Aplikasi Disinfektan Dan 1-Methylcyclopropene Untuk Mempertahankan Vase Life Bunga Potong Heliconia Chartacea Lane Ex Barreiros Cv. Sexy Pink

APLIKASI DISINFEKTAN DAN 1-METHYLCYCLOPROPENE
UNTUK MEMPERTAHANKAN VASE LIFE BUNGA POTONG
Heliconia chartacea Lane ex Barreiros cv. sexy pink

SITI ROHMAH

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Aplikasi Disinfektan
dan 1-Methylcyclopropene untuk Mempertahankan Vase Life Bunga Potong
Heliconia chartacea Lane ex Barreiros cv. sexy pink adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2015

Siti Rohmah
NIM A24110096

ABSTRAK
SITI ROHMAH. Aplikasi Disinfektan dan 1-Methylcyclopropene untuk
Mempertahankan Vase Life Bunga Potong Heliconia chartacea Lane ex Barreiros
cv. sexy pink. Dibimbing oleh JUANG GEMA KARTIKA.
Kualitas bunga Heliconia sexy pink sebagai bunga potong tropis harus
dipertahankan kesegarannya dengan cara aplikasi pasca panen yang tepat. Salah
satu teknologi pasca panen yang dapat digunakan adalah bahan kimia berupa
disinfektan dan 1-Methylcyclopropene (1-MCP). Penelitian ini bertujuan untuk
mempertahankan vase life bunga potong Heliconia sexy pink dengan
menggunakan disinfektan dan 1-MCP, mendapatkan paling sedikit satu kombinasi
dan satu faktor tunggal konsentrasi optimum dari disinfektan dan 1-MCP.
Penelitian ini mengggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT)

faktorial dengan dua faktor, empat taraf, dan 10 ulangan. Faktor pertama adalah
konsentrasi disinfektan: 0.0% (A0), 0.5% (A1), 1.0% (A2) dan 1.5% (A3). Faktor
kedua yaitu konsentrasi 1-MCP: 0.000 ppm (B0), 0.003 ppm (B1), 0.004 ppm
(B2) dan 0.005 ppm (B3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya terdapat
faktor tunggal yang dapat mempertahankan vase life bunga potong Heliconia sexy
pink yaitu perlakuan 1-MCP dengan konsentrasi optimum 0.005 ppm. Perlakuan
tersebut dapat mempertahankan vase life bunga selama 6.20 hari lebih lama
dibandingkan dengan tanpa perlakuan (0.0% disinfektan + 0.000 ppm 1-MCP)
yaitu hanya 4.80 hari.
Kata kunci: disinfektan, Heliconia sexy pink, vase life, 1-methylcylopropene

ABSTRACT
SITI ROHMAH. Applications Disinfectan and 1-Methylcyclopropene to Kept the
Vase Life of Cut Flower Heliconia chartacea Lane ex Barreiros cv. sexy pink.
JUANG GEMA KARTIKA.
The quality of Heliconia sexy pink as tropic cut flower must be kept on
freshness with a appropriate post-harvest treatment. One of the post-harvest
technology can be applied are disinfectan and 1-Methylcyclopropene (1-MCP).
This study aims to kept the vase life of Heliconia sexy pink used of disinfectan and
1-MCP, to get one combination and single factor optimum concentration of the

disinfectan and 1-MCP. This study used the design of a randomized complete
group factorial with two factors and ten replications. The first factor is
concentration of disinfectan: 0.0% (A0), 0.5% (A1), 1.0% (A2) and 1.5% (A3).
The second factor is 1-MCP: 0.000 ppm (B0), 0.003 ppm (B1), 0.004 ppm (B2)
and 0.005ppm (B3). The result showed that just single factor can be kept the vase
life of Heliconia sexy pink with 0.005 ppm optimum concentration of 1-MCP. It
can be kept of the vase life up to 6.20 day compared with no treatment (0.0%
disinfectan + 0.000 ppm 1-MCP) is only 4.80 day.
Key words: disinfectan, Heliconia sexy pink, vase life, 1-methylcylopropene

APLIKASI DISINFEKTAN DAN 1-METHYLCYCLOPROPENE
UNTUK MEMPERTAHANKAN VASE LIFE BUNGA POTONG
Heliconia chartacea Lane ex Barreiros cv. sexy pink

SITI ROHMAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada

Departemen Agronomi dan Hortikutura

DEPARTEMENAGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa memberikan rahmat dan hidayat-Nya sehingga skripsi dengan judul
“Aplikasi Disinfektan dan 1-Methylcyclopropene untuk Mempertahankan vase
life Bunga Potong Heliconia chartacea Lane ex Barreiros cv. sexy pink” dapat
diselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pertanian.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Juang Gema Kartika, SP MSi
selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan saran dan pengarahan
selama kegiatan penyusunan skripsi. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak
Prof Dr Ir Munif Ghulamahdi selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberi saran. Terimakasih penulis ucapkan kepada BIDIK MISI yang telah

memberikan dukungan selama penulis melaksanakan pendidikan di IPB.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada kedua orang tua (Mamah,
Papah, dede Santi dan dede Wiji), keluarga Dandelion, keluarga Pramuka IPB
khususnya ARMY SCOUT 38 (Reni, Lucy, Kaisar dan Nia), keluarga Pramuka
alumni Latgabnas V dan VI, keluarga FOREPNA IPB, sahabat seperjuangan sejak
SMP (Dina dan Ratih) dan seluruh teman-teman yang telah memberikan doa dan
dukungan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Oktober 2015

Siti Rohmah

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian

Hipotesis
TINJAUAN PUSTAKA
Morfologi Heliconia chartacea Lane ex Barreiros cv. sexy pink
Pascapanen Bunga Potong
Disinfektan
1-Methylcyclopropene
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Bahan dan Alat
Pelaksanaan Penelitian
Prosedur Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum
Warna Tangkai
Warna Braktea
Jumlah Braktea Menghitam
Mekarnya Braktea Baru
Susut Bobot
Vase Life
Uji Hedonik

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP

v
vi
vii
1
1
2
2
2
2
3
3
4
4
4

5
5
7
8
8
8
13
14
17
19
20
23
25
25
25
26
28

DAFTAR TABEL
Persentase warna tangkai bunga potong Heliconia sexy pink dengan

kode Green RHS 137C
2 Persentase warna tangkai bunga potong Heliconia sexy pink dengan
kodeDark green RHS 137A
3 Persentase warna tangkai bunga potong Heliconia sexy pink dengan
kode Dark green 141C
4
Persentase warna tangkai bunga potong Heliconia sexy pink dengan
kodeDark green 144A
5 Presentase jumlah braktea menghitam pada berbagai konsentrasi
disinfektan dan 1-MCP
6
Pengaruh interaksi aplikasi disinfektan dan 1-MCP terhadap
mekarnya braktea baru padabunga potong Heliconia sexy pink
7 Pengaruh aplikasi disinfektan dan1-MCP terhadap presentase jumlah
braktea menghitam
8 Presentase susut bobot bunga potong Heliconia sexy pink pada
berbagai konsentrasi disinfektan dan1-MCP
9 Pengaruh aplikasi disinfektan dan1-MCP terhadap vase life bunga
potong Heliconia sexy pink
10 Rata-rata vase life bunga potong Heliconia sexy pink pada berbagai

konsentrasi disinfektan dan 1-MCP
11 Pengaruh aplikasi disinfektan dan 1-MCP terhadap uji hedonik bunga
potong Heliconia sexy pink
1

9
10
11
12
15
16
18
19
20
21
24

DAFTAR GAMBAR

1

2
3
4
5
6
7

Pelaksanaan penelitian
Bagian bunga potong Heliconia sexy pink
Warna tangkai
Warna braktea
Semburat hitam pada braktea
Perlakuan 0.0% disinfektan ditambah 0.005 ppm 1-MCP pada 3
HSP - 9 HSP
Perlakuan berbagai konsentrasi disinfektan dan 1-MCP pada 3 HSP

5
8
13
14
17
21
22

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropika yang memiliki potensi tinggi untuk
mengembangkan berbagai jenis tanaman hias tropis. Bunga potong tropis
merupakan salah satu hasil produk tanaman hias Indonesia. Jenis bunga potong
tropis yang dikembangkan di Indonesia antara lain spesies Heliconia chartacea
dari famili Heliconiaceae. Rimando (2001) menyatakan bahwa Bunga Heliconia
dikenal dengan bunga pisang hias karena memiliki bentuk tajuk dan tipe
pertumbuhan yang mirip dengan tanaman pisang dari famili Musaceae. Secara
khusus Heliconia sexy pink dapat digunakan sebagai bunga potong untuk
karangan bunga pelengkap karena memiliki tangkai bunga yang panjang dan kuat
serta braktea bunga berwarna merah muda yang menarik.
Pengaplikasian perlakuan pascapanen yang tepat sangat diperlukan untuk
menjaga kesegaran bunga dan mempertahankan vase life bunga potong. Tanpa
adanya perlakuan atau pengaplikasian teknik pascapanen yang tepat, kehilangan
produksi bunga akibat bunga layu dan faktor lainnya dapat mencapai 30% sampai
dengan 60% (Astuti 1993). Penanganan yang perlu dilakukan antara lain dengan
cara perendaman dalam larutan pengawet yang dapat memperlambat proses
kerusakannya. Heliconia sexy pink dapat mempertahankan keindahannya dalam
waktu satu hingga dua minggu dengan perawatan/perlakuan yang baik (Bigot
2011). Sedangkan menurut penjual bunga potong Heliconia sexy pink di Pasar
Rawa Belong, bunga potong tersebut hanya mampu bertahan empat hingga enam
hari saja (kominikasi pribadi). Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan
pascapanen yang baik agar produk tetap segar dan berkualitas sampai ke tangan
konsumen.
Etilen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi vase life bunga
potong. Setiap jenis bunga potong memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda
terhadap etilen. Pada komoditas yang sensitif etilen, pengaruh etilen harus
diminimalisir. Teknologi pascapanen yang kini sudah mulai diterapkan di
beberapa negara salah satunya adalah penggunaan bahan kimia sebagai bahan
pengawet berupa 1-Methylcyclopropene (1-MCP) dan penggunaan disinfektan
sebagai antibakteri.
Mubarok (2012) mengungkapkan bahwa penggunaan 1-MCP pada
konsentrasi rendah 0.25 μδ δ-1 sudah mampu mempertahankan kualitas bunga
krisan potong ’Yellow Fiji’ dengan cara menghambat terjadinya perubahan warna
bunga, mencegah pelayuan bunga dan memperpanjang lama kesegaran bunga.
Sedangkan Adyantari (2014) menyatakan bahwa perlakuan 1-MCP konsentrasi
0.004 ppm dengan cara aplikasi direndam dapat memperpanjang vase life bunga
bihip. Bayclin atau sejenis detergen sering digunakan untuk memperpanjang
kesegaran bunga potong. Lingga (2007) mengungkapkan bahwa bahan aktif
bayclin (sodium hipoklorit) atau pemutih pakaian dengan konsentrasi 1% dapat
diaplikasikan sebagai perendam tangkai bunga anthurium setelah tangkai dipotong
untuk menghindari infeksi penyakit. Rendaman dapat dicampur dengan air dan
bahan kimia pengawet bunga seperti larutan silver nitrat atau larutan hipoklorit
0.01%. Perlu adanya penelitian yang nyata untuk membuktikan hal tersebut yaitu

2
mencampurkan anatara penggunaan 1-MCP dan disinfektan dengan konsentrasi
yang berbeda untuk mempertahankan vase life bunga potong Heliconia sexy pink
selama penyimpanan.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mempertahankan vase life bunga potong Heliconia sexy pink dengan
menggunakan disinfektan dan 1-MCP.
2. Mendapatkan paling sedikit 1 konsentrasi disinfektan dan 1 konsentrasi 1MCP yang optimum untuk mempertahankan vase life Heliconia sexy pink.

Hipotesis
1. Disinfektan dan 1-MCP dapat mempertahankan vase life bunga potong
Heliconia sexy pink.
2. tTerdapat paling sedikit 1 konsentrasi disinfektan dan 1-MCP yang dapat
mempertahankan vase life bunga potong Heliconia sexy pink.

TINJAUAN PUSTAKA

Morfologi Heliconia chartacea Lane ex Barreiros cv. sexy pink
Heliconia
tergolong
tanaman
Angiospermae
kelas
Liopsida
(monocotiledonae), ordo Zingiberales, famili Heliconiaceae, dan genus Heliconia
(Rodriguez 2004). Kata “Helicon” diambil dari gunung di Yunani tempat dewa
dewi kesenian bersemayam. Heliconia dapat digolongkan dalam famili Musaceae
karena memiliki bentuk tajuk dan tipe pertumbuhan yang mirip dengan tanaman
pisang (Rimando 2001). Heliconia sebagian besar berasal dari daerah tropis
Amerika namun beberapa spesies ditemukan di daerah Pasifik Selatan. Terdapat
120-250 spesies heliconia dan 40 spesies diantaranya sudah dikenal di Indonesia.
Heliconia merupakan tanaman khas tropis, mudah tumbuh pada cahaya penuh
atau sebagian. Pengaturan cahaya sangat diperlukan, terutama bibit yang baru
ditanam (Harsono 2005).
Heliconia chartacea Lane ex Barreiros cv. sexy pink yang sering disebut
Sexy Pink merupakan tanaman herba tahunan, merumpun, berbatang semu,
berdaun panjang dan lebar. Beberapa jenis bertulang daun dengan warna menarik.
Semua spesies heliconia mempunyai rizhome tempat munculnya batang semu
yang terbentuk dari gulungan pelepah daun seperti pada pohon pisang. Daun lebar
menyerupai tombak tersusun berderet pada batang yang panjang. Heliconia sexy
pink secara spesifik memiliki warna merah muda. Heliconia jenis ini memiliki
panjang tangkai bunga sekitar 120 cm dan dapat ditemukan sepanjang tahun
namun pada saat musim kemarau cukup sulit didapatkan. Ukuran braktea bunga

3
dibedakan menjadi kelas kecil, sedang, besar, dan ekstra. Ukuran kecil memiliki
bunga berukuran 15 cm dan batang 80 cm, untuk ukuran medium panjang batang
mencapai 70 cm hingga 90 cm, panjang bunga 20 cm dan memiliki 3 sampai 4
braktea. Ukuran terbesar memiliki panjang batang mencapai 110 cm dengan lebih
dari 5 braktea. Tanaman heliconia sangat sensitif dengan suhu rendah dan akan
mengakibatkan penghitaman permukaan (Bigot 2011). Menurut Rimando (2001),
jumlah braktea yang mekar pada bunga Heliconia sexy pink mencapai 4-28
braktea.

Pascapanen Bunga Potong
Penanganan pascapanen bunga merupakan suatu kegiatan yang memberikan
perlakuan–perlakuan terhadap bunga setelah bunga tersebut dipanen sampai
bunga itu diterima oleh konsumen. Penanganan pascapanen tanaman hias
khususnya bunga potong bertujuan untuk memperkecil respirasi, memperkecil
transpirasi, mencegah infeksi atau luka, memelihara estetika, dan memperoleh
harga yang tinggi (Suyanti 2002).
Kelompok tanaman hias dengan produk bunga potong termasuk tanaman
hias yang lebih diminati dari pada kelompok tanaman hias lainnya yang terdiri
dari daun potong, tanaman hias pot, dan tanaman hias untuk pertamanan lansekap.
Bunga potong sebagai produk hortikultura memiliki ciri perishable (mudah rusak)
(Zulkarnain 2010). Menurut Deptan (2007), faktor-faktor yang memengaruhi
penanganan pasca panen tanaman hias antara lain terdiri dari: 1) kematangan, 2)
persediaan bahan makanan, 3) temperatur, 4) persediaan air, 5) pertumbuhan
mikroorganisme, 6) kualitas air, 7) etilen, 8) kerusakan mekanis, dan 9) penyakit.
Senesens merupakan proses penuaan yang dapat terjadi pada tingkat sel,
seluruh organ, atau seluruh tumbuhan. Proses senesens berakibat pada pendeknya
usia bunga potong. Namun senesens dapat ditunda dengan penambahan zat
pengatur tumbuh yang mampu menghambat biosintesis etilen, yang disebut
dengan anti etilen (Iriani 2009).

Disinfektan
Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya
infeksi atau pencemaran oleh jasad renik atau obat untuk membasmi kuman
penyakit. Disinfektan yang biasa digunakan secara luas dalam penanganan pasca
panen bunga potong adalah sodium hipoklorit, kalsiurn hipoklorit, etanol (atau
isopropil alkohol), merkuri klorit, hidrogen peroksida, perak nitrat dan bromin.
Hipoklorit dikenal sebagai pembunuh bakteri yang sangat efektif, meskipun hanya
dalam konsentrasi miko molar mampu mengurangi populasi bakteri secara nyata
(Singh dan Rath 20ll).
Sodium hipoklorit yang merupakan bahan aktif bayclin termasuk bakterisida
yang berfungsi untuk menghambat perkembangan bakteri yang merugikan dan
menyebabkan penyumbatan pada tangkai bunga. Penyumbatan tangkai bunga
akan menghambat penyerapan air, sehingga akan mempercepat pascapanen bunga
(Rogers 1973). Badoni dan Chauhan (2010) menyatakan bahwa sodium hipoklorit

4
(NaOCl) ditemukan lebih baik dalam mengendalikan infeksi dan tidak
mernberikan efek buruk pada eksplan dalam jangka waktu yang lama.
Perendaman eksplan bunga mangga dengan larutan 5% (v/v) sodium hipoklorit
(5.25% NaOCl) yang dicampurkan dengan 1% (v/v) kloroksilenol (4.8%
C8H9ClO;Dettol) selama 5 menit mampu menekan kontaminasi hingga 100%
dengan tingkat kontaminasi maksiamal adalah 16% (Roviq dan Wardiyati 2011).

1-Methylcyclopropene
Etilen adalah senyawa atau hormon yang dapat berperan sebagai hormon
yang dapat mengatur pertumbuhan, perkembangan dan kelayuan. Peningkatan
etilen dengan reseptornya dapat dicegah dengan adanya etilen blok berupa 1Methylcyclopropene (1-MCP). Etilen blok ini merupakan cyclropropene yang
digunakan sebagai zat pengatur pertumbuhan tanaman. Saat ini anti-etilena
senyawa 1-MCP banyak digunakan sebagai pengawet bunga potong.
Pengaplikasian 1-MCP dapat menghambat produksi etilen secara kimiawi dengan
menonaktifkan reseptor etilen (Efendi 2005). Kemampuan 1-MCP untuk berikatan
dengan reseptor 10 kali lebih besar dari etilen. Di sisi lain 1-MCP dapat aktif pada
konsentrasi rendah. Pada suhu dan tekanan standar 1-MCP (C4H6) berbentuk gas
(Sisler dan Serek 1997). 1-MCP berbentuk serbuk yang dapat diaplikasikan
menjadi gas setelah dicampur dengan air dan larutan penyangga.
Menurut hasil penelitian Abadi et al. (2009), bunga potong Dianthus
caryophyllus dengan perlakuan 1-MCP konsentrasi 60 nl l-1 diperoleh rata-rata
vase life 15.49 hari dan hasil tersebut lebih baik apabila dibandingkan dengan
kontrol dan konsentrasi lainnya. Hasil penelitian Salsabila (2013) diperoleh vase
life bunga potong kasturi hingga 8.7 hari dibandingkan dengan tanpa perlakuan 1MCP dan didapatkan kombinasi perlakuan yang optimum yaitu pemaparan gas 1MCP konsentrasi 0.3 ppm dengan penyimpanan dalam posisi vertikal. Perlakuan
1-MCP secara nyata dapat memperpanjang vase life bunga potong bihip (Zingiber
spectabile Griff. Silvana) hingga mencapai 11.30 hari dengan konsentrasi 0.004
ppm (Adyantari 2014).

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen Departemen Agronomi
dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor. Penelitian dimulai pada bulan
Desember 2014 hingga Januari 2015.

5
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan terdiri atas bunga potong Heliconia sexy pink,
disinfektan (Bayclin), 1-Methylcyclopropene (1-MCP), gula pasir, dan air. Alat
yang digunakan yaitu ember kapasitas 8 L, terpal, gelas ukur, perekat, cutter, mini
color chart dari Royal Horticulture Society (RHS), alat tulis, timbangan digital
dan kamera.
Pelaksanaan Penelitian
Survei tempat merupakan tahap awal melakukan penelitian ini. Survei
pertama di pasar Rawa Belong untuk mencari informasi tempat budidaya bunga
Heliconia sexy pink. Survei kedua, dilakukan di Cicurug, Sukabumi yaitu tempat
budidaya bunga Heliconia sexy pink (Gambar 1).
Pemanenan dilakukan dengan cara dipotong menggunakan golok. Bunga
Heliconia sexy pink yang telah dipanen diangkut ke Laboratorium Pascapanen
Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB (lokasi peneitian) dengan
menggunakan mobil bak terbuka. Bunga ditutup dengan paranet agar tidak terkena
sinar matahari langsung. Penyortiran bunga dilakukan sebelum aplikasi perlakuan
berdasarkan kondisi braktea, jumlah braktea dan panjang tangkai (Gambar 1).
Pembuatan larutan disinfektan dan 1-MCP untuk aplikasi perlakuan sesuai
dengan konsentrasi yang telah ditentukan. Konsentrasi disinfektan yang
digunakan adalah 0%, 0.5%, 1.0% dan 1.5%. Konsentrasi 1-MCP yang digunakan
adalah 0.000 ppm, 0.003 ppm, 0.004 ppm dan 0.005 ppm.
Cara menghitung banyaknya disinfektan yang digunakan:

Cara menghitung banyaknya serbuk 1-MCP yang digunakan:

Gambar 1 Pelaksanaan penelitian. (a) Pemanenan; (b) Penyortiran bunga; (c)
Penimbangan; (d) Perendaman; (e) Pemotongan tangkai bunga; (f)
Pelaksanaan uji hedonik.

6
Perlakuan aplikasi disinfektan dan 1-MCP yaitu dengan cara direndam
seluruh bagian bunga potong selama 5 menit. Alat yang digunakan untuk
perendaman bunga potong adalah terpal. Setelah dilakukan perendaman, bunga
potong disimpan dalam ember yang telah diisi larutan holding 15% (air dan gula).
Tangkai bunga dipotong sepanjang 3 cm setiap 3 hari sekali untuk mencegah
terjadinya embolism. Pengamatan dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan
disinfektan dan 1-MCP. Selanjutnya, diamati setiap hari sampai vase life bunga
berakhir kecuali pengamatan uji hedonik yang dilakukan setiap 2 hari sekali.
Satuan pengamatan yang diamati yaitu:
a. Warna tangkai
Warna tangkai diamati dengan menggunakan mini colour chart dari RHS untuk
mengetahui perubahan warna selama penyimpanan.
b. Warna braktea
Warna braktea diamati dengan menggunakan mini colour chart dari RHS untuk
mengetahui perubahan warna selama penyimpanan.
c. Jumlah braktea menghitam
Jumlah braktea yang menghitam diamati secara visual dengan cara menghitung
jumlah braktea yang menghitam setiap hari selama penyimpanan. Satu braktea
dikatakan menghitam apabila 30% dari luas braktea tersebut berwarna hitam.
Bunga potong dikatakan berakhir pengamatannya jika 30% dari jumlah total
braktea yang menghitam.
d. Mekarnya braktea baru
Mekarnya braktea baru diamati setiap hari dengan cara menghitung jumlah
braktea yang baru mekar selama penyimpanan. Cara menghitung persentase
dari jumlah braktea total:
Persentase jumlah braktea total = Jumlah braktea mekar x 100%
Jumlah braktea total
e. Susut bobot
Pengukuran bobot pertama dilakukan sebelum perlakuan. Perubahan susut
bobot diketahui dengan menggunakan timbangan digital. Cara pengukurannya
adalah membandingkan bobot awal bunga potong (W0) dengan bobot akhir
bunga potong pada saat pengamatan (Wt). Cara menghitung susut bobot:
Susut bobot = W0 – Wt x 100%
W0
Keterangan: W0 = Bobot awal bunga potong (gram)
Wt = Bobot akhir bunga potong (gram)
f. Uji hedonik
Uji hedonik dilakukan oleh 10 panelis tidak terlatih sampai vase life bunga
potong Heliconia sexy pink berakhir. Skala hedonik yang digunakan dalam
penellitian ini merujuk pada penelitian Adyantari (2014), yaitu: Sangat tidak
suka = 1; Tidak suka = 2; Biasa = 3; Suka = 4; 5 = Sangat suka.
g. Vase life
Pengamatan vase life merujuk pada Ditflorikultura (2006), Standar Operasional
Prosedur tanaman hias dari famili Zingiberaceae yang sama-sama termasuk
dalam bunga potong tropis dan sama-sama memiliki braktea yaitu dilakukan
mulai dari awal perlakuan hingga 30% dari keseluruhan braktea menghitam
dengan cara menghitung jumlah braktea yang menghitam setiap harinya.

7
Prosedur Analisis Data
Percobaan ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak
(RKLT) Faktorial dengan 2 faktor yaitu faktor konsentrasi disinfektan dan 1-MCP
yang maing-masing terdiri atas 4 taraf, yaitu:
Konsentrasi disinfektan (A)
A0 = 0.0%
A1 = 0.5%
A2 = 1.0%
A3 = 1.5%
Konsentrasi 1-MCP (B)
B0 = 0.000 ppm
B1 = 0.003 ppm
B2 = 0.004 ppm
B3 = 0.005 ppm
Kombinasi perlakuan yang terdapat pada penelitian ini yaitu sebanyak 16
kombinasi perlakuan. Setiap perlakuan diulang 10 kali dengan masing-masing
ulangan terdiri atas 1 tangkai bunga. Sehingga penelitian ini memerlukan 160
tangkai bunga potong Heliconia sexy pink.
Model aditif linier yang menggambarkan rancangan percobaan tersebut
adalah:
Yijk = μ + αi + βj + (αβ) ij + k + ijk
Keterangan :
Yijk = respon perlakuan konsentrasi disinfektan taraf ke-i dan 1-MCP pada
taraf ke-j pada ulangan ke-k
μ
= pengaruh rata-rata umum
αi
= pengaruh perlakuan taraf konsentrasi disinfektan
βj
= pengaruh perlakuan taraf konsentrasi 1-MCP
(αβ)ij = pengaruh interaksi antara disinfektan taraf ke-i dan 1-MCP taraf ke-j
k
= pengaruh ulangan ke-k
ijk
= galat pada perlakuan konsentrasi disinfektan taraf ke-i dan 1-MCP taraf
ke-j pada ulangan ke-k.
Jika menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap hasil pengamatan yang
dianalisis pada taraf nyata α=5%, maka dilakukan analisis uji beda nilai tengah
dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Data diolah menggunakan Ms.
Excel, Statistical Analysis System (SAS) dan minitab.

8

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum
Penelitian dilakuakan dengan menggunakan bahan percobaan bunga potong
Heliconia sexy pink (Gambar 2). Kriteria yang digunakan antara lain jumlah
braktea yang berkisar antara 5-12 braktea per tangkainya dengan kondisi segar
dan tidak patah. Braktea berwarna merah muda dan tidak pucat. Panjang tangkai
bunga 125 cm diukur dari pangkal tangkai sampai ujung tangkai braktea.
Berdasarkan panjang batang dan jumlah braktea menurut Bigot (2011), bunga
potong Heliconia sexy pink yang digunakan termasuk kelas besar. Hal yang harus
diperhatikan setelah bunga dipanen adalah waktu panen hingga waktu
pengaplikasian disinfektan dan 1-MCP. Pengaplikasian 1-MCP harus segera
dilakukan pada komoditas yang baru dipanen (Blankenship dan Dole 2003).
Selang waktu dari panen bunga Heliconia sexy pink hingga diberi perlakuan yaitu
25 jam atau satu hari. Penyimpanan bunga potong yaitu di ruang Laboratorium
Pascapanen dengan suhu rata-rata 27 oC dan kelembaban rata-rata 90%.

Bunga biologi
Tangkai
125 cm
Braktea

Gambar 2 Bagian bunga potong Heliconia sexy pink
Warna Tangkai
Warna tangkai pada bunga potong Heliconia sexy pink merupakan salah satu
ukuran kesegaran secara visual. Pengukuran warna tangkai pada bunga potong
Heliconia sexy pink menggunakan mini colour chart dari RHS. Perubahan warna
tangkai bunga Heliconia sexy pink yaitu dari hijau (green) menjadi hijau tua (dark
green). Sebelum diberi perlakuan hampir semua tangkai berwarna hijau dengan
kode RHS 137C namun selama pengamatan berlangsung semua tangkai
mengalami perubahan menjadi hijau tua dengan kode RHS 137A, RHS 141C, dan
RHS 141A.

Tabel 1 Persentase warna tangkai bunga potong Heliconia sexy pink dengan kode Green RHS 137C
Warna tangkai bunga (%)
Umur bunga (HSP)
Perlakuan
0
1
2
3
4
5
6
0.0% A + 0.000 ppm B
90
90
30
30
30
10
0
0.0% A + 0.003 ppm B
100
100
30
10
0
0
0
0.0% A + 0.004 ppm B
100
100
50
30
30
10
0
0.0% A + 0.005 ppm B
100
100
50
40
10
0
0
0.5% A + 0.000 ppm B
100
100
50
40
20
0
0
0.5% A + 0.003 ppm B
80
80
10
10
10
0
0.5% A + 0.004 ppm B
100
100
50
0
0
0
0.5% A + 0.005 ppm B
100
100
10
10
0
0
1.0% A + 0.000 ppm B
100
100
60
40
0
0
1.0% A + 0.003 ppm B
100
100
40
10
10
1.0% A + 0.004 ppm B
70
70
20
0
1.0% A + 0.005 ppm B
100
100
60
30
1.5% A + 0.000 ppm B
80
80
20
20
1.5% A + 0.003 ppm B
100
100
70
30
1.5% A + 0.004 ppm B
90
90
60
20
1.5% A + 0.005 ppm B
100
100
40
10
0
-

7
0
0
0
0
-

8
0
0
0
0
-

9
0
0
-

Keterangan: A: disinfektan; B: 1-MCP; - : pengamatan berhenti

9

10

Tabel 2 Persentase warna tangkai bunga potong Heliconia sexy pink dengan kode Dark green RHS 137A
Warna tangkai bunga (%)
Umur bunga (HSP)
Perlakuan
0
1
2
3
4
5
6
0.0% A + 0.000 ppm B
10
10
70
60
60
10
0
0.0% A + 0.003 ppm B
0
0
70
90
90
60
30
0.0% A + 0.004 ppm B
0
30
50
70
70
20
10
0.0% A + 0.005 ppm B
0
0
50
60
60
60
20
0.5% A + 0.000 ppm B
0
10
40
50
40
30
0
0.5% A + 0.003 ppm B
20
30
90
90
50
0
0.5% A + 0.004 ppm B
0
20
50
100
60
0
0.5% A + 0.005 ppm B
0
60
90
90
60
0
1.0% A + 0.000 ppm B
0
0
40
60
30
0
1.0% A + 0.003 ppm B
0
0
60
60
0
1.0% A + 0.004 ppm B
30
60
70
20
1.0% A + 0.005 ppm B
0
30
40
40
1.5% A + 0.000 ppm B
20
30
60
50
1.5% A + 0.003 ppm B
0
10
20
40
1.5% A + 0.004 ppm B
10
20
30
50
1.5% A + 0.005 ppm B
0
10
40
30
10
Keterangan: A: disinfektan; B: 1-MCP; - : pengamatan berhenti

7
0
0
0
10
-

8
0
0
0
0
-

9
0
0
-

Tabel 3 Persentase warna tangkai bunga potong Heliconia sexy pink dengan kode Dark green RHS 141C
Warna tangkai bunga (%)
Umur bunga (HSP)
Perlakuan
0
1
2
3
4
5
6
0.0% A + 0.000 ppm B
0
0
0
0
0
40
10
0.0% A + 0.003 ppm B
0
0
0
0
0
10
30
0.0% A + 0.004 ppm B
0
0
0
0
0
40
10
0.0% A + 0.005 ppm B
0
0
0
0
20
20
30
0.5% A + 0.000 ppm B
0
0
0
0
30
20
10
0.5% A + 0.003 ppm B
0
0
0
0
20
20
0.5% A + 0.004 ppm B
0
0
0
0
20
10
0.5% A + 0.005 ppm B
0
0
0
0
20
10
1.0% A + 0.000 ppm B
0
0
0
0
10
10
1.0% A + 0.003 ppm B
0
0
0
0
0
1.0% A + 0.004 ppm B
0
0
0
20
1.0% A + 0.005 ppm B
0
0
0
0
1.5% A + 0.000 ppm B
0
0
0
0
1.5% A + 0.003 ppm B
0
0
0
0
1.5% A + 0.004 ppm B
0
0
0
0
1.5% A + 0.005 ppm B
0
0
0
0
0
-

7
0
40
20
30
-

8
0
0
0
0
-

9
0
0
-

Keterangan: A: disinfektan; B: 1-MCP; - : pengamatan berhenti

11

12

Tabel 4 Persentase warna tangkai bunga potong Heliconia sexy pink dengan kode Dark green RHS 144A
Warna tangkai bunga (%)
Umur bunga (HSP)
Perlakuan
0
1
2
3
4
5
6
0.0% A + 0.000 ppm B
0
0
0
0
0
0
0
0.0% A + 0.003 ppm B
0
0
0
0
0
0
0
0.0% A + 0.004 ppm B
0
0
0
0
0
10
10
0.0% A + 0.005 ppm B
0
0
0
0
0
0
0
0.5% A + 0.000 ppm B
0
0
0
0
0
10
10
0.5% A + 0.003 ppm B
0
0
0
0
10
10
0.5% A + 0.004 ppm B
0
0
0
0
0
0
0.5% A + 0.005 ppm B
0
0
0
0
0
0
1.0% A + 0.000 ppm B
0
0
0
0
0
0
1.0% A + 0.003 ppm B
0
0
0
0
0
1.0% A + 0.004 ppm B
0
0
0
0
1.0% A + 0.005 ppm B
0
0
0
0
1.5% A + 0.000 ppm B
0
0
0
0
1.5% A + 0.003 ppm B
0
0
0
0
1.5% A + 0.004 ppm B
0
0
0
0
1.5% A + 0.005 ppm B
0
0
0
0
0
Keterangan: A: disinfekta;. B: 1-MCP; - : pengamatan berhenti

7
10
0
10
10
-

8
10
10
10
30
-

9
10
20
-

13
Perubahan warna tangkai dijadikan sebagai salah satu kriteria dalam
penampakan bunga. Degradasi pigmen warna merupakan gejala umum senesen
beberapa bunga potong. Menurut Bhattarchajee dan De (2005), respirasi dan
transpirasi menyebabkan terjadinya senesen serta berkurangnya kandungan
karbohidrat pada daun dan tangkai. Selama periode senesen terjadi penurunan
kandungan amilum atau tepung, polisakarida dinding sel, protein dan asam
nukleat. Penurunan kandungan gula akan diikuti pengurangan kandungan lemak
dan protein pada jaringan.

Gambar 3 Warna tangkai. (a) Pengukuran warna tangkai RHS 144A; (b)
Warna tangkai Green (RHS 137C); (c) Warna tangkai Dark green
(RHS 137A, 141A dan 144C).
Warna tangkai bunga potong Heliconia sexy pink memiliki warna hijau
dengan kode RHS 137C pada 0 HSP hingga 1 HSP yang menunjukkan bahwa
tangkai bunga masih segar (Tabel 1; Gambar 3). Warna tangkai bunga potong
memiliki kode warna hijau tua dengan kode RHS 137A pada 2 HSP hingga 4 HSP
yang menunjukkan bahwa warna tangkai sudah mulai gelap (Tabel 2; Gambar 3) .
Warna tangkai bunga potong memiliki kode warna hijau tua dengan kode RHS
141C pada 5 HSP hingga 6 HSP (Tabel 3; Gambar 3) dan kode warna hijau tua
dengan kode RHS 144A untuk warna tangkai bunga potong Heliconia sexy pink
pada 7 HSP hingga 9 HSP (Tabel 4; Gambar 3). Kedua warna tersebut
menunjukkan bahwa tangkai bunga semakin gelap dan layu (absisi).

Warna Braktea
Warna braktea tidak mengalami perubahan warna yang signifikan selama
masa penyimpanan. Pergeseran warna terjadi dari warna pink tua kemerahan
(Dark pink red) menjadi pink kemerahan (red pink). Hal tersebut didapat dari

14
pengukuran warna braktea Heliconia sexy pink dengan menggunakan mini colour
chart dari RHS (Gambar 4). Warna braktea dari hasil penelitian ini dapat dibagi
kedalam 3 bagian susunan bunga, yaitu pangkal, tengah dan ujung (kuncup)
bunga. Umumnya braktea berwarna pink tua kemerahan, sesuai dengan kode
warna Dark pink red RHS 51B yang berkisar antara 80%-90% pada bagian tengah
bunga. Warna tersebut menunjukkan bahwa braktea bunga masih segar. Bagian
pangkal susunan bunga kurang dari 5% berwarna merah pink kemerahan dengan
kode RHS 50B yang menunjukkan bahwa warna lebih gelap karena braktea
tersebut merupakan braktea yang pertama muncul. Bagian kuncup bunga berkisar
antara 5%-10% berwarna pink kemerahan, dengan kode Red pink RHS 48C dan
Red pink RHS 49A yang menunjukkan bahwa braktea tersebut baru mekar
sehingga warnanya lebih pudar dan mulai pucat.

Gambar 4 Warna braktea. (a) Pengukuran warna braktea RHS 51B; (b) Warna
braktea Dark pink red (RHS 50B dan 51B); (c) Warna tangkai Red
pink (RHS 48C dan 49A).

Jumlah Braktea Menghitam
Parameter yang dijadikan sebagai vase life bunga potong yaitu dengan
melihat kondisi braktea menghitam. Semburat hitam mulai muncul dari tepi
kemudian ke dalam braktea. Semakin banyak semburat hitam pada braktea maka
penampakannya semakin tidak menarik (Gambar 5). Begitu juga dengan vase life,
semakin cepat waktu munculnya semburat hitam pada braktea maka semakin
pendek vase life bunga potongnya. Menurut Setyadjit et al. (2012) pengaruh etilen
pada tanaman hias seperti terjadinya gugur pada daun, kuncup bunga, kelopak
bunga, atau secara umum terjadi pada daerah sambungan atau sendi tanaman
(abscission zone).

15
Data pada (Tabel 5) menunjukkan adanya interaksi yang sangat nyata antara
konsentrasi disinfektan dengan konsentrasi 1-MCP pada 2 HSP dan berpengaruh
nyata pada 4 HSP terhadap persentase jumlah braktea menghitam. Hal tersebut
dapat dilihat pada (Tabel 6) yang menunjukkan bahwa konsentrasi 1.0%
disinfektan yang ditambah 0.004 ppm 1-MCP memiliki persentase jumlah braktea
menghitam yaitu 25.11% sedangkan pada 4 HSP pengaruh interaksi disinfektan
dan 1-MCP menunjukkan bahwa 0.0% disinfektan yang ditambah 0.000 ppm 1MCP tidak berbeda nyata dengan interaksi antara 0.5% disinfektan yang ditambah
dengan 0.003 ppm, 0.004 ppm dan 0.005 ppm 1-MCP serta tidak berbeda nyata
dengan interaksi antara 1.5% disinfektan yang di tambah dengan 0.005 ppm 1MCP. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian disinfektan dengan konsentrasi
sedikit yang di tambah dengan berbagai konsentrasi 1-MCP mendapat persentase
jumlah braktea menghitam yang lebih rendah.
Tabel 5 Persentase jumlah braktea menghitam pada berbagai konsentrasi
disinfektan dan 1-MCP
Umur bunga
Perlakuan

1 HSP

2 HSP

3 HSP

4 HSP

5 HSP

6 HSP

7 HSP

8 HSP

9 HSP

Konsentrasi disinfektan (A)
0.0%
1.86
4.58b
0.5%
3.91
3.44b
1.0%
3.08
12.45a
1.5%
6.55
10.94a

8.08b
11.76b
28.34a
28.30a

15.03b
25.30ab
28.06a
30.00a

21.44
28.58
30.00
-

24.18
-

26.73
-

27.89
-

32.96
-

Anova
tn
**
**
**
tn
tn
tn
tn
tn
Konsentrasi 1-MCP (B)
0.000 ppm
3.68
5.66
17.90 21.45
25.62
26.93 26.95
27.00 30.00
0.003 ppm
4.32
7.85
17.76 19.98
20.49
23.69
27.52 30.00
0.004 ppm
3.85
9.46
17.78 21.85
26.19
27.00
28.00 30.00
0.005 ppm
3.56
7.88
15.90 19.00
19.59
24.69
25.55 26.78 34.44
Anova
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
Interaksi
tn
**
tn
*
tn
tn
tn
tn
tn
Keterangan: *: Berpengaruh nyata pada taraf α=5%; **: Berpengaruh sangat nyata pada
taraf α=1%; tn: Tidak berpengaruh nyata. Angka-angka yang diikuti huruf
yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda
nyata berdasarkan uji lanjut DMRT pada taraf α=5%.

Perlakuan konsentrasi disinfektan berpengaruh sangat nyata pada 2 HSP, 3
HSP dan 4 HSP (Tabel 5). Perlakuan dengan konsentrasi disinfektan
menghasilkan persentase jumlah braktea menghitam paling tinggi. Bunga potong
yang diberi perlakuan disinfektan hanya memiliki vase life 4 HSP hingga 5 HSP
kecuali pada konsentrasi 0.0% yang mencapai 9 HSP. Semakin tinggi konsetrasi
disinfektan yang diberikan, jumlah braktea menghitam semakin banyak dan
semakin pendek vase life bunga potong Heliconia sexy pink.

16

Tabel 6 Pengaruh interaksi aplikasi disinfektan dan 1-MCP terhadap persentase jumlah braktea menghitam
Umur bunga
Perlakuan
1 HSP
2 HSP
3 HSP
4 HSP
5 HSP
6 HSP
7 HSP
0.0% A + 0.000 ppm B
3.99
11.76a
11.58
21.50abc
24.10
25.00
26.95
0.0% A + 0.003 ppm B
0.90
0.90a
8.26
12.04ab
18.69
23.69
27.52
0.0% A + 0.004 ppm B
1.66
3.91a
6.07
15.94ab
25.74
27.00
28.00
0.0% A + 0.005 ppm B
0.90
1.74a
6.74
10.54a
17.55
24.08
25.55
0.5% A + 0.000 ppm B
5.00
2.22a
8.88
18.71ab
26.42
28.90
0.5% A + 0.003 ppm B
4.96
4.96a
10.00
26.75abc
33.12
0.5% A + 0.004 ppm B
1.25
2.01a
16.43
29.25bc
0.5% A + 0.005 ppm B
4.44
4.44a
11.42
27.14bc
1.0% A + 0.000 ppm B
0.00
2.01a
23.84
27.46bc
1.0% A + 0.003 ppm B
3.61
13.60a
32.67
1.0% A + 0.004 ppm B
7.83
25.11b
30.16
1.0% A + 0.005 ppm B
0.90
10.33a
31.46
1.5% A + 0.000 ppm B
5.72
6.47a
29.12
1.5% A + 0.003 ppm B
7.80
12.38a
29.58
1.5% A + 0.004 ppm B
4.67
8.27a
29.37
1.5% A + 0.005 ppm B
8.00
16.80a
28.92
30.00c
-

8 HSP
27.00
30.00
30.00
26.78
-

9 HSP
30.00
34.44
-

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut DMRT
pada taraf α=5%; A: disinfektan; B: 1-MCP; - : pengamatan berhenti

17

Gambar 5 Semburat hitam pada braktea. (a) 30%dari total braktea
menghitam; (b) 30% dari luas 1 braktea menghitam.
Perlakuan konsentrasi 1-MCP tidak menghasilkan pengaruh yang nyata.
Bunga potong yang diberi perlakuan 1-MCP memiliki vase life 8 HSP hingga 9
HSP. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan 1-MCP menghasilkan
penambahan braktea menghitam lebih lambat. Hasil penelitian Salsabila (2013)
menunjukkan bahwa bunga potong kasturi yang diberi perlakuan 1-MCP
menghasilkan waktu menghitamnya braktea lebih lambat dibandingkan dengan
yang tidak diberi perlakuan 1-MCP.

Mekarnya Braktea Baru
Mekarnya braktea baru pada bunga potong Heliconia sexy pink dijadikan
sebagai parameter vase life. Waktu mekarnya braktea baru paling cepat terdapat
pada perlakuan konsentrasi disinfektan tertinggi dengan jumlah braktea yang
mekar paling sedikit. Rata-rata waktu mekar braktea baru pada perlakuan 0.0%
disinfektan adalah 1.62 HSP dengan rata-rata jumlah mekarnya braktea baru
sebanyak 2.77 helai. Semakin tinggi konsentrasi disinfektan yang diaplikasikan
maka semakin cepat waktu mekarnya braktea baru namun semakin sedikit jumlah
braktea yang mekar (Tabel 7).
Persentase dari jumlah braktea total dapat dilihat pada (Tabel 7) bahwa
perlakuan 0.0% disinfektan yang ditambah dengan berbagai konsentrasi 1-MCP
memiliki nilai persentase tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Perlakuan
1.5% disinfektan yang ditambah berbagai konsentrasi 1-MCP memiliki nilai
persentase dari jumlah braktea total paling rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi konsentrasi disinfektan yang diaplikasikan maka semakin rendah
persentase dari jumlah braktea total. Menurut (Trisnawati 2005) persentase

18

braktea membuka dengan perendaman pada larutan pulsing (gula 20% + perak
nitrat 50 ppm + thiobendazole 50 ppm) memberikan masa simpan bunga potong
alpinia yang lebih lama (13 hari) dengan rata-rata braktea membuka 51.89%
dibandingkan dengan kontrol (6 hari) dengan rata-rata braktea membuka 27.28%.
Menurut Amiarsi dan Utami (2011) jumlah braktea bunga alpinia yang mekar
paling tinggi yaitu pada perlakuan pulsing (AgNO3 50 ppm + gula pasir 20% +
asam sitrat 50 ppm) dengan waktu perendaman selama 2 jam yaitu sebanyak
14.56 helai dibandingkan dengan perlakuan dengan air suling selama 2 jam
perendaman yaitu sebanyak 9.22 helai. Pembukaan braktea dipengaruhi oleh
ketersediaan cadangan karbohidrat yang diperlukan cukup untuk kebutuhan
respirasi. Selanjutnya energi hasil respirasi digunakan untuk kemekaran braktea.
Perlakuan 0.0% disinfektan yang ditambah 0.000 ppm, 0.003 ppm, 0.004 ppm,
dan 0.005 ppm 1-MCP menghasilkan persentase jumlah braktea mekar tertinggi
dibandingkan perlakuan yang lain padahal seharusnya semakin tinggi germisida
yang diberikan maka semakin banyak braktea yang mekar dan semakin panjang
vase life bunga potong (Trisnawati 202005; Amiarsi dan Utami 2011). Hal
tersebut diduga karena penambahan disinfektan dengan konsentrasi tinggi yang
dapat merusak jaringan sehingga manghambat proses pemekaran braktea dan
menyebabkan vase life pada bunga potong Heliconia sexy pink semakin pendek.
Tabel 7 Pengaruh aplikasi disinfektan dan 1-MCP terhadap mekarnya braktea
baru pada bunga potong Heliconia sexy pink
Perlakuan

Waktu mekar
(HSP)

Jumlah braktea
awal (helai)

Jumlah braktea
mekar (helai)

0.0% A + 0.000 ppm B
0.0% A + 0.003 ppm B
0.0% A + 0.004 ppm B
0.0% A + 0.005 ppm B
Rata-rata
0.5% A + 0.000 ppm B
0.5% A + 0.003 ppm B
0.5% A + 0.004 ppm B
0.5% A + 0.005 ppm B
Rata-rata
1.0% A + 0.000 ppm B
1.0% A + 0.003 ppm B
1.0% A + 0.004 ppm B
1.0% A + 0.005 ppm B
Rata-rata
1.5% A + 0.000 ppm B
1.5% A + 0.003 ppm B
1.5% A + 0.004 ppm B
1.5% A + 0.005 ppm B
Rata-rata

1.60
1.80
1.30
1.80
1.62
1.60
1.80
1.20
1.00
1.40
1.40
1.40
1.10
1.60
1.37
1.90
0.80
1.50
1.20
1.35

7.00
8.40
7.20
8.60
7.80
5.00
8.80
7.50
8.80
7.52
6.40
7.80
11.90
7.00
8.27
8.70
9.00
7.90
7.70
8.32

3.10
2.60
3.40
2.00
2.77
2.70
2.60
2.20
1.90
2.35
2.80
1.70
1.40
1.70
1.90
1.50
1.50
1.70
1.70
1.60

Keterangan: A: disinfektan. B: 1-MCP.

Persentase dari
jumlah braktea
total (%)
44.92
30.95
47.22
23.25
36.58
44.26
29.54
29.33
21.39
31.18
45.16
21.79
15.55
24.28
26.69
17.24
16.67
21.51
22.07
19.37

19

Susut Bobot
Bunga potong Heliconia sexy pink mengalami susut bobot selama
pengamatan berlangsung. Menurut Santoso (2012) bunga potong akan mengalami
kehilangan air secara terus menerus seiring dengan berjalannya waktu setelah
panen khususnya pada saat penyimpanan. Penurunan bobot dapat disebabkan oleh
respirasi dan transpirasi pada daun dan tangkai bunga. Selama pengamatan susut
bobot selain karena terjadi proses respirasi dan transpirasi, juga terjadi karena
gugurnya bunga biologis yang terdapat didalam braktea serta terdapat beberapa
braktea yang patah karena layu atau gugur bunga akibat pengaruh etilen.
Persentase susut bobot bunga potong Heliconia sexy pink secara umum
semakin meningkat (Tabel 8). Semakin lama vase life bunga potong maka susut
bobotnya semakin tinggi. Pengaplikasian disinfektan dan 1-MCP hingga 9 HSP
mencapai 27%. Presentase susut bobot tidak berpengaruh nyata pada semua
perlakuan interaksi. Presentase susut bobot hanya berpengaruh nyata pada faktor
tunggal yaitu konsentrasi disinfektan 2 HSP dan berpengaruh sangat nyata pada
faktor tunggal yaitu konsentrasi 1-MCP 1 HSP. Perlakuan 1-MCP 0.00 ppm
memiki persentase susut bobot tertinggi pada 1 HSP yaitu sebesar 5.06%
dibandingkan dengan perlakuan menggunakan 1-MCP lainnya. Adyantari (2014)
mengungkapkan bahwa bunga bihip yang tidak diberi perlakuan 1-MCP
mengalami peningkatan persentase susut bobot yang lebih besar dibandingkan
dengan bunga bihip yang diberi perlakuan 1-MCP.
Tabel 8 Persentase susut bobot bunga potong Heliconia sexy pink pada berbagai
konsentrasi disinfektan dan 1-MCP
Perlakuan

Umur bunga
3 HSP

4 HSP

5 HSP

6 HSP

Konsentrasi disinfektan (A)
0.0%
2.71a
8.18ab

10.24a

13.66a

16.76a

17.78a

0.5%

2.64a

6.78b

10.09a

12.86a

14.12a

17.74a

-

-

-

1.0%

4.18a

10.13a

11.01a

13.76a

13.87a

-

-

-

-

1.5%

2.89a

7.34b

9.20a

12.69a

-

-

-

-

-

tn

*

tn

tn

tn

tn

tn

tn

tn
27.89

Anova

1 HSP

2 HSP

Konsentrasi 1-MCP (B)
0.000 ppm 5.06a
9.07a

7 HSP
19.79

8 HSP
23.78

9 HSP
27.55

11.10a

14.44a

16.74a

17.98a

20.60a

22.96

0.003 ppm

2.65b

7.65a

9.72a

12.23a

12.50a

17.57a

19.96a

20.00

0.004 ppm

1.55b

8.63a

10.22a

14.01a

18.18a

18.32a

19.79a

22.72

0.005 ppm

3.16b

7.21a

9.53a

12.32a

16.40a

17.68a

19.49a

25.67

27.38

Anova

**

tn

tn

tn

tn

tn

tn

tn

tn

Interaksi

tn

tn

tn

tn

tn

tn

tn

tn

tn

-

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak
berbeda nyata berdasarkan uji lanjut DεRT pada taraf α=5%.

Parameter susut bobot tidak berpengaruh besar dalam penelitian ini karena
hampir semua bunga potong Heliconia sexy pink mengalami penurunan susut
bobot yang sama setiap hari untuk semua kombinasi perlakuan. Kesegaran bunga
potong tidak dilihat dari susut bobotnya saja sehingga pengkukuran vase life juga
harus berdasarkan parameter lainnya yang dapat dilihat secara visual.

20

Vase life
Vase life bunga potong merupakan lamanya umur relatif bunga potong
dalam keadaan tetap segar dan indah setelah dipotong dari tanaman induknya
(Wiryanto 1993). Kriteria untuk menentukan lamanya vase life bunga potong
Heliconia sexy pink merujuk pada kriteria vase life Zingiberacea dari
Ditflorikultura (2006) yaitu vase life dinyatakan berakhir setelah 30% dari jumlah
total brakteanya menghitam. Heliconia sexy pink sebagai bunga potong tropis
yang keindahannya dilihat dari brakteanya diasumsikan sama untuk menentukan
vase life. Pengamatan dilakukan dari sebelum perlakuan (0 HSP) hingga vase life
bunga potong berakhir.
Tabel 9 Pengaruh aplikasi disinfektan dan 1-MCP terhadap vase life bunga
potong Heliconia sexy pink
Perlakuan

Konsentrasi disinfektan (A)
0.0%
0.5%
1.0%
1.5%
Anova
Konsentrasi 1-MCP (B)
0.000 ppm
0.003 ppm
0.004 ppm
0.005 ppm
Anova
Interaksi (A X B)

Vase life (HSP)

5.50a
4.10b
2.82c
2.50c
**
3.82a
3.80a
3.52a
3.77a
tn
tn

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan
hasil yang tiak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut DMRT pada taraf α=5%.

Data pada (Tabel 9) menunjukkan bahwa interaksi antara konsentrasi
disinfektan dan 1-MCP tidak berpengaruh nyata terhadap vase life bunga potong
Heliconia sexy pink. Faktor tunggal 1-MCP juga tidak berpengaruh nyata terhadap
vase life bunga potong Heliconia sexy pink. Faktor tunggal disiinfektan sangat
berpengaruh nyata terhadap vase life bunga potong Heliconia sexy pink. Hal ini
terjadi karena konsentrasi disinfektan yang diaplikasikan terlalu tinggi sehingga
menyebabkan braktea mengalami semburat hitam yang lebih banyak.
Vase life bunga potong Heliconia sexy pink menurut Bigot (2011) adalah
dua minggu dengan perlakuan pascapanen yang baik. Menurut pedagang bunga
potong Heliconia sexy pink di pasar Rawa Belong, bunga ini hanya bertahan
empat hingga enam hari. Adanya perbedaan tersebut karena pascapanen di pasar
Rawa Belong hanya dilakuakan dengan penyiraman air yang dilakukan secara
manual.
Vase life bunga potong Heliconia sexy pink secara visual dapat dibedakan
berdasarkan perlakuan dengan konsentrasi disinifektan paling rendah dan
konsentrasi disinfektan paling tinggi. Perlakuan 0.0% disinfektan yang ditambah
dengan 0.005 ppm 1-MCP (Gambar 6) memiliki vase life paling lama
dibandingkan dengan konsentrasi 0.0% disinfektan yang ditambah dengan 0.005

21

ppm 1-MCP. Perbandingan secara visual beberapa perlakuan pada 3 HSP
(Gambar 7).
Tabel 10 Rata-rata vase life bunga potong Heliconia sexy pink pada berbagai
konsentrasi disinfektan dan 1-MCP
Perlakuan
0.0% A + 0.000 ppm B
0.0% A + 0.003 ppm B
0.0% A + 0.004 ppm B
0.0% A + 0.005 ppm B
0.5% A + 0.000 ppm B
0.5% A + 0.003 ppm B
0.5% A + 0.004 ppm B
0.5% A + 0.005 ppm B
1.0% A + 0.000 ppm B
1.0% A + 0.003 ppm B
1.0% A + 0.004 ppm B
1.0% A + 0.005 ppm B
1.5% A + 0.000 ppm B
1.5% A + 0.003 ppm B
1.5% A + 0.004 ppm B
1.5% A + 0.005 ppm B

Vase life (HSP)
4.80
5.70
5.30
6.20
4.50
4.10
3.90
3.90
3.50
2.80
2.30
2.70
2.50
2.60
2.60
2.30

Keterangan: A: disinfektan. B: 1-MCP.

Gambar 6 Perlakuan 0.0% disinfektan ditambah 0.005 ppm 1-MCP pada 3
HSP – 9 HSP.

22

23

Gambar 7 Perlakuan berbagai konsentrasi disinfektan dan 1-MCP pada 3 HSP.
(a, b, c, d) Perlakuan 0.0% disinfektan + 0.000 ppm, 0.003 ppm,
0.004 ppm, 0.005 ppm 1-MCP; (e, f, g, h) Perlakuan 0.5%
disinfektan + 0.000 ppm, 0.003 ppm, 0.004 ppm, 0.005 ppm 1MCP; (i, j, k, l) Perlakuan 1.0% disinfektan + 0.000 ppm, 0.003
ppm, 0.004 ppm, 0.005 ppm 1-MCP; (m, n, o, p) Perlakuan 1.5%
disinfektan + 0.000 ppm, 0.003 ppm, 0.004 ppm, 0.005 ppm 1MCP.
Data pada (Tabel 10) menunjukkan bahwa perlakuan 0.0% disinfektan
dengan ditambahkan beberapa konsentrasi 1-MCP memiliki vase life yang lebih
lama dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Vase life terendah dengan
konsentrasi 0.0% disinfektan adalah 4.80 hari tanpa penambahan konsentrasi 1MCP. Vase life tertinggi adalah perlakuan 0.0% disinfektan yang ditambahkan
dengan konentrasi 0.005 ppm 1-MCP yaitu sebesar 6.20 hari. Vase life bunga
potong dalam penelitian ini sangat dipengaruhi oleh disinfektan, semakin tinggi
konsentrasi disinfektan yang diberikan maka vase life semakin rendah.

Uji Hedonik
Uji hedonik adalah uji kesukaan yang dilakukan oleh panelis tidak terlatih
selama vase life bunga potong Heliconia sexy pink belum berakhir. Penilaian yang
dilakukan untuk uji hedonik berdasarkan penampakan bunga potong Heliconia
sexy pink secara visual. Uji hedonik dalam penelitian ini dilakukan oleh 10 orang
panelis setiap dua hari sekali. Apabila nilai uji hedonik diatas sama dengan 3
maka bunga potong Heliconia sexy pink masih dapat diterima oleh konsumen dan
apabila nilai uji hedonik dibawah 3 berarti sudah tidak dapat diterima lagi oleh
konsumen. Uji hedonik berhenti apabila vase life bunga potong berakhir.
Panelis menyukai penampakan bunga potong Heliconia sexy pink sebelum
diberi perlakuan yaitu dengan memberi nilai rata-rata 4 kecuali konsentrasi 0.0%
disinfektan yang masing-masing ditambahkan konsentrasi 0.003 ppm, 0.004 ppm
dan 0.005 ppm 1-MCP. Panelis masih menyukai bunga potong Heliconia sexy
pink dari 2 HSP hingga 8 HSP untuk perlakuan konsentrasi 0.0% disinfektan
terbukti dengan pemberian nilai 3 dari panelis hingga 8 HSP. Vase life pada
perlakuan 0.0% disinfektan sebenarnya berakhir pada 9 HSP namun uji hedonik
berhenti pada 8 HSP karena uji hedonik hanya dilakukan dua hari sekali.
Perlakuan dengan konsentrasi disinfektan yang tinggi menyebabkan panelis
memberi nilai rendah karena penampakan bunga sudah tidak menarik dengan
adanya braktea menghitam dan warna tangkai yang semakin gelap. Hal tersebut
dibuktikan dengan pemberian nilai uji hedonik oleh panelis dengan konsentrasi
1.5% disinfektan ditambah konsentrasi 1-MCP hanya mampu bertahan hingga 2
HSP. Sama halnya dengan perlakuan konsentrasi 1.0% disinfektan pada berbagai
konsentrasi 1-MCP yang juga bertahan hingga 2 HSP (Tabel 11).
Vase life yang ditentukan berdasarkan parameter perubahan 30% dari
seluruh braktea menghitam, tidak sama dengan parameter uji hedonik yang
dilakukan oleh panelis. Perbedaan yang nyata dapat dilihat pada perlakuan dengan

24

konsentrasi 0.0% disinfektan yang ditambah dengan berbagai konsentrasi 1-MCP.
Pada vase life yang ditentukan oleh menghitamnya braktea, perlakuan 0.0%
disinfektan yang ditambah dengan 0.000 ppm 1-MCP bertahan hingga 4.80 hari
sedangkan pada uji hedonik panelis masih menyukai hingga 8 hari (Tabel 11).
Tabel 11 Pengaruh aplikasi disinfektan dan 1-MCP terhadap uji hedonik bunga
potong Heliconia sexy pink
Uji hedonik
Perlakuan
0 HSP
2 HSP
4 HSP
6 HSP
8 HSP
0.0% A + 0.000 ppm B
4
4
3
3
3
0.0% A + 0.003 ppm B
5
4
4
3
3
0.0% A + 0.004 ppm B
5
4
4
3
3
0.0% A + 0.005 ppm B
5
4
4
3
3
0.5% A + 0.000 ppm B
4
4
3
2
0.5% A + 0.003 ppm B
4
3
2
0.5% A + 0.004 ppm B
4
3
3
0.5% A + 0.005 ppm B
4
3
3
1.0% A + 0.000 ppm B
4
3
2
1.0% A + 0.003 ppm B
4
3
2
1.0% A + 0.004 ppm B
4
2
1.0% A + 0.005 ppm B
4
3
1.5% A + 0.000 ppm B
4
3
1.5% A + 0.003 ppm B
4
2
1.5% A + 0.004 ppm B
4
3
1.5% A + 0.005 ppm B
4
3
Keterangan: A: disinfektan; B: 1-MCP; - : pengamatan berhenti; 1: sangat tidak suka; 2: tidak
suka; 3: biasa; 4: suka; 5: sangat suka

Faktor tunggal 1-MCP dengan konsentrasi tertinggi yaitu 0.005 ppm dapat
mempertahankan v