektor Consumer Goods Industry
yang terpilih dari kriteria yaitu konsisten masuk ke dalam indeks LQ 45 dalam
waktu lima tahun (10 periode dari tahun 2009-2013) terakhir. Indeks LQ 45
dipilih karena indeks LQ 45 merupakan kelompok saham yang terdiri atas 45
saham di BEI dengan likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar,
menguasai hingga 70% dari pemilikan modal saham di pasar dan nilai transaksi
pada pasar biasa serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria pemilihan yang telah
ditetapkan. Pada Tabel 2 berikut ini merupakan daftar emiten yang sesuai dengan
kriteria tersebut.
Tabel 2 Daftar emiten yang menjadi objek penelitian
Kode Emiten
Nama Emiten
Tanggal Pendaftaran
GGRM
Gudang Garam Tbk
27-Aug-1990
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
14-Jul-1994
KLBF
Kalbe Farma Tbk
30-Jul-1991
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
11-Jan-1982
Sumber : www.idx.co.id (data diolah)
Berikut ini merupakan gambaran umum emiten yang mencatatkan sahamnya
di Bursa Efek Indonesia, yaitu :
A. PT Gudang Garam Tbk
Perusahaan rokok Gudang Garam adalah salah satu industri rokok terkemuka
di tanah air yang telah berdiri sejak tahun 1958 di kota Kediri, Jawa Timur.
Hingga kini, Gudang Garam sudah terkenal luas baik di dalam negeri maupun
mancanegara sebagai penghasil rokok kretek berkualitas tinggi. Produk
Gudang Garam bisa ditemukan dalam berbagai variasi, mulai sigaret kretek
klobot (SKL), sigaret kretek linting-tangan (SKT), hingga sigaret kretek
linting-mesin (SKM). Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham
GGRM adalah PT Suryaduta Investama (69,29%) dan PT Suryamitra Kusuma
(6,26%). PT Suryaduta Investama merupakan induk usaha terakhir GGRM.
Pada tanggal 17 Juli 1990, GGRM memperoleh izin Menteri Keuangan untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham GGRM (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 57.807.800 dengan nilai nominal Rp1.000 per saham
dengan harga penawaran Rp10.250 per saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27 Agustus 1990.
B. PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Dalam beberapa dekade ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk telah
bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan
kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi
makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi
produk akhir yang tersedia di pasar. Kini, Indofood dikenal sebagai perusahaan

19
yang mapan dan terkemuka di setiap kategori bisnisnya. Pada tahun 1994,
INDF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham INDF (IPO) kepada masyarakat sebanyak
21.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000 per saham dengan harga penawaran
Rp 6.200 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Juli 1994.
C. PT Kalbe Farma Tbk
Kalbe didirikan pada tahun 1966. Saat ini Kalbe telah menjadi perusahaan
produk kesehatan publik terbesar di Asia Tenggara yang memiliki nilai
kapitalisasi pasar sebesar USD 3,9 miliar dan omset penjualan Rp 10,91 triliun
pada akhir tahun 2011. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham
Kalbe adalah PT Gira Sole Prima (10,17%), PT Santa Seha Sanadi (9,70%), PT
Diptanala Bahana (9,50%), PT Lucasta Murni Cemerlang (9,47%), PT Ladang
Ira Panen (9,21%) dan PT Bina Arta Charisma (8,66%). Pada tahun 1991,
KLBF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) KLBF kepada masyarakat sebanyak
10.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000 per saham dengan harga penawaran
Rp7.800 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 30 Juli 1991.
D. PT Unilever Indonesia Tbk
Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk
produk Home and Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia.
Selama ini, tujuan perusahaan kami tetap sama, dimana kami bekerja untuk
menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari; membuat pelanggan
merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan melalui
brand dan jasa yang memberikan manfaat untuk mereka maupun orang lain;
menginspirasi masyarakat untuk melakukan tindakan kecil setiap harinya yang
bila digabungkan akan membuat perubahan besar bagi dunia; dan senantiasa
mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang memungkinkan kami untuk
tumbuh sekaligus mengurangi dampak lingkungan. Pada tanggal 16 Nopember
1982, UNVR memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham UNVR (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 9.200.000 dengan nilai nominal Rp1.000 per saham
dengan harga penawaran Rp3.175 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 11 Januari 1982.

Pergerakan Harga Saham Emiten
Seluruh analisis didasarkan oleh harga saham perusahaan pada sektor
Consumer Goods Industry. Data harga saham yang diteliti adalah harga saham
penutupan (closing price) pada setiap akhir bulan selama periode tahun 20092013. Data harga saham (closing price) diperoleh dari Company Report masingmasing emiten periode Januari 2014 yang didapat dari website Bursa Efek
Inonesia (www.idx.co.id). Gambar 3 menunjukan pergerakan harga saham emiten
bulanan tahun 2009-2013.

20

Gambar 3 Pergerakan harga saham (closing price) emiten (data diolah)
Pada Gambar 3 di atas menunjukkan bahwa pergerakan harga saham pada
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengalami kenaikan yang merata. Pada
bulan Juli tahun 2013 merupakan harga saham tertinggi selama 5 tahun terakhir
yaitu sebesar Rp31.800 per lembar saham (Lampiran 1). Berdasarkan data Bursa
Efek Indonesia, PT Unilever Indonesia Tbk memiliki kapitalisasi terbesar per Juli
2013 sebesar 242,63 triliun (Data Bloomberg, BEI).

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Informasi Akuntansi Terhadap Return Saham Perusahaan Consumer Goods Industry Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 27 116

Anomali Pasar Bulan Perdagangan Terhadap Return Saham Dan Abnormal Return (Studi Kasus Saham-saham Sektor Basic Industry and Chemicals, Miscallaneus, and Consumer Goods yang terdaftar di BEI Periode 2007-2012)

0 5 119

Analisis kinerja portofolio reksa dana saham

1 5 123

Analisis fundamental saham perusahaan sektor barang konsumsi (Consumer Goods) di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2011 - 2013 dengan metode top down analysis

0 14 114

ANALISIS PORTOFOLIO INVESTASI SAHAM PERUSAHAAN DENGAN SEKTOR USAHA BARANG KONSUMSI (CONSUMER GOODS) DAN PERTAMBANGAN (MINING) DI BEI PADA TAHUN 2005-2008

1 23 83

Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Consumer Goods Pada Indeks Lq 45

0 5 51

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR CONSUMER GOODS DENGAN PENDEKATAN EVA Analisis Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Good Dengan Pendekatan EVA (Economic Value Added) di Bursa Efek Indonesia Pada

0 3 15

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJAPERUSAHAAN CONSUMER GOODS ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS PERIODE 2002-2004 (Studi Empiris Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar di BEJ).

0 0 15

ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO SAHAM dengan

0 0 68

ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN CONSUMER GOODS INDUSTRY

0 0 9