Aktivitas Antioksidan Pada Formula Tablet Teripang Keling (Holothuria Atra).

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA FORMULA TABLET
TERIPANG KELING (Holothuria atra)

AHMAD FAUZAN LUBIS

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul “Aktivitas Antioksidan
pada Formula Tablet Teripang Keling (Holothuria atra)” adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, September 2015
Ahmad Fauzan Lubis
NIM C351110121

RINGKASAN
AHMAD FAUZAN LUBIS. Aktivitas Antioksidan pada Formula Tablet Teripang
Keling (Holothuria atra). Dibimbing oleh SRI PURWANINGSIH dan
KUSTIARIYAH.
Teripang mempunyai nilai ekonomi tinggi, dan sejak lama dimanfaatkan
sebagai makanan yang dipercaya dapat menyembuhkan beberapa penyakit dan
meningkatkan kesehatan. Teripang keling merupakan salah satu jenis teripang
yang kurang dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dikarenakan rasa teripang
keling yang pahit sehingga kurang diminati oleh masyarakat. Jenis teripang keling
dari beberapa penelitian mempunyai senyawa aktif yang sangat potensial untuk
dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik kimia
teripang keling utuh, daging teripang keling dan serbuk teripang, menentukan
formulasi terbaik dalam pembuatan tablet teripang keling berdasarkan standar
Departemen Kesehatan RI, serta menentukan aktivitas antioksidan dan senyawa
aktif yang berperan sebagai antioksidan pada ekstrak tablet teripang keling.
Metode yang digunakan dalam pembuatan tablet adalah metode kempa langsung

dengan memakai 6 formulasi dengan perlakukan perbedaan jenis serbuk yaitu
serbuk dari teripang utuh dan serbuk dari daging teripang. Tablet terpilih
berdasarkan standar dari Departemen Kesehatan RI yang meliputi uji karakteristik
fisik tablet dan stabilitas masa simpan. Tablet teripang keling diuji aktivitas
antioksidan dengan metode 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH). Pengujian
untuk menentukan senyawa aktif yang berperan sebagai antioksidan dengan
kromotografi lapis tipis (KLT) dan bioautografi antioksidan dan juga untuk
menentukan gugus fungsi dengan menggunakan analisis Fourier Transform
Infrared (FTIR).
Rendemen serbuk teripang ini tergolong rendah, rendemen serbuk untuk
teripang keling utuh sekitar 10,26% dan daging teripang keling 9,82%.
Kandungan protein serbuk teripang utuh sebesar 60,89% lebih rendah
dibandingkan serbuk daging teripang sebesar 63,57%. Formula terpilih dari tablet
teripang keling berdasarkan uji karakteristik fisik dan uji stabilitas masa simpan
tablet adalah formula A2 dengan komposisi formulasi serbuk Holothuria atra
(25%), Ac-Di-Sol (2%), L-HPC (2%), Aspartam (0,5%), mentol (0,2%), talk (1%),
Mg stearat (1%) dan laktosa:manitol (67,8%) serta mempunyai aktivitas
antioksidan dengan nilai
IC50 sebesar 97,22 ppm. Hasil uji KLT dan
Bioautografi memperlihatkan bahwa golongan senyawa yang berperan sebagai

antioksidan adalah Steroid. Uji FTIR menyatakan senyawa yang berperan sebagai
antioksidan mempunyai kemiripan dengan golongan senyawa sterol.

Kata kunci : antioksidan, bioautografi, FTIR, Holothuria atra, KLT, stabilitas,
tablet

SUMMARY
AHMAD FAUZAN LUBIS. Antioxidant Activity of Sandfish (Holothuria atra)
Formula Tablet. Supervised by SRI PURWANINGSIH and KUSTIARIYAH.
Sandfish have high economic value, and have long been used as a health
food believed to cure several diseases and increasing healthcare. Sandfish is one
species of sea cucumber that has not optimally utilized. This is because the natural
bitter taste of sandfish people dislikes. Several sandfish from other studies has
active compounds that are potential to be developed. This study aimed to
determine the chemical characterization of sandfish, sandfish meat and sandfish
powder, determine the best formulation in manufacturing Holothuria atra tablet
based on DEPKES RI standard and to determine the antioxidant activity and the
active compounds that act as antioxidants in the extract of Holothuria atra tablets.
The method used in the manufacture of tablets is the direct compression method
using 6 formulations to treat the kind of powder substance that is the ingredient of

sandfish are intact and substances from the meat of sandfish. Tablet chosen based
on the standards of the Ministry of Health that includes the physical
characteristics of the test tablet and shelf-life stability. Tablet rivet sandfishtested
the antioxidant activity by the method of 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH).
Tests to determine the active compounds that act as antioxidants with thin layer
chromatography (TLC) and bioautography antioxidants and also to determine the
functional groups using analysis of Fourier Transform Infrared (FTIR).
The yield of sandfish powder is considerably low. Yield of sandfish powder
are 10.26% and sandfish meat powder are 9,82%. The protein content of sandfish
powder are 60,89% lower compared to sandfish meat powders of 63,57%.
Formula elected from the sandfish tablet test based on physical characteristics and
stability test of the shelf life of the tablet is the formula A2 with the composition
of the powder formulation Holothuria atra (25%), Ac-Di-Sol (2%), L-HPC (2%),
Aspartame (0.5%), menthol (0.2%), talk (1%), magnesium stearate (1%) and
lactose: mannitol (67.8%) and has antioxidant activity with IC50 value of 97.22
ppm. TLC test and Bio-autography showed that the class of antioxidant
compounds are steroid, and suspected compounds at FTIR test, that act as
antioxidants compound has similarities to the sterol class.
Keywords : antioxidant, Bioautografi, FTIR, Holothuria atra, sandfish, stability,
tablets, TLC


© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA FORMULA TABLET
TERIPANG KELING (Holothuria atra)

AHMAD FAUZAN LUBIS

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada

Program Studi Teknologi Hasi Perairan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Penguji Luar Komisi Pada Ujian Tesis : Dr Desniar, SPi, MSi

Judul Tesis : Aktivitas Antioksidan pada Formula Tablet Teripang Keling
(Holothuria atra)
Nama
: Ahmad Fauzan Lubis
NIM
: C351110121

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr Ir Sri Purwaningsih, MSi

Ketua

Dr Kustiariyah, SPi, MSi
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Teknologi Hasil Perairan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Wini Trilaksani, MSc

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian: 28 Agustus 2015

Tanggal Lulus:


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2014 ini ialah
tablet teripang, dengan judul “Aktivitas Antioksidan pada Formula Tablet
Teripang Keling (Holothuria Atra)”.
Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
pelaksanaan penelitian dan penyelesaian tesis ini, diantaranya adalah :
1. Dr Ir Sri Purwaningsih, MSi. dan Dr.Kustiariyah, SPi MSi. selaku dosen
pembimbing atas bimbingan dan arahan yang diberikan.
2. Dr Desniar, SPi MSi yang telah bersedia selaku dosen penguji luar komisi dan
memberikan banyak masukan untuk penyempurnaan penyelesaian tesis ini.
3. Ketua Program Studi Teknologi Hasil Perairan Dr Ir Wini Trilaksani, MSc,
dosen, karyawan, dan pengelola laboratorium atas ilmu, bantuan, dan fasilitas
yang diberikan selama penelitian dilakukan sampai penyelesaian tesis ini.
4. Poiteknik Tanjungbalai atas kemudahan izin belajar dan bantuan dana studi bagi
penulis.
5. Orang tuaku alm. Zulkarnain Lubis dan Raja Fachrial yang selalu menjadi
inspirasiku.
6. Istriku Misbah Sururi Harahap dan anakku Fathiya Azzahrah Fairuz Lubis, serta

seluruh keluarga atas nasehat, doa, semangat, dan tenaga yang telah diberikan.
7. Rekan-rekan Teknologi Hasil Perairan (Frets Jonas Rieuwpassa MSi,
Wahyu
Ramadhan
MSi,
Safrina
Dyah
Hardiningtyas
MSi,
drh Titot Bagus Afrianto MSi, Wayan Kukuh Feryana MSi, Zakiyul Fikri MSi
Andra SPi,) dan teman-teman lainnya atas kerjasama, keceriaan dan
semangatnya.

Bogor, September 2015
Ahmad Fauzan Lubis

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi


DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vii

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Hipotesis Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian

1
1
2

2
3
3
3

2 METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Bahan dan Alat
Tahapan Penelitian
Analisis Data

3
3
4
4
14

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Teripang Keling (Holothuria atra)
Formula Tablet Teripang Keling
Penentuan formulasi terbaik tablet teripang keling
Antioksidan pada Formula Tablet Teripang
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Bioautografi Antioksidan
Kelompok Gugus Fungsi

15
15
18
20
25
26
29

4 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

30
30
30

DAFTAR PUSTAKA

30

LAMPIRAN

35

RIWAYAT HIDUP

44

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Formulasi tablet teripang keling (Holothuria atra)
Batas penyimpangan bobot rata-rata tablet
Randemen teripang keling sebelum dan sesudah pengeringan
Hasil analisis proksimat teripang keling
Residu logam berat pada teripang keling
Hasil proksimat tablet teripang keling
Nilai aktivitas aw dengan penyimpanan selama 30 hari pada suhu
30°C dan 50°C
Jumlah bakteri dengan penyimpanan selama 30 hari pada suhu 30°C
dan 50°C
Nilai IC50 aktivitas antioksidan pada formula tablet teripang
Nillai Rf hasil fraksinasi ektrak metanol dari tablet teripang keling

6
10
16
17
17
19
24
25
26
27

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6

7

8

9

10
11
12

Diagram alir proses preparasi bahan baku dan pembuatan serbuk
teripang keling
Diagram alir proses pembuatan tablet dari serbuk Teripang keling
Teripang keling yang digunakan dalam penelitian
a) Serbuk teripang keling utuh dan b) serbuk daging teripang keling
Tablet teripang keling hasil kempa langsung
Nilai rataan keseragaman bobot tablet (Formulasi menggunakan
serbuk teripang utuh : Formula A1 , A2 , A3 , dan Formulasi
menggunakan serbuk daging teripang: B1 , B2 , B3 )
Nilai rataan kekerasan tablet (Formulasi menggunakan serbuk
teripang utuh : Formula A1
, A2
, A3
, dan Formulasi
menggunakan serbuk daging teripang: B1 , B2 , B3 )
Persentase keregesan tablet (Formulasi menggunakan serbuk teripang
utuh : Formula A1 , A2 , A3 , dan Formulasi menggunakan
serbuk daging teripang: B1 , B2 , B3 )
Perbandingan waktu hancur tablet (Formulasi menggunakan serbuk
teripang utuh : Formula A1
, A2
, A3
, dan Formulasi
menggunakan serbuk daging teripang: B1 , B2 , B3 ).
Hasil fraksinasi ekstrak tablet teripang keling menggunakan ektrak
metanol tablet teripang keling
Hasil Bioautografi dengan ekstrak metanol
Spektrum hasil uji FTIR pada ekstrak tablet teripang keling

5
7
15
16
18

20

21

22

23
27
28
29

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Nilai aktivitas aw selama penyimpanan selama 20 hari
Jumlah bakteri selama penyimpanan selama 20 hari
Hasil Uji Statistik RAL Faktorial Analisis Kadar air
Hasil Uji Statistik RAL Faktorial Analisis Kadar Protein
Hasil Uji Statistik RAL Faktorial Analisis Kadar Lemak
Hasil Uji Statistik RAL Faktorial Analisis Kadar Abu
Hasil Uji Statistik RAL Faktorial Uji Keseragaman Bobot
Hasil Uji Statistik RAL Faktorial Uji Kekerasan
Hasil Uji Statistik RAL Faktorial Uji Keregesan
Hasil Uji Statistik RAL Faktorial Uji Waktu hancur
Hasil Uji Statistik RAL Faktorial Uji Aktivitas Air (aw)
Hasil Uji Statistik RAL Faktorial Uji Angka Lempeng Total
Hasil Uji Statistik RAL Faktorial Uji Aktivitas Antioksidan

37
38
39
39
40
40
41
41
41
42
43
44
44

1

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Teripang mempunyai nilai ekonomi tinggi, karena sejak lama
dimanfaatkan sebagai makanan yang dipercaya dapat menyembuhkan beberapa
penyakit dan meningkatkan kesehatan (Dance et al. 2003). Indonesia merupakan
salah satu negera terbesar sebagai pengekspor teripang untuk dunia. Dalam pasar
Internasional, Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor teripang untuk
dunia, ekspor teripang Indonesia dalam bentuk daging kering (beche-de-mer),
usus asin (konowata) dan gonad kering (konoko) (Karnila 2011).
Penyebaran teripang di Indonesia meliputi perairan pantai Sumatera
(bagian barat dan timur), pantai utara Jawa, Bali, Nusa Tenggara, pantai timur
Kalimantan, pantai Sulawesi (bagian selatan dan utara), Maluku dan Papua
(KKP 2011). Data produksi teripang menurut Kementrian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia pada tahun 2010 sebesar 4.599 ton dan meningkat pada tahun
2011 menjadi sebesar 5.768 ton (SIDATIK 2014).
Teripang mempunyai senyawa bioaktif yang telah terbukti secara ilmiah
memiliki sifat antioksidan yang dapat meredam radikal bebas yang menyebabkan
berbagai penyakit degeneratif (Hing et al. 2007). Senyawa bioaktif yang terdapat
pada teripang antara lain lektin (Mojica dan Merca 2005), sterol, glikosida
triterpen (Stonik 1986), kondroitin, kondroitin sulfat E (Kariya et al. 1990),
steroid (Kustiariyah 2006), vitamin B1, B2, B6, A, C, D, dan E, asam-asam
amino, asam lemak (miristat, palmitat, stearat, docosahexesaenat (DHA),
eicosapentaenat (EPA), karotenoid, senyawa flavonoid dan polifenol
(Nurhidayati 2009).
Pemanfaatan bahan alam sebagai sumber antioksidan alami dalam
pembuatan makanan sehat, suplemen maupun obat-obatan terus berkembang.
Menurut Boer (2000), konsumsi obat yang mengandung antioksidan terus
meningkat seiring dengan bertambahnya pengetahuan masyarakat tentang
aktivitas radikal bebas yang dapat membahayakan tubuh dan menimbulkan
beberapa penyakit degeneratif misalnya penyakit jantung dan kanker.
Andayani et al. (2008) menyatakan bahwa tubuh memerlukan suatu substansi
penting yaitu antioksidan yang mampu menangkap radikal bebas tersebut
sehingga tidak dapat menginduksi suatu penyakit. Manimaran dan Rajneesh
(2009) menambahkan bahwa peranan antioksidan sangat penting dalam
menetralkan dan menghancurkan radikal bebas yang dapat menyebabkan
kerusakan sel dan juga merusak biomolekul di dalam tubuh yang akhirnya dapat
memicu terjadinya penyakit degeneratif. Bila jumlah radikal bebas dalam tubuh
berlebih maka dibutuhkan antioksidan yang berasal dari luar tubuh (eksogenik)
yaitu flavonoid, vitamin A, vitamin C, vitamin E, maupun berbagai jenis sayuran
dan buah-buahan (Soeksmanto et al. 2007).
Teripang sangat memungkinkan untuk dikembangkan sebagai produk
makanan sehat, suplemen maupun obat-obatan karena memiliki kandungan
protein sekitar 82/g dalam 100/g terutama protein kolagen yang sangat tinggi
(80% protein adalah protein kolagen). Teripang juga mengandung mineral,

2

mukopolisakarida, glucasaninoglycans, omega-3, omega-6, omega-9, asam amino
dan kondroitin (Jawahar et al. 2002).
Teripang keling (Holothuria atra) merupakan salah satu jenis teripang
yang belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dan belum adanya nelayan
yang memanfaatkan sebagai salah satu target usahanya. Jenis teripang ini jarang
ada yang mengkonsumsi karena rasanya yang pahit sedikit sehingga harganya
relatif murah (Pringgenies et al. 2012). Kandungan teripang keling ini sebenarnya
sangat potensial karena ekstrak Holothuria atra mengandung alkaloid, steroid dan
triterpenoid serta saponin (Septiadi 2013). Potensi senyawa bioaktif yang dimiliki
teripang keling ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dibidang biofarmaka.
Pengembangan untuk dapat mengembangkan potensi dari teripang keling ini
adalah suatu produk yang dapat mengatasi permasalahan rasa pada teripang ini
tanpa menghilangkan manfaat dari teripang itu sendiri. Bentuk produk yang tepat
mengatasi masalah ini adalah bentuk sediaan tablet. Tablet merupakan bentuk
sediaan yang praktis, banyak ditemui, mudah dibawa, dapat menyamarkan rasa
dan mudah diproduksi serta lebih aman dari penambahan bahan-bahan kimia
lainnya (Lachman et al. 1994).
Masyarakat kini mulai perduli terhadap kesehatan dan mulai menjalankan
pola hidup sehat dengan mengkomsumsi suplemen yang bermanfaat bagi tubuh.
Kebiasaan hidup sehat bertujuan untuk mencegah timbulnya berbagai macam
penyakit degeneratif sejak dini. Pilihan yang paling mudah untuk masyarakat
adalah mengkonsumsi antioksidan sintesis karena dianggap lebih praktis tetapi
antioksidan sintesis memiliki efek toksik. Berdasarkan kebiasaan masyarakat
inilah, maka dibutuhkan sumber antioksidan yang mudah dikonsumsi serta aman
untuk tubuh. Pada penelitian ini dilakukan formulasi tablet dengan penambahan
tepung teripang keling (Holothuria atra) yang memiliki potensi sebagai
antioksidan alami yang dapat cepat diabsorbsi oleh tubuh.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dijelaskan teripang keling
merupakan salah satu jenis teripang yang belum dimanfaatkan secara optimal.
Kandungan senyawa aktif dari teripang keling sangat berpotensi sebagai
antioksidan. Rasa pahit dari teripang keling ini menjadi faktor yang membuat
jenis teripang ini kurang diminati oleh masyarakat, oleh karena itu yang menjadi
rumusan dalam penelitian ini adalah untuk menentukan formulasi yang yang tepat
untuk mengatasi permasalahan rasa pahit teripang keling, sehingga dapat
dikonsumsi agar menjadi sumber antioksidan alami.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menentukan karakterisasi kimia teripang
keling utuh, daging teripang keling dan serbuk teripang, 2) menentukan formulasi
terbaik dalam pembuatan tablet teripang keling yang mempunyai aktivitas
antioksidan berdasarkan standar Departemen Kesehatan RI.

3

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini:
1 Tersedianya informasi tentang kandungan gizi dan residu logam dari teripang
keling (Hoothuria atra)
2 Diperoleh formulasi tablet teripang keling yang baik
3 Diperoleh aktivitas antioksidan dan senyawa aktif yang berperan dalam
aktivitas antioksidan dari tablet teripang keling.

Hipotesis Penelitian
Hipotesis utama dari penelitian ini adalah teripang dapat diformulasikan
dalam sediaan tablet yang mempunyai aktivitas antioksidan sehingga dapat
memberikan nilai tambah pada teripang keling, sedangkan hipotesis spesifiknya
adalah sebagai berikut :
1 Teripang mempunyai senyawa aktif yang berperan sebagai antioksidan.
2 Teripang dapat diformulasikan dalam sediaan tablet
3 Formulasi tablet sesuai persyaratan dari Departemen Kesehatan RI
4 Hasil pengujian formulasi terbaik memungkinkan tablet teripang keling dapat
diaplikasikan sebagai suplemen antioksidan.
5 Tablet dari teripang keling dapat memberikan nilai tambah secara finansial.

Ruang Lingkup Penelitian
Karakterisasi bahan baku teripang keling (Holothutia atra) yang terdiri dari
perhitungan rendemen, analisis proksimat, dan analisis residu logam berat.
2 Formula tablet teripang keling yang terdiri dari pencetakan bentuk tablet dan
analisis proksimat.
3 Penentuan formulasi terbaik tablet teripang keling yang terdiri dari
pengukuran karakteristik fisik tablet dan stabilitas masa simpan tablet.
4 Penentuan tablet teripang keling terbaik yang terdiri dari pengujian aktivitas
antioksidan dengan DPPH, pengujian senyawa aktif dengan KLT dan
Bioautografi antioksidan dan penentuan gugus fungsi.

1

2 METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga September 2014.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia Hasil Perairan, Laboratorium
Pengolahan dan Diversifikasi Produk Hasil Perairan IPB, Laboratorium
Mikrobiologi Hasil Perairan IPB, Laboratorium Lembaga Farmasi TNI Angkatan
Laut (LAFIAL) Jakarta, Laboratorium Nawa Agna Bogor dan Laboratorium Pusat
Studi Biofarmaka IPB.

4

Bahan dan Alat
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teripang keling
(Holothuria atra) yang berasal dari Kepulauan Seribu. Bahan-bahan tambahan yang
digunakan untuk membuat tablet adalah bahan penghancur Croscarmellose
sodium (Ac-Di-Sol); bahan pengikat low-substituted hydroxypropyl cellulose
(L-HPC); bahan pemberi rasa dan pemanis mentol dan aspartam; bahan pelincir,
anti Lekat dan pelicin talk dan Mg Stearat; bahan pengisi laktosa dan manitol
(Universitas Pancasila) dan bahan-bahan kimia yang digunakan untuk pengujian
analisis proksimat, pengujian mikrobiologi (Angka Lempeng Total), analisis
aktivitas air (aw), uji senyawa aktif bahan-bahan kimia yang digunakan adalah
metanol, 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH), etil asetat, anisaldehid, Ferric
Chloride, amonia pekat (25%), kloroform, aseton, n-heksana, aquadest dan TLC
silica gel 60 F254.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat preparasi bahan
baku, oven, blender dan ayakan. Alat pencetak tablet (KOASCA PRD),
timbangan digital (Quattro), hardness tester (Erweka-Apparatebau), friabilator
timer model (Vanderkamp), alat uji waktu hancur (Erweka Apparatebau),
inkubator (BINDER), shaker (WiseShake SHO-1D), desikator, rotary evaporator
(Heidolph VV 2000), lampu UV, dan pipa kapiler.

Tahapan Penelitian
Penelitian ini terdiri atas dua tahap. Tahap pertama adalah preparasi bahan
baku dan pembuatan serbuk teripang keling. Tahap kedua adalah formulasi,
karakterisasi dan uji stabilitas tablet dari serbuk teripang keling (Holothuria atra).
Penentuan formula terpilih berdasarkan karakter fisik dan stabilitas tablet yang
disyaratkan oleh Depkes RI yaitu keseragaman bobot atau ukuran, kekerasan,
keregesan, waktu hancur, aktivitas air, dan angka lempeng total.
Penelitian tahap pertama
Preparasi bahan baku dan pembuatan serbuk teripang keling
Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah teripang keling
(Holothuria atra) segar yang diperoleh dari Kepulauan Seribu. Tahapan yang
dilakukan dalam preparasi bahan baku adalah teripang dibersihkan dari kotoran,
kemudian dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian yang utuh dan bagian yang
telah dilepaskan kulitnya. Kedua bagian tersebut kemudian ditimbang sebelum
dipotong kecil-kecil dan dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 5060oC selama ±6 hari. Kedua bagian yang telah kering dihancurkan dengan
menggunakan blender kemudian diayak (60 mesh) sehingga memperoleh serbuk
teripang keling. Diagram alir penelitian tahap pertama disajikan Gambar 1.

5

Teripang keling
segar

Pembersihan kotoran dan pembuangan bagian dalam

Daging
Teripang

Teripang utuh

Analisis
proksimat dan
logam berat

Pengeringan dengan oven
(suhu 50-60oC selama 6 hari)
Penepungan
Pengayakan (60 mesh)

Serbuk
teripang utuh

Serbuk daging
teripang

Analisis proksimat
dan rendemen

Gambar 1 Diagram alir proses preparasi bahan baku dan pembuatan serbuk
teripang keling
Penelitian tahap kedua
Penelitian tahap kedua adalah formulasi tablet menggunakan serbuk dari
teripang keling utuh dan serbuk daging teripang keling untuk mendapatkan formula
terpilih. Penentuan formula terpilih berdasarkan karakter fisik dan stabilitas tablet
yang disyaratkan oleh Depkes RI yaitu keseragaman bobot atau ukuran, kekerasan,
keregesan, waktu hancur, aktivitas air, dan angka lempeng total.
Formulasi tablet dari serbuk teripang keling (Holothuria atra)
Pembuatan formulasi teripang keling menggunakan serbuk teripang keling
utuh dan daging teripang keling serta penambahan aspartam dengan konsentrasi
berbeda. Metode yang digunakan adalah metode kempa langsung meliputi
penimbangan bahan, pencampuran, pengocokan dan pengempaan (Gambar 2).
Formulasi tablet dilakukan berdasarkan pada aturan pembuatan tablet yang
tertera pada Handbook of Pharmaceutical Excipient (2006). Formulasi yang
digunakan dalam pembuatan tablet ini merupakan modifikasi formulasi
Rachmawati (2011) yang terdiri atas enam formula. Bobot yang diinginkan untuk

6

masing-masing formula adalah 800 mg, yang terdiri atas 25% serbuk teripang
keling (formula A untuk serbuk teripang keling utuh dan formula B untuk serbuk
daging teripang) sebagai bahan utama, konsentrasi aspartam yang berbeda yaitu
0%, 0.5% dan 1% serta selebihnya adalah bahan tambahan yang diperlukan dalam
pengempaan tablet. Formulasi tablet yang akan dilakukan dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Formulasi tablet teripang keling (Holothuria atra).
Bahan baku
Serbuk teripang
Serbuk daging
Jenis Bahan (%)
keling utuh
Teripang
A1
A2
A3
B1
B2
B3
25
25
25
25
25
25
Holothuria atra
Ac-Di-Sol
2
2
2
2
2
2
L-HPC
2
2
2
2
2
2
Aspartam
0,5
1
0,5
1
Mentol
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
Talk
1
1
1
1
1
1
Mg Stearat
1
1
1
1
1
1
Laktosa:manitol (1:1)
68,8
68,3
67,8
68,8
68,3
67,8
Bobot Tablet = 800mg

7

Serbuk daging
teripang

Serbuk teripang
keling utuh

Penimbangan sebanyak 25%

Penambahan bahan pengisi yaitu Ac-Di-Sol 2%,
L-HPC 2%, Mentol 0,2%, Talk 1%, Mg Stearat 1%
dan Laktosa : Manitol (1:1)

Penambahan Aspartam
(kosentrasi 0%, 0,5% dan 1%)

A1

A2

A3

B1

B2

B3

Pencampuran dan pengocokan

Pengempaan tablet

Tablet teripang
keling

Uji aktivitas antioksidan,
KLT dan bioautografi
antioksidan dan analisis
gugus fungsi

Analisis proksimat,
analisis fisik dan
umur simpan tablet
sesuai Standar
Depkes

Tablet teripang
terpilih

Gambar 2. Diagram alir proses pembuatan tablet dari serbuk teripang keling
Parameter penentuan formula terpilih tablet teripang
Parameter untuk menentukan formula terpilih pada formulasi tablet
teripang yang dihasilkan meliputi a) karakteristik fisik tablet (keseragaman bobot,

8

kekerasan keregesan dan waktu larut), dan b) stabilitas terhadap masa simpan
sediaan tablet (aktivitas air dan angka lempeng total).

Prosedur analisis
Analisis bahan baku dan serbuk teripang keling
Analisis kadar air (AOAC 2005)
Tahap pertama yang dilakukan untuk menganalisis kadar air adalah
mengeringkan cawan porselen dalam oven pada suhu 105°C selama 1 jam. Cawan
tersebut diletakkan ke dalam desikator (kurang lebih 15 menit) dan dibiarkan
sampai dingin kemudian ditimbang. Cawan tersebut ditimbang kembali hingga
beratnya konstan. Sebanyak 5 g contoh dimasukkan ke dalam cawan tersebut,
kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 105°C selama 5–8 jam atau hingga
beratnya konstan. Cawan tersebut didinginkan desikator ±30 menit dan dibiarkan
sampai dingin dan selanjutnya ditimbang kembali.
Perhitungan kadar air :
Keterangan : A = Berat cawan kosong (gram)
B = Berat cawan yang diisi dengan sampel (gram)
C = Berat cawan dengan sampel yang sudah dikeringkan (gram)
Analisis kadar abu (AOAC 2005)
Cawan pengabuan dikeringkan di dalam oven selama 1 jam pada suhu
105°C, kemudian didinginkan di dalam desikator dan ditimbang hingga
didapatkan berat yang konstan. Sampel sebanyak 5 g dimasukkan ke dalam cawan
pengabuan dan dipijarkan diatas nyala api bunsen hingga tidak berasap lagi.
Cawan itu dimasukkan ke dalam tanur pengabuan dengan suhu 600°C sampai
pengabuan sempurna, cawan ditimbang hingga didapatkan berat yang
konstan.Kadar abu ditentukan dengan rumus :

Keterangan : A = Berat cawan porselen kosong (gram)
B = Berat cawan dengan sampel (gram)
C = Berat cawan dengan sampel setelah dikeringkan (gram)
Analisis kadar protein (AOAC 2005)
Tahap-tahap yang dilakukan dalam analisis protein terdiri dari tiga tahap
yaitu destruksi, destilasi, dan titrasi. Pengukuran kadar protein dilakukan dengan
metode mikro Kjeldahl. Sampel sebanyak 0,25 g, dimasukkan ke dalam labu
Kjeldahl 100 mL, lalu ditambahkan 0,25 g selenium dan 3 mL H2SO4 pekat.
Contoh didestruksi pada suhu 410oC selama kurang lebih 1 jam sampai larutan
jernih lalu didinginkan. Sebanyak 50 mL akuades dan 20 mL NaOH 40%
dimasukkan kedalamnya kemudian didestilasi dengan suhu destilator 100°C.

9

Hasil destilasi ditampung dalam labu Erlenmeyer 125 mL yang berisi campuran
10 mL asam borat (H3BO3) 2% dan 2 tetes indikator bromcresol green-methyl
red yang berwarna merah muda. Proses destilasi dihentikan setelah volume
destilat mencapai 40 mL. Destilat dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai terjadi
perubahan warna merah muda. Volume titran dibaca dan dicatat. Larutan blanko
dianalisis seperti contoh.
Kadar protein dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan : *) Faktor koreksi alat = 2,5
% Kadar protein = % N x faktor konversi*
*) Faktor konversi = 6,25
Analisis kadar lemak (AOAC 2005)
Contoh seberat 5 g (W1) dimasukkan ke dalam kertas saring pada kedua
ujung bungkus ditutup dengan kapas bebas lemak dan selanjutnya dimasukkan ke
dalam selongsong lemak, Sampel yang telah dibungkus dimasukkan ke dalam
labu lemak yang sudah ditimbang berat tetapnya (W2) dan disambungkan dengan
tabung soklet. Selongsong lemak dimasukkan ke dalam ruang ekstraktor tabung
soxhlet dan disiram dengan pelarut lemak (benzena), lalu direfluks selama 6 jam.
Pelarut lemak yang ada dalam labu lemak didestilasi hingga semua pelarut lemak
menguap. Pelarut akan ditampung di ruang ekstraktor, lalu labu lemak,
selanjutnya labu lemak dikeringkan dalam oven pada suhu 105°C, lalu labu
didinginkan dalam desikator sampai beratnya konstan (W3).
Perhitungan kadar lemak :

Keterangan : W1 = Berat sampel (gram)
W2 = Berat labu lemak kosong (gram)
W3 = Berat labu lemak dengan lemak (gram)
Analisis logam berat (BSN 2009)
Analisis dilakukan menggunakan 1 g contoh yang dimasukkan ke dalam
labu destruksi 100 mL dengan ditambahkan 15 mL HNO3 pekat dan 5 mL HClO4,
kemudian didiamkan 24 jam. Sampel tersebut didestruksi hingga jernih,
didinginkan, dan ditambahkan 10-20 mL air bebas ion, dilakukan pemanasan ±10
menit, diangkat, dan dinginkan.Larutan tersebut dipindahkan ke dalam labu takar
100 mL (labu dekstruksi dibilas dengan air bebas ion dan dimasukkan ke dalam
labu takar). Larutan ditambahkan air sampai batas tanda tera, lalu dikocok dan
disaring dengan kertas saring Whatman no.4. Sampel dipreparasi dan dianalisis
sesuai dengan pengujian logam berat (Cd, Pb, Hg, Cu, As) pada analisis air
(APHA 3110 untuk logam Cd, Pb, dan Cu; metode 3114 untuk As; dan metode
3112 untuk Hg).

10

Analisis karakteristik fisik tablet
Uji keseragaman bobot tablet (Depkes RI 1995)
Keseragaman bobot tablet diukur dengan cara menimbang 20 tablet satu per
satu, menghitung bobot rata-rata, kemudian membandingkan bobot tiap tablet
dengan bobot rata-rata. Tablet yang memenuhi syarat bila tidak lebih dari 2 tablet
yang beratnya menyimpang dari batas penyimpangan bobot rata-rata pada kolom
A, serta tidak satu pun tablet yang beratnya menyimpang dari batas penyimpangan
bobot rata-rata yang terdapat di kolom B. Batas penyimpangan bobot rata-rata
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Batas penyimpangan bobot rata-rata tablet
Penyimpangan bobot rata-rata (%)
Bobot rata-rata
A
B
25 mg atau kurang
15,00
30,00
26 mg sampai 150 mg
10,00
20,00
151 mg sampai 300 mg
7,50
15,00
Lebih dari 300 mg
5,00
10,00
Sumber : Menteri Kesehatan (1994)
Kekerasan tablet (Depkes RI 1995)
Kekerasan tablet diukur dengan menggunakan alat Hardness Tester. Tablet
yang akan diuji diletakkan pada posisi vertikal diantara dua posisi logam penjepit
dari alat pengukur kekerasan. Kekerasan tablet diukur dengan menggunakan alat
hardness tester (Erweka-Apparatebau) dengan meletakkan tablet pada secara
vertikal pada alat lalu dengan menekan tombol start pada alat sehingga logam
penjepit bergerak dan tablet pecah. Pengamatan nilai yang tertera pada alat ketika
tablet hancur. Kekerasan tablet dinilai dengan satuan kg/cm2 atau Kp. Kekuatan
tekan minimum yang sesuai untuk tablet adalah 4 kg/cm2 (Lachman et al. 1994).
Keregesan tablet (Depkes RI 1995)
Sebanyak 20 tablet yang sudah dibebas-debukan ditimbang, lalu itu
dimasukkan ke dalam alat uji keregesan tablet. Alat diset dengan kecepatan 25
rpm selam 4 menit. Tablet dikeluarkan dan dibebaskan debukan kembali. Tablet
yang sudah dibebas debukan ditimbang kembali guna mengetahui perbedaan berat
sebelum dan sesudah uji. Menurut Departemen Kesehatan RI (1995), tablet yang
baik memiliki keregesan