1-METHYLCYCLOPROPENE (1-MCP) AND CHITOSAN APPLICATIONS TO INCREASE THE SHELF- LIFE AND MAINTAIN THE QUALITY OF ‘CAVENDISH’ BANANA FRUITS AT EARLY STAGE APLIKASI 1-METHYLCYCLOPROPENE (1-MCP) DAN KITOSAN UNTUK MENINGKATKAN MASA SIMPAN DAN MEMPERTAHANKAN MUT

(1)

ABSTRACT

1-METHYLCYCLOPROPENE (1-MCP) AND CHITOSAN

APPLICATIONS TO INCREASE THE SHELF- LIFE AND MAINTAIN THE QUALITY OF ‘CAVENDISH’ BANANA FRUITS AT EARLY STAGE

By

FERDANER HUMAIRAH FAZRI

‘Cavendish’ banana is one of climacteric fruits which is easily damaged during storage. It is because of its high respiration, etilen production and transpiration rates. One of the ways to increase the shelf- life and maintain the quality of

banana ‘Cavendish’ is by using 1-methylcyclopropene(1-MCP) and chitosan aplications that can hamper respiration, etilen production, and transpiration in the fruit.

The aims of this research were to (1) study the efect of 1-MCP aplication to increase shelf- life and maintain the quality of banana ‘Cavendish’, and (2) study the effect of aplications combination of 1-MCP and chitosan to increase shelf- life and maintain the quality of ‘Cavendish’ banana fruits. The research was conducted in the Horticultural Postharvest Laboratory, Faculty of Agriculture, Lampung University during September- Oktober 2013.


(2)

ii Treatments were arranged in a completely randomized design, at 2x2 factorial . The first factor was control (no treatment with 1-MCP; M0) and treatmen with

1-MCP (M1). The second factor was control (no treatment with chitosan 2,5%; K0)

and chitosan 2,5% (K1). Observation were conducted on the stage changes, fruit

weight, fruit firmness, total soluble solid (0Brix), and free acid content.

Result showed that (1) 1-MCP application significantly inhibited ripening and deterioration of 'Cavendish' banana fruits than control by slowing the stage changes, fruit weight loss, fruit firmness, 0 Brix, and acid content, (2) application of chitosan to 1-MCP treated fruits profoundly slowed ripening and quality decrease of 'Cavendish' banana fruits, but caused an imperfect fruit color development.

Key words: banana, 1-MCP, chitosan, storage life, quality


(3)

ABSTRAK

APLIKASI 1-METHYLCYCLOPROPENE (1-MCP) DAN KITOSAN UNTUK MENINGKATKAN MASA SIMPAN DAN MEMPERTAHANKAN

MUTU BUAH PISANG ‘CAVENDISH’ PADA STADIUM AWAL

Oleh

FERDANER HUMAIRAH FAZRI

Buah pisang ‘Cavendish’ tergolong buah klimakterik yang mudah mengalami kerusakan pada saat penyimpanan. Hal tersebut disebabkan oleh adanya proses respirasi, prosuksi etilen dan transpirasi yang tinggi pada buah pisang. Salah satu cara untuk dapat meningkatkan masa simpan dan mempertahnkan mutu buah pisang ‘Cavendish’ dapat dilakukan dengan menggunakan 1-methylcyclopropene (1-MCP) dan pelapis kitosan yang dapat menghambat peningkatan laju respirasi, produksi etilen, dan traspirasi yang terjadi didalam buah, sehingga masa simpan dan mutu buah pisang ‘Cavendis’ dapat dipertahankan.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh aplikasi 1-MCP terhadap masa simpan dan mutu buah pisang ‘Cavendish’, dan (2) mengetahui pengaruh kombinasi aplikasi 1-MCP dan pelapis kitosan terhadap masa simpan dan mutu buah pisang ‘Cavendish’. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian ini


(4)

iv Penelitan ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Teracak Sempurna (RTS), dengan perlakuan yang disusun secara faktorial 2 x 2. Faktor pertama adalah kontrol (tanpa 1-MCP; M0) dan dengan 1-MCP (M1), sedangkan faktor kedua adalah kontrol (tanpa kitosan 2,5%; K0) dan dengan kitosan 2,5% (K1). Pengamatan dilakuakan terhadap perubahan stadium, susut bobot, tingkat

kekerasan buah, kandungan padatan terlarut (0Brix), dan kandungan asam bebas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) aplikasi 1-MCP secara nyata mampu menghambat pemasakan dan penurunan mutu buah pisang ‘Cavendish’ dibandingkan dengan kontrol dengan cara memperlambat perubahan stadium, susut bobot buah, kekerasan buah, 0Brix, dan kandungan asam (2) aplikasi kitosan terhadap buah yang telah diaplikasi 1-MCP lebih mampu memperlambat

pemasakan dan penurunan mutu buah pisang ‘Cavendish’ tetapi menyebabkan perubahan warna kuning buah tidak sempurna.

Kata kunci: pisang, 1-MCP, kitosan, masa simpan, mutu


(5)

APLIKASI 1-METHYLCYCLOPROPENE

(

1-MCP) DAN

KITOSAN UNTUK MENINGKATKAN MASA SIMPAN DAN

MEMPERTAHANKAN MUTU BUAH PISANG ‘CAVENDISH’

PADA STADIUM AWAL

Oleh

FERDANER HUMAIRAH FAZRI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(6)

APLIKASI 1-METHYLCYCLOPROPENE

(

1-MCP) DAN

KITOSAN UNTUK MENINGKATKAN MASA SIMPAN DAN

MEMPERTAHANKAN MUTU BUAH

PISANG

CAVENDISH

PADA STADIUM AWAL

(Skripsi)

Oleh

FERDANER HUMAIRAH FAZRI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(7)

(8)

(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Desa Goras Jaya, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah pada 22 Juni 1992. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan bapak Sunarto dan ibu Siti Bararah. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 1 Wates Bumiratu Nuban, Lampung Tengah pada tahun 2004. Pada tahun yang sama Penulis melanjutkan pendidikan di sekolah menengah pertama di SMP Negeri 4 Gunung Sugih, Lampung Tengah dan diselesaikan pada tahun 2007. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Trimurjo, Lampung Tengah, dan diselesaikan pada tahun 2010. Di tahun yang sama Penulis diterima sebagai mahasiswa jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Lampung melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademi dan Bakat (PKAB ).

Selama menjadi mahasiswa, Penulis aktif di berbagai organisasi internal seperti menjadi Duta Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, periode 2012-2013, Anggota Bidang Penerbitan bulletin ‘Mentari’ Forum Study Islam Fakultas Pertanian (FOSI FP) pada 2012-2013., sedangkan organisasi eksternal seperti Anggota Departemen Media Center Wilayah II Sumatera Bagian Selatan Ikatan Mahasiswa Muslim

Pertanian Indonesia (IMMPERTI) periode 2012-2013, Koordinator Kaderisasi Forum Lingkar Pena Bandar Lampung (FLP Lampung ) periode 2012-2014, dan Relawan


(10)

ix

Sahabat Pulau Lampung. Pernah menjuarai karya tulis ilmiah sebagai juara Gold kategori mahasiswa Lomba karya tulis Central Proteinaprima (CP Prima) Award pada 2011.

Pada Tahun 2013, Penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di C.V Bima Jaya Farm, Kota Sepang, Way Halim, Bandar Lampung. Tahun 2013 Penulis menjadi asiten praktikum Produksi Tanaman Buah, dan pada tahun 2014 menjadi asisten praktikum Teknologi Panen dan Pascapanen, Pembiakan Vegetatif dan Metode Ilmiah.


(11)

“ Kehidupan indah dimiliki oleh

orang-orang yang berbahagia karena

kesabaran mereka. Mereka mendaki ke

puncak kedudukan mereka dengan

syukur, kemudian melangkah di antara

dua sayap dengan sabar dan syukur ke

surga-surga kenikmatan. Itulah

karunia Allah yang diberikan kepada

siapa saja yang dikehendaki-Nya

(Ibnu Qoyyim Al Jauziyah)

“Janganlah kamu bersikap lemah dan

sedih karena kamu adalah orang yang

paling tinggi derajatnya” (QS. Ali

Imran: 139)


(12)

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada:

Ayahanda Sunarto dan ibunda Siti Bararah tercinta,

adik-adik tersayang Fernanda Kurnun Ainin dan Farhaner

Maimun Bararah, serta abang Arif Bastian Rasyid serta

Almamater tercinta.


(13)

SANWACANA

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam atas rahmat dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad Subhana huwata’ala. Skripsi dengan judul ‘Aplikasi 1- Methylcyclopropene (1-MCP) dan Kitosan Untuk Meningkatkan Masa Simpan dan Mempertahankan Mutu Buah Pisang

‘Cavendish’ Pada Stadium Awal’ adalah salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini, Penulis mengucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Soesiladi Esti Widodo, M.Sc., selaku Pembimbing Utama yang telah mendidik, memberikan banyak nasihat, dan motivasi selama penelitian dan penulisan skrisi;

2. Ibu Zulferiyenni, M.T.A., selaku anggota komisi pembimbing yang telah memberikan banyak bimbingan dan saran selama penelitian dan penulisan skripsi;

3. Bapak Ir. Yohannes C. Ginting. M.P., selaku Penguji atas bimbingan, dan, motivasi yang diberikan;

4. Bapak Ir. Dad Resiworo J. Sembodo, M.S., selaku Pembimbing Akademik atas bimbingan dan motivasi selama Penulis menyelesaikan studi;

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M.Sc., selaku Ketua Bidang Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung;


(14)

xiii 6. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P., selaku Ketua Jurusan

Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung;

7. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M. S., selaku Dekan Fakultas Partanian, Universitas Lampung;

8. Kedua orang tua tersayang bapak Sunarto dan ibu Siti Bararah, adik-adik (Fernanda Kurnun Ainin dan Farhaner Maimun Bararah), abang Arif Bastian Rasyid serta seluruh keluarga besar atas doa yang diberikan.

9. Sahabat seperjuangan Yulinda Simatupang, Dian Saputra, Arisha Azima, Safira Maulidina, Esti Hikmawati terimakasih atas kerjasama dan semangat selama penelitian dan penulisan skripsi ini;

10. Sahabat Agroteknologi 2010, Alawiah, Anisa, Nurjannah, Nana, Mustajab, Ade, Rizkyta, Sherly, Wasis, Ika, Septiana, Septianing, Adaw, dan yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terima kasih atas motivasi dan kebersamaan selama ini.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi yang tidak bisa Penulis sebutkan satu per satu.

Semoga Allah Subhana huwata’ala melimpahkan rahmat kepada mereka atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada Penulis dan semoga hasil penelitian ini bermanfaat.

Bandar Lampung, Juli 2014 Penulis


(15)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang dan Masalah ... 1

1.2Tujuan Penelitian ... 3

1.3Kerangka Pemikiran ... 4

1.4Hipotesis ... 6

II.TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Panen dan Pascapanen Pisang ‘Cavendish’ ... 7

2.2 Perubahan Fisiologi Buah Pisang ... 9

2.3 Kitosan ... 10

2.4 1- Methylcyclopropene (1-MCP) ... 11

III. BAHAN DAN METODE ... 13

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 13

3.2 Bahan dan Alat ... 13

3.3 Metode Penelitian ... 14

3.4 Pelaksanaan Penelitian ... 15

3.5 Pengamatan ... 16 Halaman


(16)

xi

3.5.1 Perubahan warna (stadium)... 16

3.5.2 Susut bobot buah ... 16

3.5.3 Kekerasan buah ... 17

3.5.4 Pengukuran kandungan 0Brix dan asam bebas ... 17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18

V. KESIMPULAN ... 31

5.1 Kesimpulan ... 31

5.2 Saran ... 31

PUSTAKA ACUAN ... 32


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Nilai rerata perubahan stadium buah pisang ‘Cavendish’ Stadium awal pada berbagai perlakuan selama proses

Penyimpanan. ... 36 2. Nilai rerata perubahan susut bobot buah pisang ‘Cavendish’

stadium awal pada berbagai perlakuan selama proses

penyimpanan. ... 37 3. Nilai rerata perubahan tingkat kekerasan buah pisang ‘Cavendish’

stadium awal pada berbagai perlakuan selama proses

penyimpanan. ... 38 4. Nilai rerata perubahan kandungan padatan terlarut (0 Brix) buah

pisang ‘Cavendish’ stadium awal pada berbagai perlakuan

selama proses penyimpanan. ... 39 5. Nilai rerata perubahan asam bebas buah pisang ‘Cavendish’ stadium

awal pada berbagai perlakuan selama proses

penyimpanan. ... 40 Halaman


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Stadium buah pisang ‘Cavendish’ ... 8 2. Pisang ‘Cavendish’ stadium III ... 14 3. Sketsa aplikasi gassing 1-MCP ... 15 4. Perubahan warna (stadium) buah pisang ‘Cavendish’ pada

berbagai perlakuan selama masa simpan ... 19 5. Perubahan stadium hingga 5 HS pada perlakuan K0M0 ... 19

6. Perubahan stadium hingga 20 HS pada perlakuan K1M1 ... 21

7. Perubahan susut bobot buah pisang ‘Cavendish’ pada

berbagai perlakuan selama masa simpan ... 22 8. Perubahan tingkat kekerasan buah pisang ‘Cavendish’ pada

berbagai perlakuan selama masa simpan ... 24 9. Perubahan padatan terlarut (0Brix) buah pisang ‘Cavendish’ pada

berbagai perlakuan selama masa simpan ... 25 10.Perubahan kandunga asam bebas buah Pisang ‘Cavendish’ pada

berbagai perlakuan selama masa simpan ... 28 Halaman


(19)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Buah pisang tergolong buah klimakterik. Di samping harganya yang masih memiliki nilai ekonomi yang relatif tinggi, pisang banyak digemari masyarakat. Namun, kendala yang dihadapi adalah buah pisang memiliki masa simpan yang sempit dan mudah mengalami kerusakan saat penyimpanan. Kerusakan ini

ditandai dengan adanya pencoklatan. Hal ini karena masih berlangsungnya proses respirasi walaupun buah tersebut sudah dipanen.

Widodo et al., (2010) menyatakan bahwa sebagai buah klimakterik, pisang mengalami kenaikan respirasi dan produksi etilen yang tinggi selama proses pemasakan yang dapat menyebabkan pelunakan pada buah. Salah satu cara untuk memperpanjang masa simpan dan mempertahankan mutu buah pisang adalah melalui penanganan pascapanen yang tepat. Penanganan pascapanen dapat dilakukan dengan menghambat proses fisiologis yang terjadi pada buah, yaitu dengan menurunkan laju respirasi. Penyimpanan buah dengan O2 rendah dapat

menghambat laju respirasi dan produksi etilen sehingga mampu menunda pemasakan


(20)

2 Agar mutu buah pisang dapat diperpanjang, diperlukan upaya yang dapat

menghambat kerusakannya. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan kitosan. Kitosan adalah derivat polimer kitin yang memiliki gugus N- terasetilasi yang membuatnya larut dalam larutan asam. Kitin merupakan biopolimer alami yang terdapat pada eksoskeleton invertebrata yang merupakan polisakarida terbanyak ke dua di alam setelah selulosa (Kittur et al., 1998).

Kitosan berfungsi sebagai edible coating pada buah yang dapat meningkatkan masa simpan buah (Han et al., 2004). Selain itu, kitosan juga berfungsi untuk meningkatkan penampakan fisik buah, mengontrol pertukaran gas (O2, CO2, dan

etilen) dan mengontrol perubahan fisiologi, mikrobiologi, dan fisikokimia pada produk makanan (Kittur et al., 1998).

Pemberian kitosan 2,5% pada dasarnya sudah layak diterapkan untuk buah

klimakterik seperti pisang. Kitosan terbukti mampu memperpanjang masa simpan buah pisang ’Cavendish’ 1 hari lebih lama dari pada kontrol (Widodo et al., 2010) Walaupun kenyataan yang sebenarnya bahwa buah warna kuning mulus pada saat diaplikasikan dengan kitosan masih bisa diperpanjang masa simpannya, namun masalah yang dihadapi adalah daging buah pisang menjadi melunak. Hal ini mengindikasikan bahwa etilen tidak bisa ke luar menembus kitosan, sehingga efek pemasakan masih terus berlangsung.

Selain kitosan, penambahan zat anti etilen seperti 1-methylcyclopropene (1-MCP) juga dapat menghambat kerja etilen yang dikeluarkan oleh buah sehingga

pemasakan buah dapat tertunda (Cantin et al., 2011). Penambahan 1-MCP mampu mempertahankan tingkat kekerasan buah pisang (Zhang et al., 2006), dan


(21)

3 pemberian 1-MCP 0,5 µl/l mampu menunda pemasakan buah pisang ‘Ambon’ hingga 35 hari pada suhu ruang dengan mutu yang masih dapat diterima konsumen (Suprayatmi et al., 2005).

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut.

1. Apakah aplikasi 1-MCP dapat memperpanjang masa simpan dan mempertahankan mutu buah pisang ‘Cavendish’?

2. Apakah kombinasi aplikasi 1-MCP dan pelapis kitosan dapat lebih memperpanjang masa simpan dan mempertahankan mutu buah pisang ‘Cavendish’?

1.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian adalah untuk mengetahui:

1. pengaruh aplikasi 1-MCP terhadap masa simpan dan mutu buah pisang ‘Cavendish’, dan

2. pengaruh kombinasi aplikasi 1-MCP dan pelapis kitosan terhadap masa simpan dan mutu buah pisang ‘Cavendish’.


(22)

4 1.3 Kerangka Pemikiran

Buah pisang termasuk buah golongan klimakterik. Buah pisang memiliki sifat yang mudah rusak dan tidak tahan simpan dalam jangka waktu yang relatif lama. Proses pemasakan buah pisang disertai dengan peningkatan laju respirasi dan produksi etilen yang cukup tinggi yang dapat menyebabkan buah pisang

mengalami penurunan mutu dengan terjadinya pencoklatan pada buah. Selain itu, laju respirasi yang tinggi mengakibatkan buah mudah mengalami perubahan secara fisiologis dan dapat mempersingkat masa simpan buah.

Susut mutu dan kuantitas produk hasil pertanian dapat terjadi sejak pemanenan hingga dikonsumsi. Proses metabolisme yang penting untuk dihambat adalah respirasi, produksi etilen, dan transpirasi. Sebagai alternatif untuk memperlambat proses fisiologis yang tetap berlangsung selama penyimpanan buah, pengendalian laju respirasi dan transpirasi dilakukan dengan pelapisan. Salah satu pelapis yang digunakan adalah kitosan yang dapat mencagah penguapan akibat transpirasi dan laju respirasi pada buah (Widodo et al., 2013)

Salah satu cara untuk mempertahankan mutu buah adalah dengan pemberian kitosan 2.5% yang secara nyata mampu memperpanjang masa simpan buah jambu biji ‘Crystal’ (Widodoet al., 2013). Hasil serupa juga dilaporkan oleh Widodo et al. (2010), bahwa penggunaan kitosan 2,5% 5,5% sebagai pelapis mampu memperpanjang masa simpan buah pisang ‘Cavendish’ 1 hari lebih lama dibandingkan kontrol. Efek utama yang diharapkan dari pemberian kitosan adalah menghambat pergerakan gas O2 ke dalam buah dan CO2 ke luar buah masuk ke


(23)

5 mampu menghambat respirasi buah dengan cara menghambat difusi O2 ke dalam

buah.

Dengan menggunakan kitosan sebagai pelapis buah, keberadaan oksigen di dalam buah dapat diturunkan, sehingga proses respirasi yang berlangsung dapat

diturunkan dan masa simpan buah menjadi lebih lama. Dalam hal ini, kitosan akan mempertahankan kesegaran buah. Proses respirasi yang terjadi pada pisang diturunkan sehingga menunda pemasakan dan memperpanjang masa simpan.

Etilen dapat memberi pengaruh negatif terhadap produk segar. Meningkatnya proses pemasakan yang disebabkan oleh produksi etilen dapat menurunkan mutu buah pisang. Penambahan 1-MCP ke dalam buah pisang berfungsi sebagai senyawa anti - etilen yang akan memblok efek etilen yang terjerap di dalam kitosan. 1-MCP ini memiliki kemampuan memblokir etilen untuk mengirim sinyal-sinyal pemasakan, sehingga dapat menunda pelunakan daging buah pisang ’Cavendish’ (Pelayo et al., 2003).

Pengunaan 1-MCP mempunyai pengaruh menghambat kerja etilen pada berbagai buah, salah satunya adalah pisang ‘Cavendish’ (Blankenship dan Dole, 2003). Selain itu, menurut Zhang et al. (2006) penambahan 1-MCP mampu menghambat pemasakan (ripening) pada buah pisang. Aplikasi 1-MCP pada melon juga diketahui dapat menghambat efek etilen, sehingga masa simpan buah menjadi lebih panjang (Guo et al., 2011)


(24)

6 1.4Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan dapat diajukan hipotesis sebagai berikut.

1. Aplikasi 1-MCP mampu meningkatkan masa simpan dan mempertahankan mutu buah pisang ‘Cavendish’.

2. Aplikasi kombinasi 1-MCP dan kitosan akan lebih mampu meningkatkan masa simpan dan mempertahankan mutu buah pisang ‘Cavendish’


(25)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Panen dan Pascapanen Pisang ‘Cavendish’

Pisang ‘Cavendish’ yang siap panen adalah pisang yang mempunyai diameter berkisar 3,1 cm. Dalam prosedur panen yang dilakukan P.T Nusantara Tropical Farm (NTF), tandan pisang dipotong dengan menggunakan golok di atas cincin pada bagian tandan. Tandan pisang kemudian dibawa secara hati-hati dengan menempatkan tandan tersebut dipundak pemanen dengan menggunakan bantalan

shoulder menuju ke cable way. Pengangkutan dari kebun ke lokasi pengemasan (packing house) dengan menggunakan cable way tidak boleh menimbulkan lecet-lecet.

Tandan pisang dilepaskan dari paperbag setelah sampai ke packing house, kemudian dilakukan quality control seperti pencatatan umur, bobot buah, jumlah sisir, dan mutu buah. Proses pascapanen selanjutnya adalah specs forming. Pada proses ini tandan pisang dibentuk menjadi kelas hand atau full hand (panjang 19 cm, terdiri atas 12 fingers atau lebih), cluster (panjang 19 cm, terdiri atas 5-12


(26)

8 Pascapanen adalah salah satu kegiatan penting dalam menunjang keberhasilan penanganan komoditas buah-buahan. Penanganan komoditas tanpa adanya kegiatan pascapanen yang benar dapat menimbulkan kerusakan dan penurunan mutu produk. Untuk menunjang keberhasilan penanganan pascapanen yang baik, pisang dimasukkan ke dalam precooling room selama 24 jam dengan suhu 14 oC.

Pemasakan buah pisang dilakukan di dalam ruang khusus (ripening room). Pemasakan dilakukan dengan men-gassing buah dengan menggunakan etilen sebanyak 0,1% volume ripening room selama 24 jam pada stadium I (Gambar 1). Untuk mencapai kematangan pisang pada stadium III dibutuhkan waktu selama 5 hari di dalam ripening room dan suhu optimal yang digunakan untuk pemasakan pisang ‘Cavendish’ stadium III adalah 14-16 oC.


(27)

9 2.2 Perubahan Fisiologi Buah Pisang

Buah pisang termasuk buah klimakterik. Proses pemasakannya diiringi laju respirasi dan laju produksi etilen yang relatif tinggi. Pada tahap pemasakan buah pisang, besarnya kenaikan kadar air sebanding dengan semakin meningkatnya laju respirasi pada jaringan buah. Adanya perbedaan tekanan osmosis antara daging buah dan kulit buah selama proses penyimpanan diakibatkan oleh peningkatan kadar air pada daging buah (Dumadi, 2001).

Salah satu penentu mutu buah adalah tekstur buah. Perubahan tingkat kekerasan selama penyimpanan menunjukan perubahan tekstur pada buah selama

penyimpanan. Buah akan semakin lunak seiring dengan bertambahnya waktu penyimpanan. Pelunakan buah ini merupakan awal dari proses pemasakan. Penurunan tingkat kekerasan berkaitan dengan senyawa pektin pada buah, senyawa pektin yang semula tidak larut akan berubah menjadi larut, sehingga tekstur buah akan mengalami penurunan tingkat kekerasan (Rachmawati, 2010). Aktifitas respirasi dan transpirasi yang cukup tinggi pada buah juga menyebabkan kehilangan air yang cukup banyak sehingga ukuran sel dan tekanan isi sel

terhadap dinding sel berkurang yang dapat mengakibatkan tekstur buah menjadi lunak (Pudja, 2009)

Salah satu penyebab terjadinya susut bobot pada buah adalah karena kehilangan air. Kehilangan air merupakan salah satu penyebab utama terjadinya deteriorasi. Selain itu, kehilangan air dapat juga menyebabkan ukuran sel dan tekanan isi sel terhadap dinding sel berkurang yang akhirnya mengakibatkan tekstur buah menjadi lunak (Pudja, 2009).


(28)

10 Menurut penelitian yang dilakukan oleh Noor (2007), penyimpanan buah pisang ‘Ambon’ dalam udara termodifikasi berpengaruh terhadap kekerasan dan warna kulit buah pisang. Semakin cepat proses respirasi yang terjadi di dalam buah, maka semakin cepat pula proses pemasakan buah. Perubahan kekerasan di dalam buah juga terjadi karena adanya perubahan turgor sel. Perubahan ini

menyebabkan hilangnya kesegaran pada buah.

2.3 Kitosan

Kitosan merupakan bahan kimia multiguna berbentuk serat dan merupakan kopopolimer berbentuk lembaran tipis, berwarna putih atau kuning, tidak berbau. Kitosan merupakan bahan yang digunakan untuk mengawetkan dan melapisi produk, selain itu kitosan juga dapat menghambat pertumbuhan mikroba (Kusumawati, 2009).

Kitosan merupakan polisakarida rantai lurus yang tersusun oleh monomer

glukosamin yang terhubung melalui ikatan (1-4) β- glikosidik. Kitosan diperoleh dari proses deasetil kitin yang berasal dari kulit udang (Gyline et al., 2003). Dilaporkan oleh Widodo et al., (2010), bahwa pelapisan kitosan dapat menunda pemasakan dan memperpanjang masa simpan buah pisang ‘Cavendish’. Aplikasi kitosan 2.5 % efektif dalam memperpanjang masa simpan buah dan meningkatkan penampakan buah jambu biji ‘Cristal’ (Widodo et al., 2013) dan juga dapat menghambat pemasakan dan meningkatkan masa simpan buh pir Jepang, peach, dan kiwi (Du et al., 1997).


(29)

11 2.4 1- Methylcyclopropene (1-MCP)

1-Methylcyclopropene (1-MCP ) adalah suatu senyawa turunan cyclopropena, yaitu suatu cyclic olefin yang berasal dari senyawa volatil (C4H6) (Serek and

Sisler, 1997) yang memiliki kemampuan memblokir etilen untuk mengirim sinyal-sinyal pemasakan. Kemampuan 1-MCP berikatan dengan reseptor 10 kali lebih besar dari etilen. Di sisi lain I-MCP dapat aktif pada konsentrasi rendah (rata-rata 100-1000 nl/l atau ppb).

Dalam profil toksikologi yang dikemukakan oleh Enviromental Protection Agency

(EPA), dinyatakan bahwa 1-MCP adalah senyawa turunan volatil yang tidak berbahaya. Senyawa ini tidak bersifat toksik. Selain itu, penggunaan 1- MCP tidak menimbulkan mutagenik, tidak menimbulkan efek pada jaringan, dan tidak pula menimbulkan iritasi. Oleh karena itu, disimpulkan oleh EPA bahwa MCP aman digunakan pada produk pangan, dan aman bagi bayi (Suprayatmi et al., 2005).

Beberapa penelitian menyatakan bahwa I-MCP mempunyai pengaruh

menghambat kerja etilen dari berbagai buah di antaranya strawberi, apel, pisang ‘Cavendish’, buah pir, nenas, alpukat, dan tomat (Blankenship dan Dole, 2003 ). 1- MCP menghambat kerja etilen karena 1-MCP mengikat etilen reseptor dan tidak memungkinkan reseptor untuk menerima etilen, sehingga menyebabkan penundaan proses pemasakan pada buah jambu biji dalam konsentrasi 900 nL L-1 dengan suhu 10-25 oC (Basseto et al., 2005). Penelitian oleh Pelayo et al. (2003) membuktikan bahwa 1-MCP mampu menunda proses pelunakan pada daging buah pisang.


(30)

12 Pisang ‘Ambon’ yang tidak diaplikasikan dengan menggunakan 1-MCP setelah panen memiliki masa simpan 17-18 hari. Pisang yang diaplikasi dengan 1- MCP masa simpannya untuk mencapai satdium VI dapat diperpanjang hingga 35 hari. Menurut Jiang et al. (1999), 1-MCP dapat diaplikasikan pada suhu ruang

(20 - 25 o C ). Pisang yang diaplikasikan dengan menggunakan 1-MCP dan disimpan pada suhu 20 0C perubahan warnanya dapat diperlambat (Pelayo et al., 2003). Hal ini berarti aplikasi dengan mengunakan 1-MCP mampu menunda kemasakan buah pisang ‘Cavendish’.


(31)

13

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September- Oktober 2013.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah buah pisang ‘Cavendish’ stadium III (Gambar 2) yang diperoleh dari PT. Nusantara Tropical Farm (PT. NTF) di Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur. Bahan lainnya adalah kitosan2,5%,

1-Methylcyclopropene (1-MCP), asam asetat 0,5%, 1-MCP, akuades, fenolftalein, dan NaOH 0,1 N. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah refractometer, penetrometer, blender, sentrifius ‘Heraus Sepatech’, kontainer kedap, meja

gassing, erlenmeyer, labu ukur, lemari es, pipet tetes, piring styrofoam, dan timbangan.


(32)

14

Gambar 2. Pisang ‘Cavendish’ stadium III

3.3 Metode Penelitian

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitan ini adalah Rancangan Teracak Sempurna (RTS), dengan perlakuan yang disusun secara faktorial 2 x 2. Faktor pertama adalah kontrol (tanpa 1-MCP; M0) dan dengan 1-MCP (M1), sedangkan faktor kedua adalah kontrol (tanpa kitosan 2,5%; K0) dan dengan kitosan 2,5% (K1).

Gassing dengan 1-MCP dilakukan dengan melarutkan 0,5 g MCP ke dalam 30 ml air yang diletakkan di bawah tumpukan buah yang akan diperlakukan di dalam kontainer plastik kedap dengan volume 80 liter selama 24 jam (Gambar 3). Menurut rekomendasi yang diberikan oleh perusahaan Nano Life Quest (2013) aplikasi 1 g 1-MCP/ 30 ml air dapat digunakan untuk men-gassing buah kiwi di ruangan sebesar 15-20 m3 yang diaplikasikan berkisar antara 12-36 jam. Setelah 24 jam gassing dengan 1-MCP, buah segera dilapisi dengan kitosan 2,5%.


(33)

15

Gambar 3. Sketsa aplikasi gassing 1-MCP

Sampling dilakukan setiap dua hari, sebanyak 10 kali sampling. Setiap perlakuan diterapkan pada masing-masing buah secara terpisah dan dilakukan pada ruangan yang berbeda dari ruang gassing. Masing-masing unit perlakuan diulang 2 kali yang masing-masing terdiri atas 1 cluster pisang (dua finger buah).

Data dianalisis dengan menggunakan nilai tengah rata-rata, standar deviasi, dan standar eror. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

3.4 Pelaksanaan Penelitian

Pada penelitian ini, larutan 2,5 % (25 g/l) kitosan dibuat dengan cara melarutkan 25 g kitosan dengan asam asetat 0,5 % (5 ml) yang telah ditambah dengan 1.000 ml aquades, kemudian diaduk hingga kitosan larut dengan sempurna (tidak

terdapat gumpalan kitosan). Di laboratorium, buah pisang ‘Cavendish’ dipisahkan menjadi cluster dan disortir berdasarkan ukuran dan tingkat kemasakan yang seragam.

Meja gassing

1-Methylcyclopropene

(1-MCP) Pisang

‘Cavendish’ stadium III Kontainer kedap volume 80 l


(34)

16 Buah pisang ‘Cavendish’ yang telah diberi perlakuan 1-MCP (0.5 g/ 30 ml air) dan kitosan 2,5%, dikering – anginkan di atas piring styrofoam. Semua buah yang telah mendapat perlakuan disimpan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, pada suhu ruang (27-28 oC) yang dilakukan pada ruang yang berbeda antara ruang simpan yang digunakan terhadap perlakuan MCP dan yang tidak diberi MCP.

3.5 Pengamatan

Pengamatan dilakukan setiap dua hari hingga akhir penelitian sebanyak 10 kali sampling. Peubah yang diamati adalah susut bobot buah, perubahan warna, tingkat kekerasan buah, kandungan padatan terlarut (oBrix), dan total asam bebas. Asam bebas ditentukan pada awal dan akhir pengamatan.

3.5.1 Perubahan warna

Pengamatan perubahan warna dilakukan dengan cara melihat perubahan warna sesuai dengan standar stadium pisang ’Cavendish’ pada Gambar 1.

3.5.2 Susut bobot buah

Susut bobot buah dihitung dari bobot awal buah sebelum diberi perlakuan dan dikurangi bobot akhir buah setiap kali sampling, dibagi bobot awal buah dan dikalikan 100%


(35)

17 3.5.3Kekerasan buah

Kekerasan buah (dalam kg/cm2) diukur dengan alat penetrometer (type FHM-5, ujung berbentuk silinder diameter 5 mm; Takemura Electric Work, Ltd., Jepang). Pengukuran kekerasan buah dilakukan pada daging buah setelah kulit dikupas. Pengukuran ini dilakukan sebanyak 3 kali pada bagian atas, tengah dan bawah.

3.5.4 Pengukuran kandungan Brix dan asam bebas

Brix diukur dengan refractometertangan ‘Atago’ pada suhu ruang. Brix pada pisang diukur dengan pengenceran 1 : 1. Sampel untuk pengukuran Brix dipersiapkan dengan cara sebanyak 50 g daging pisang diblender dengan

menggunakan 50 ml air destilata. Setelah diukur Brix-nya, ke dalam sampel ini kemudian ditambahkan 50 ml air lalu disentrifius pada 2500 rpm selama 20 menit. Cairannya dimasukkan ke labu ukur 250 ml, lalu ditambahkan air destilata ke dalamnya hingga tera. Sebanyak 100 ml sampel sari buah tersebut kemudian dibekukan sambil menunggu analisis selanjutnya. Pengukuran kandungan asam bebas dilakukan dengan titrasi mengunakan 0,1 N NaOH dan fenolftalein sebagai indikator (Widodo et al., 1996).


(36)

29

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Aplikasi 1-MCP secara nyata mampu menghambat pemasakan dan penurunan mutu buah pisang ‘Cavendish’ dibandingkan dengan kontrol dengan cara

memperlambat perubahan stadium, susut bobot buah, kekerasan buah, 0Brix, dan kandungan asam.

2. Aplikasi kitosan terhadap buah yang telah diaplikasi 1-MCP lebih mampu memperlambat pemasakan dan penurunan mutu buah pisang ‘Cavendish’, tetapi menyebabkan perubahan warna kuning buah tidak sempurna.

5.2 Saran

Aplikasi kombinasi 1-MCP dan kitosan pada pisang ‘Cavendish’ perlu diterapkan pada stadium lanjut (stadium V-VI) untuk menghindari proses pemasakan terhadap perubahan warna yang tidak sempurna dan perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan aminoethoxyvinylglycine (AVG).


(37)

32

PUSTAKA ACUAN

Basseto, E., A. P. Jacomino, A. L. Pinheiro, dan R. A. Kluge. 2005. Delay of ripening of ‘Dadro Sato’ guava with 1- methylcyclopropene. Postharvest Biology and Technology 35: 303- 308.

Blankenship, S. M. dan J. M. Dole. 2003. I-methylcyclopropene: a review. Postharvest Biology and Technology 28:1 - 25.

Cantin, C. M., D. Holcroft, dan C. H. Cersosto. 2011. Postharvest application of 1-methylcyclopropene (1-MCP) extends shelf life of kiwifruit. Acta Hort. 913: 621 626.

Cetinbas, M., dan F. Koyuncu. 2011. Effects of aminoethoxyvinylglycine on harvest time and fruit quality of ‘Monroe’ Peaches. J. Agricultural Sciences. 17(2011): 177-189.

Drake, S. R., T. A. Eisel., M. A. Drake., D. C. Elfving, dan D. B. Visser. 2005. The influence of aminoethoxyvinylglycine and ethephon on objective and sensory quality of ‘Delicious’ Apples and Apple juice at harvest and after storage. Proceedings the influence of avg and ethephon on objective and sensory qualities of ‘Delicious’ Apples. Washington tree fruit postharvest conference. Washington. 7 Desember 2005. Hlm. 1-13

Dumadi, S. R. 2001. Penggunaan kombinasi adsorban untuk memperpanjang umur simpan buah pisang Cavendish. J. Teknologi dan Industri Pangan 12(1):13-20.

Fan, X, dan J. P. Mattheis. 2000. Reduction of ethyleneinduced physiological disorders of carrots and iceberg lettuce by 1-methylcyclopropene. HortScience. 35: 1312-1314.

Guo, Q., L. Cheng., J. Wang, F. Che, P. Zhang, dan B. Wu. 2011. Quality characteristics of fresh-cut ‘Hami’ melon treated with 1-


(38)

33 Gyliene, O,. I. Razmute, R. Tarozaite, dan O. Nivinskiene. 2003. Chemical

composition and sorption properties of chitosan produced from fly larva shells. Chemija (Vilnius) 14 (3) : 121-127.

Han, C., Y. Zhao, S. W. Leonard, dan M. G. Traber. 2004. Edible coating to improvenstorability and enhance nutritional value of fresh and frozen strawberries (Fragaria x ananassa) and raspberries. J. Postharvbio 32: 67- 78.

Hayat, I., T. Masud, dan H. A. Rathhore. 2003. Effect of coating and wrapping materials on the shelf life of apple (Malus domestica cv. Borkh). Int. J. Food Safety. 5(5): 23-24.

Jiang, Y., D. C. Joyce, dan A. J. Macnish. 1999. Extension of the shelf life of banana fruit by I-methylcyclopropene in combination with polyethylene bag. Postharvest Biology and Technology 16 : 187 – 193.

Kittur, F. S., K. R. Kumar, dan R. N. Tharanathan. 1998. Functional packaging properties of chitosan films. Z Lebensm Unters Forsch A. 206: 44-47. Kusumawati, N. 2009. Pemanfaatan limbah kulit udang sebagai bahan baku

pembuatan merman ultrafiltrasi. Inotek. 13(2): 113-120.

Moretti, C. L., A. L. Araújo., W. A. Marouelli., W. L. C. Silva. 2002.

1-Methylcyclopropene delays tomato fruit ripening. Horticultura Brasileira, 20 (4): 659-663.

Noor, Z. 2007. Perilaku selulase buah pisang dalam penyimpanan udara termodifikasi. Seminar Nasional Teknologi (SNT) Yogyakarta, 24 November 2007. Hlm. A1-A8.

Pelayo, C., E. V. de B. V. Boas., M. Benichou ., A. A. Kader. 2003.

Variability in responses of partially ripe bananas to 1-methylcyclopropene. Postharvest Biology and Technology 28: 75-/85.

Pudja, I. A. R. P. 2009. Laju respirasi dan susut bobot buah salak Bali segar pada pengemasan aktif pollyethylene selama penyimpanan dalam atmosfer termodifikasi. Agrotekno 15(1): 8-11.

Purwoko, B.S., P. Utoro, Mukhtasari, dan S. Susanto. 2002. Infiltrasi

Poliamina menghambat pemasakan buah pisang ’Cavendish’. J. Hayati 9(1): 19-23.

Rachmawati, M. 2010. Pelapisan chitosan pada buah salak Pondoh (Salacca edulis Reinw.) sebagai upaya memperpanjang umur simpan dan kajian sifat fisiknya selama penyimpanan. Jurnal Teknologi Pertanian 6(2):45-49.


(39)

34 Serek, M., E. C. Sisler, dan M. S. Reid. 1995. Effects of 1-MCP on the vas life

and ethylene of cut flowers. Plant Growth Regulation 16: 93-97.

Suprayatmi, M., P. Hariyadi, R. Hasbullah, N. Andarwulan, dan B. Kusbiantoro. 2005. Aplikasi 1-Methylcyclopropene (1-MCP) dan etilen untuk

pengendalian kematangan pisang Ambon di suhu ruang. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pascapanen untuk Pengembangan Industri Berbasis Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor, 7─8 September 2005. Hlm. 253─263. Tawali, A.B. dan Zinal. 2004. Mempelajari perubahan fisik dan kimia buah pir

(Pyrrus L communis) selama penyimapanan. J. Sains & Tech. 4(3): 461-463.

Toan, N. V., L. V. Hoang., L. V. Tan., C. D. Thanh, dan L. V. Luan. 2011. Effects of aminoethoxyvinylglycine (AVG) spraying time at preharvest stage to ethylene biosynthesis of Cavendish banana (Musa aaa). Journal of Agricultural Science 3(1): 206-211.

Toan, N. V., L.V. Hoang., L.V. Tan., L. T. L. Thanh., C. D. Thanh, dan T. M. Hanh. 2009. Effects of retain - AVG (aminoethoxyvinylglycine) on the storage time of banana (Musa cavendish aaa) after harvest. J. Tap Chi Khoa va Cong Nghe. 47(1): 27-33

Tong, R. E. 2008. The Effects Aminoethoxyvinylglycine (AVG) and 1-methylcyclopropene (1-MCP) on Banana Ripening. M.Sc. Thesis. University of Johannesburg.

Http//ujdigispace.uj.ac.za/bitsteam/handle/10210/3265/Tong.pdf. Diakses pada tanggal 2 Februari 2012 pukul 20.18 WIB.

Widodo, S. E., Zulferiyenni, dan D. Novaliana. 2010. Pengaruh kitosan terhadap mutu dan masa simpan buah pisang (Musa paradisica L) cv. ‘Muli’ dan ‘Cavendish’. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi- III. Peran strategis sais dan teknologi dalam mencapai kemandirian bangsa. Universitas Lampung. Lampung, 18─19 Oktober 2010.

Widodo, S. E., Zulferiyenni, dan D. W. Kusuma. 2013. Pengaruh penambahan benziladenin pada pelapis kitosan terhadap mutu dan masa simpan buah jambu biji ‘Crystal’. J. Agrotek Tropika 1:55-60.

Widodo, S. E., M. Shiraishi, dan S. Shiraishi. 1996. On the interpretation of brix value for the juice of acid citrus. J. Sci. Food agric 71:537-540.

Zhang, M. J., Y. M. Jiang, W. B. Jiang, dan X. J. Liu. 2006. Regulation of ethylene synthesis of harvested banana fruit by 1-methylcyclopropene. Food Technol. Biotechnol. 44(1): 111─11


(1)

16 Buah pisang ‘Cavendish’ yang telah diberi perlakuan 1-MCP (0.5 g/ 30 ml air) dan kitosan 2,5%, dikering – anginkan di atas piring styrofoam. Semua buah yang telah mendapat perlakuan disimpan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, pada suhu ruang (27-28 oC) yang dilakukan pada ruang yang berbeda antara ruang simpan yang digunakan terhadap perlakuan MCP dan yang tidak diberi MCP.

3.5 Pengamatan

Pengamatan dilakukan setiap dua hari hingga akhir penelitian sebanyak 10 kali sampling. Peubah yang diamati adalah susut bobot buah, perubahan warna, tingkat kekerasan buah, kandungan padatan terlarut (oBrix), dan total asam bebas. Asam bebas ditentukan pada awal dan akhir pengamatan.

3.5.1 Perubahan warna

Pengamatan perubahan warna dilakukan dengan cara melihat perubahan warna sesuai dengan standar stadium pisang ’Cavendish’ pada Gambar 1.

3.5.2 Susut bobot buah

Susut bobot buah dihitung dari bobot awal buah sebelum diberi perlakuan dan dikurangi bobot akhir buah setiap kali sampling, dibagi bobot awal buah dan dikalikan 100%


(2)

17 3.5.3Kekerasan buah

Kekerasan buah (dalam kg/cm2) diukur dengan alat penetrometer (type FHM-5, ujung berbentuk silinder diameter 5 mm; Takemura Electric Work, Ltd., Jepang). Pengukuran kekerasan buah dilakukan pada daging buah setelah kulit dikupas. Pengukuran ini dilakukan sebanyak 3 kali pada bagian atas, tengah dan bawah.

3.5.4 Pengukuran kandungan Brix dan asam bebas

Brix diukur dengan refractometer tangan ‘Atago’ pada suhu ruang. Brix pada pisang diukur dengan pengenceran 1 : 1. Sampel untuk pengukuran Brix dipersiapkan dengan cara sebanyak 50 g daging pisang diblender dengan

menggunakan 50 ml air destilata. Setelah diukur Brix-nya, ke dalam sampel ini kemudian ditambahkan 50 ml air lalu disentrifius pada 2500 rpm selama 20 menit. Cairannya dimasukkan ke labu ukur 250 ml, lalu ditambahkan air destilata ke dalamnya hingga tera. Sebanyak 100 ml sampel sari buah tersebut kemudian dibekukan sambil menunggu analisis selanjutnya. Pengukuran kandungan asam bebas dilakukan dengan titrasi mengunakan 0,1 N NaOH dan fenolftalein sebagai indikator (Widodo et al., 1996).


(3)

29

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Aplikasi 1-MCP secara nyata mampu menghambat pemasakan dan penurunan mutu buah pisang ‘Cavendish’ dibandingkan dengan kontrol dengan cara

memperlambat perubahan stadium, susut bobot buah, kekerasan buah, 0Brix, dan kandungan asam.

2. Aplikasi kitosan terhadap buah yang telah diaplikasi 1-MCP lebih mampu memperlambat pemasakan dan penurunan mutu buah pisang ‘Cavendish’, tetapi menyebabkan perubahan warna kuning buah tidak sempurna.

5.2 Saran

Aplikasi kombinasi 1-MCP dan kitosan pada pisang ‘Cavendish’ perlu diterapkan pada stadium lanjut (stadium V-VI) untuk menghindari proses pemasakan terhadap perubahan warna yang tidak sempurna dan perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan aminoethoxyvinylglycine (AVG).


(4)

32

PUSTAKA ACUAN

Basseto, E., A. P. Jacomino, A. L. Pinheiro, dan R. A. Kluge. 2005. Delay of ripening of ‘Dadro Sato’ guava with 1- methylcyclopropene. Postharvest Biology and Technology 35: 303- 308.

Blankenship, S. M. dan J. M. Dole. 2003. I-methylcyclopropene: a review. Postharvest Biology and Technology 28:1 - 25.

Cantin, C. M., D. Holcroft, dan C. H. Cersosto. 2011. Postharvest application of 1-methylcyclopropene (1-MCP) extends shelf life of kiwifruit. Acta Hort. 913: 621 626.

Cetinbas, M., dan F. Koyuncu. 2011. Effects of aminoethoxyvinylglycine on harvest time and fruit quality of ‘Monroe’ Peaches. J. Agricultural Sciences. 17(2011): 177-189.

Drake, S. R., T. A. Eisel., M. A. Drake., D. C. Elfving, dan D. B. Visser. 2005. The influence of aminoethoxyvinylglycine and ethephon on objective and sensory quality of ‘Delicious’ Apples and Apple juice at harvest and after storage. Proceedings the influence of avg and ethephon on objective and sensory qualities of ‘Delicious’ Apples. Washington tree fruit postharvest conference. Washington. 7 Desember 2005. Hlm. 1-13

Dumadi, S. R. 2001. Penggunaan kombinasi adsorban untuk memperpanjang umur simpan buah pisang Cavendish. J. Teknologi dan Industri Pangan 12(1):13-20.

Fan, X, dan J. P. Mattheis. 2000. Reduction of ethyleneinduced physiological disorders of carrots and iceberg lettuce by 1-methylcyclopropene. HortScience. 35: 1312-1314.

Guo, Q., L. Cheng., J. Wang, F. Che, P. Zhang, dan B. Wu. 2011. Quality characteristics of fresh-cut ‘Hami’ melon treated with 1-


(5)

33 Gyliene, O,. I. Razmute, R. Tarozaite, dan O. Nivinskiene. 2003. Chemical

composition and sorption properties of chitosan produced from fly larva shells. Chemija (Vilnius) 14 (3) : 121-127.

Han, C., Y. Zhao, S. W. Leonard, dan M. G. Traber. 2004. Edible coating to improvenstorability and enhance nutritional value of fresh and frozen strawberries (Fragaria x ananassa) and raspberries. J. Postharvbio 32: 67- 78.

Hayat, I., T. Masud, dan H. A. Rathhore. 2003. Effect of coating and wrapping materials on the shelf life of apple (Malus domestica cv. Borkh). Int. J. Food Safety. 5(5): 23-24.

Jiang, Y., D. C. Joyce, dan A. J. Macnish. 1999. Extension of the shelf life of banana fruit by I-methylcyclopropene in combination with polyethylene bag. Postharvest Biology and Technology 16 : 187 – 193.

Kittur, F. S., K. R. Kumar, dan R. N. Tharanathan. 1998. Functional packaging properties of chitosan films. Z Lebensm Unters Forsch A. 206: 44-47. Kusumawati, N. 2009. Pemanfaatan limbah kulit udang sebagai bahan baku

pembuatan merman ultrafiltrasi. Inotek. 13(2): 113-120.

Moretti, C. L., A. L. Araújo., W. A. Marouelli., W. L. C. Silva. 2002.

1-Methylcyclopropene delays tomato fruit ripening. Horticultura Brasileira, 20 (4): 659-663.

Noor, Z. 2007. Perilaku selulase buah pisang dalam penyimpanan udara termodifikasi. Seminar Nasional Teknologi (SNT) Yogyakarta, 24 November 2007. Hlm. A1-A8.

Pelayo, C., E. V. de B. V. Boas., M. Benichou ., A. A. Kader. 2003.

Variability in responses of partially ripe bananas to 1-methylcyclopropene. Postharvest Biology and Technology 28: 75-/85.

Pudja, I. A. R. P. 2009. Laju respirasi dan susut bobot buah salak Bali segar pada pengemasan aktif pollyethylene selama penyimpanan dalam atmosfer termodifikasi. Agrotekno 15(1): 8-11.

Purwoko, B.S., P. Utoro, Mukhtasari, dan S. Susanto. 2002. Infiltrasi

Poliamina menghambat pemasakan buah pisang ’Cavendish’. J. Hayati 9(1): 19-23.

Rachmawati, M. 2010. Pelapisan chitosan pada buah salak Pondoh (Salacca edulis Reinw.) sebagai upaya memperpanjang umur simpan dan kajian sifat fisiknya selama penyimpanan. Jurnal Teknologi Pertanian 6(2):45-49.


(6)

34 Serek, M., E. C. Sisler, dan M. S. Reid. 1995. Effects of 1-MCP on the vas life

and ethylene of cut flowers. Plant Growth Regulation 16: 93-97.

Suprayatmi, M., P. Hariyadi, R. Hasbullah, N. Andarwulan, dan B. Kusbiantoro. 2005. Aplikasi 1-Methylcyclopropene (1-MCP) dan etilen untuk

pengendalian kematangan pisang Ambon di suhu ruang. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pascapanen untuk Pengembangan Industri Berbasis Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor, 7─8 September 2005. Hlm. 253─263. Tawali, A.B. dan Zinal. 2004. Mempelajari perubahan fisik dan kimia buah pir

(Pyrrus L communis) selama penyimapanan. J. Sains & Tech. 4(3): 461-463.

Toan, N. V., L. V. Hoang., L. V. Tan., C. D. Thanh, dan L. V. Luan. 2011. Effects of aminoethoxyvinylglycine (AVG) spraying time at preharvest stage to ethylene biosynthesis of Cavendish banana (Musa aaa). Journal of Agricultural Science 3(1): 206-211.

Toan, N. V., L.V. Hoang., L.V. Tan., L. T. L. Thanh., C. D. Thanh, dan T. M. Hanh. 2009. Effects of retain - AVG (aminoethoxyvinylglycine) on the storage time of banana (Musa cavendish aaa) after harvest. J. Tap Chi Khoa va Cong Nghe. 47(1): 27-33

Tong, R. E. 2008. The Effects Aminoethoxyvinylglycine (AVG) and 1-methylcyclopropene (1-MCP) on Banana Ripening. M.Sc. Thesis. University of Johannesburg.

Http//ujdigispace.uj.ac.za/bitsteam/handle/10210/3265/Tong.pdf. Diakses pada tanggal 2 Februari 2012 pukul 20.18 WIB.

Widodo, S. E., Zulferiyenni, dan D. Novaliana. 2010. Pengaruh kitosan terhadap mutu dan masa simpan buah pisang (Musa paradisica L) cv. ‘Muli’ dan ‘Cavendish’. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi- III. Peran strategis sais dan teknologi dalam mencapai kemandirian bangsa. Universitas Lampung. Lampung, 18─19 Oktober 2010.

Widodo, S. E., Zulferiyenni, dan D. W. Kusuma. 2013. Pengaruh penambahan benziladenin pada pelapis kitosan terhadap mutu dan masa simpan buah jambu biji ‘Crystal’. J. Agrotek Tropika 1:55-60.

Widodo, S. E., M. Shiraishi, dan S. Shiraishi. 1996. On the interpretation of brix value for the juice of acid citrus. J. Sci. Food agric 71:537-540.

Zhang, M. J., Y. M. Jiang, W. B. Jiang, dan X. J. Liu. 2006. Regulation of ethylene synthesis of harvested banana fruit by 1-methylcyclopropene. Food Technol. Biotechnol. 44(1): 111─11