Karakterisasi Fisikokimia Kolagen Yang Diisolasi Dengan Metode Hidro Ekstraksi Dan Stabilisasi Nanokolagen Kulit Ikan Gabus (Channa Striata)

KARAKTERISASI FISIKOKIMIA KOLAGEN YANG DIISOLASI
DENGAN METODE HIDRO-EKSTRAKSI DAN STABILISASI
NANOKOLAGEN KULIT IKAN GABUS (Channa striata)

WULANDARI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Karakterisasi Fisikokimia
Kolagen yang Diisolasi dengan Metode Hidro-Ekstraksi dan Stabilisasi
Nanokolagen Kulit Ikan Gabus (Channa striata) adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2016

Wulandari
C351130281

RINGKASAN
WULANDARI. Karakterisasi Fisikokimia Kolagen yang Diisolasi dengan Metode
Hidro-Ekstraksi dan Stabilisasi Nanokolagen Kulit Ikan Gabus (Channa striata).
Dibimbing oleh PIPIH SUPTIJAH dan KUSTIARIYAH TARMAN.
Kolagen merupakan jaringan ikat matriks ekstraseluler yang
pemanfaatannya cukup luas baik di industri biomedis, kosmetika maupun
makanan. Sumber kolagen saat ini berasal dari sapi dan babi yang memiliki
keterbatasan dalam penggunaannya terkait masalah agama. Kulit ikan gabus
merupakan salah satu by-products hasil perairan yang berpotensi sebagai sumber
alternatif kolagen. Metode isolasi kolagen yang banyak diterapkan saat ini yaitu
acid soluble collagen (ASC) dan pepsin soluble collagen (PSC). Kelemahan
metode ini antara lain lamanya waktu isolasi, banyaknya jumlah bahan kimia dan
memerlukan biaya produksi lebih tinggi. Hidro-ekstraksi merupakan metode
isolasi kolagen menggunakan air sebagai pelarut untuk mengekstrak kolagen.

Ekstraksi kolagen dengan metode hidro-ekstraksi dilakukan melalui 3 tahapan
yaitu pretreatment dengan NaOH, hidrolisis dengan asam asetat dan ekstraksi
pada suhu 40oC selama 2 jam.
Distribusi partikel pada jaringan dan organ dipengaruhi oleh ukuran
partikel. Nanopartikel lebih mudah diserap dan mampu menembus hambatan
pada kulit. Permasalahan yang sering terjadi pada nanopartikel adalah aglomerasi.
Penambahan agen penstabil dalam pembuatan nanopartikel diperlukan untuk
mencegah terjadinya aglomerasi. Salah satu bahan yang berfungsi sebagai agen
penstabil adalah glutaraldehid. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk
menentukan karakteristik fisikokimia kolagen yang diisolasi dengan metode
hidro-ekstraksi dan menentukan stabilitas nanokolagen kulit ikan gabus.
Penelitian dilakukan dalam 5 tahap yaitu preparasi dan karakterisasi kimia
kulit ikan gabus, isolasi kolagen dengan metode hidro-ekstraksi, karakterisasi
fisikokimia kolagen, pembuatan nanokolagen menggunakan metode desolvasi
dengan perlakuan suhu 4, 28 dan 40oC selama 1 dan 2 jam, dan stabilisasi
nanokolagen dengan glutaraldehid. Rancangan percobaan yang digunakan pada
tahap pretreatment dengan larutan NaOH dan proses hidrolisis dengan asam asetat
adalah Rancangan Acak Lengkap pengamatan berulang (RAL in Time). Taraf
konsentrasi NaOH yang digunakan adalah 0.05, 0.1, 0.15 dan 0.2 M dengan
satuan waktu perendaman 2, 4, 6, 8, 10 dan 12 jam. Taraf konsentrasi asam asetat

yang digunakan adalah 0.05, 0.1, 0.15 dan 0.2 M dengan satuan waktu
perendaman 1 dan 2 jam.
Kulit ikan gabus memiliki kadar air 77.18%, kadar abu 0.67%, kadar protein
20.36% dan kadar lemak 1.42%. Kandungan logam berat Pb