BAB II DASAR TEORI
2.1. PENGERTIAN FONOKARDIOGRAF
Fonokardiograf merupakan pencatatan grafik bunyi jantung dan bising jantung. Suatu mikrofon yang dirancang khusus ditempatkan pada dinding dada,
dan getaran yang dihasilkan oleh jantung diterima, diperkuat, dan direkam. Mikrofon mempunyai sifat pengubah bunyi atau gelombang tekanan
menjadi aliran listrik dan bereaksi agar seragam pada daerah frekuensi yang dapat diterima oleh fonokardiograf. Fonokardiograf telah menjadi presis dari pada
auskultasi, karena meletakkan dasar untuk pemahaman yang lebih tepat temuan auskultasi, yang sekarang terutama dipakai sebagai rujukan untuk periodisasi
peristiwa yang akurat pada kasus-kasus yang membingungkan, juga untuk pengajaran, dan penelitian, dan memberikan perekaman visual, yang mungkin
diperlukan untuk publikasi. Fonokardiograf mutu tinggi membutuhkan peralatan yang baik, bantuan teknis
yang baik, dan yang paling penting perhatian secara personal seorang dokter yang mempunyai banyak waktu, dan kesabaran, dan dengan pengetahuan setiap
penderita dan hal-hal yang ditentukan. Jadi suatu teknik yang sangat subyektif dan penempatan mikrofon yang tidak sesuai, pemilihan penyaring, atau penyesuaian
gain secara drastic dapat mempengaruhi penafsiran fonokardiogram Turner, 1994.
Universitas Sumatera Utara
2.2. BUNYI
Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang terjadi karena perapatan dan perenggangan dalam medium gas, cair dan padat. Gelombang
dihasilkan ketika sebuah benda bergetar dan menyebabkan gangguan kerapatan medium. Gangguan dijalarkan didalam medium melalui interaksi molekul-
molekulnya. Getaran molekul tersebut berlangsung sepanjang arah penjalaran arah gelombang. Dalam hal ini gelombang yang ditimbulkan oleh suara detak jantung
merupakan gelombang lingkaran tiga dimensi dalam medium cair didalam katub- katub yang terdapat pada bahagian jantung. Gelombang-gelombang ditimbulkan
oleh sumber titik yang bergerak naik turun dengan gerak harmonik sederhana Gabriel, 1988. Panjang gelombang dalam hal ini adalah jarak antara puncak-
puncak gelombang yang berurutan, yang merupakan lingkarang konsentrik seperti yang terlihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1. Gelombang bola Tipler, 1998 Jika sumber titik memancarkan gelombang secara seragam ke semua arah,
energi pada jarak r dari sumber akan terdistribusi secara seragam pada kulit bola berjari-
jari r dan luas 4πr
2
. Jika P adalah daya yang dipancarkan oleh sumber, daya per satuan luas pada r dari sumber akan menjadi P
4πr
2
. daya rata-rata per
Universitas Sumatera Utara
satuan luas yang dating tegak lurus terhadap arah penjalaran disebut intensitas. Intensitas dirumuskan dengan persamaan:
2
4 r P
I
rata rata
π
−
= ………………………………………….. 2.1
Intensitas gelombang tiga dimensi bervaeriasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari sumber titik. Ada hubungan sederhana antara intensitas
gelombang dan energi persatuan volume dalam medium yang membawa gelombang. Pada gambar 2.1 volume didalam jari-jari r1 mengandung energi
karena partikel-partikel dalam daerah itu berosilasi dengan gerak harmonik sederhana. Setelah selang waktu yang singkat Δ
t
, gelombang bergerak melewati r1 dengan jarak yang pendek Δ
r
=
v
Δ
t
. Energi total dalam medium bertambah sebesar energi dalam kulit bola dengan luas permukaan A, maka energi tambahan dalam
kulit bola dapat dirumuskan sebagai berikut : ΔΕ = ηΔ
v
= ηΑ
v
Δ
t
…………………………………………….. 2.2 dengan η adalah energi rata-rata per satuan volume dalam kulit bola yang
sekarang mengandung energi. Jadi, daya dating rata-rata adalah:
v t
rata rata
A E
P η
= ∆
∆ =
−
…………………………………………….. 2.3 Maka intensitas gelombang dapat dirumuskan kembali dengan persamaan :
v rata
rata
A P
I η
= =
−
…………………………………………….. 2.4 dengan I adalah intensitas, P
rata-rata
adalah daya yang dipancarkan oleh sumber suara, A adalah luas permukaan medium dan η
v
adalah energi rata-rata per satuan volume dalam kulit bola. Satuan intensitas adalah watt per meter kuadrat.
Universitas Sumatera Utara
Intensitas sama dengan perkalian antara laju gelombang
v
dan energi rata- rata per satuan volume. Kenyaringan rentang intensitas yang dapat ditangkap
telinga demikian luas dan karena rangsangan psikologis kenyaringan tidak berubah-ubah secara langsung terhadap intensitas, tetapi lebih mendekati
logaritmik, maka suatu skala logaritmik digunakan untuk menyatakan tingkat intensitas gelombang bunyi. Tingkat intensitas yang diukur dalam dB
didefinisikan oleh : log
20 I
I =
β ……………………………………………… 2.5
dengan I adalah intensitas bunyi dan I adalah intensitas acuan yang diambil
sebagai ambang pendengaran. Tabel 2.1 Memberikan tingkat intensitas dari beberapa bunyi yang lazim
Tipler, 1998. Sumber
II dB
Keterangan
Bernapas normal Daun berdesir
Bisikan lembut pada jarak 5 m Perpustakaan
Kantor tenang Percakapan biasa pada jarak 1 m
Lalu lintas ramai Kantor bising dengan mesin pabrik biasa
Truk berat pada jarak 15 m: Air terjun Niagara
Kereta tua Kebisingan konstruksi
Konser rock dengan amplifier pada jarak 2 m: jet tinggal landas
pada jarak 60 m Pengeling pneumalik;
senapan mesin Mesin roket besar jarak dekat
10 10
1
10
2
10
3
10
4
10
5
10
6
10
7
10
8
10
9
10
10
10
11
10
12
10
13
10
18
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
110 120
130 180
Ambang pendengaran Hampir tidak terdengar
Sangat tenang Tenang
Pemaparan konstan merusak pendengaran
Ambang rasa sakit
Universitas Sumatera Utara
Kepekaan terhadap kenyaringan bergantung pada frekuensi juga pada intensitas bunyi. Gambar 2.2 merupakan kurva tingkat intensitas dengan frekuensi
untuk bunyi berkenyaringan sama bagi telinga manusia. dalam gambar ini, frekuensi digambarkan pada skala logaritma untuk menampilkan rentang
frekuensi yang lebar dari 20 Hz sampai 10 KHz Tipler, 1998.
Gambar 2.2 Kurva tingkat intensitas dengan frekuensi untuk bunyi yang sama Tipler, 1998
Universitas Sumatera Utara
2.3. JANTUNG