Sintasan Dan Pertumbuhan Larva Ikan Gabus Channa Striata Pada Media Alkalinitas Yang Berbeda

SINTASAN DAN PERTUMBUHAN LARVA
IKAN GABUS Channa striata PADA MEDIA
ALKALINITAS YANG BERBEDA

MUHAMMAD IDRIS

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Sintasan dan
Pertumbuhan Larva Ikan Gabus Channa striata pada Media Alkalinitas yang
Berbeda adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, September 2015

Muhammad Idris
NIM C14110044

ABSTRAK
MUHAMMAD IDRIS. Sintasan dan Pertumbuhan Larva Ikan Gabus Channa
striata pada Media Alkalinitas yang Berbeda. Dibimbing oleh EDDY
SUPRIYONO dan ADANG SAPUTRA.
Produksi ikan gabus (Channa striata) masih disuplai dari perikanan
tangkap. Kegiatan budidaya masih terkendala karena sintasan dan pertumbuhan
larva ikan gabus masih rendah. Penelitian ini bertujuan memperoleh konsentrasi
alkalinitas yang terbaik terhadap sintasan dan pertumbuhan larva ikan gabus.
Larva ikan gabus dengan bobot dan panjang tubuh rata-rata 0,0086 ± 0,0001 gram
dan 0,7 ± 0,045 cm dipelihara pada bak plastik berukuran 40x25x20 cm sebanyak
500 ekor (34 ekor/liter) dengan volume air 15 liter. Ikan dipelihara selama 24 hari
dan diberi pakan berupa cacing sutera cacah sebanyak tiga kali sehari dengan

metode pemberian secara at satiation. Rancangan penelitian menggunakan
metode rancangan acak lengkap. Perlakuannya terdiri dari alkalinitas 25-30, 5055, 75-80, dan 100-105 mg/L CaCO3. Setiap perlakuan terdiri dari tiga ulangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi alkalinitas 50-55 mg/L CaCO3
dapat meningkatkan sintasan dan laju pertumbuhan sebesar 52,20 ± 0,80 % dan
13,81 ± 0,19 %. Dengan demikian sintasan dan pertumbuhan larva ikan gabus
yang terbaik diperoleh pada konsentrasi alkalinitas 50-55 mg/L CaCO3.
Kata kunci: ikan gabus, alkalinitas, sintasan, pertumbuhan

ABSTRACT
MUHAMMAD IDRIS. Survival and Growth of Larvae Snakehead Fish Channa
striata in Different Media Alkalinity. Supervised by EDDY SUPRIYONO and
ADANG SAPUTRA.
Snakehead fish (Channa striata) production was still supplied by capture
fisheries. Fish culture activity was still constrained due to the survival and growth
of larvae snakehead fish were still low. This experiment was aimed to obtain the
best alkalinity concentration on the survival and growth of larvae snakehead fish.
Larvae snakehead fish with initial weight and body length of 0.0086 ± 0.0001
grams and 0.7 ± 0.045 cm were reared in plastic tank size of 40x25x20 cm each
500 fishes (34 fish/litre), with water volume of 15 litres. Fish were reared for 21
days and were fed with chopped blood worm three times a day with at satiation

method. This experiment was designed by completely randomized design. The
treatment consisted of four different alkalinity levels 25-30, 50-55, 75-80, and
100-105 mg/L CaCO3. Each treatment consisted of three replications. The result
showed that alkalinity concentration of 50-55 mg/L CaCO3 could increase
survival rate and growth rate with value 52.20 ± 0.80 % and 13.81 ± 0.19 %.
Therefore, survival and growth of larvae snakehead fish were best obtained at
concentration of alkalinity of 50-55 mg/L CaCO3.
Keywords: Snakehead fish, alkalinity, survival, growth

SINTASAN DAN PERTUMBUHAN LARVA
IKAN GABUS Channa striata PADA MEDIA
ALKALINITAS YANG BERBEDA

MUHAMMAD IDRIS

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya


DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Judul Skripsi

: Sintasan dan Pertumbuhan Larva Ikan Gabus Channa striata
pada Media Alkalinitas yang Berbeda

Nama

: Muhammad Idris

NIM

: C14110044


Program Studi

: Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya

Disetujui oleh

Adang Saputra, SPi, MSi
Pembimbing II

.

Tanggal Lulus:

1 4 SEP 2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul Sintasan dan Pertumbuhan Larva Ikan Gabus Channa striata pada
Media Alkalinitas yang Berbeda.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan dan dukungan dalam penyelesaian skripsi, di antaranya:
1. Orang tua tercinta, Ridwan dan Sukilah SPd, kakak tercinta Ahmad Suduri, SH
dan Asriati SPd, serta adik tercinta Dinda Aviliani atas segala doa dan
motivasinya.
2. Dosen Pembimbing, Dr Ir Eddy Supriyono MSc dan Adang Saputra MSi yang
telah membimbing selama proses penelitian dan penulisan skripsi, serta kepada
Dosen Penguji Tamu, Dr Ir Odang Carman MSc. Dosen Program Studi, Dr Sri
Nuryati, SPi, MSi dan Dosen Pembimbing Akademik, Dr Ir M Agus
Suprayudi, MSc yang banyak memberi masukan dalam perbaikan penulisan
skripsi ini.
3. Dr Ir Anang Hari Kristanto, MSc selaku Kepala BPPBAT Bogor yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian pada tanggal 19 Februari 2015
hingga 20 Maret 2015, juga kepada Reza Samsudin, SPi MSi dan M.H.
Fariduddin Ath-thar, SPi MSi selaku peneliti BPPBAT Bogor serta Mas
Hendra selaku teknisi BPPBAT Bogor yang telah membantu selama proses
penelitian.
4. Rekan-rekan BDP angkatan 48 khususnya Malingers 48, Tim Sempur
(Khaeruddin, Furqon, Torong, Naufal, dan Wawan), Perjaka BDP 48 dan Sofia.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.


Bogor, September 2015
Muhammad Idris

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
PENDAHULUAN ...........................................................................................
Latar Belakang .............................................................................................

iv
iv
iv
1
1

Tujuan Penelitian ..........................................................................................

2


METODE .........................................................................................................
Rancangan Penelitian ...................................................................................

2
2

Materi Penelitian ..........................................................................................

2

Prosedur Penelitian .......................................................................................

2

Parameter Uji ................................................................................................

3

Analisis Data ................................................................................................


5

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................
Hasil..............................................................................................................

5
5

Pembahasan ..................................................................................................

8

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................
Kesimpulan ...................................................................................................

12
12

Saran .............................................................................................................


12

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
LAMPIRAN .....................................................................................................

12
14

RIWAYAT HIDUP ..........................................................................................

17

DAFTAR TABEL
1
2

Parameter dan alat pengukuran kualitas air ...............................................
Kualitas air media pemeliharaan larva ikan gabus dengan alkalinitas
yang berbeda selama 24 hari .....................................................................


3
6

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5

Grafik sintasan larva ikan gabus yang dipelihara pada alkalinitas yang
berbeda selama 24 hari pemeliharaan .......................................................
Grafik laju pertumbuhan spesifik larva ikan gabus yang dipelihara pada
alkalinitas yang berbeda selama 24 hari pemeliharaan .............................
Grafik pertambahan panjang total larva ikan gabus yang dipelihara pada
alkalinitas yang berbeda selama 24 hari pemeliharaan .............................
Grafik pertumbuhan bobot mutlak larva ikan gabus yang dipelihara
pada alkalinitas yang berbeda selama 24 hari pemeliharaan .....................
Grafik efisiensi pakan larva ikan gabus yang dipelihara pada alkalinitas
yang berbeda selama 24 hari pemeliharaan ...............................................

6
7
7
8
8

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7

Skema wadah pemeliharaan larva ikan gabus ...........................................
Cara Penentuan Alkalinitas .......................................................................
Hasil uji Anova dan Duncan sintasan ........................................................
Hasil uji Anova dan Duncan laju pertumbuhan spesifik ...........................
Hasil uji Anova dan Duncan pertambahan panjang total ..........................
Hasil uji Anova dan Duncan pertumbuhan bobot mutlak .........................
Hasil uji Anova dan Duncan efisiensi pakan .............................................

14
14
15
15
16
16
16

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan Gabus (Channa striata) merupakan salah satu jenis ikan yang potensial
untuk dibudidayakan. Ikan gabus cukup digemari di daerah Indonesia seperti
Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Konsumsi terbesarnya terdapat di Kalimantan
dengan angka konsumsi mencapai 5,21 kg/kapita (PPHP 2010). Ikan gabus dapat
dikonsumsi dalam bentuk basah maupun bentuk kering (ikan asin). Namun, di
Sumatera Selatan selain dikonsumsi dalam keadaan segar, ikan gabus
dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kerupuk dan pempek (Muthmainnah et al.
2012). Selain itu, ikan gabus juga dimanfaatkan dalam bidang farmasi, karena
kandungan albumin yang tinggi dipercaya dapat mempercepat penyembuhan luka.
Hasil penelitian Winem (2014) menunjukkan bahwa kadar protein ikan gabus
mencapai 20,14%. Sedangkan kandungan albumin dalam daging ikan gabus yaitu
sebesar 1,77 mg/g (Nugroho 2012).
Begitu banyak manfaat ikan gabus membuat permintaan ikan gabus sangat
tinggi, namun tidak diimbangi dengan produksi ikan gabus itu sendiri.
Ketersedian ikan gabus masih tergantung dari penangkapan di alam, sedangkan
usaha budidaya ikan gabus masih belum berkembang pesat di Indonesia. Menurut
Pusdatin KKP (2014) volume produksi perikanan tangkap di perairan umum pada
tahun 2013 didominasi oleh ikan gabus. Produksinya sebesar 36.205 ton dari total
408.364 ton produksi perikanan tangkap di perairan umum. Hasil tersebut
merupakan penurunan dari 36.837 ton (2012) menjadi 36.205 ton (2013).
Semakin intensifnya penangkapan ikan gabus untuk memenuhi permintaan pasar
memberikan dampak terhadap penurunan populasi ikan gabus di alam. Keadaan
tersebut dapat diantisipasi dengan melakukan domestikasi pada induk atau benih
yang ditangkap dari alam. Induk atau benih yang telah ditangkap dapat dipelihara
dalam wadah yang terkontrol untuk dilakukan pembenihan atau pembesaran
(Muflikhah et al. 2008). Namun kelangsungan hidup benih ikan gabus yang
dipelihara dalam wadah terkontrol masih sangat kecil. Selain itu, pertumbuhannya
juga masih belum maksimal sehingga perlu ditingkatkan produktivitasnya.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan
adalah faktor lingkungan perairan. Beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh
antara lain suhu, pH, oksigen terlarut, amonia, dan alkalinitas (Djokosetiyanto et
al. 2005). Alkalinitas merupakan gambaran kapasitas air untuk menetralkan asam
atau kuantitas anion di dalam air yang dapat menetralkan kation hidrogen (Effendi
2003). Alkalinitas di perairan tersusun dari anion bikabornat (HCO3-), karbonat
(CO3-) dan hidroksida (OH-). Namun, ion bikabornat paling banyak di perairan
alami diantara ketiga ion tersebut. Alkalinitas yang optimal dapat menyangga pH
perairan dan mengurangi toksisitas logam (tembaga, zink, cadmium, nikel, dan
aluminum) yang sangat berbahaya bagi larva ikan, sehingga dengan begitu dapat
meningkatkan kelangsungan hidup larva ikan (Boyd & Tucker 1998). Selain itu,
alkalinitas juga berpengaruh dalam mekanisme pengaturan osmosis cairan tubuh
larva ikan.
Menurut Armila (2000) perbedaan alkalinitas memberikan pengaruh yang
nyata terhadap pertumbuhan larva ikan jambal siam (Pangasius hypophthalmus).

2
Djokosetiyanto et al. (2005) pada penelitiannya juga menyebutkan bahwa
alkalinitas 50 mg/L CaCO3 menghasilkan nilai kelangsungan hidup (94,16 %) dan
pertumbuhan harian (6,65%) larva ikan patin siam (Pangasius sp.) tertinggi.
Konsentrasi alkalinitas yang optimal diduga dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan sintasan larva ikan gabus. Namun, kajian mengenai alkalinitas yang optimal
terhadap sintasan dan pertumbuhan larva ikan gabus belum dilakukan. Oleh sebab
itu perlu dilakukan pengujian alkalinitas terhadap larva ikan gabus.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi alkalinitas yang
terbaik terhadap sintasan dan pertumbuhan larva ikan gabus.

METODE
Rancangan Penelitian
Penelitian ini dirancang menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap
(RAL). Penelitian ini terdiri dari empat perlakuan dan masing-masing perlakuan
terdiri dari tiga ulangan. Berikut perlakuan dan rancangan yang digunakan dalam
penelitian ini
A= alkalinitas 25-30 mg/L CaCO3
B= alkalinitas 50-55 mg/L CaCO3
C= alkalinitas 75-80 mg/L CaCO3
D= alkalinitas 100-105 mg/L CaCO3

Materi Penelitian
Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva ikan gabus. Larva
ikan gabus diperoleh dari daerah Ciseeng, Bogor dengan bobot awal 0,0086 ±
0,001 gram dan panjang tubuh 0,707 ± 0,0452 cm. Pakan yang digunakan yaitu
artemia dan cacing sutera. Media pemeliharaan berupa bak plastik berukuran 40
cm x 25 cm x 20 cm, air RO (Reverse Osmosis) dengan alkalinitas sebesar ±25
mg/L CaCO3, dan air tandon dengan alkalinitas sebesar ±100 mg/L CaCO3.

Prosedur Penelitian
Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan adalah bak plastik berdimensi 40 cm x 25 cm x 20
cm sebanyak 12 unit dengan volume air 15 liter (Lampiran 1). Wadah sebelum
digunakan dicuci bersih dengan air dan didesinfeksi menggunakan klorin. Setiap
wadah pemeliharaan dipasang aerasi, thermometer dan heater. Kemudian wadah
diisi dengan campuran air tandon dan air RO dengan menggunakan rumus

3
pengenceran (Lampiran 2). Pada bak perlakuan A diisi menggunakan air RO
sebanyak 15 liter, perlakuan B menggunakan pencampuran air RO 10 liter dan air
tandon 5 liter. Perlakuan C menggunakan pencampuran air RO 5 liter dan air
tandon 10 liter, sedangkan perlakuan D hanya menggunakan air tandon sebanyak
15 liter. Selama pemeliharaan berlangsung kualitas air dijaga stabilitasnya, seperti
suhu berkisar 27o-29o C dan konsentrasi alkalinitas sesuai dengan perlakuannya.
Persiapan Ikan Uji
Ikan uji yang digunakan adalah larva ikan gabus yang berasal dari
pengumpul ikan gabus di daerah Ciseeng, Bogor. Bobot rata-rata larva ikan gabus
0,0086 ± 0,0001 gram dan panjang rata-rata larva ikan gabus 0,7 ± 0,045 cm.
Pengukuran panjang menggunakan penggaris yang memiliki ketelitian 0,1 cm dan
pengukuran bobot menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,0001 gram.
Larva ikan gabus diadaptasikan terlebih dahulu selama 3 hari dan diberi pakan
berupa artemia ketika kuning telur sudah habis. Setelah itu larva ikan gabus
dipelihara pada wadah pemeliharaan dengan kepadatan 500 ekor per bak.
Pemeliharaan Ikan Uji
Pemeliharaan ikan uji dilakukan selama 24 hari. Selama pemeliharaan larva
ikan gabus diberi pakan berupa cacing sutera yang dicacah. Pemberian pakan
dengan metode at-satiation (sekenyangnya). Frekuensi pemberian pakan sebanyak
tiga kali dengan waktu pemberiannya pada pukul 08.00 WIB, 12.00 WIB, dan
16.00 WIB. Pengukuran panjang dan bobot secara acak dilakukan pada awal dan
akhir pemeliharaan.
Pengelolaan Kualitas Air
Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan penyiponan pada pagi hari jika
terdapat kotoran di dasar wadah pemeliharaan. Air yang berkurang ditambahkan
air sebanyak yang terbuang dengan konsentrasi alkalinitas sesuai perlakuan
masing-masing. Suhu perairan dilakukan pengecekan setiap hari, sedangkan
parameter seperti pH, DO, dan TAN dilakukan setiap 10 hari sekali. Pengukuran
kualitas air dilakukan di Laboratorium Lingkungan dan Toksikologi BPPBAT
Bogor. Berikut merupakan parameter kualitas air yang disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Parameter dan alat pengukuran kualitas air
Parameter
Suhu (oC)
pH
DO (mg/L)
Ammonia (mg/L)
Alkalinitas (mg/L CaCO3)

Metode
Insitu
Insitu
Insitu
Exsitu
Exsitu

Alat
Termometer
pH meter
DO meter
Spektrofotometer
Titrimetri, APHA

Waktu Pengukuran
Setiap hari
10 hari sekali
10 hari sekali
10 hari sekali
10 hari sekali

Parameter Uji
Parameter uji pada penelitian ini meliputi sintasan, laju pertumbuhan
spesifik, pertambahan panjang total, pertumbuhan bobot mutlak, dan efisiensi
pakan.

4

Sintasan
Sintasan merupakan persentase jumlah ikan yang hidup pada akhir
pemeliharaan. Sintasan dihitung dengan rumus (Goddard 1996):
Sintasan =

Nt
x100
No

Keterangan:
SR = Survival Rate/Sintasan (%)
Nt = Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor)
No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)
Laju Pertumbuhan Spesifik
Laju pertumbuhan spesifik atau Spesific Growth Rate (SGR) merupakan
persentase pertambahan bobot ikan setiap hari. Laju pertumbuhan spesifik dapat
dihitung dengan rumus (Zonneveld et al 1991):
LPS=
Keterangan :
LPS
= Laju pertumbuhan spesifik (%/hari)
Wt
= Bobot rata-rata akhir (gram)
Wo
= Bobot rata-rata awal (gram)
t
= Waktu yang dibutuhkan dari berat awal hingga berat akhir (hari)
Pertambahan Panjang Total
Pertumbuhan panjang total merupakan selisih dari pertambahan panjang
akhir dan panjang awal selama waktu pemeliharaan. Pertumbuhan panjang total
dapat dihitung dengan rumus (Goddard 1996):
L = Lt – Lo
Keterangan:
L
= Panjang total (cm)
Lt
= Panjang rata-rata individu pada akhir penelitian (cm)
Lo
= Panjang rata-rata individu pada awal penelitian (cm)
Pertumbuhan Bobot Mutlak
Pertumbuhan bobot mutlak merupakan selisih dari pertambahan bobot akhir
dan bobot awal selama waktu pemeliharaan. Pertumbuhan bobot mutlak dapat
dihitung dengan rumus (Zonneveld et al 1991):
Wm = Wt – Wo
Keterangan:
Wm
= Bobot mutlak (gram)
Wt
= Bobot rata-rata individu pada akhir penelitian (gram)

5
Wo

= Bobot rata-rata individu pada awal penelitian (gram)

Efisiensi Pakan
Efisiensi pakan yaitu besarnya rasio perbandingan antara pertambahan bobot
ikan yang didapatkan dengan jumlah pakan yang dikonsumsi ikan. Semakin besar
nilai pertambahan bobot maka efisiensi pakan semakain besar. EP selama
pemeliharaan dapat dihitung menggunakan rumus (NRC 1977) :
EP = (Bt+Bm)-Bo x 100
Pa
Keterangan:
EP
= Efisiensi Pakan (%)
Pa
= Pakan total (g)
Bt
= Biomassa akhir (g)
Bo
= Biomassa awal (g)
Bm
= Biomassa ikan mati (gram)

Analisis Data
Data yang diperoleh ditabulasi untuk keperluan analisis selanjutnya.
Sintasan, laju pertumbuhan spesifik, pertambahan panjang total, pertumbuhan
bobot mutlak, dan efisiensi pakan dilakukan analisis ragam (ANOVA) dengan
selang kepercayaan 95% untuk menentukan apakah perlakuan memberikan
pengaruh yang nyata. Apabila terdapat pengaruh nyata, maka dilakukan dengan
uji lanjut Duncan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Sedangkan data
kualitas air (suhu, pH, DO, amonia, dan alkalinitas) dianalisis secara deskriptif.
Analisa data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Microsoft Office Excel
2013 dan SPSS versi 22.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Parameter Kualitas Air
Hasil pengukuran parameter kualitas air pada media pemeliharaan larva ikan
gabus dengan alkalinitas 25-30 mg/L CaCO3 (A), 50-55 mg/L CaCO3 (B), 75-80
mg/L CaCO3 (C), dan 100-105 mg/L CaCO3 (D) disajikan pada Tabel 2.
Parameter suhu selama pemeliharaan dijaga stabilitasnya pada kisaran 26-28o C.
Nilai pH selama pemeliharaan cenderung fluktuatif tercatat antara 5,87-8,15. Nilai
DO yang tercatat selama pemeliharaan berkisar 2,63-4,8 mg/L. Nilai amonia
selama pemeliharaan berkisar antara 0,01-0,277 mg/L. Alkalinitas pada setiap
perlakuan tercatat masih dalam kisaran perlakuan yang sudah ditentukan. Dengan
demikian, kualitas air selama pemeliharaan masih dalam kisaran toleransi untuk
menunjang kehidupan dan pertumbuhan larva ikan gabus.

6
Tabel 2

Kualitas air media pemeliharaan larva ikan gabus dengan alkalinitas
yang berbeda selama 24 hari

Perlakuan
D
A
B
C
o
26,3-29
26,7-27,9
26,7-28,9
26,9-28,1
Suhu ( C)
5,87-7,04
6,17-7,66
6,16-7,99
7,48-8,15
pH
2,82-4,78
3,13-4,56
3,21-4,39
2,63-4,8
DO (mg/L)
0,277
0,263
0,053
0,010
Amonia (mg/L)
Alkalinitas (mg/L) 25,46-28,35 49,98-57,66 73,28-77,37 93,11-100,92
a: BPBAT Mandiangin (2014); b: Bijaksana (2011); c: Boyd (1988)
Parameter

Nilai Optimal
27,8-32,5a
4-6,3 b
0,5-7,4 a