ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH DAN GIRO WAJIB MINIMUM TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PADA PERUSAHAN PERBANKAN GO PUBLIC TAHUN 2009 - 2011

(1)

ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH DAN GIRO WAJIB MINIMUM TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PADA PERUSAHAN PERBANKAN

GO PUBLIC TAHUN 2009 - 2011

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Sarjana Ekonomi

Oleh:

Eva Ayu Retnoningseh 09630079

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH DAN GIRO WAJIB MINIMUM TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PADA PERUSAHAN PERBANKAN

GO PUBLIC TAHUN 2009 - 2011

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Sarjana Ekonomi

Oleh:

Eva Ayu Retnoningseh 09630079

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Tiada kata yang seindah rasa puji syukur pribadi peneliti panjatkan, atas segala ridho dan berkah illahi, serta yang telah melimpahkan berkat rahmat dan hidayah-nya kemurahan Allah SWT, dimana dengan kesadaran pribadi peneliti. Maka tiada kesempurnaan bagi peneliti untuk menggapai sebuah kematangan dalam segala momentum. Sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “Analisis Pengaruh Laba Bersih dan Giro Wajib Minimum

Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Perbankan Go Publik Tahun 2009-2011” disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, program Ilmu Studi Ekonomi Pembangunan pada Universitas Muhammadiyah Malang tepat pada waktunya.

Didalam tulisan ini disajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi pengaruh antara laba bersih dan giro wajib minimum terhadap likuiditas

khususnya pada perusahaan perbankan go publik yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI).

Selama penyusunan skripsi, peneliti telah banyak mendapat bimbingan, dorongan serta motivasi dari beberapa pihak. Maka dari itu pribadi peneliti dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:

1. Bapak. Dr. Muhadjir Effendy, MAP, selaku Rektor UMM.

2. Bapak. Dr. H. Nazaruddin Malik, SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi & Bisnis UMM.

3. Bapak Dr. H. Nazaruddin Malik, SE., M.Si dan Bapak Drs. M. Faisal

Abdullah, MM., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, motivasi serta petunjuk dengan sabar sehingga penyusunan dan penulisan skripsi ini dapat cepat, tepat terselesaikan dengan baik.

4. Seluruh staf karyawan Bank Indonesia yang telah bersedia dan bekerja


(9)

viii

5. Kedua orang tuaku tercinta yang telah mencurahkan kasih sayang, doa

dan pengorbanan materi yang tiada batas untuk penulis. Terima kasih atas semua yang telah engkau berikan, semoga aku bisa membahagiakan dan dapat mewujudkan segala harapan kedua orang tuaku tercinta.

6. Kakakku tercinta Farida, yang selalu mendorong dan memberi semangat

agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, serta selalu memberi dorongan kepada penulis saat motivasi penulis turun.

7. Teman baikku Dodik yang selalu ada untuk mendengarkan keluh kesah

penulis serta bersedia menjadi tempat bersandar. Dan dengan sabar membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas doa dan dukungannya secara tulus.

8. Sahabatku tersayang Lya dan Riki yang selalu memberi semangat pada

penulis agar dapat selalu sabar dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Sahabatku tersayang Vera, Eka dan Dini yang selalu memberi motivasi

dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Serta teman-teman seperjuangan seangkatan Jurusan IESP angkatan 2009

FEB UMM yang telah banyak menjadi inspirasi maupun motivasi terselesaikannya skripsi ini dan dalam menggali ilmu. Terima kasih atas persahabatan kalian selama ini. Love you all.

Akhir kata, peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini yang masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan yang disebabkan keterbatasan ilmu pribadi peneliti, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati dari pribadi peneliti mengharapkan kritik & saran yang dapat membangun agar tulisan ini lebih bermanfaat bagi pribadi peneliti maupun bagi semua pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 25 April 2013


(10)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...ii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ... iii

KARTU KENDALI KONSULTASI ... iv

ABSTRACT ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ...viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ...xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Perumusan Masalah ... 6

C.Batasan Masalah ... 7

D.Tujuan Penelitian ... 8

E.Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A.Landasan Penelitian Terdahulu ... 10

B.Landasan Teori ... 11

1. Likuditas ... 11

a. Pengertian Likuiditas ... 11

b. Likuditas Bank ... 12

c. Tujuan Menejemen Likuiditas ... 13

d. Sumber-Sumber Kebutuhan Likuiditas ... 13


(11)

x

f. Pengukuran Likuiditas ... 18

2. Laba Bersih ... 20

a. Pengertian Laba Bersih ... 20

b. Jenis-Jenis Laba Bersih ... 21

3. Giro Wajib Minimum (GWM) ... 22

a. Pengertian Giro Wajib Minimum ... 22

b. Fungsi giro Wajib Minimum ... 23

c. Kewajiban Giro Wajib Minimum dalam memenuhi Likuiditas ... 23

d. Peran Giro Wajib Minimum dalam Likuiditas Bank ... 25

4. Variabel-variabel yang mempengaruhi Likuiditas Bank ... 27

5. Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Jenis dan Sumber Data ... 31

C. Metode Pengumpulan Data ... 32

D. Populasi dan Sampel ... 32

E. Definisi Operasional Variabel ... 34

1) Dependent Variabel atau Variabel Terikat (Y) ... 34

2) Variabel Independen atau Variabel Bebas ... 35

a. Laba Bersih (X1) ... 35

b. Giro Wajib Minimum (X2) ... 36

F. Metode Analisis Data ... 36

1. Analisis Metode Regresi Model Data Panel ... 36

2. Pengujian Dengan Uji Statistik ... 38

1) Pemilihan Teknik Estimasi Regresi Data Panel ... 39

a. Uji Statistik F (chow test) ... 39


(12)

xi

2) Pengujian Hipotesis ... 42

a. Uji Simultan (uji F) ... 42

b. Uji Parsial (Uji T) ... 43

3) Koefisien Determinansi (R2) ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Deskripsi Data Objek Penelitian ... 47

1. Sampel Bank ... 47

2. Deskripsi Data Rasio Keuangan Bank ... 48

a. Laba Bersih ... 48

b. Giro Wajib Minimum ... 50

c. Likuiditas (banking ratio) ... 52

B. Hasil Analisis Data dan Interprestasi ... 54

1. Pemilihan Teknik Estimasi Regresi data Panel ... 55

a. Uji F ( chow test ) ... 55

b. Uji Hausman ... 57

2. Uji Hipotesis ... 62

a. Uji F (Simultan) ... 62

b. Uji T (Parsial) ... 64

3. Koefisien Determinan (R2)... 66

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 67

a. Pengaruh Laba Bersih terhadap Tingkat Likuiditas (banking ratio) pada perusahaan Perbankan Go Publik ... 67

b. Pengaruh Giro Wajib Minimum Terhadap Tingkat Likuiditas (banking ratio) pada perusahaan Perbankan Go Publik ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... xvi


(13)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Karakteristik Bank Go Publik ... 33

Tabel 4.1 Sampel Bank Go Publik ... 47

Tabel 4.2 Data Laba Bersih Bank Sampel Selama Periode 2009-2011 ... 48

Tabel 4.3 Data Giro Wajib Minimum Bank Selama Periode 2009-2011 ... 50

Tabel 4.4 Data Likuiditas (banking ratio) Bank Sampel Periode 2009-2010 ... 52

Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Model Random Effect ... 59

Tabel 4.6 Ranking Intercept Pada Teknik Random Effect ... 61


(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 kerangka Pikir ... 30

Gambar 4.2 Grafik Laba Bersih Bank Sampel 2009-2011 ... 49

Gambar 4.3 Grafik Giro Wajib Minimum Bank Sampel 2009-2011 ... 51

Gambar 4.4 Grafik Likuiditas (Banking Ratio) Bank Sampel 2009-2011 ... 53

Gambar 4.7 Uji Pengaruh Simultan (Uji F) ... 64 Gambar 4.8 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Untuk

Variabel Jumlah Laba Bersih (X1) Pada Uji t Dua arah ... 65

Gambar 4.9 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Untuk

Variabel Jumlah Giro Wajib Minimum (X2) Pada Uji t Dua


(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran

1. Data Laba Bersih Bank Sampel Periode 2009-2011 ... xviii

2. Data Giro Wajib Minimum Bank Sampel Periode 2009-2011 ... xix

3. Data Likuiditas (banking ratio) Bank Sampel Periode 2009-2011 ... xx

4. Hasil Estimasi Analisis Regresi Data Panel Estimasi ... xxi

A.Model Pool Least Squares Commond Effect ...xxii

B. Model Pool Least Squares Fixed Effect ... xxiii


(16)

xv

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M.Faisal. 2003. Menejemen Perbankan. Malang : UMM Press.

Malang.

Anisawati, Frida, 2006. Variabel-variael yang Mempengaruhi Likuiditas

dengan Pendekatan Loan To Deposit Ratio (LDR) pada PT. Bank Rakyat Indonesia. Tbk.

Gujarati dan Portek, 2009. Dasar – Dasar Ekonometrika, Jakarta : Salemba

Empat.

Hasibuan, Malayu S.P. 1996. Dasar – Dasar Perbankan, Jakarta : Bumi

Aksara.

Henry, Simora. 2000. Akutansi Basis Pengambilan Bisnis, Jakarta : Salemba

Empat.

Ismail. 2010. Akutansi Bank : Teori dan Aplikasi dalam Rupiah, Jakarta :

Kencana

Kasmir,2002. Dasar – Dasar Perbankan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2003 Bank dan Keuangan Bank Lain, Jakarta : PT. Raja Grafindo

Perkasa

Kasmir, 2011. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta : Rajawali Press

Kasmir, 2012. Menejemen Perbankan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Kuncoro Mudrajad, Ph.D, 2009, Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Edisi

3. FE & B Universitas Gajahmada, Jogjakarta, Erlangga.

Kementrian Sekertariat Negara Republik Indonesia, diakses tanggal 5Mei 2009

Latumaerissa, Julius R. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta :

Salemba Empat.

Manurung, Mandala dan Pramata Raharja, 2004. Uang, Perbankan dan

Ekonomi Moneter (Kajian Kontekstual Indonesia). Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Mulyono, Teguh Pujho. 1989. Analisis Laporan Keuangan untuk perbakan,

Edisi revisi, Jakarta : Djambatan.

Mulyono, Teguh Pujho. 1999. Analisis Laporan Keuangan untuk perbakan,

Edisi revisi IV, Jakarta : Djambatan.

Rasyit, Skripsi 2001. Hubungan Laba Bersih dan Arus Kas Operasi dengan

Deviden.

Siamat, Dahlan,1993. Manajemen Bank Umum, Jakarta : Intermedia.

Siamat, Dahlan, 2001. Menejemen Lembaga Keuangan Edisi Ketiga, Jakarta :

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Siamat, Dahlan. 2004. Menejemen Lembaga Keuangan. Jakarta : lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sastradipoera, Komaruddin. 2001. Menejemen Perbankan. Bandung : Koppa

Sigma.

Suharjono, Mudrajad Kuncoro. 2002. Menejemen Perbankan : Teori dan

Aplikasi, Edisi Pertama. Yogjakarta : BPFE. Yogyakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Pasal 29 No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan. Penerbit Handayani, 1992


(17)

xvi

Riyadi, Slamet. 2003. Banking Asset and Liability menegement. Jakarta:

Lembaga Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Wardani, Widiya Kristina. 2009. Analisis Tingkat Likuiditas Bank Umum yang

Go Publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-2008.

Widarjono, Agus. 2007. Ekonometrika dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis.

Ekonisia. Yogyakarta

www.google.com. Anailis likuiditas pada bank umum. Diakses pada tanggal 5 Desember 2012.

www.bi.go.id. Laporan Keuangan dalam bentuk neraca dan laba bersih. Diakses pada tanggal 20 Februari 2013.


(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Krisis ekonomi tahun 1997 membawa pengaruh buruk terhadap perbankan nasional di Indonesia. Dampak buruk krisis finansial yang kemudian berkembang menjadi krisis multi-dimensi ini mempengaruhi secara

signifikan kepercayaan masyarakat terhadap Bank Go Public. Mengantisipasi

tidak berulangnya krisis finansial dan kerentanan sistim perbankan, Pemerintah Indonesia melakukan berbagai upaya antara lain melalui penerapan sistem arsitektur perbankan indonesia (API) yang mulai diterapkan pada tahun 2004.

(Mudrajad:2002) Kondisi dunia perbankan di Indonesia telah mengalami

banyak perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini selain disebabkan oleh perkembangan internal dunia perbankan, juga tidak terlepas dari pengaruh perkembangan di luar dunia perbankan, seperti sektor riil dalam perekonomian, politik, hukum, dan sosial. Perkembangan faktor-faktor internal dan eksternal perbankan tersebut menyebabkan kondisi perbankan di Indonesia secara umum. Dimana kinerja perbankan yang lebih menunjukkan kondisi masa peralihan atau awal masa pemulihan dari krisis ekonomi ke arah kondisi perbankan yang lebih sesuai dengan praktek-praktek perbankanb yang lebih baik. Krisis keuangan global tidak hanya berdampak pada sektor riil, tetapi juga sektor financial, bahkan angka kerugian di sektor


(19)

2

financial lebih besar daripada kerugian sektor manufaktur. Keadaan sektor financial memburuk ketika banyak perusahaan perbankan mengalami keketatan likuiditas. Penurunan kepercayaan kepada perbankan muncul akibat banyak kasus yang menimpa sejumlah bank-bank di Indonesia. ( Kementrian Seketariat Negara RI, 5 Mei 2009 ).

Dapat kita ketahui bahwa kondisi perbankan di Indonesia sangatlah berpengaruh terhadap likuiditas bank. Likuiditas itu sendiri sangat penting dalam perusahaan perbankan. Hal ini juga tercermin dari peraturan bank Indonesia yang menetapkan likuiditas sebagai salah satu tolak ukur dimana bank dapat dikatakan likuid. (Siamat:2001) Bank yang mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya berarti bank tersebut dalam keadaan likuid, dan bank dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila bank tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar dari pada hutang lancarnya atau hutang jangka pendek. Sebaliknya bila bank tidak dapat memenuhi kewajiban keuangan pada saat di tagih berarti bank tersebut dinyatakan likuid. Tingkat likuiditas bagi bank sangat penting, karena tingkat likuiditas bank ini dapat mencerminkan bank untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang segera harus dipenuhi.

Keberadaan bank sebagai salah satu lembaga keuangan memang sangat diperlukan, namun begitu terjadi banyak masalah dan krisis yang menimpanya. Sebagai akibat dari ketidak mampuan bank dalam membayar uang nasabah pada waktu terjadi penarikan. Krisis likuiditas bagi suatu bank


(20)

3

sebenarnya lebih berbahaya dari pada pelayanan yang kurang baik terhadap nasabah. Reputasi yang telah di bangun bertahun – tahun akan runtuh dalam sehari hanya karena bank tersebut tidak dapat memenuhi kewajiban – kewajiban sesaat yang sudah jatuh tempo. ( Darmi : 1995 ) Oleh karena itu likuiditas merupakan suatu fungsi terpenting yang dilaksanakan oleh lembaga perbankan.

Setiap perusahaan perbankan selalu membutuhkan modal untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaannya. Modal tersebut berasal

dari dalam perusahaan (internal financing), yaitu modal setoran pemilik dan

juga yang berasal dari luar perusahaan (external financing), yaitu pinjaman.

Perusahaan juga memerlukan modal lain yang didapatkan dengan cara mengeluarkan sahamnya. Perusahaan mengeluarkan saham tersebut

kemudian menjualnya kepada masyarakat (go public) di pasar modal.

Dimana semakin besar jumlah dana yang dapat diperoleh suatu bank dalam waktu tertentu, untuk memenuhi likuiditasnya, dan dengan biaya yang telah ditetapkan, semakin likuid bank tersebut. Semakin cepat suatu bank memperoleh sejumlah dana dengan biaya tertentu, semakin tinggi pula likuiditas bank yang bersangkutan. Selanjutnya, semakin rendah biaya dana yang diperolehnya tersebut dalam suatu periode tertentu, semakin likuid pula bank yang bersangkutan.

Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba merupakan indikator utama dari kemampuan perusahaan untuk membayar dividen, sehingga likuiditas sebagai faktor penentu terpenting terhadap dividen. Laba bersih


(21)

4

yang dihasilkan perusahaan dalam kegiatan operasional perusahaannya tidak mencerminkan jumlah kas atau likuiditas perusahaan yang sebenarnya. Hal ini disebabkan pendapatan maupun penjualan tidak sepenuhnya diterima dalam bentuk kas tetapi masih berupa piutang yang akan diterima kemudian.

Laba bersih yang diperoleh perusahaan pada dasarnya dimasukan dalam dua akun, yakni sebagai dividen kepada pemegang saham dan laba ditahan (return earning). Sebagai dividen, sudah tentu harus dibagikan kepada

pemegang saham. Perusahaan perbankan yang memiliki kondisi keuangan yang sehat akan mampu bertahan hidup dan memenuhi kewajiban – kewajiban pada saat jatuh tempo. Berkaitan dengan likuiditas perusahaan, arus kas memberikan informasi bagi manajer mengenai kesanggupan perusahaan menyediakan kas untuk membayar kewajiban jangka pendek.

Menurut Joseph E. Burns dalam Siamat ( 1993 : 167 ) menyatakan bahwa semakin besar jumlah dana yang dapat diperoleh suatu bank dalam waktu tertentu, untuk memenuhi likuiditasnya, dan dengan biaya yang telah ditetapkan, semakin likuid bank tersebut. Semakin cepat suatu bank memperoleh sejumlah dana dengan biaya tertentu, semakin tinggi pula likuiditas bank yang bersangkutan. Selanjutnya, semakin rendah biaya dana yang diperolehnya tersebut dalam suatu periode tertentu, semakin likuid pula bank yang bersangkutan.Sudah di sebutkan diatas bahwa laba bersih di peroleh dari deviden dan laba ditahan. Sehingga apabila laba bersih semakin tinggi maka likuiditas suatu perusahan juga semakin berkurang sehingga perusahan perbankan dapat dikatakan likuid.


(22)

5

Dalam kebijakan yang di tempuh Bank Indonesia dalam menghadapi krisis global adalah menyederhanakan aturan GWM untuk menambah kepercayaan diri bank terhadap kondisi likuiditas perbankan yang melemah akibat krisis keuangan global. Giro Wajib Minimum itu sendiri adalah simpanan minimum yang harus dipelihara oleh bank dalam bentuk sardo rekening giro pada Bank Indonesia yang besarnya di tetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari Dana Pihak Ketiga (DPK) bank. Selain itu, Bank Indonesia juga membuka ruang repo Surat Utang Negara (SUN) atau SBI yang diperpajang masa berlakunya hingga tiga bulan.

Salah satu pendekatan yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk mendukung stabilitas moneter dan sektor keuangan adalah melalui penerapan kewajiban memelihara giro wajib minimum (GWM). Penerapan kebijakan giro wajib minimum perlu disesuaikan dari waktu ke waktu sesuai dengan kondisi likuiditas perbankan terebut.

Hasibuan ( 1996 : 93 ) likuiditas bank sangat penting karena besar likuiditas wajib minimum (LWM) atau giro wajib minimum (GWM) bank telah ditetapkan oleh Bank Indonesia selaku Bank Sentral. Menurut Wahdi, S.E “Likuiditas dimaksudkan sebagai perbandingan antara jumlah uang tunai dan aktiva lain yang dapat disamakan dengan uang tunai di satu pihak dengan jumlah uang lancar di lain pihak. Makin besar perbandingan tersebut, maka perusahaan akan mengalami likuid, begitu pula sebaliknya. Likuiditas bank itu sendiri di artikan sebagai kemampuan penyediaan alat – alat likuid yang


(23)

6

mudah ditunaikan guna memenuhi semua kewajiban bank segera harus dibayar.

Pada perusahaan perbankan, GWM sangat lah penting sebab GWM Bank itu sendiri di tetapkan oleh bank Indonesia selaku Bank Sentral. Selain itu GWM juga dapat memperkuat daya tahan dalam persaingan antar bank. Dalam hal ini apabila GWM meningkat maka dapat memenuhi likuiditas pada perusahaan perbankan.

Alasan pemilihan Bank go publik adalah karena umumnya berskala besar (aspek modal), sifat keterbukaannya terhadap public (full disclosure), bersifat bank umum, mencari dana melalui pasar modal terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan bersentuhan langsung dengan kepentingan publik. Dari model ini juga diharapkan dapat diperoleh indikasi seberapa kuat pengaruh laba bersih dan giro wajib minimum (GWM) terhadap likuiditas.

Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin menguraikan tentang Analisis Hubungan Laba Bersih dan Giro Wajib Minimum terhadap Tingkat Likuiditas pada Perusahaan Perbankan go Publik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :

1. Seberapa besar tingkat likuiditas perusahaan perbankan go publik yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009 – 2011 dilihat dari tolak ukur Banking Rasio ?


(24)

7

2. Seberapa besar laba bersih perusahaan dan giro wajib minimum (GWM)

berpengaruh terhadap tingkat likuiditas perusahaan perbankan go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pad periode 2009 – 2011 ?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan pada permasalahan yang telah dirumuskan diatas, agar terfokus pada tujuan penelitian maka permasalahan dibatasi pada hal sebagai berikut :

1. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah laba bersih dan

giro wajib minimum (GWM).

2. Perusahaan yang diteliti yaitu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada periode 2009 sampai 2011, dengan persyaratan :

a. Perusahaan perbankan terebut sudah terdaftar di BEI

b. Perusahaan perbankan tersebut tidak keluar (delisting) dari BEI selama

periode penelitian dari tahun 2009 sampai 2011.

c. Perusahaan perbankan wajib melaporkan hasil keuangan pada Bank

Indonesia dan aktip bertransaksi selama periode penelitian dari tahun 2009 sampai 2011.

3. Alasan pemilihan Bank go publik adalah karena umumnya berskala besar

(aspek modal), sifat keterbukaannya terhadap publik (full disclosure), bersifat bank umum, mencari dana melalui pasar modal terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan bersentuhan langsung dengan kepentingan publik. Dari model ini juga diharapkan dapat diperoleh indikasi seberapa kuat pengaruh


(25)

8

laba bersih dan giro wajib minimum (GWM) terhadap tingkat likuiditas sebagaiindikator mengenai kemampuan perusahaan perbankan untuk membayar semua kewajiban-kewajibannya. Dari hasil studi ini diharapkan bahwa indikator likuiditas bisa menjadi prediktor yang baik dan sekaligus dapat lebih meyakinkan kita bahwa bank go public yang tidak terlalu banyak tetapi kokoh menjadikan sistem perbankan nasional sehat dan terhindar dari likui. Sehingga dapat menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas maka dapat diambil tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat likuiditas perusahaan perbankan go

publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009

sampai 2011 dilihat dari tolak ukur banking ratio.

2. Untuk menguji pengaruh laba bersih dan giro wajib minimum terhadap

likuiditas perusahaan perbankan go publik yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) dengan menggunakan pendekatan Banking Ratio baik secara

parsial maupun simultan ( bersama-sama ).

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:


(26)

9

1. Bagi Akademik

Memberi dasar penyusunan rencana dan strategi yang baik dan terarah untuk digunakan sebagai referensi yang berhubungan dengan masalah tingkat likuiditas dimana yang akan datang lebih efektif dan efisien.

2. Bagi Praktisi

Memberi dasar bagi penyusun dan strategi yang baik dan terarah untuk digunakan sebagai referensi baik bagi peneliti lain maupun bagi dunia usaha dan investor yang berhubungan dengan masalah likuiditas, agar dapat lebih efektif dan efisien.


(1)

yang dihasilkan perusahaan dalam kegiatan operasional perusahaannya tidak mencerminkan jumlah kas atau likuiditas perusahaan yang sebenarnya. Hal ini disebabkan pendapatan maupun penjualan tidak sepenuhnya diterima dalam bentuk kas tetapi masih berupa piutang yang akan diterima kemudian.

Laba bersih yang diperoleh perusahaan pada dasarnya dimasukan dalam dua akun, yakni sebagai dividen kepada pemegang saham dan laba ditahan (return earning). Sebagai dividen, sudah tentu harus dibagikan kepada pemegang saham. Perusahaan perbankan yang memiliki kondisi keuangan yang sehat akan mampu bertahan hidup dan memenuhi kewajiban – kewajiban pada saat jatuh tempo. Berkaitan dengan likuiditas perusahaan, arus kas memberikan informasi bagi manajer mengenai kesanggupan perusahaan menyediakan kas untuk membayar kewajiban jangka pendek.

Menurut Joseph E. Burns dalam Siamat ( 1993 : 167 ) menyatakan bahwa semakin besar jumlah dana yang dapat diperoleh suatu bank dalam waktu tertentu, untuk memenuhi likuiditasnya, dan dengan biaya yang telah ditetapkan, semakin likuid bank tersebut. Semakin cepat suatu bank memperoleh sejumlah dana dengan biaya tertentu, semakin tinggi pula likuiditas bank yang bersangkutan. Selanjutnya, semakin rendah biaya dana yang diperolehnya tersebut dalam suatu periode tertentu, semakin likuid pula bank yang bersangkutan.Sudah di sebutkan diatas bahwa laba bersih di peroleh dari deviden dan laba ditahan. Sehingga apabila laba bersih semakin tinggi maka likuiditas suatu perusahan juga semakin berkurang sehingga perusahan perbankan dapat dikatakan likuid.


(2)

Dalam kebijakan yang di tempuh Bank Indonesia dalam menghadapi krisis global adalah menyederhanakan aturan GWM untuk menambah kepercayaan diri bank terhadap kondisi likuiditas perbankan yang melemah akibat krisis keuangan global. Giro Wajib Minimum itu sendiri adalah simpanan minimum yang harus dipelihara oleh bank dalam bentuk sardo rekening giro pada Bank Indonesia yang besarnya di tetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari Dana Pihak Ketiga (DPK) bank. Selain itu, Bank Indonesia juga membuka ruang repo Surat Utang Negara (SUN) atau SBI yang diperpajang masa berlakunya hingga tiga bulan.

Salah satu pendekatan yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk mendukung stabilitas moneter dan sektor keuangan adalah melalui penerapan kewajiban memelihara giro wajib minimum (GWM). Penerapan kebijakan giro wajib minimum perlu disesuaikan dari waktu ke waktu sesuai dengan kondisi likuiditas perbankan terebut.

Hasibuan ( 1996 : 93 ) likuiditas bank sangat penting karena besar likuiditas wajib minimum (LWM) atau giro wajib minimum (GWM) bank telah ditetapkan oleh Bank Indonesia selaku Bank Sentral. Menurut Wahdi, S.E “Likuiditas dimaksudkan sebagai perbandingan antara jumlah uang tunai dan aktiva lain yang dapat disamakan dengan uang tunai di satu pihak dengan jumlah uang lancar di lain pihak. Makin besar perbandingan tersebut, maka perusahaan akan mengalami likuid, begitu pula sebaliknya. Likuiditas bank itu sendiri di artikan sebagai kemampuan penyediaan alat – alat likuid yang


(3)

mudah ditunaikan guna memenuhi semua kewajiban bank segera harus dibayar.

Pada perusahaan perbankan, GWM sangat lah penting sebab GWM Bank itu sendiri di tetapkan oleh bank Indonesia selaku Bank Sentral. Selain itu GWM juga dapat memperkuat daya tahan dalam persaingan antar bank. Dalam hal ini apabila GWM meningkat maka dapat memenuhi likuiditas pada perusahaan perbankan.

Alasan pemilihan Bank go publik adalah karena umumnya berskala besar (aspek modal), sifat keterbukaannya terhadap public (full disclosure), bersifat bank umum, mencari dana melalui pasar modal terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan bersentuhan langsung dengan kepentingan publik. Dari model ini juga diharapkan dapat diperoleh indikasi seberapa kuat pengaruh laba bersih dan giro wajib minimum (GWM) terhadap likuiditas.

Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin menguraikan tentang Analisis Hubungan Laba Bersih dan Giro Wajib Minimum terhadap Tingkat Likuiditas pada Perusahaan Perbankan go Publik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :

1. Seberapa besar tingkat likuiditas perusahaan perbankan go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009 – 2011 dilihat dari tolak ukur Banking Rasio ?


(4)

2. Seberapa besar laba bersih perusahaan dan giro wajib minimum (GWM) berpengaruh terhadap tingkat likuiditas perusahaan perbankan go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pad periode 2009 – 2011 ?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan pada permasalahan yang telah dirumuskan diatas, agar terfokus pada tujuan penelitian maka permasalahan dibatasi pada hal sebagai berikut :

1. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah laba bersih dan giro wajib minimum (GWM).

2. Perusahaan yang diteliti yaitu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009 sampai 2011, dengan persyaratan :

a. Perusahaan perbankan terebut sudah terdaftar di BEI

b. Perusahaan perbankan tersebut tidak keluar (delisting) dari BEI selama periode penelitian dari tahun 2009 sampai 2011.

c. Perusahaan perbankan wajib melaporkan hasil keuangan pada Bank Indonesia dan aktip bertransaksi selama periode penelitian dari tahun 2009 sampai 2011.

3. Alasan pemilihan Bank go publik adalah karena umumnya berskala besar (aspek modal), sifat keterbukaannya terhadap publik (full disclosure), bersifat bank umum, mencari dana melalui pasar modal terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan bersentuhan langsung dengan kepentingan publik. Dari model ini juga diharapkan dapat diperoleh indikasi seberapa kuat pengaruh


(5)

laba bersih dan giro wajib minimum (GWM) terhadap tingkat likuiditas sebagaiindikator mengenai kemampuan perusahaan perbankan untuk membayar semua kewajiban-kewajibannya. Dari hasil studi ini diharapkan bahwa indikator likuiditas bisa menjadi prediktor yang baik dan sekaligus dapat lebih meyakinkan kita bahwa bank go public yang tidak terlalu banyak tetapi kokoh menjadikan sistem perbankan nasional sehat dan terhindar dari likui. Sehingga dapat menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas maka dapat diambil tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat likuiditas perusahaan perbankan go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009 sampai 2011 dilihat dari tolak ukur banking ratio.

2. Untuk menguji pengaruh laba bersih dan giro wajib minimum terhadap likuiditas perusahaan perbankan go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menggunakan pendekatan Banking Ratio baik secara parsial maupun simultan ( bersama-sama ).

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:


(6)

1. Bagi Akademik

Memberi dasar penyusunan rencana dan strategi yang baik dan terarah untuk digunakan sebagai referensi yang berhubungan dengan masalah tingkat likuiditas dimana yang akan datang lebih efektif dan efisien.

2. Bagi Praktisi

Memberi dasar bagi penyusun dan strategi yang baik dan terarah untuk digunakan sebagai referensi baik bagi peneliti lain maupun bagi dunia usaha dan investor yang berhubungan dengan masalah likuiditas, agar dapat lebih efektif dan efisien.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Rentabilitas Dan Solvabilitas Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Perbankan Yang Go Public

5 65 89

Analisis Pengaruh Tingkat Harga Umum, Pendapatan Riil, Suku Bunga, dan Giro Wajib Minimum (GWM) Terhadap Ekses Likuiditas Perbankan di Indonesia (Periode 2006:Q1 – 2012:Q1)

6 53 94

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KINERJA PERBANKAN UMUM YANG GO PUBLIC DI BEI Analisis Rasio Likuiditas dan Solvabilitas terhadap Kinerja Perbankan Umum yang Go Public di BEI (Studi Kasus pada Perbankan Umum Go Publik yang terdaftar di

0 3 16

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KINERJA PERBANKAN UMUM YANG GO PUBLIC DI BEI Analisis Rasio Likuiditas dan Solvabilitas terhadap Kinerja Perbankan Umum yang Go Public di BEI (Studi Kasus pada Perbankan Umum Go Publik yang terdaftar di

0 2 17

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN KEUANGAN DAN PERBANKAN YANG GO PUBLIC DI BURSA Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Keuangan Dan Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia Tahun

0 1 12

LABA PADA PERUSAHAAN KEUANGAN DAN PERBANKAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2011” Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Keuangan Dan Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011.

0 1 16

Analisa Profitabilitas dan Likuiditas Bank Sebelum dan Sesudah Kenaikan Giro Wajib Minimum (Studi empiris pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI).

0 2 6

PENGARUH EFISIENSI BIAYA OPERASIONAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAN PERBANKAN GO PUBLIC PADA BURSA EFEK INDONESIA

0 0 12

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT KESEHATAN DAN TINGKAT KEBANGKRUTAN PERUSAHAN PERBANKAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA - Digital Repository Warmadewa University

0 0 13

PENGARUH RASIO INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2009-2013) - repository perpustakaan

1 1 18