HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERILAKU PROTEKSI ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI REMAJA

(1)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERILAKU PROTEKSI ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI REMAJA

SKRIPSI

Disusun oleh :

Prisma Atmaja (06810270)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2012


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di depan penguji skripsi Fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Malang dan diterima untuk memenuhi syarat

guna memperoleh derajat sarjana (S-1) Psikologi Pada tanggal 9 Juli 2012

Dewan Penguji :

Ketua Penguji : Dr. Drs. Latipun, M.kes

Anggota Penguji : 1. Ni’matuzahroh, S.Psi, M.Si

2. Hudaniah, S.Psi, M.Si

3. Zakarija A., S.Psi, M.Si

Mengesahkan Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan segala keterbatasan, saya persembahkan skripsi ini kepada kedua orang tua saya, Ayah dan Ibu. Terimakasih yang sedalam-dalamnya karena mereka, saya telah diperkenalkan pada Allah SWT sang penguasa alam semesta ini. Segala puji bagi Allah pemilik dan penguasa alam semesta beserta isinya, hidayah, kasih sayang, kemudahan, serta nikmat-nikmat yang lain yang tak terbilang jumlahnya. Hanya dengan izin-Nyalah akhirnya penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada suri tauladan junjungan Nabi besar Muhammad SAW, yang telah menuntun umat manusia dari kegelapan menuju cahaya islam.

Adapun maksud dan penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Psikologi Di Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis menyadari, bahwa penyusunan karya sederhana ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa bantuan da ri berbagai pihak dan ketulusan hati.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. DR. H. Muhadjir Effendy, M.A.P. selaku rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi berkat pengarahannya, penulis dapat menuangkan ide serta gagasan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Dr. Drs. Latipun, M.Kes selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingannya hingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Ni’matuzahroh, S.Psi, M.Si, selaku dosen pembimbing II, yang telah banyak memberikan masukan dan senantiasa sabar dalam membimbing dan selalu memberikan motivasi pada penulis.

5. Seluruh dosen dan staf pengajar Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Untuk kakak-kakak ku; Mas Iwan, Mas Wahyu, Mak Ike terimakasih atas semua do’a dan dukungannya.


(4)

7. Terimakasih juga pada temen-temen, keluarga besar clan Flamboyan yang selalu membantu dan mendukung terciptanya skripsi ini. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan dan penulisan karya tulis ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan penulis guna kesempurnaan karya tulis ini. Akhirnya semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang membutuhkan, amin.

Malang, 19 Januari 2009 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ………..………. i

LEMBAR PENGESAHAN ………... ii

SURAT PERNYATAAN ……….. iii

KATA PENGANTAR ……… iv

INTISARI ………... v

DAFTAR ISI .………...……….……. vi

DAFTAR TABEL ……….. viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………... 1

B. Rumusan Masalah ………. 4

C. Tujuan Penelitian ……….... 4

D. Manfaat Penelitian ………..…..….. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyesuaian Diri ……….…… 5

1. Pengertian Penyesuaian Diri ……….………… 5

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri …....………….. 5

3. Karakteristik Penyesuaian Diri Remaja ………..……….. 7

4. Aspek-aspek Penyesuaian Diri ………..……… 8

B. Persepsi perilaku proteksi orang tua ……… 10

1. Pengertian Persepsi ………...………. 10

2. Jenis-jenis Persepsi ………...………. 11

3. Proses Terbentuknya Persepsi ………... 11

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ………. 11

5. Pengertian Perilaku Proteksi ………..……….... 12


(6)

7. Aspek-aspek perilaku Proteksi ………..………... 15

8. Bentuk Perilaku Proteksi ………... 15

C. Remaja ……… 16

1. Pengertian Remaja ……… 16

2. Ciri-ciri Remaja ……… 18

3. Tugas-tugas Perkembangan Remaja ……….……… 19

D. Hubungan antara Persepsi Perilaku Proteksi Orang Tua dengan Penyesuaian Diri Remaja ………. 20

E. Kerangka Pemikiran ……… 23

F. Hipotesis ……….………. 24

Bab III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ………..……… 25

B. Variable Penelitian ………..……… 25

C. Definisi Operasional ………..………..……….... 26

D. Populasi dan Sampel ………...………. 27

E. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ………...…………. 27

F. Prosedur Penelitian ………..……….... 32

G. Validitas dan Reliabilitas ………..………... 33

H. Teknik Analisis Data ………...……….………... 38

Bab IV ANALIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ………. 40

B. Analisis Data ………...……….... 42

C. Pembahasan ………...……….. 43

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………. 47

B. Saran ………... 47 DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Angket Persepsi Perilaku Proteksi Orang Tua Angket Penyesuaian Diri Remaja

Tabulasi Persepsi Perilaku Proteksi Orang Tua Tabulasi Penyesuaian Diri Remaja

Korelasi Output X Korelasi Output Y

Tabulasi X dan Y Serta Perhitungan t-score Reliability X

Reliability Y Tabel Corelation


(8)

Daftar Pustaka

Arikunto, S. 2002. Manajemen Penelitian. Cetakan keduabelas. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Azwar, S. 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta. Pustaka Jaya. Davidoff , L, Linda. 1991. “Psikologi Suatu Pengantar”. Jakarta. Erlangga. Hadi, S. 2002. Metodelogi Research 3. Yogyakarta. Andi Offset.

Hurlock. 1997 Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Rentang Kehidupan. Edisi kelima. Alih Bahasa : Istiwidawati. Jakarta. Erlangga.

Ivan C, Donnely, dan Gibson. 1996. Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses. Jilid kesatu. Jakarta. Erlangga.

Kartono, K. 2000. Psikologi Remaja. Bandung. Mandar Maju.

Kartono, K. 1989. Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual. Bandung. Mandar Maju.

Kartono, K. 1996. Psikologi Umum. Bandung. Mandar Maju.

Kerlinger. 2000. Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta. Gajah Mada University Press.

Soenarto dan Hartono A. 1998. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta. RINEKA CIPTA.

Mappiare, A.1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Paris, Capaldi, Rushton, dan Roediger III H,L. 1984. Psycology. Buston Toronto. Little, Brown and Company.

Pramadi, A. 2006. “Hubungan Antra Kemampuan Penyesuaian Diri Terhadap Tuntutan Tugas dan Hasil Kerja. ANIMA Jurnal penelitian psikologi universitas Surabaya 149-156 (Online) http:

//www.isjd.lipi.go.id/admin/jurnal/21106149156.pdf (diakses 25 november 2011).

Purwanto, N.1993. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung . PT Remaja Rosdakarya.

Santrock, W, J. 2002. Live span develepment :Perkembangan Masa Hidup. (Edisi kelima. Alih bahasa : Achmad Chusairi). Jakarta. Erlangga.


(9)

Sobur, A. 2003. Psikologi Umum Dalam Lintas Sejarah. Bandung: Pustaka Setia. Sjaifullah dan Wuryo K. 1983. Pengantar Ilmu Jiwa Sosial.Jakarta. Erlangga. Yusuf, S. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung. Remaja

Rosdakarya.

Winarsunu, T. 1996. “Statistik Teori dan Aplikasinya dalam Penelitian”. Malang: UMM Press.


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak merupakan anggota penting dalam keluarga, kehadiran anak di tengah-tengah keluarga sangat di nanti-nantikan. Ketika anak hadir di tengah-tengah-tengah-tengah keluarga orang tua pasti menginginkan anaknya dapat berkembang secara normal, sehingga orang tua mempunyai cara tersendiri dalam memperlakukan anak. Ada orang tua yang bersikap memberikan kebebasan kepada anak dengan alasan supaya anak bisa mengembangkan potensi dirinya. Ada pula orang tua yang memberi kebebasan kepada anak tapi tetap memberikan kontrol, dan ada pula orang tua yang bersikap melindungi anak secara berlebihan dengan memberikan perlindungan terhadap gangguan dan bahaya fisik maupun psikologis, sampai anak tidak mencapai kebebasan atau selalu tergantung pada orang tua, perilaku orang tua tersebut disebut dengan proteksi, dengan alasan agar anak tidak mengalami celaka, dan karena anak belum bisa berfikir secara logis maka perlu ada perlindungan yang ekstra.

Dalam memperlakukan anak tentunya orang tua tidak bersikap sembarangan, mereka punya cara tersendiri dengan harapan anak mereka berkembang seperti apa yang diharapkan. Perilaku orang tua kepada anak memegang peranan yang besar dalam perkembangan anak pada masa mendatang, karena pada masa anak-anak merupakan periode kritis yang menjadi dasar bagi berhasil tidaknya menjalankan tugas perkembangan selanjutnya. Pertama kali seorang anak bergaul adalah dengan orang tua, sehingga perilaku orang tua kepada anak menjadi penentu bagi perkembangan anak, baik perkembangan fisik maupun psikisnya. Menurut Kartono (1989) perilaku orang tua yang protective di mana orang tua terlalu banyak melindungi dan menghindarkan anak mereka dari macam-macam kesulitan sehari-hari dan selalu menolongnya, pada umumnya anak menjadi tidak mampu mandiri, tidak percaya dengan kemampuannya, merasa ruang lingkupnya terbatas dan tidak dapat bertanggungjawab terhadap keputusannya sehingga mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri.

Sekarang ini banyak sekali ditemui orang tua yang memberikan apa saja yang diinginkan anak mereka, tapi tidak memberikan tanggung jawab kepada anak


(11)

mereka, maka seorang remaja yang mendapatkan pemeliharaan yang berlebihan dan serba mudah akan mendapat kesukaran dalam penyesuaian diri dengan keadaan diluar rumah. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Sunarto dan Hartono (1995) bahwa kebiasaan orang tua yang selalu memanjakan anak, anak tidak bisa mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan, pada umumnya anak menjadi tidak mampu mandiri, tidak percaya dengan kemampuannya, merasa ruang lingkupnya terbatas. Seorang remaja yang orang tuanya protective jarang mengalami konflik, karena sering mendapat perlindungan dari orang tuanya, dengan situasi tersebut maka remaja kurang mendapat kesempatan untuk mempelajari macam-macam tata cara atau sopan santun pergaulan di lingkungannya, maka wajar saja jika remaja mengalami masalah menyesuaikan diri. Perilaku protective orang tua merupakan kecenderungan dari pihak orang tua untuk melindungi anak secara berlebihan, dengan memberikan perlindungan terhadap gangguan dan bahaya fisik maupun psikologis, sampai sebegitu jauh sehingga anak tidak mencapai kebebasan atau selalu tergantung pada orang tua.

Atas dasar pengamatan dan informasi dari guru bimbingan konseling banyak dari orang tua siswa SMA Negeri Hafshawaty yang protective, berupa pemberian fasilitas yang berlebihan sebagai bentuk pemanjaan, misalnya pejabat-pejabat yang ambisius yang tidak sempat mengurusi anaknya, atau ibu-ibu yang yang overaktif berjuang dalam organisasi-organisasi tertentu yang memanjakan secara berlebihan anaknya dengan uang, barang-barang mewah misalnya; mobil, perhiasan dan macam-macam kesenangan yang berlebihan, perlindungan yang berlebih, misalnya saat pihak sekolah menginformasikan kepada orang tua mengenai pelanggaran yang dilakukan siswa disekolah orang tua membantah dan menutupi kesalahan yang dilakukan anak mereka, dan perilaku protective orang tua ada yang ditunjukkan dengan kontrol yang berlebihan, orang tua sangat aktif menanyakan kondisi anak mereka baik menghubungi pihak sekolah atupun sering menghubungi ketika anak sedang di sekolah. Salah satu potensi yang harus dimiliki oleh seorang individu supaya dapat diterima di lingkungan dan dapat berkembang sebagaimana mestinya adalah ia harus mampu menyesuaikan diri di lingkungannya.

Mencakup semua pengaruh kemungkinan dan kekuatan yang melingkungi individu, yang dapat mempengaruhi kegiatannya untuk mencapai ketenangan jiwa


(12)

dan raga dalam kehidupan. Lingkungan di sini salah satunya adalah lingkungan sosial di mana individu hidup, termasuk anggota-anggotanya, adat kebiasaannya dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan masing-masing individu dengan individu lain.

Sebagai generasi yang akan menjadi tumpuan, masalah penyesuaian diri remaja merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian, karena penyesuaian diri merupakan salah satu kunci kesuksesan seorang individu baik di sekolah ataupun dimasyarakat. Seorang individu dituntut bisa menyesuaikan diri terutama pada masa remaja, karena pada masa ini individu mulai berinteraksi dengan lingkup yang lebih luas. Masa remaja, yaitu suatu masa yang berada di antara masa anak-anak dengan masa dewasa. Menurut Hulock dalam Mappiare (1982) rentang usia remaja antara 13-21 tahun yang dibagi pula dalam masa remaja awal usia 13/14 tahun sampai 17 tahun, dan remaja akhir 17-21 tahun. Masa remaja merupakan periode kritis yang menjadi dasar bagi berhasil tidaknya menjalankan tugas perkembangan selanjutnya.

Pada masa ini remaja mengemban tugas-tugas perkembangan untuk mencapai jati diri, kemandirian emosional, kematangan hubungan sosial dan persiapan untuk meniti karir. Pada masa ini juga disebut periode perubahan, baik perubahan perilaku maupun perubahan fisik. Pada periode perubahan ini remaja mulai dituntut dapat berperan dilingkungan, bagi sebagian remaja hal ini dapat menimbulkan masalah baru, sehingga ada yang menyebut masa ini masa bermasalah. Kebanyakan remaja sering sulit mengatasi masalahnya, hal ini sering disebabkan karena selama masa anak-anak sebagian besar masalahnya diselesaikan oleh orang tua, sehingga remaja tidak berpengalaman mengatasinya Salah satu faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri remaja adalah perilaku orang tua kepada remaja, jika orang tua

protective, terlalu melindungi, selalu memenuhi keinginan dan kebutuhan secara berlebihan akan melemahkan daya juang dan ketabahannya dalam mengatasi rintangan, dalam arti orang tua selalu menghindarkan anak dari frustrasi.

Jika seorang remaja tidak bisa melakukan penyesuaian diri secara positif maka remaja akan melakukan penyesuaian diri yang salah. Seorang remaja yang mengalami masalah dalam penyesuaian diri bisa menghambat perkembangan remaja, menghambat kreatifitasnya dalam mengisi masa remaja dan kurang maksimal dalam berprestasi di sekolah. Berdasar informasi dari guru bimbingan konseling di SMA


(13)

Negeri Hafshawaty banyak siswa mengalami masalah penyesuaian diri, antara lain ditunjukkan dengan banyak siswa yang kurang aktif dalam proses belajar mengajar, sering menyendiri, pemalu, kurang percaya diri, sering mencontek dalam ujian, sering membuat gaduh, kurang sopan kepada teman atau guru, terlibat perkelahian, bolos atau sering tidak mengikuti mata pelajaran tertentu dan masih banyak lagi pelanggaran peraturan sekolah yang dilakukan siswa sebagai manifestasi dari penyesuaian diri yang salah.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut hubungan antara persepsi perilaku proteksi orang tua dengan penyesuaian diri remaja.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut: Adakah hubungan antara persepsi perilaku proteksi orang tua dengan penyesuaian diri remaja?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui ada tidaknya hubungan antara persepsi perilaku proteksi orang tua dengan penyesuaian diri remaja.

D. Manfaat Penelitian

a. Secara Teoritis

Akan memberikan sumbangan yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama Psikologi.

b. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan kesempatan kepada orang tua untuk dapat mendidik anaknya agar lebih mandiri supaya anak dapat lebih mudah melakukan penyesuaian dilingkungan sosialnya.


(1)

viii Daftar Pustaka

Arikunto, S. 2002. Manajemen Penelitian. Cetakan keduabelas. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Azwar, S. 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta. Pustaka Jaya.

Davidoff , L, Linda. 1991. “Psikologi Suatu Pengantar”. Jakarta. Erlangga.

Hadi, S. 2002. Metodelogi Research 3. Yogyakarta. Andi Offset.

Hurlock. 1997 Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Rentang Kehidupan. Edisi kelima. Alih Bahasa : Istiwidawati. Jakarta. Erlangga.

Ivan C, Donnely, dan Gibson. 1996. Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses. Jilid kesatu. Jakarta. Erlangga.

Kartono, K. 2000. Psikologi Remaja. Bandung. Mandar Maju.

Kartono, K. 1989. Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual. Bandung. Mandar Maju.

Kartono, K. 1996. Psikologi Umum. Bandung. Mandar Maju.

Kerlinger. 2000. Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta. Gajah Mada University Press.

Soenarto dan Hartono A. 1998. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta. RINEKA CIPTA.

Mappiare, A.1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Paris, Capaldi, Rushton, dan Roediger III H,L. 1984. Psycology. Buston Toronto. Little, Brown and Company.

Pramadi, A. 2006. “Hubungan Antra Kemampuan Penyesuaian Diri Terhadap Tuntutan Tugas dan Hasil Kerja. ANIMA Jurnal penelitian psikologi universitas Surabaya 149-156 (Online) http:

//www.isjd.lipi.go.id/admin/jurnal/21106149156.pdf (diakses 25 november 2011).

Purwanto, N.1993. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung . PT Remaja Rosdakarya.

Santrock, W, J. 2002. Live span develepment :Perkembangan Masa Hidup. (Edisi kelima. Alih bahasa : Achmad Chusairi). Jakarta. Erlangga.


(2)

ix Sobur, A. 2003. Psikologi Umum Dalam Lintas Sejarah. Bandung: Pustaka Setia. Sjaifullah dan Wuryo K. 1983. Pengantar Ilmu Jiwa Sosial.Jakarta. Erlangga.

Yusuf, S. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Winarsunu, T. 1996. “Statistik Teori dan Aplikasinya dalam Penelitian”. Malang: UMM Press.


(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak merupakan anggota penting dalam keluarga, kehadiran anak di tengah-tengah keluarga sangat di nanti-nantikan. Ketika anak hadir di tengah-tengah-tengah-tengah keluarga orang tua pasti menginginkan anaknya dapat berkembang secara normal, sehingga orang tua mempunyai cara tersendiri dalam memperlakukan anak. Ada orang tua yang bersikap memberikan kebebasan kepada anak dengan alasan supaya anak bisa mengembangkan potensi dirinya. Ada pula orang tua yang memberi kebebasan kepada anak tapi tetap memberikan kontrol, dan ada pula orang tua yang bersikap melindungi anak secara berlebihan dengan memberikan perlindungan terhadap gangguan dan bahaya fisik maupun psikologis, sampai anak tidak mencapai kebebasan atau selalu tergantung pada orang tua, perilaku orang tua tersebut disebut dengan proteksi, dengan alasan agar anak tidak mengalami celaka, dan karena anak belum bisa berfikir secara logis maka perlu ada perlindungan yang ekstra.

Dalam memperlakukan anak tentunya orang tua tidak bersikap sembarangan, mereka punya cara tersendiri dengan harapan anak mereka berkembang seperti apa yang diharapkan. Perilaku orang tua kepada anak memegang peranan yang besar dalam perkembangan anak pada masa mendatang, karena pada masa anak-anak merupakan periode kritis yang menjadi dasar bagi berhasil tidaknya menjalankan tugas perkembangan selanjutnya. Pertama kali seorang anak bergaul adalah dengan orang tua, sehingga perilaku orang tua kepada anak menjadi penentu bagi perkembangan anak, baik perkembangan fisik maupun psikisnya. Menurut Kartono (1989) perilaku orang tua yang protective di mana orang tua terlalu banyak melindungi dan menghindarkan anak mereka dari macam-macam kesulitan sehari-hari dan selalu menolongnya, pada umumnya anak menjadi tidak mampu mandiri, tidak percaya dengan kemampuannya, merasa ruang lingkupnya terbatas dan tidak dapat bertanggungjawab terhadap keputusannya sehingga mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri.

Sekarang ini banyak sekali ditemui orang tua yang memberikan apa saja yang diinginkan anak mereka, tapi tidak memberikan tanggung jawab kepada anak


(4)

mereka, maka seorang remaja yang mendapatkan pemeliharaan yang berlebihan dan serba mudah akan mendapat kesukaran dalam penyesuaian diri dengan keadaan diluar rumah. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Sunarto dan Hartono (1995) bahwa kebiasaan orang tua yang selalu memanjakan anak, anak tidak bisa mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan, pada umumnya anak menjadi tidak mampu mandiri, tidak percaya dengan kemampuannya, merasa ruang lingkupnya terbatas. Seorang remaja yang orang tuanya protective jarang mengalami konflik, karena sering mendapat perlindungan dari orang tuanya, dengan situasi tersebut maka remaja kurang mendapat kesempatan untuk mempelajari macam-macam tata cara atau sopan santun pergaulan di lingkungannya, maka wajar saja jika remaja mengalami masalah menyesuaikan diri. Perilaku protective orang tua merupakan kecenderungan dari pihak orang tua untuk melindungi anak secara berlebihan, dengan memberikan perlindungan terhadap gangguan dan bahaya fisik maupun psikologis, sampai sebegitu jauh sehingga anak tidak mencapai kebebasan atau selalu tergantung pada orang tua.

Atas dasar pengamatan dan informasi dari guru bimbingan konseling banyak dari orang tua siswa SMA Negeri Hafshawaty yang protective, berupa pemberian fasilitas yang berlebihan sebagai bentuk pemanjaan, misalnya pejabat-pejabat yang ambisius yang tidak sempat mengurusi anaknya, atau ibu-ibu yang yang overaktif berjuang dalam organisasi-organisasi tertentu yang memanjakan secara berlebihan anaknya dengan uang, barang-barang mewah misalnya; mobil, perhiasan dan macam-macam kesenangan yang berlebihan, perlindungan yang berlebih, misalnya saat pihak sekolah menginformasikan kepada orang tua mengenai pelanggaran yang dilakukan siswa disekolah orang tua membantah dan menutupi kesalahan yang dilakukan anak mereka, dan perilaku protective orang tua ada yang ditunjukkan dengan kontrol yang berlebihan, orang tua sangat aktif menanyakan kondisi anak mereka baik menghubungi pihak sekolah atupun sering menghubungi ketika anak sedang di sekolah. Salah satu potensi yang harus dimiliki oleh seorang individu supaya dapat diterima di lingkungan dan dapat berkembang sebagaimana mestinya adalah ia harus mampu menyesuaikan diri di lingkungannya.

Mencakup semua pengaruh kemungkinan dan kekuatan yang melingkungi individu, yang dapat mempengaruhi kegiatannya untuk mencapai ketenangan jiwa


(5)

dan raga dalam kehidupan. Lingkungan di sini salah satunya adalah lingkungan sosial di mana individu hidup, termasuk anggota-anggotanya, adat kebiasaannya dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan masing-masing individu dengan individu lain.

Sebagai generasi yang akan menjadi tumpuan, masalah penyesuaian diri remaja merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian, karena penyesuaian diri merupakan salah satu kunci kesuksesan seorang individu baik di sekolah ataupun dimasyarakat. Seorang individu dituntut bisa menyesuaikan diri terutama pada masa remaja, karena pada masa ini individu mulai berinteraksi dengan lingkup yang lebih luas. Masa remaja, yaitu suatu masa yang berada di antara masa anak-anak dengan masa dewasa. Menurut Hulock dalam Mappiare (1982) rentang usia remaja antara 13-21 tahun yang dibagi pula dalam masa remaja awal usia 13/14 tahun sampai 17 tahun, dan remaja akhir 17-21 tahun. Masa remaja merupakan periode kritis yang menjadi dasar bagi berhasil tidaknya menjalankan tugas perkembangan selanjutnya.

Pada masa ini remaja mengemban tugas-tugas perkembangan untuk mencapai jati diri, kemandirian emosional, kematangan hubungan sosial dan persiapan untuk meniti karir. Pada masa ini juga disebut periode perubahan, baik perubahan perilaku maupun perubahan fisik. Pada periode perubahan ini remaja mulai dituntut dapat berperan dilingkungan, bagi sebagian remaja hal ini dapat menimbulkan masalah baru, sehingga ada yang menyebut masa ini masa bermasalah. Kebanyakan remaja sering sulit mengatasi masalahnya, hal ini sering disebabkan karena selama masa anak-anak sebagian besar masalahnya diselesaikan oleh orang tua, sehingga remaja tidak berpengalaman mengatasinya Salah satu faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri remaja adalah perilaku orang tua kepada remaja, jika orang tua protective, terlalu melindungi, selalu memenuhi keinginan dan kebutuhan secara berlebihan akan melemahkan daya juang dan ketabahannya dalam mengatasi rintangan, dalam arti orang tua selalu menghindarkan anak dari frustrasi.

Jika seorang remaja tidak bisa melakukan penyesuaian diri secara positif maka remaja akan melakukan penyesuaian diri yang salah. Seorang remaja yang mengalami masalah dalam penyesuaian diri bisa menghambat perkembangan remaja, menghambat kreatifitasnya dalam mengisi masa remaja dan kurang maksimal dalam berprestasi di sekolah. Berdasar informasi dari guru bimbingan konseling di SMA


(6)

Negeri Hafshawaty banyak siswa mengalami masalah penyesuaian diri, antara lain ditunjukkan dengan banyak siswa yang kurang aktif dalam proses belajar mengajar, sering menyendiri, pemalu, kurang percaya diri, sering mencontek dalam ujian, sering membuat gaduh, kurang sopan kepada teman atau guru, terlibat perkelahian, bolos atau sering tidak mengikuti mata pelajaran tertentu dan masih banyak lagi pelanggaran peraturan sekolah yang dilakukan siswa sebagai manifestasi dari penyesuaian diri yang salah.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut hubungan antara persepsi perilaku proteksi orang tua dengan penyesuaian diri remaja.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut: Adakah hubungan antara persepsi perilaku proteksi orang tua dengan penyesuaian diri remaja?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui ada tidaknya hubungan antara persepsi perilaku proteksi orang tua dengan penyesuaian diri remaja.

D. Manfaat Penelitian a. Secara Teoritis

Akan memberikan sumbangan yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama Psikologi.

b. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan kesempatan kepada orang tua untuk dapat mendidik anaknya agar lebih mandiri supaya anak dapat lebih mudah melakukan penyesuaian dilingkungan sosialnya.