AKTIVITAS HUMAS PERUM PERHUTANI KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN (KPH) PARENGAN DALAM PENGEMBANGAN WISATA ALAM GOA PUTRI ASIH DI MONTONG TUBAN (Studi pada Humas Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Parengan di Bojonegoro)

AKTIVITAS HUMAS PERUM PERHUTANI KESATUAN PEMANGKUAN 
HUTAN (KPH) PARENGAN DALAM PENGEMBANGAN WISATA ALAM 
GOA PUTRI ASIH DI MONTONG­ TUBAN (Studi pada Humas Perum 
Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Parengan di Bojonegoro) 
Oleh: LULUS SRI HARTUTI ( 99220107 ) 
COMMUNICATION SCIENCE 
Dibuat: 2007­08­23 , dengan 3 file(s). 

Keywords: aktivitas, humas, perhutani 
ABSTRAK 
Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang menguasai hajat hidup orang banyak dan 
keberadaannya mampu meningkatkan kesejahteraan dan hidup ekonomi masyarakat khususnya 
yang tinggal di sekitar hutan. Dalam hal ini hutan berfungsi sebagai wisata alam, namun dalam 
pengembangannya harus memperhatikan keseimbangan ekosistem alamnya. Sebab jika salah 
dalam pengelolaannya dapat menimbulkan bencana serta kerusakan ekosistem alam yang tidak 
seimbang. Pada sekitar februari 2002 yang lalu telah ditemukan sebuah goa yang berlokasi di 
kawasan hutan yang mana masuk dalam pengelolaan hutan KPH Parengan di Bojonegoro. 
Karena letaknya yang sulit dijangkau sebab berada jauh di dalam hutan serta jalan menuju goa 
yang sangat kecil. Selain itu belum adanya publikasi yang luas menjadi suatu tantangan 
tersendiri bagi humas Perhutani Parengan untuk upaya pengembangan ke depannya. Untuk itulah 
maka peneliti ingin mengetahui apa saja aktivitas humas Perhutani Parengan tersebut dalam 

pengembangan wisata alam goa Putri Asih tersebut. Hal ini menjadi menarik karena seperti kita 
tahu bahwa Perum Perhutani merupakan lembaga yang bergerak di bidang pengelolaan hutan 
dan bukan untuk masalah kepariwisataan. 
Dalam usaha mengembangkan goa Putri Asih ada beberapa aktivitas yang dilakukan oleh humas. 
Aktivitas humas yang dilakukan meliputi tahapan sebagai berikut: 1) penemuan fakta (fact 
finding) sebagai tahap pencarian fakta di lapangan; 2) Perencanaan (planning) merupakan proses 
penyusunan program atau kegiatan yang berpijak pada data atau fakta di lapangan; 3) 
Komunikasi (communication) merupakan suatu usaha untuk menyampaikan atau menyebarkan 
pesan kepada publiknya dengan suatu bentuk komunikasi atau media tertentu; 4) Evaluasi 
(evaluation) sebagai suatu kegiatan untuk menilai atau mengevaluasi kinerja perusahaan yang 
telah dicapai baik dari segi kualitas maupun kuantitas. 
Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode survai. Dalam hal ini peneliti ingin 
memusatkan diri secara intensif pada satu obyek tertentu dengan menggunakan pendekatan 
kualitatif dikarenakan peneliti cenderung tertarik untuk melakukan penelitian pada latar alamiah 
ataupun pada konteks suatu keutuhan (entity). Tipe penelitian yang digunakan peneliti adalah 
deskriptif dikarenakan dalam memecahkan suatu permasalahan penelitian melalui penggambaran 
atau melukiskan keadaan obyek berdasarkan fakta yang ada. Adapun yang menjadi sumber data 
penelitian adalah Ajun Kepala Tehnik Kehutanan Umum(KTKU),KepalaAsisten 
Tehnik (Astek) Bangunan dan Instalasi, Kaur Perencanaan, Kaur Humas, staff pelaksana humas 
dan Kepala Produksi. Selanjutnya instrumen penelitian dengan menggunakan wawancara dan 

dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan deskriptif kualitatif, hal ini dilakukan untuk

menggambarkan secara terperinci mengenai fenomena sosial tertentu. 
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian, maka bisa ditarik kesimpulan sebagai 
berikut: semua kegiatan pengembangan tidak sepenuhnya ditangani oleh humas namun dibantu 
oleh bagian lain seperti pemasangan listrik dan tangga didalam goa, pencarian data dilakukan 
secara kontinyu/ terus menerus agar dalam pembuatan rencana dapat disesuaikan dengan 
perubahan yang terjadi baik terkait dengan masyarakat maupun lingkungan hutan. Perencanaan 
dilakukan dengan cermat dengan mempertimbangkan kondisi masyarakat dan lingkungan hutan. 
Komunikasi dilakukan dengan pihak terkait agar apa yang diinginkan perusahaan dapat 
direalisasikan dengan tidak merugikan pihak lain. Sedangkan Evaluasi dilakukan agar dapat 
diketahui sejauh mana kegiatan tersebut dilaksanakan serta agar setiap masalah/ kendala dapat 
dicarikan solusinya sehingga tidak menghambat proses pengembangan. Adapun saran yang 
dianjurkan oleh peneliti yaitu mengenai penambahan personil humas dan peningkatan kualitas 
humas terutama dalam hal kepariwisataan karena tidak menutup kemungkinan suatu saat akan 
menghadapi hal serupa. 
Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang menguasai hajat hidup orang banyak dan 
keberadaannya mampu meningkatkan kesejahteraan dan hidup ekonomi masyarakat khususnya 
yang tinggal di sekitar hutan. Dalam hal ini hutan berfungsi sebagai wisata alam, namun dalam 
pengembangannya harus memperhatikan keseimbangan ekosistem alamnya. Sebab jika salah 

dalam pengelolaannya dapat menimbulkan bencana serta kerusakan ekosistem alam yang tidak 
seimbang. Pada sekitar februari 2002 yang lalu telah ditemukan sebuah goa yang berlokasi di 
kawasan hutan yang mana masuk dalam pengelolaan hutan KPH Parengan di Bojonegoro. 
Karena letaknya yang sulit dijangkau sebab berada jauh di dalam hutan serta jalan menuju goa 
yang sangat kecil. Selain itu belum adanya publikasi yang luas menjadi suatu tantangan 
tersendiri bagi humas Perhutani Parengan untuk upaya pengembangan ke depannya. Untuk itulah 
maka peneliti ingin mengetahui apa saja aktivitas humas Perhutani Parengan tersebut dalam 
pengembangan wisata alam goa Putri Asih tersebut. Hal ini menjadi menarik karena seperti kita 
tahu bahwa Perum Perhutani merupakan lembaga yang bergerak di bidang pengelolaan hutan 
dan bukan untuk masalah kepariwisataan. 
Dalam usaha mengembangkan goa Putri Asih ada beberapa aktivitas yang dilakukan oleh humas. 
Aktivitas humas yang dilakukan meliputi tahapan sebagai berikut: 1) penemuan fakta (fact 
finding) sebagai tahap pencarian fakta di lapangan; 2) Perencanaan (planning) merupakan proses 
penyusunan program atau kegiatan yang berpijak pada data atau fakta di lapangan; 3) 
Komunikasi (communication) merupakan suatu usaha untuk menyampaikan atau menyebarkan 
pesan kepada publiknya dengan suatu bentuk komunikasi atau media tertentu; 4) Evaluasi 
(evaluation) sebagai suatu kegiatan untuk menilai atau mengevaluasi kinerja perusahaan yang 
telah dicapai baik dari segi kualitas maupun kuantitas. 
Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode survai. Dalam hal ini peneliti ingin 
memusatkan diri secara intensif pada satu obyek tertentu dengan menggunakan pendekatan 

kualitatif dikarenakan peneliti cenderung tertarik untuk melakukan penelitian pada latar alamiah 
ataupun pada konteks suatu keutuhan (entity). Tipe penelitian yang digunakan peneliti adalah 
deskriptif dikarenakan dalam memecahkan suatu permasalahan penelitian melalui penggambaran 
atau melukiskan keadaan obyek berdasarkan fakta yang ada. Adapun yang menjadi sumber data 
penelitian adalah Ajun Kepala Tehnik Kehutanan Umum(KTKU),KepalaAsisten 
Tehnik (Astek) Bangunan dan Instalasi, Kaur Perencanaan, Kaur Humas, staff pelaksana humas 
dan Kepala Produksi. Selanjutnya instrumen penelitian dengan menggunakan wawancara dan

dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan deskriptif kualitatif, hal ini dilakukan untuk 
menggambarkan secara terperinci mengenai fenomena sosial tertentu. 
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian, maka bisa ditarik kesimpulan sebagai 
berikut: semua kegiatan pengembangan tidak sepenuhnya ditangani oleh humas namun dibantu 
oleh bagian lain seperti pemasangan listrik dan tangga didalam goa, pencarian data dilakukan 
secara kontinyu/ terus menerus agar dalam pembuatan rencana dapat disesuaikan dengan 
perubahan yang terjadi baik terkait dengan masyarakat maupun lingkungan hutan. Perencanaan 
dilakukan dengan cermat dengan mempertimbangkan kondisi masyarakat dan lingkungan hutan. 
Komunikasi dilakukan dengan pihak terkait agar apa yang diinginkan perusahaan dapat 
direalisasikan dengan tidak merugikan pihak lain. Sedangkan Evaluasi dilakukan agar dapat 
diketahui sejauh mana kegiatan tersebut dilaksanakan serta agar setiap masalah/ kendala dapat 
dicarikan solusinya sehingga tidak menghambat proses pengembangan. Adapun saran yang 

dianjurkan oleh peneliti yaitu mengenai penambahan personil humas dan peningkatan kualitas 
humas terutama dalam hal kepariwisataan karena tidak menutup kemungkinan suatu saat akan 
menghadapi hal serupa.

Dokumen yang terkait

UPAYA PERUM PERHUTANI KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN (KPH) NGAWI DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN Desa Pacing Kecamatan Padas Kab. Ngawi

0 18 2

AKTIVITAS HUBUNGAN MASYARAKAT (HUMAS) PERUM PERHUTANI PASCA BENCANA ALAM BANJIR DI WILAYAH RESORT POLISI HUTAN LEBAKHARJO BAGIAN KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN DAMPIT (STUDY PADA HUMAS PERUM PERHUTANI UNIT II JAWA TIMUR KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN (KPH) MALANG)

0 5 2

PENGARUH KINERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN PADA KANTOR PERUSAHAAN UMUM PERHUTANI KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN (KPH) BLITAR

0 6 19

Tingkat Pendapatan Usaha Tani Tumpang Sari Hutan di Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro

0 9 128

Sosial Ekonomi Petani Tambak Tumpangsari di Kawasan Perhutani Sosial, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Cikiong, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwakarta, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat, Resort Polisi Hutan (RPH) Cibuaya Suatu Studi Diagnosis

0 4 5

Upaya Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Barat dalam Mengurangi Laju Kerusakan Hutan

9 49 120

Model Simulasi Pengelolaan Hutan di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor

0 3 48

Tingkat Pendapatan Usaha Tani Tumpang Sari Hutan di Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro

0 8 118

KEBIJAKAN PERUM PERHUTANI KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN SARADAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT

1 20 161

FUNGSI MARKETING KAYU JATI PADA PERUM PERHUTANI KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN TUBAN Repository - UNAIR REPOSITORY

0 16 108