Analisis Kinerja Keuangan PT Jasa Marga Tbk Sebelum dan Setelah Privatisasi

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT JASA MARGATbk
SEBELUM DAN SETELAH PRIVATISASI

ALI FAHIR SYAHIR

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kinerja
Keuangan Perusahaan PT. Jasa MargaTbk Sebelum dan Setelah Privatisasi adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2014

Ali Fahir Syahir
NIM H24100161

ABSTRAK
ALI FAHIR SYAHIR. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT Jasa Marga
Tbk Sebelum dan Setelah Privatisasi. Dibimbing oleh ABDUL KHOHAR
IRWANTO.
PT Jasa Marga selaku BUMN telah mengupayakan perbaikan kinerja
melalui penawaran publik perdana pada tanggal 1 November 2007. Penelitian
dilakukan untuk (1) Menganalisis trend kondisi keuangan PT Jasa Marga Tbk
selama periode 2004-2013 serta meramalkannya periode 2014-2015. (2)
Membandingkan kinerja keuangan Jasa Marga selama empat periode sebelum dan
setelah privatisasi. (3) Menguraikan pengaruh yang signifikan pada rata-rata rasio
kinerja keuangan Jasa Marga setelah perseroan diprivatisasi. Hasil analisis trend
kondisi keuangan PT Jasa Marga Tbk menunjukkan bahwa neraca perusahaan dan
laba cenderung meningkat pada tahun 2004-2013 dan diramalkan akan cenderung
meningkat pada tahun 2014-2015. Sementara analisis kinerja keuangan

menunjukkan bahwa tingkat solvabilitas perusahaan menurun. Berikutnya tingkat
likuiditas, profitabilitas, dan aktivitas perusahaan meningkat dari tahun 20042013. Setelah dilakukan pengujian signifikansi menggambarkan peningkatan nilai
setelah setelah privatisasi yang dialami oleh rata-rata rasio kas, rasio lancar, ROE,
DER dan DAR tidak berpengaruh secara signifikan. Peningkatan nilai yang
berpengaruh secara signifikan terjadi pada rata-rata ROA, NPM dan TATO.
Kata kunci: Analisis trend, kinerja keuangan, peramalan privatisasi, uji paired
sample T test

ABSTRACT
ALI FAHIR SYAHIR. Financial Performance Analysis of PT Jasa Marga
Enterprise Before and After Privatization. Supervised by ABDUL KHOHAR
IRWANTO.
PT Jasa Marga as BUMN has been struggling to do some improvement
through Initial Public Offering (IPO) since November, 1st 2007. This research is
done to (1) Analyses finances condition trend PT Jasa Marga Tbk during 20042013 period then predict during 2014-2015. (2) Compares between financial
performance Jasa Marga during four periode before privatization and after
privatization. (3) Explains significant factorin financial performance average ratio
Jasa Marga, after enterprise is private. The analysis results finances condition
trend PT Jasa Marga Tbk shows that enterprise balance and profit end to increase
during 2004-2013, and estimated to increase during 2014-2015. While financial

performance analysis shows that enterprise solvabilitity level is tend to decrease.
Next, liquidity level, profitability, and enterprise activity ends to riseduring 20042013. After signification test is done, it shows some increased scores after
privatization which is experienced by average cash ratio, current ratio, ROE, DER
and DAR, is not affects significantly. The increasing value which is affects
significantly are ROA, NPM and TATO.
Keyword : Privatization,
Paired Sample T Test

Trend Analysis, Prediction, Financial Performance,

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. JASA MARGA, Tbk
SEBELUM DAN SETELAH PRIVATISASI

ALI FAHIR SYAHIR

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

ii

Judul Skripsi
Nama
NIM

: Analisis Kinerja Keuangan PT Jasa Marga Tbk Sebelum dan
Setelah Privatisasi
: Ali Fahir Syahir
: H24100161

Disetujui oleh


Dr Ir Abdul Kohar Irwanto, MSc
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Mukhamad Najib, STP, MM
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

iv

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2014 sampai Maret 2014 ini
ialah keuangan, dengan judul Analisis Kinerja Keuangan PT Jasa Marga Tbk
sebelum dan Setelah Privatisasi.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Abdul Kohar Irwanto selaku
pembimbing. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, seluruh
keluarga, serta sahabat atas doa dan kasih sayangnya.

Tujuan pembuatan skripsi ini untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi,
yang merupakan salah satu syarat kelulusan bagi setiap mahasiswa Program
Sarjana Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor.Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2014
Ali Fahir Syahir

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi


PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

3

Tujuan Penelitian

3

Manfaat Penelitian

3


Ruang Lingkup Penelitian

4

TINJAUAN PUSTAKA

4

Badan Usaha Milik Negara

4

Kinerja Keuangan

5

Penelitian Terdahulu

5


METODE

6

Kerangka Pemikiran Penelitian

6

Lokasi dan Waktu Penelitian

6

Jenis dan Sumber Data

6

Metode Pengolahan Data

7


HASIL DAN PEMBAHASAN

10

Gambaran Singkat PT Jasa Marga Tbk

10

Analisis Trend dan Peramalan

11

Rasio Keuangan

20

Analisis Uji Beda Paired T Test

24


Implikasi Manajerial

27

SIMPULAN

28

DAFTAR PUSTAKA

29

LAMPIRAN

31

vi

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6

Laporan ringkas keuangan PT Jasa Marga Tbk pra dan pasca
privatisasi
Indikator dan bobot penilaian kinerja keuangan BUMN
Rasio likuiditas PT Jasa Marga Tbk 2004-2011
Rasio solvabilitas PT Jasa Marga Tbk 2004-2011
Rasio profitabilitas PT Jasa Marga Tbk 2004-2011
Rasio aktivitas PT Jasa Marga Tbk 2004-2011

1

17
18
23
23

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Kerangka Pemikiran
Perkembangan analisis trend kondisi neraca keuangan 2004-2013
Prekembangan dan peramalan total aktiva
Perkembanga dan peramalan total pasiva
Perkembangan dan peramalan ekuitas
Perkembangan analisis trend kondisi laba rugi 2004-2013
Perkembangan dan permalan pendapatan perusahaan
Perkembangan dan peramalan laba usaha
Perkembangan dan peramalan laba sebelum pajak
Perkembangan dan peramalan laba bersih perusahaan
Output perhitungan rasio kas paired t test di SPSS 19
Output perhitungan rasio lancar paired t test di SPSS 19
Output perhitungan rasio hutang atas modal paired t test di SPSS 19
Output perhitungan rasio hutang atas aktiva paired t test di SPSS 19
Output perhitungan Return on Asset paired t test di SPSS 19
Output perhitungan Return on Equity paired t test di SPSS 19
Output perhitungan Net Profit Margin paired t test di SPSS 19
Output perhitungan Total Asset Turnover paired t test di SPSS 19

5
9
10
11
12
12
13
14
15
16
22
22
22
23
23
23
24
24

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8

Output uji beda paired t test rasio kas
Output uji beda paired t test rasio lancar
Output uji beda paired t test rasio hutang atas modal
Output uji beda paired t test rasio hutang atas aktiva
Output uji beda paired t test return on assets
Output uji beda paired t test return on equity
Output uji beda paired t test net profit margin
Output uji beda paired t test total assets turnover

28
28
28
29
29
29
30
30

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Privatisasi telah menjadi salah satu topik bahasan dominan dalam kancah
kebijakan publik, khususnya berkenaan dengan peran pemerintah dalam
perekonomian. Privatisasi sendiri dilakukan melalui mekanisme pasar dengan
menawarkan saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) baik sebagian maupun
seluruhnya kepada publik. Penjualan saham tersebut bisa dilakukan melalui
mekanisme penawaran umum saham kepada publik (IPO) dan atau dapat pula
dilakukan melalui mekanisme strategic sales, yaitu menjual langsung ke investor
strategis tanpa melalui mekanisme pasar modal. Pemerintah melakukan privatisasi
pada perusahaan-perusahaan sektor publik mempunyai tujuan tertentu
(Mangkusubroto 2011). Pemberlakuan IPO akan memiliki manfaat yang diperoleh
selain dana segar dari penjualan saham juga semakin luasnya pasar serta
berubahnya budaya perusahaan karena tuntutan profesionalisme (Primiana, 2009).
Tujuan dilakukannya penjualan perusahaan-perusahaan negara adalah
meningkatkan efisiensi sektor publik (Kirmizi 2009). Selain itu, privatisasi juga
diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap anggaran
pendapatan dan belanja negara.
Top Manajemen BUMN di masa mendatang yang tidak terlalu jauh akan
menghadapi lingkungan usaha di mana privatisasi merupakan paradigma yang
dominan. Kondisi ini menjadi semakin jelas karena sejalan dengan upaya
perusahaan mengatasi krisis keuangan, dan bersamaan dengan persiapan
menghadapi era perdagangan dan investasi bebas dalam waktu kurang dari lima
tahun ke depan (Mangkusubroto 2011). BUMN sebagai sebuah perusahaan
berfungsi tidak hanya sebagai agen pembangunan tetapi juga mengemban
kebijakan dan program pemerintah (Dibyo 2004), di sisi lain BUMN juga dituntut
untuk menjadi unit usaha yang sehat. Pada dasarnya BUMN memiliki tiga misi
utama yaitu berperan sebagai stabilisator ekonomi, meningkatkan pertumbuhan
dan pemerataan ekonomi nasional, serta sebagai unit usaha yang harus tetap
mampu mendapatkan laba. Selain itu BUMN harus dapat memperluas kesempatan
kerja dan memanfaatkan sumber dana dan sumber daya secara optimal.
PT Jasa Marga Tbk merupakan BUMN yang bergerak dalam penyediaan
infrastruktur jalan dan pelayanan jasa jalan tol di Indonesia. Sebelum privatisasi,
saham PT Jasa Marga 100% dimiliki oleh pemerintah. Kondisi keuangan Jasa
Marga sebelum privatisasi dideskripsikan dalam Tabel 1. Tabel ini telah
memperlihatkan kondisi keuangan PT Jasa Marga sebelum dan setelah privatisasi
yang sedang mengalami kenaikan dari tahun ke tahun dari segi nominal
pendapatan. Namun jika dianalisis lebih dalam mengenai kinerja keuangan
melalui ROA dan ROE kondisinya mengalami fluktuasi. Hal ini perlu dilakukan
analisis kembali mengenai peramalan kinerja keuangan di masa mendatang.
Peramalan dapat membantu manajer dalam rangka memutuskan kebijakan
strategis dalam rangka mencapai visi perusahaan.

2
Tabel 1 Laporan ringkas keuangan PT Jasa Marga Tbk pra privatisasi dan pasca
privatisasi (dalam juta rupiah)
Tahun
Akun
Pendapatan
Laba Usaha
Laba Bersih
Total Assets
Total Liabilities
Ekuitas
ROA (%)
ROE (%)
Tahun
Akun
Pendapatan
Laba Usaha
Laba Bersih
Total Assets
Total Liabilities
Ekuitas
ROA (%)
ROE (%)

2004
1.631.554
517.463
230.807
7.969.740
6.159.736
1.809.913
2,90
12,75
2008
3.353.632
1.371.624
707.797
14.642.760
7.758.936
6.572.008
0,049
0,110

2005
1.923.860
653.673
307.544
9.736.407
7.754.163
1.982.098
3,16
15,52
2009
3.692.000
1.516.220
992.693
16.174.263
8.428.822
7.183.378
0,055
0,123

2006

2007

2.296.143
1.819.543
462.567
10.225.697
7.870.033
2.385.547
4,51
19,39

2.645.043
1.015.949
277.982
13.847.227
7.632.543
5.975.316
2,01
4,65

2010

2011

4.378.584
1.988.192
1.193.486
18.952.129
10.592.662
7.740.013
0,062
0,153

4.960.472
2.281.388
1.321.582
21.432.133
12.191.853
9.240.280
0,062
0,143

Sumber: PT Jasa Marga Tbk (2004-2011)
PT Jasa Marga telah mengupayakan perbaikan kinerja melalui penawaran
publik perdana pada tanggal 1 November 2007. Hal ini diperoleh dari pernyataan
efektif Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK)
melalui Surat No. S-5526/BL/2007 untuk melakukan penawaran umum perdana
saham sebanyak 2.040.000.000 saham atas nama seri B dengan nilai nominal
Rp 500 (Rupiah penuh) setiap saham yang berasal dari saham dalam simpanan
(portepel) perusahaan kepada masyarakat dengan harga penawaran sebesar
Rp 1.700 (Rupiah penuh) per saham melalui pasar modal dan dicatatkan pada
Bursa Efek Indonesia.
Peningkatan kualitas dan kinerja BUMN merupakan suatu tuntutan yang
memiliki peranan sebagai pendorong dalam pembangunan nasional dapat berjalan.
Dua indikator penilaian yang paling dominan yang dapat dijadikan acuan untuk
melihat perusahaan tersebut telah menjalankan kaidah-kaidah manajemen yang
baik adalah dengan melihat sisi kinerja keuangan dan non-keuangan.
Kinerja keuangan dapat dilihat pada laporan keuangan yang dimiliki oleh
perusahaan. Jika kinerja keuangan perusahaan memiliki performa yang baik maka
para investor pun tertarik untuk menginvestasikan modalnya kepada perusahaan.
Dalam memberikan informasi mengenai laporan keuangan, sebagian besar
perusahaan melakukan analisis laporan keuangan dengan menggunakan analisis
rasio keuangan. Analisis rasio keuangan hanya ditekankan pada satu aspek
keuangan saja tanpa memberikan informasi kepada pemegang saham mengenai
kemungkinan kinerja keuangan perusahaan di masa mendatang. Kinerja keuangan

3
ini dapat dijadikan salah satu indikator untuk mengetahui pengaruh privatisasi
yang dilakukan oleh perusahaan.
Berdasarkan latar belakang, maka pada penelitian ini melakukan
pengukuran kinerja menurut rasio keuangan berupa profitabilitas, likuiditas,
aktivitas dan solvabilitas, serta analisis trend perkembangan neraca dan laporan
laba rugi. Sementara, uji perbandingan dua data kinerja keuangan sebelum dan
sesudah privatisasi akan menggunakan paired sample t test, sehingga dapat
dijadikan informasi oleh investor untuk menginvestasikan modalnya pada PT Jasa
Marga Tbk.

Perumusan Masalah
Perubahan status Jasa Marga dari BUMN menjadi perusahaan publik adalah
sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja dan mengembangkan usahanya. Maka
setelah privatisasi tersebut, diharapkan PT Jasa Marga Tbk dapat memperbaiki
kinerja keuangannya. Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah: (1) Bagaimana trend
kondisi keuangan PT Jasa Marga Tbk periode 2004-2013 dan kondisi keuangan
dalam peramalan periode 2014-2015 ? (2) Bagaimana kinerja keuangan PT Jasa
Marga Tbk sebelum (periode 2004-2007) setelah privatisasi (periode 2008-2011)
melalui IPO ? (3) Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pada rata-rata rasio
kinerja keuangan PT Jasa Marga Tbk setelah perseroan diprivatisasi melalui IPO ?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
pada penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Menganalisis trend kondisi
keuangan PT Jasa Marga Tbk selama periode 2004-2013 serta meramalkan
kondisi keuangan PT Jasa Marga Tbk periode 2014-2015. (2) Membandingkan
kinerja keuangan Jasa Marga sebelum (periode 2004-2007) dan setelah privatisasi
(periode 2008-2011) melalui IPO. (3) Menguraikan pengaruh yang signifikan
pada rata-rata rasio kinerja keuangan Jasa Marga setelah perseroan diprivatisasi
melalui IPO.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ilmiah ini, yaitu: (1) Bagi
akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya karya ilmiah dalam
bidang manajemen keuangan dan juga memberikan kontribusi empirik dalam hal
menganalisis faktor-faktor yang berdampak pada kinerja keuangan BUMN setelah
melakukan privatisasi. (2) Bagi manajemen Jasa Marga, penelitian ini dapat
menjadi salah satu referensi dalam merencanakan pengembangan perusahaan. (3)
Bagi masyarakat, sebagai informasi sehingga meningkatkan pemahaman
mengenai dampak kebijakan privatisasi terhadap kinerja keuangan sehingga
mampu mengarahkan respon terhadap privatisasi secara bijaksana dan memadai.

4
(4) Sebagai infomasi bagi pemegang saham dan calon investor untuk
pertimbangan investasi pada saham perusahaan Jasa Marga.

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh privatisasi
melalui IPO terhadap kinerja keuangan Jasa Marga. Kondisi keuangan dan kinerja
keuangan dianalisis dengan rasio keuangan dan dibandingkan dengan analisis
deskriptif serta analisis trend untuk melihat kecenderungan kondisi dimasa depan.
Perbandingannya adalah kondisi keuangan sebelum privatisasi dengan sesudah
privatisasi selama periode 2004-2011. Sementara untuk menganalisis keberadaan
privatisasi yang berpengaruh atau tidak dapat diuji dengan analisis perbandingan 2
rata-rata variabel menggunakan paired sample t test.

TINJAUAN PUSTAKA

Badan Usaha Milik Negara
Menurut Undang-undang Nomer 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha
Milik Negara, BUMN adalah : Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya
disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan (bumn.go.id 2014)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN,
privatisasi didefinisikan sebagai penjualan saham persero, baik sebagian maupun
seluruhnya kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai
perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan masyarakat, serta memperluas
kepemilikan saham oleh masyarakat. Kriteria BUMN persero yang dapat
diprivatisasi harus memenuhi kriteria: (1) Industri/sektor usahanya kompetitif,
adalah industri/sektor uasaha yang pada dasarnya dapat diusahakan oleh siapa saja
seperti BUMN ataupun swasta, (2) Industri/sektor usahanya terkait dengan
teknologi yang cepat berubah, adalah industri/sektor usaha kompetitif dengan ciri
utama terjadinya perubahan teknologi yang sangat cepat dan memerlukan
investasi yang sangat besar untuk menangani teknologi tersebut. Sedangkan
BUMN persero yang tidak dapat diprivatisasi adalah (1) Persero yang bidang
usahanya berdasarkan ketentuan peratuan perundang-undangan hanya boleh
dikelola oleh BUMN, (2) Persero yang bergerak di sektor usaha yang berkaitan
dengan keamanan negara, (3) Persero di sektor terentu yang oleh pemerintah
diberikan tugas khusus untuk melaksanakannya demi kepentingan masyarakat,
dan (4) Persero yang bergerak di bidang sumber daya alam dan berdasar UU
dilarang untuk diprivatisasi (Rorong 2008).
BUMN sebagai perusahaan yang dimiliki oleh negara perlu dikelola secara
profesional dan menguntungkan. Pemerintah sebagai pengelola perlu memonitor
kondisi kesehatannya terutama dari aspek keuangannya demi menjaga eksistensi

5
BUMN tersebut. Berdasarkan pasal 3 Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara
No: KEP-100/MBU/2002 bahwa penilaian tingkat kesehatan ditetapkan setiap tahun.
Tingat kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dibedakan atas Sehat, Kurang
Sehat dan Tidak Sehat. Tingkat Kesehatan BUMN ditetapkan berdasarkan penilaian
terhadap kinerja Perusahaan untuk tahun buku yang bersangkutan yang meliputi
penilaian aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi.

Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah suatu alat analisis yang dilakukan untuk melihat
sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan aturan-aturan pelaksanaan
keuangan secara baik dan benar (Fahmi 2010). Dalam pelaporan kinerja keuangan
terdapat pihak-pihak yang berkepentingan terhadap proses keuangan tersebut
maupun perkembangan suatu perusahaan adalah para pemilik perusahaan,
manager perusahaan yang bersangkutan, para kreditur, bankers, para investor dan
pemerintah dimana perusahaan tersebut berdomisili, buruh, serta pihak-pihak
lainnya (Munawir 2007).

Penelitian Terdahulu
Wiranta (2011) melakukan penelitian tentang Privatisasi BUMN dan
Perannya terhadap Pembangunan Ekonomi Nasional: Kasus PT. Garuda Tbk.
Masalah yang dihadapi Garuda dalam masa awal privatisasi adalah perlawanan
yang kuat dari berbagai kalangan untuk implementasi nilai kompetensi
penyelenggaraan privatisasi sehingga cenderung tidak produktif. Privatisasi akan
efektif jika dilakukan dalam lingkungan yang kompetitif, sistem hukum yang jelas,
dan faktor institusional pendukung yang kondusif. Dan rekomendasinya adalah
governance yang baik merupakan sebuah prasyarat kelembagaan terhadap pilihan
kebijakan apapun yang akan diambil sehingga Garuda harus melaksanakan public
governance yang baik, sekaligus corporate governance yang baik. Oleh sebab itu,
dibutuhkan strategi yang komprehensif dalam privatisasi Garuda.
Wardani dan Rahma (2010) melakukan penelitian tentang analisa kinerja
keuangan PT Adhi Karya sebelum dan sesudah IPO berdasarkan rasio keuangan
perusahaan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa secara umum penawaran
umum saham perdana atau IPO pada Adhi Karya dapat mempengaruhi kinerja
keuangan perusahaan menjadi lebih baik daripada sebelumnya. hanya tiga rasio
yang menunjukkan perbedaan yang signifikan (gross profit margin, operating
profit margin dan net profit margin) dan tiga rasio yang menunjukkan tidak
adanya perbedaan yang signifikan sesudah IPO (return on asset, return on equity
dan return on investment).

6

METODE

Kerangka Pemikiran
PT Jasa Marga Tbk merupakan perusahaan basis BUMN yang mengelola,
mengembangkan dan memelihara sarana prasarana jalan tol di Indonesia.
Perusahaan ini telah melakukan sebuah penetrasi bisnis yang baik dengan
melakukan privatisasi. Hal ini penting dilakukan dengan harapan agar dapat
memperbaiki kinerja keuangan di masa mendatang. Hadirnya investor publik
mengharuskan Jasa Marga membuat transparansi keuangan dalam bentuk laporan
keuangan.
Kinerja keuangan yang diukur menggunakan rasio profitabilitas, likuiditas,
aktivitas dan solvabilitas. Laporan neraca dan laporan laba rugi memberikan
cerminan laju perkembangan kondisi neraca dan laporan laba rugi apakah
mengalami kenaikan, penurunan, atau stabil dengan menggunakan analisis trend.
Hasil analisis trend tersebut memberikan informasi untuk meramalkan kondisi
neraca dan laporan laba rugi perusahaan di masa yang akan datang. Hasil dari
perhitungan analisis kinerja keuangan, analisis trend, analisis peramalan dan
perbandingan kinerja keuangan sebelum dan setelah privatisasi Jasa Marga
diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran kepada pihak manajemen
perusahaan serta investor PT Jasa Marga Tbk mengenai kondisi perusahaan agar
dapat mengambil keputusan dan pengembangan pada perusahaan. Adapun
kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian yaitu data sekunder. Data sekunder
terdiri dari laporan keuangan PT Jasa Marga Tbk pada periode 2004-2013 yang
sudah dipublikasikan, jurnal, buku pustaka, dan internet. Sumber data penelitian
diperoleh dari PT Jasa Marga Tbk. laporan keuangan PT Jasa Marga Tbk yang
telah diaudit.

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT Jasa Marga Tbk yang berada di Menara
Bank BTN, Plaza Tol Taman Mini Indonesia Indah. Jakarta. Penelitian ini
dilaksanakan selama 3 bulan (Februari 2014-April 2014) dan dimulai dengan
pengumpulan data sekunder mengenai Jasa Marga dari internet.

7
PT. Jasa Marga, Tbk

INVESTOR

Laporan Keuangan

Neraca Konsolidasi

Laporan Laba Rugi

Analisis Kinerja
Keuangan

Analisis Trend,
Peramalan

likuiditas, solvabilitas,
profitabilitas, dan aktivitas

Analisa perbandingan kinerja
keuangan sebelum dan setelah
privatisasi

Hasil Penelitian
Rekomendasi

Gambar 1 Kerangka pemikiran

Metode Pengolahan Data

Analisis Trend
Analisis trend merupakan suatu metode analisis yang ditujukan untuk
melakukan estimasi atas peramalan pada masa yang akan datang. Penelitian ini
menggunakan program minitab 15 untuk menganalisa trend dari kinerja keuangan
perusahaan. Analisis trend dilakukan untuk melihat perkembangan kondisi neraca
dan laporan laba rugi pada PT Jasa Marga Tbk periode 2004-2013. Sementara
peneliti akan mengkalkulasi peramalan kondisi keuangan PT Jasa Marga Tbk
pada periode 2014-2015 terhadap perkembangan kondisi neraca dan laporan laba
rugi pada tahun 2004-2013. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

8
Rxt =
...............................................................................................(1)
Dimana:
Nilai persentase untuk tahun ke-t
Pos x dalam laporan keuangan yang akan dianalisis
Pos t dalam laporan keuangan sebagai tahun dasar
Setelah diketahui arah trennya maka dilakukan peramalan untuk 2 tahun
kedepan yaitu tahun 2014-2015. Metode peramalan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis trend. Pemilihan nilai peramalan digunakan dengan
melihat nilai MAPE terkecil dari trend linear, trend quadratic, trend eksponensial
growth, ataupun trend S-curve (Iriawan, Septin 2006).

Analisis Rasio Keuangan
Peneliti melakukan pemberian batasan terhadap variabel yang diteliti dalam
pengujian hipotesis. Variabel kinerja keuangan yang digunakan antara lain
likuiditas, solvabilitas, profitabilitas,dan aktivitas. Sementara variabel dalam
penelitian ini adalah :
1. Variabel kinerja keuangan Jasa Marga sebelum melakukan privatisasi (X1)
dalam jangka waktu empat tahun mulai dari tahun 2004 hingga 2007.
2. Variabel kinerja keuangan Jasa Marga setelah melakukan privatisasi (X2)
dalam jangka waktu empat tahun mulai dari tahun 2008 hingga 2011.
Rasio kinerja keuangan yang digunakan peneliti untuk menguji hipotesis
dalam penelitian ini adalah (Harahap 2004):
1. Likuiditas
a. Rasio Kas
Rasio ini menunjukkan sejauh mana kemampuan kas dan setara kas dalam
melunasi kewajiban lancarnya.
Rumus Rasio Kas =

..........................................................(2)

b. Rasio Lancar
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar dapat menutupi kewajiban
lancar. Semakin besar hasil perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar,
semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendek.
Rumus Ratio Lancar =

......................................................(3)

2. Sovabilitas
a. Rasio hutang atas modal
Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dngan ekuitas. Rasio
ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termauk utang lancar
dengan seluruh equitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang
disediakan peminjam dengan pemilik perusahaan.
Rumus rasio hutang atas modal=

.........................................(4)

9
b. Rasio hutang atas aktiva
Menggambarkan aktiva yang digunakan oleh perusahaan untuk menutup
hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang.
.........................................(5)

Rumus rasio hutang atas aktiva=

3. Profitabilitas.
a. Return on Asset (ROA)
Merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dari modal yang
diinvestasikan untuk menghasilkan keuntungan bersih.
Rumus ROA =

.............................................................(6)

b. Return On Equity (ROE)
Merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dari modal sendiri
untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang sahamnya.
Rumus ROE =

.............................................................(7)

c. Rasio Marjin Laba Bersih
Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Rasio NPM =

...............................................................(8)

4. Aktiva
Total Assets Turn Over
Total asset turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah
penjualan yang diperoleh dari tiap aktiva.
Rumus Total Assets Turnover =

....................................(9)

Tingkat kesehatan rasio keuangan akan merujuk kepada Keputusan Menteri BUMN
No: KEP-100/MBU/2002 tentang penilaian kesehatan keuangan BUMN. Hal tersebut
dijelaskan dalam tata cara penilaian tingkat kesehatan BUMN non jasa keuangan
sebagai berikut ini.
TATA CARA PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN
BUMN NON JASA KEUANGAN
Aspek Keuangan
1. Total Bobot
BUMN INFRASTRUKTUR 50
BUMN NON INFRASTRUKTUR 70
2. Indikator yang dinilai dari masing-masing bobotnya.

10
Dalam penilaian aspek keuangan ini, indikator yang dinilai dan masing-masing
bobotnya adalah seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 2 Indikator dan bobot penilaian kinerja keuangan BUMN
Bobot
Indikator
Infrastruktur
Non Infrastruktur
Return on Equity
15
20
Return on Investment
10
15
Rasio Kas
3
5
Rasio Lancar
4
5
Periode pengembalian
4
5
Perputaran persediaan
4
5
Perputaran total aset
4
5
Rasio modal terhadap
6
10
aktiva
Total Bobot
50
70
Sumber: Keputusan Menteri BUMN No: KEP-100/MB

Uji Paired-Samples t Test
Uji Paired-Samples t Test dengan uji Wilcoxon) digunakan untuk
menentukan ada tidaknya perbedaaan rata-rata dua sampel bebas (Singgih 2012).
Dua Sampel yang dimaksud di sini adalah sampel yang sama namun mengalami
perlakuan yang berbeda. Data perlakuan yang berbeda dalam penelitian ini adalah
sampel pertama sebelum dilakukan IPO dan sampel kedua setelah dilakukan IPO,
sehingga output-nya akan terlihat ada atau tidaknya perbedaan rata-rata dari
kinerja keuangan Jasa Marga sebelum dan sesudah privatisasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Singkat PT Jasa Marga, Tbk
PT Jasa Marga (Persero) Tbk didirikan pada tanggal pada tanggal 01 Maret
1978 oleh pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 04 Tahun 1978. Tugas
utama Jasa Marga adalah merencanakan, membangun, mengoperasikan dan
memelihara jalan tol serta sarana kelengkapannya agar jalan tol dapat berfungsi
sebagai jalan bebas hambatan yang memberikan manfaat lebih tinggi daripada
jalan umum bukan tol. Perseroan berperan tidak hanya sebagai operator tetapi
memeliki tanggung jawab sebagai otoritas jalan tol di Indonesia. Hingga tahun
1987 Jasa Marga adalah satu-satunya penyelenggara jalan tol di Indonesia yang
pengembangannya dibiayai Pemerintah dengan dana berasal dari pinjaman luar
negeri serta penerbitan obligasi Jasa Marga. Ketergantungan sumber pendanaan
pada hutang membuat keuangan perusahaan tidak sehat (tabel 1) dan diperlukan
suatu perbaikan agar kondisinya membaik. Perbaikan dilakukan oleh Jasa Marga
dengan menjadikan perusahaan terbuka melalui IPO dan mendaftarkan sahamnya
di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 1 November 2007. Momen tersebut
dimanfaatkan oleh Jasa Marga untuk memperbaiki kinerja perusahaan dengan
meningkatkan aktifikat usaha, adalah: (1) melakukan investasi dengan
membangun jalan tol baru, (2) mengoperasikan dan memelihara jalan tol, (3)

11
mengembangkan usaha lain, seperti tempat istirahat, iklan, jaringan serat optik
dan lain-lain, untuk meningkatkan pelayanan kepada pemakai jalan dan
meningkatkan hasil usaha perusahaan, (4) Mengembangkan usaha lain dalam
koridor jalan tol. Ekstensifikasi aktivitas tersebut diharapkan dapat memperbaiki
keuangan perusahaan.

Analisis Trend dan Peramalan
Perkembangan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun dapat digambarkan
secara grafik melalui metode analisis trend. Alat analisis ini mampu memudahkan
pembacanya dalam membuat kesimpulan apakah kinerja perusahaan menurun,
meningkat, atau stabil. Software yang dipilih peneliti untuk perhitungan analisis
trend adalah minitab 15. Periode pengamatan dari penelitian terhadap PT Jasa
Marga Tbk selama 9 tahun, yaitu tahun 2004-2013. Dalam Penelitian ini tahun
2004 dijadikan sebagai tahun dasar.
Output dari analisis trendini menghasilkan sebuah pola grafik yang
menghubungkan data dari masing-masing variabel pad periode 2004-2012. Pola
grafik ini dapat dimanfaatkan sebagai input dari sebuah permalan kuantitatif.
Peramalan ini melihat nilai MAPE MAD MSD terkecil dari model grafiktrend
linear, trend quadratic, trend eksponensial growth, ataupun trend S-curve.

Persen (%)

Trend dan Peramalan Kondisi Neraca
Analisis kondisi neraca dapat dicerminkan atas beberapa komponen pada
laporan keuangan. Komponen tersebut adalah total aktiva, total kewajiban dan
total ekuitas. Hasil analisis trend kondisi neraca keuangan PT Jasa Marga Tbk
periode 2004-2013 dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Perkembangan kondisi neraca keuangan PT Jasa Marga Tbk

12
a.

Total aktiva
Grafik total aktiva pada gambar 2 menunjukan peningkatan yang positif dari
tahun ke tahun. Nilai total aktiva PT Jasa Marga Tbk pada tahun dasar 2004
sebesar Rp 7.969.740.126.000. Nilai ini bertumbuh pada tahun 2005 dan 2006
masing-masing sebesar 21,91% dan 28,30% terhadap tahun dasar menjadi Rp
9.715.807.119.000 dan Rp 10.225.697.089.000. Peningkatan di kedua tahun
tersebut karena adanya peningkatan piutang lain-lain. Pelonjakan total aktiva yang
cukup mencolok terjadi pada tahun 2007 menjadi sebesar Rp 13.847.227.161.000.
Pelonjakan lebih disebabkan oleh adanya kebijakan privatisasi pada bulan
November 2007. Pada tahun 2008, nilai aktiva meningkat menjadi Rp
14.642.760.013.000. Fakta dibalik kenaikan tersebut terdapat nilai aktiva lancar
yang menurun di tahun tersebut, peningkatan lebih ditutupi oleh aset tetap dalam
konstruksi yang bernilai Rp 1.135.689.526.000. Pada tahun 2009, nilai total aktiva
kembali meningkat sebesar 19,94% dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan ini
disebabkan adanya peningkatan sebesar Rp 1.014.762.020 pada komponen hak
pengusaha jalan tol dan komponen baru perusahaan yaitu goodwill. Secara
berturut-turut peningkatan total aktiva terjadi pada tahun 2010, 2011, 2012 dan
2013 masing-masing sebesar 34,85%, 31,11%, 41,67% dan 45,33 dibanding tahun
sebelumnya. Peningkatan ini berbanding lurus dengan peningkatan aktiva lancar
dan aktiva tetap masing-masing tahun.
Pengamatan terhadap analisis trend yang menghasilkan peramalan nilai
aktiva pada tahun 2014-2015 dapat dilihat pada gambar 3. Peramalan total aktiva
ini menggunakan model quadratic. Peramalan nilai total aktiva pada tahun 2014
sebesar Rp 31.467.637.000.000. Nilai ini meningkat 38,91% dibandingkan tahun
sebelumnya. Sementara total nilai aktiva dalam peramalan tahun 2015 sebesar Rp
35.188.532.000.000 atau meningkat 46,68% dibanding tahun 2014 dalam
peramalan.

Gambar 3 Perkembangan dalam peramalan kondisi total aktiva tahun 2004-2015
(dalam juta rupiah)

13
b.

Total kewajiban
Grafik total kewajiban pada Gambar 2 menunjukan peningkatan yang positif
dari tahun ke tahun. Nilai kewajiban pada tahun dasar 2004 sebesar Rp
6.124.680.765.000. Nilai ini mengalami peningkatan pada dua tahun berikutnya
maisng-masing sebesar 26,50% dan 1,99% dibanding tahun sebelumnya di tahun
berikutnya atau sebesar Rp 7.747.988.022.000 dan Rp 7.870.032.878.000.
Peningkatan total kewajiban pada dua tahun tersebut berbanding lurus dengan
peningkatan kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Total
kewajiban sempat mengalami penurunan pada tahun 2007 walaupun kecil sebesar
-3,877% atau sebesar Rp 7,632.542.945.000. Pada tahun 2008, total kewajiban
kembali menningkat tidak signifikan sebesar 2,063% dibanding tahun 2007.
Peningkatan kembali terjadi di sisi tahun analisis hingga tahun 2013. Besaran
kenaikan bervariasi dari 9% - 50%. Kenaikan total kewajiban perusahaan dari
tahun ke tahun menandakan kebutuhan akan dana yang diperlukan perusahaan
untuk melakukan penetrasi bisnis yang semakin meningkat. Dana ini menutupi
kekurangan atas modal sendiri.
Pengamatan terhadap analisis trend yang menghasilkan peramalan nilai
kewajiban pada tahun 2014-2015 dapat dilihat pada gambar 4. Peramalan total
kewajiban ini menggunakan model linear. Peramalan nilai total kewajiban pada
tahun 2014 sebesar Rp 16.216.463.000.000. Nilai ini menurun 20,95%
dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara total nilai kewajiban dalam
peramalan tahun 2015 sebesar Rp 17.331.954.000.000 atau meningkat 18,21%
dibanding tahun 2014 dalam peramalan.

Gambar 4 Perkembangan dalam peramalankondisi total Pasiva tahun 2004-2015
(dalam juta rupiah)
c.

Ekuitas
Grafik total kewajiban pada gambar 2 menunjukan peningkatan ekuitas
yang positif dari tahun ke tahun. Nilai ekuitas pada tahun dasar 2004 sebesar Rp

14
1.844.968.118.000. Peningkatan ekuitas terjadi pada dua tahun berikutnya
sebesar 6,51% dan 22,65% dibandingkan tahun dasar, Kenaikan ekuitas lebih
disebabkan oleh peningkatan saldo laba yang ditahan. Lonjakan besar ekuitas
terjadi
pada tahun 2007 dimana nilai ekuitas perusahaan sebesar Rp
5.975.315.883.000 atau meningkat 323,87%. Pelonjakan ekuitas secara signifikan
ini disebabkan adanya kebijakan perusahaan mengenai privatisasi. Kebijakan ini
memungkinkan perusahaan mengambil dana investasi sebesar-besarnya dari
masyarakat untuk operasi bisnis perusahaan. Sementara disisa tahun analisis
hingga tahun 2013 tercatat PT Jasa Marga Tbk mampu mencetak peningkatan
ekuitas dari tahun ke tahun dengan kisaran peningkatan sebesar 29% - 81%.
Pengamatan terhadap analisis trend yang menghasilkan peramalan nilai
ekuitas pada tahun 2014-2015 dapat dilihat pada gambar 5. Peramalan ekuitas ini
menggunakan model eksponencial growth. Peramalan nilai ekuitas pada tahun
2014 sebesar Rp 17.024.010.000.000. Nilai ini meningkat 333,72% dibandingkan
tahun sebelumnya. Sementara total nilai ekuitas dalam peramalan tahun 2015
sebesar Rp 21.024.472.000.000 atau meningkat 216,83% dibanding tahun 2014
dalam peramalan. Peningkatan yang signifikandalam permalan ini terjadi karena
model exponencial growth, sehingga pertumbuhan menjadi sangat pesat.

Gambar 5 Perkembangan dalam peramalan kondisi ekuitas tahun 2004-2015
(dalam juta rupiah)
Trend dan Peramalan Kondisi Laba Rugi
Analisis kondisi laba rugi dapat dicerminkan atas komponen-komponen
pada laporan keuangan yaitu pendapatan usaha, laba usaha, laba sebelum pajak,
dan laba bersih. Hasil analisis trend kondisi neraca keuangan PT Jasa Marga Tbk
periode 2004-2012 dapat dilihat pada Gambar 6.

Persen (%)

15

Gambar 6 Perkembangan kondisi laba rugi keuangan PT Jasa Marga Tbk
a.

Pendapatan usaha
Kecenderungan nilai pendapatan usaha yang didapat oleh PT Jasa Marga
Tbk adalah positif dari tahun ke tahun. Pendapatan usaha di tahun dasar 2004
sebesar Rp 1.631.554.172.000. Nilai ini tumbuh secara positif di tahun-tahun
berikutnya hingga pada tahun 2012 terdapat lonjakan pendapatan usaha. Pada
tahun 2008, setahun perdana setelah privatisasi, PT Jasa Marga Tbk mampu
memperoleh pendapatan 43,43% dibandingkan tahun 2007 atau sebesar Rp
3.353.632.332.000. Pelonjakan pendapatan usaha yang signifikan terjadi pada
tahun 2012, presentase kenaikannya adalah 251,89% dibandingkan tahun 2011
atau sebesar Rp 9.070.219.074.000. Kontribusi terbesar yang menyebabkan
pendapatan usaha meningkat lebih dari dua kali lipat adalah pendapatan
konstruksi PT Jasa Marga Tbk.
Pengamatan terhadap analisis trend yang menghasilkan peramalan nilai
pendapatan usaha pada tahun 2014-2015 dapat dilihat pada gambar 7. Peramalan
ekuitas ini menggunakan model quadratic trend. Peramalan nilai pendapatan
usaha pada tahun 2014 sebesar Rp10.294.667.635.000. Nilai ini meningkat
75,05% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara total pendapatan dalam
peramalan tahun 2015 sebesar Rp 12.406.011.000.000 atau meningkat 129,41%
dibanding tahun 2014 dalam peramalan.

16

Gambar 7 Perkembangan dalam peramalan kondisi pendapatan tahun 2004-2015
(dalam juta rupiah)
b.

Laba usaha
Kecenderungan nilai laba usaha yang didapat oleh PT Jasa Marga Tbk
adalah positif dari tahun ke tahun. Pendapatan usaha di tahun dasar 2004 sebesar
Rp 543.552.784.000. Nilai ini tumbuh secara positif di tahun-tahun berikutnya
hingga pada tahun 2012 terdapat lonjakan laba usaha. Peningkatan laba usaha ini
berbanding lurus dengan peningkatan pendapatan dan beban usaha pada tahun
2005, 2006, dan 2007 sehingga besaran pendapatan usaha masing-masing tahun
adalah Rp 633.092.343.000, Rp 819.453.449.000, dan 1.015.949.442.000. Nilai
ini kembali meningkat sebesar 65,43% di akhir tahun 2007 atau sebesar Rp
1.371.624.076.000. Pada tahun 2008, setahun perdana setelah privatisasi, PT Jasa
Marga Tbk mampu meraup laba usaha 65,43% dibandingkan tahun 2007 atau
sebesar Rp 1.371.624.076.000. Pelonjakan pendapatan usaha yang signifikan
terjadi pada tahun 2012, presentase kenaikannya adalah 127,65% dibandingkan
tahun 2011 atau sebesar Rp 2.975.235.917.000. Kontribusi terbesar yang
menyebabkan pendapatan usaha meningkat seratus persen lebih adalah
pendapatan konstruksi PT Jasa Marga Tbk. Pada tahun 2013 terjadi penurunan
laba usaha sebesar 57,41% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pengamatan terhadap analisis trend yang menghasilkan peramalan nilai laba
usaha pada tahun 2014-2015 dapat dilihat pada gambar 8. Peramalan laba usaha
ini menggunakan model linear trend. Peramalan nilai laba usaha pada tahun 2014
sebesar Rp 3.108.876.000.000. Nilai ini meningkat 82% dibandingkan tahun
sebelumnya. Sementara total nilai laba usaha dalam peramalan tahun 2015 sebesar
Rp 3.386.710.000.000 atau meningkat 51,11% dibanding tahun 2014.

17

Gambar 8 Perkembangan dalam peramalan kondisi laba usaha tahun 2004-2015
(dalam juta rupiah)
c.

Laba sebelum pajak
Grafik nilai laba sebelum pajak yang didapat oleh PT Jasa Marga Tbk
menunjukan pertumbuhan fluktutatif positif dari periode 2004-2014. Laba
sebelum pajak di tahun dasar 2004 sebesar Rp 346.957.684.000. Nilai ini
mengalami penurunan di tahun 2005 sebesar 48,96%. Penurunan ini disebabkan
oleh beban lain bersih. Nilai ini kembali meningkat sebesar 94,77% di akhir tahun
2006 atau sebesar Rp 505.899.302.000. Penurunan terjadi pada akhir tahun 2007
sebesar -29,93% atau sebesar Rp 402.056.683.000. Pada tahun 2008, setahun
perdana setelah privatisasi, PT Jasa Marga Tbk mampu meningkatkanlaba
sebelum pajak sebesar 156,72% dibandingkan tahun 2007 atau sebesar Rp
945.822.260.000. Tahun berikutnya laba sebelum pajak terus mengalami
peningkatan hingga pada akhir tahun 2012, persentase kenaikannya adalah
94,76% dibandingkan tahun 2011 atau sebesar Rp 2.055.256.702.000. Kontribusi
terbesar yang menyebabkan pendapatan usaha meningkat hampir seratus persen
adalah pendapatan konstruksi PT Jasa Marga Tbk. Pelonjakan terjadi pada tahun
2013, laba sebelum pajak hanya sebesar Rp 1.237.820.534.000.
Pengamatan terhadap analisis trend yang menghasilkan peramalan nilai laba
sebelum pajak pada tahun 2014-2015 dapat dilihat pada gambar 9. Peramalan laba
sebelum pajak ini menggunakan model quadratictrend. Peramalan nilai laba
sebelum pajak pada tahun 2014 sebesar Rp 1.846.962.000.000. Nilai ini
meningkat 175,56% dibanding tahun sebelumnya. Sementara total nilai laba
sebelum pajak dalam peramalan tahun 2015 sebesar Rp 1.939.330.000.000 atau
meningkat 26,62% dibanding tahun 2014 dalam peramalan.

18

Gambar 9 Perkembangan dalam peramalan kondisi EBT tahun 2004-2015 (dalam
juta rupiah)
d.

Laba bersih
Grafik nilai laba bersih yang didapat oleh PT Jasa Marga Tbk menunjukan
pertumbuhan fluktutatif positif dari periode 2004-2014. Laba bersih di tahun dasar
2004 sebesar Rp 293.136.950.000. Nilai ini mengalami peningkatan di tahun
2005dan 2006 sebesar 17,69% dan 68,03% dari tahun sebelumnya. Penurunan
terjadi pada akhir tahun 2007 sebesar -74,11% atau sebesar Rp 277.981.735.000.
Pada tahun 2008, setahun perdana setelah privatisasi, PT Jasa Marga Tbk mampu
meningkatkan laba bersih sebesar 172,57% dibandingkan tahun 2007 atau sebesar
Rp 707.797.979.000. Tercatat di tahun tersebut sebagai peningkatan yang paling
tajam laba bersih PT Jasa Marga Tbk periode 2004-2012. Tahun berikutnya laba
sebelum pajak terus mengalami peningkatan hingga pada akhir tahun 2012,
presentase kenaikannya adalah 86,22% dibandingkan tahun 2011 atau sebesar Rp
1.536.346.216.000. Kontribusi terbesar yang menyebabkan pendapatan usaha
meningkat hampir seratus persen adalah pendapatan konstruksi PT Jasa Marga
Tbk. Penurunan laba bersih terjadi pada tahun 2013 19,51% menjadi sebesar Rp
1.236.626.699.000.
Pengamatan terhadap analisis trend yang menghasilkan peramalan nilai laba
bersih pada tahun 2014-2015 dapat dilihat pada gambar 9. Peramalan laba
sebelum pajak ini menggunakan model quadratic trend. Peramalan nilai laba
sebelum pajak pada tahun 2014 sebesar Rp 1.622.079.000.000. Nilai ini
meningkat 154,76% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara total nilai laba
bersih dalam peramalan tahun 2015 sebesar Rp 1.753.665.000.000 atau meningkat
128,40% dibandingkan tahun 2014 dalam peramalan.

19

Gambar 10 Perkembangan dalam peramalan kondisi laba bersih tahun 2004-2015
(dalam juta rupiah)
Berdasarkan analisis trend kondisi keuangan selama periode 2004-2013
menunjukan grafik prestasi yang meningkat. Peningkatan laba Jasa Marga
berdampak kepada nilai sahamnya. Walaupun terdapat penurunan laba bersih
perusahaan sebesar 16.2% pada kuartal III dibanding periode yang sama tahun
sebelumnya, namun itu karena pada periode tahun sebelumnya tersebut
perusahaan memperoleh pendapatan non operasional dari penjualan salah satu
ruas jalan tolnya ke Citra Marga Nusaphala (CMNP), jadi bukan karena laba rill
Jasa Marga turun. Dari sisi pendapatan, kinerja JSMR masih naik 31.2%, dan
kenaikan ini seharusnya bisa dipertahankan mengingat mulai tahun 2014
mendatang, perusahaan bisa dipastikan akan menerima tambahan pendapatan dari
Jalan Tol Tanjung Benoa. Perununan laba ini juga disebabkan oleh usaha PT. Jasa
Marga Tbk dalam merampungkan proyek pembangunan jalan tol Nusa Dua –
Ngurah Rai – Benoa (Bali Mandara). Sehingga banyak aset dan beban yang
terkonsentrasi dalam pembangunan tersebut. Selain itu, biaya operasional
perusahaan meningkat yang salah satunya disebabkan kenaikan Upah Minimum
Provinsi (UMP) dan kebijakan alih daya, mengingat perusahaan banyak memiliki
karyawan alih daya yang setara dengan UMP. Laba bersih Jasa Marga tahun 2013
sedang mengalami penurunan. Namun, mulai tahun ini JSMR diproyeksikan bisa
mulai mendaptkan hasil semua ekspansi yang telah dilakukan, khususnya mulai
beroperasinya ruas tol Kebon Jeruk-Ulujami (7.07km), KedunghalangKedungbadak (2km), Ungaran-Bawen (12.3km), Gempol-Pandaan (12km), dan
Gempol-Rembang (13.9km). Hal ini menjadi prospek yang baik bagi nilai saham
Jasa Marga dalam kurun waktu 2014-2015 yang diramalkan meningkat. Oleh
karena itu, Jasa Marga kemudian menjadi salah satu saham blue chip di bursa
yang dihargai premium oleh investor, dimana Jasa Marga senantiasa mencatatkan
price earning ratio (PER) antara 15 – 20 kali (sebagai perusahaan mapan, valuasi

20
Jasa Marga bisa dilihat dari PER-nya). Kinerja nilai saham JSMR yang baik
membuatnya terdaftar senagai anggota indeks LQ 45, sebuah indeks yang
menggambarkan saham yang memiliki tingkat liquiditas yang tinggi.
Rasio Keuangan
Analisis rasio merupakan salah satu alat analisis keuangan yang dapat
digunakan untuk menginterpretasikan nilai rasio keuangan sehingga dapat
menentukan kesehatan atau kinerja perusahaan baik pada saat ini maupun masa
mendatang. Analisis rasio yang akan dibahas peneliti adalah rasio keuangan PT
Jasa Marga Tbk pada tahun 2004 sampai 2011. Rasio-rasio yang akan dianalisis
pada penelitian ini sebagai berikut:
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menujukkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Rasio
likuiditas yang akan dibahas adalah rasio kas dan rasio lancar. Komponen yang
ada dalam rasio ini kas, aktiva lancar, dan kewajiban lancar.
Tabel 3 Rasio likuiditas PT Jasa Marga Tbk 2004-2011
Sebelum Privatisasi
2004
R Kas (%)
R Lancar
(%)

2005

2006

Ratarata
sebelum

2007

29,6

29,9

19,2

301,8

38,1

32,7

60,9

307,5

95,1

Ratarata
Sesudah

Setelah Privatisasi
2008

2009

2010

2011

273,0

111,7

161,9

99,9

315,8

115,6

165,0

106,1

161,6

109,18
175,16

Sumber: PT Jasa Marga Tbk (2004-2011)
a. Analisis rasio kas
Berdasarkan perhitungan analisis rasio kas PT Jasa Marga Tbk pada tahun
2004-2011 menunjukan adanya nilai yang fluktuatif positif baik pada saat
perusahaan belum diprivatisasi maupun sudah diprivatisasi. Periode sebelum
privatisasi menunjukan rataan rasio sebesar 95,1% yang berarti setiap Rp100
hutang lancar dijamin dengan kas senilai Rp 95.1, maka dapat dilihat bahwa
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya cukup
baik karena aktiva yang mampu menutupi kewajiban lancar perusahaan lebih dari
95%. Kas rasio pada tahun 2004 sebesar 29,6% dan hanya meningkat 0,3% pada
tahun 2009 menjadi sebesar 29,9%. Hal ini menandakan tidak banyak perubahan
positif yang dilakukan perusahaan. Bahkan pada tahun 2006 rasio ini menurun
tajam di angka 19,2%. Berdasarkan komponen yang tesedia, penurunan rasio ini
disebabkan oleh menurunnya kas yang dimiliki perusahaan. Pada tahun 2007,
perusahaan membenahi manajemen dengan melakukan IPO pada bulan November,
sehingga dampak peningkatannya langsung dapat dirasakan pada tahun berjalan.
Nilai rasio lancar pada tahun 2007 sebesar 301,8%.
Nilai rasio kas pada masa setelah privatisasi (2004-2011) menunjukan
kinerja naik turun. Penurunan nilai rasio terjadi berturu-turut pada tahun 2008 dan
2009 penurunan masing-masing sebesar 28,8% dan 161,3%. Penurunan ini selain

21
disebabkan oleh penurunan komponen kas perusahaann dan meningkatnya utang
usaha dan utang bank secara signifikan. Rasio kas sempat mengalami kenaikan
pada tahun 2010 menjadi 161,9%. Penurunan kembali terjadi pada tahun 2011
menjadi 99,9%. Sementara rataan rasio kas setelah privatisasi sebesar 109,18%.
Sehingga terjadi peningkatan rataan rasio kas pada 4 tahun berjalan setelah
privatisasi. Rasio yang mencapai 109,18% menunjukan peringkat yang sangat
baik dalam skala kesehatan yang ditetapkan Menteri BUMN. Namun yang
menjadi cataan bagi perusahaan adalah kurang mampu dalam menjaga kestabilan
kinerja rasio kas di periode awal privatisasi terbukti dengan adanya nilai rasio kas
yang naik turun bahkan cenderung signifikan.
b.

Analisis rasio lancar
Berdasarkan perhitungan analisis rasio kas PT Jasa Marga Tbk pada tahun
2004-2011 menunjukan adanya nilai yang fluktuatif positif baik pada saat
perusahaan belum diprivatisasi maupun sudah diprivatisasi. Periode sebelum
privatisasi menunjukan rataan rasio sebesar 161,6% yang berarti setiap Rp100
hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar senilai Rp161.1. Dapat dilihat bahwa
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya sangatbaik
karena aktiva lancar yang mampu menutupi kewajiban lancar perusahaan dan
bahkan lebih dari 61,6% dari kewajiban lancarnya. Rasio lancar pada tahun 2008
sebesar 38,1% dan menurun di tahun berikutnya menjadi 32,7%. Peningkatan
secara signifikan terjadi pada tahun 2006 menjadi 60,9%. Peningkatan ini
disebabkan oleh meningkatnya kas dan investasi perusahaan. Peningkatan tajam
kembali terjadi pada tahun 2007 hal ini dikarenakan adanya kebijakan privatisasi
yang dilakukan oleh Jasa Marga, nilai rasio di tahun tersebut sebesar 307,5%.
Nilai r