Proses Hidrolisis BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Laktat

kesehatan dan bernilai ekonomis. Sosialisasi tentang umbi bunga dahlia telah dilakukan di Gedung Tri Arga Bukit Tinggi pada tanggal 29 November 2012, yang dihadiri oleh peneliti bunga dahlia dari LIPI dan ketua Dekranasda Sumbar. Tiga lokasi penting yang dapat dijadikan pembudidayaan bunga dahlia yaitu Kota Bukit Tinggi, Kabupaten Agam dan Solok Selatan. Bukit Tinggi dan Kabupaten Agam sudah dicanangkan menjadi The City of Dahlia sehingga penanaman bunga dahlia tidak hanya untuk hiasan melainkan untuk produksi inulin. Umbi dahlia mempunyai komposisi seperti yang terdapat dalam Tabel 2.2. Tabel 2.2 Komposisi Umbi Bunga Dahlia No . Komposisi Kadar berat kering 1 Karbohidrat 76,8-82,80 2 Inulin 69,26-75,48 3 Gula reduksi 4,4-6,6 4 Serat 3,3-5,4 5 Lemak 0,5-1,0 6 Protein 3,9-5,7 7 Abu 0,2-0,4 Sumber : Sanyono, et.al, 1998 Ampas umbi dahlia yang dihasilkan dari produksi inulin saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Ampas tersebut hanya dibuang begitu saja tanpa diolah kembali. Mengingat kandungan karbohidrat di dalam umbi dahlia cukup tinggi, ampas yang dihasilkan pun kemungkinan masih mengandung senyawa karbohidrat. Senyawa ini dapat dijadikan potensi untuk memproduksi asam laktat melalui proses fermentasi karbohidrat.

2.4 Proses Hidrolisis

Proses hidrolisis pati merupakan metode yang digunakan dalam konversi pati menjadi glukosa dari bahan baku sumber pati menggunakan katalisator asam atau enzim.Hidrolisis pati terjadi antara suatu reaktan pati dengan reaktan air. Reaksi hidrolisis pati banyak diaplikasikan secara komersial untuk memproduksi glukosa, sirup glukosa, dan maltodekstrin Kusnandar, 2010. Proses hidrolisis pati dapat dijalankan dengan menggunakan katalisator bisa berupa enzim atau asam. Faktor yang berpengaruh pada hidrolisis selulosa antara lain: 1. Suhu Dari kinetika reaksi, semakin tinggi suhu reaksi makin cepat pula jalannya reaksi. Tetapi kalau proses berlangsung pada suhu yang tinggi, konversi akan menurun. Hal ini disebabkan adanya glukosa yang pecah menjadi arang Redley, 1954. 2. Waktu Semakin lama waktu hidrolisis, konversi yang dicapai semakin besar dan pada batas waktu tertentu akan diperoleh konversi yang relatif baik dan apabila waktu tersebut diperpanjang, pertambahan konversi kecil sekali. 3. Konsentrasi katalisator Penambahan katalisator bertujuan memperbesar kecepatan reaksi. Jadi semakin banyak jumlah katalisator yang dipakai makin cepat reaksi hidrolisis. Dalam waktu tertentu selulosa yang berubah menjadi glukosa juga meningkat. 4. Kadar suspensi selulosa Perbandingan antara air dan selulosa yang tepat akan membuat reaksi hidrolisis berjalan lebih cepat. Bila air berlebihan, maka tumbukan antara selulosa dan air akan berkurang dan akan memperlambat jalannya reaksi. Berikut adalah proses hidrolisis pati menjadi glukosa: C 6 H 10 O 5 n + nH 2 O nC 6 H 12 O 6 Proses hidrolisa pati merupakan pemutusan ikatan glikosidik pada rantai polimernya oleh suatu reaktan yang dibantu oleh air. Ikatan glikosidik pada pati cenderung stabil pada kondisi basa namun kurang stabil pada kondisi asam. Ikatan tersebut juga dapat putus oleh adanya enzim pemecah pati. Hasil pemecahan tersebut akan menghasilkan gugus aldehid yang dikenal sebagai gugus ujung reduksi. Banyaknya gugus ujung reduksi berbanding lurus dengan derajat hidrolisis pati S.L,Hii, 2012. Salah satu penelitian tentang hidrolisa pati sukun menggunakan α-amilase menghasilkan sirup glukosa paling baik kandungan gula reduksinya adalah produk dengan variasi waktu hidrolisis 150 menit dan konsentrasi enzim 0,03 yaitu sebesar 22,36 . Katalis asam atau enzim Glukosa Pati

2.5 Proses Fermentasi