Dukungan Riset Berbagai Disiplin Terkait dengan Ilmu Pariwisata

61

2.3 Dukungan Riset Berbagai Disiplin Terkait dengan Ilmu Pariwisata

Karena luasnya lingkup dan unsur pendukung hospitaliti dan pariwisata, maka permasalahannya pun tidak mungkin dapat diselesaikan hanya dengan satu metode riset saja. Luas dan kompleksnya hospitaliti dan pariwisata memerlukan berbagai metode yang tergantung pada topik yang dikaji. Berbagai disiplin ilmu harus terlibat dalam upaya penyelesaian masalah tersebut. ...”No single discipline alon can accommodate, treat, or understand tourism, it can be studied only if disciplinary boundaries are crossed and if multidisciplinary perspective are sought and formed Graburn and Jafari, 1991 Beberapa disiplin ilmu terkait erat dengan hospitaliti dan pariwisata adalah disiplin ilmu marketing, perilaku, bisnis, histori, geografi, antropologi, ilmu sosial politik, disain dan perencanaan, dan peramalan serta disiplin ilmu lainnya. Pemasaran Marketing Disiplin ilmu marketing merupakan disiplin yang paling banyak digunakan dalam berbagai disiplin lain termasuk di hospitaliti dan pariwisata. Marketing merupakan suatu aplikasi dari perilaku, bisnis dan ekonomi yang menerapkan pendekatan riset tersendiri. Riset pemasaran, merupakan instrumen pengambilan keputusan. Wentz 1972 mengi‐ dentifikasi lima tipe riset pasar yaitu pasar dan penjualan, distribusi, produk, bisnis‐ekonomi, dan periklanan. Pengadaptasian metode ilmiah ke dalam marketing dapat terlihat pada metode survey dan studi data sekunder merupakan metode yang sering digunakan. Di samping itu, area pemasaran bik eksperimen maupun non eksperimen sangat banyak digunakan. Menurut Curhcill 1991 penekanan utama disain harus berasal dari problem riset ke dalam tiga kategori riset eksploratori mecari dan 62 menemukan gagasan dan pengetahuan, riset deskriptif frekuensi, trend dalam mengkonsumsi dan riset kausalitas hubungan sebab‐dan‐akibat. Berkairan dengan penekanan pada penyelesaian suatu masalah, rises pemasaran mengikuti metode ilmiah pada umumnya yaitu merumuskan masalah, menentukan sumber informasi, dan mendisain riset, persiapan instrumen pengumpul data, disain sampling, dan pengumpulan data, pengolahan, analisis dan interpretasi, dan penyusunan laporan riset Churchill, 1991. Dalam riset pemasaran, riset perilaku konsumen consumer behavior, yang merupakan riset penting bagi studi hospitaliti dan pariwisata selama beberapa tahun terakhir banyak dikembangkan para periset. Riset ini dibangun melalui kombinasi antara displin ilmu psikologi, sosiologi dan ekonomi. Karakteristik dan perilaku konsumen merupakan informasi yang fundamental untuk mengambil keputusan dalam suatu pembelian. Riset perilaku konsumen menekankan pada 1 persepsi konsumen terhadap merek, harga dan pengaruh tingkat pembelajaranpenalaman dalam keputusan pembelian; 2 berfokus pada motivasi dan personalitikepribadian yang sangat berperan dalam memutuskan untuk membeli atau menggunakan suatu produkjasa. Secara lebih spesifik, riset hospitaliti dan pariwisata sangat penting dalam menentukan segmentasi pasar. Tujuan utama dari riset perilaku konsumen adalah untuk mencoba menjelaskan mengapa wisatawan ‘lakukan’ dan yang ingin mereka ‘lakukan’. Untuk kebutuhan peramalan, dapat dilakukan metode delphi dan nominal group yang sering kali digunakan. Kedua metode ini dijelaskan kemudian. Perilaku Ilmu yang mempelajari pada aspek perilaku merupakan kombinasi antara psikologi dengan sosiologi, yang merupakan dua disiplin berbeda, yang sangat produktif menghasilkan berbagai informasi tentang perilaku. 63 Perilaku wisatawan, secara psikologis mempunyai motivasi yang berbeda satu dengan lainnya dalam menentukan tujuan berwisata. Riseit perilaku ini banyak digukanan dalam riset hospitaliti dan pariwisata baik wisatawan domestik maupun macanegara atau bahkan perilaku penduduk lokal yang beriteraksi dengan para wisatawan. Munculnya teori iritation index menjadi bagian pengetahuan penting dalam mengembangkan suatu destinasi. Beberapa contoh riset ini adalah culuture shock in tourism, perilaku budaya dan dampak lingkungan. Bisnis Sebagai suatu disiplin, bisnis merupakan sektor dalam hospitaliti dan pariwisata yang banyak dihasilkan melalui riset. Emory 1980 mengiden‐ tifikasi empat area dalam bisnis yaitu: riset yang berupa laporan yang dasarnaya dalam bentuk tabel, riset ini tampak sederhana tetapi sangat bernilai bagi manajemen untuk mengambil keputusan; riset bisnis seringkali dalam bentuk deskriptif, termasuk perbandingan dan hubungan antar variabel; riset bisnis berupa prediksi, riset ini menganalisis data berkala, pola yang terjadi pada beberapa tahun terakhir kemudian dengan teknik yang tepat digunkaan sebagai prediksi; eksplanasi, riset bisinis yang memapu menggali sejumlah informasi mengenai tekanan terhadap suatu gejali. Termasuk pada riset ini adalah riset‐riset yang lebih kompleks. Seringkali metode research and development dikaitkan dengan riset bisnis ini. Menurut Gearing 1976 dalam Rtchie, 1998 riset operasi dalam hospitaliti dan pariwisata seringkali menghasilkan informasi melalui exploratory research, merancang disain riset mengumpulkan data, analisis dan interpretasi hasil. Contoh riset ini adalah: Cost benefit study, multiplier 64 analisys, demand study, optimasi, analisis kebijakan pemerintah untuk subsidi. Sejarah History Riset histori merupakan dokumentasi yang disusun secara kronologis dengan menggunakan metode ilmiah untuk menggambarkan dan menyelesaikan masa lampau. Disiplin ilmu sejarah sanat bernilai sebagai input dalam riset hospitaliti dan pariwisata. Pertumbuhan dan pengem‐ bangan dokumentasi masa lampau menjadi suatu bentuk daya tarik wisata saat ini dan beberapa dekade mendatang. Informasi tertentu di masa lampau dalam konteks sejarah, saat ini menjadi pertimbangan penting bagi wisatawan untuk mengambil keputusan dalam berwisata. Wisatawan saat ini membutuhkan deskripsi dan presentasi tempat‐tempat bersejarah sebagai daya tarik. Riset histori dikembangkan untuk berbagai tujuan sebagaimana riset lainya untuk memperoleh pemahaman baru terhadap sesuatu phenomena masa lampau. Dengan mempelajari masa lampau yang lebih mendalam, maka saat ini dapat diklarifikasi. Ada dua bentuk riset histori yaitu primer dan sekunder Benyamin, 1991. Riset primer yaitu riet hostori yang melibatkan pernyataan dari pelakusaksi sejarah kejadian di masa lampau. Informasi ini mungkin ditemukan dari koran, diari, notebook, surat, interviu, minute, dan pengetahuan lain dari tangan pertama yang mengetahui kejadian tersebut. Audio‐videotape, fotografi, dan artifak merupakan sumber primer dalam riset histori. Adapun riset histori sekunder, yaitu riset histori yang sumber datanya didapat bukan dari tangan pertama yang mengetahui informasi. Bisasanya informasi diperloleh dari artikel, dan buku‐buku yang merupakan bentuk sekunder. Para sejarawan menghadapi kesulitan yang sama dalam hal reliabilitas of evidence dan pernyataan‐pernyataan yang bias serta keakuratan informasi. Untuk itu para periset memerlukan pihak‐pihak lain untuk 65 mengkritisi dan mereviu kembali hasil riset mereka. Ada tiga langkah dalam mengkritisi riset sejarah yaitu 1 external criticism, merupakan kritik terhadap riset sejarah yang dikaitkan dengan pengaruh lingkungan dalam menghimpun informasi 2 internal criticism, yang merupakan penilaian positif negatif terhadap informasi sejarah, dan 3 penentuan fakta yang tepat atau kesesuaian pernyataan kontemporer. Kontribusi riset histori terhadap hospitaliti dan pariwisata dan memahami pariwisata tidak hanya melalui dokumentasi masa lampau tetapi juga mengidentifikasi potensi atraksi wisata. Contoh hasil riset sejarah yang bermanfaat bagi atraktsi wisata antara lain, sejarah perjuangan, sejarah Jakarta, sejarah Banten Lama dan sejarah lainnya yang populer dan monumental. Geografi Geografi merupakan disiplin paling erat hubungannya dengan parissata di seluruh dunia. Seluruh kegiatan pariwisata tidak terlepas dari keadaan suatu wilayah, yang berupa lahan bertema yang memiliki karakteristik khusus. Geografi didefinisikan sebagai ilmu yang memfokuskan mempelajari dengan lokasi, ruang spatial, distribusi, pola, pengorganisasian aktivitas manusia di atas lahan dan ruang. Seringkali disiplin geografi memberikan kontribusi melalui pemahaman atas hubungan antara asal wisatawan dengan dareh tujuan wisata. Riset ini difokuskan pada hubungan antara faktor geografi dengan pengembangan kawasan yang diminati Gun, 1972; Getz, 1986. Mitchel dan Murhpy 1991 menyarankan agar riset bersama yang lebih intensif antara geografer dengan periset sosial. Secara mendasar, ahli geografi memberikan kontribusi terhadap aturan fundamental dan prosedur riest ilmiah. Umumnya riset mereka dikelompokkan pada dua kategori yaitu prediktif dan eksplanatif. Para ahli 66 geografi menekankan pada pariwisata berdasarkan beberapa alasan: distribusi spasial, konservasi lahan, dampak pariwisata massal, peranan dalam ekonomi‐geografi, pariwisata sebagai komoditi eksport dan aspek budaya. Contoh riset terkait: model hubungan spasial dengan pariwisata berguna untuk pengambil keputusan; input‐output proses, catastrophy theory, teori ekspansi, spatial modeling. Antropologi Disiplin antropologi dalam riset hospitaliti dan pariwisata digunakan untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan dan menjelaskan secara holistik yang sangat berkaitan erat dengan pariwista seperti; arkeologi, penyediaan informasi dan lokasi yang bernilai sebagai atraksi wisata, human social cultural, biological‐physical. Antropologi dimanfaatkan baik dalam riset eksploratori‐deskriptif maupun pengujian hipotesis. Beberapa riset etnografi, model akulturasi, kesadaran, partisipasi dan riset lain seringkali dijadikan sebagai pertimbangan utama dalam mengemas daya tarik wisata. Contoh: riset suku Baduy, Abah Anom, Bali Aga, Suku Sasak, Pager Ageung dll. Pengetahuan teresebut dapat pula dijadikan sebagai culture conservation. Riset hospitaliti dan pariwisata dapat berupa deskriptif exploratory maupun riset berbasis hipotesis. Studi deskriptif seringkali melibatkan partisipasi masyarakat dan observasi. Interviu imformal yang selanjutnya informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan untuk menguji hipotesis. Menurut Nash and Smit 1991 menekankan area antropologi di masaya akan datang akan memberikan kontribusi terbesar bagi pengembangan industri hospitaliti dan pariwisata. 67 Perencanaan dan Tata Ruang Disiplin ilmu ini sangat berhubungan erat dengan industri hospitaliti dan pariwisata. Pengembangan pariwisata perkotaan maupun pertanian di pedesaan sangat berhubungan erata dengan rencana dan tata ruang. Pengembangan kawasan wisata harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mendukung keberlanjutan lingkinan yang sangat diperlukan untuk atraksi wisata. Riset hospitaliti dan pariwisata dari bidang ini tidak hanya terfokus pada elemen fisik sematar untuk membuat manusia lebih nyaman, melainkan kualitas data yang lebih baik dan berkualitas untuk rancangan kreatif. Riset perencanaan dan tata ruang sangat berguna dalam menentukan ambang batas daya dukung lingkungan carrying capacity terhadap penggunaan lahan untuk aktivitas berwisata. Penggunaan potografi, hand graphics, dan teknik komputer untuk inventory dan evaluasi kondisi fisik lingkunan sangat berguna untuk perencanaan area rekreasi dan pengembangan produk wisata, termasuk geographyc information sistem GIS. Peluang lain dari kontribusi area ini terhadap riset hospitaliti dan pariwisata adalah pewilayahan zonasi, perencanaan tata kota, dan rekontruksi suatu kota yang telah hancur. Kajian masa depan Futurism Kajian masa depan sudah banyak dikembangkan untuk memperkira‐ kan wisatawan, tingkat kunjungan, pola pergerakan wisatawan. Studi masa depan, tidak hanya digunakan untuk mengetahui kecenderungan atau trend dengan metode prekdiksi, tetapi juga untuk mengidentifikasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Menurut Carnish 1977, ilmu masa depan ‘futuristics’ adalah ‘aplikasi sejarah’. Beberapa pendekatan yang digunakan para ahli dalam memper‐ kirakan masa depan adalah trend extrapolation, skenario, delphi technique, pemodelan, dan simulasi. 68 Industri hospitaliti dan pariwisata sangat kuat menggunakan kajian secara luas. Godbey 1989 memperkirakan bahwa trend merupakan faktor kunci yang dapat mempengaruhi perubahan besar dalam industri hospitaliti dan pariwisata dewasa ini dan di masa yang akan datang. Dalam menetapkan kebijakannya, pemerintah, menggunakan data kunjungan wisatawan baik domestik maupun internasional dalam Rencana Pembangunan. Ini sangat penting agar indikator‐indikator capaian program dapat diukur. Pertanian dan Lingkungan Kebutuhan atas wisata pedesaan, wisata pertanian, wisata alam, dan wisata ekologi, sangat terkait dengan dukungan riset‐riset pertanian dan bidang lingkungan. Bagaimana pengembagan agriwisata dapat meningkat‐ kan kesejahteraan petani, menjaga kelangsungan sumber daya alam dan ekosistem, sangat diperlukan bagi pariwisata. Kerusakan ekosistem dan lingkungan pertanian berdampak pada penurunan daya tarik atraksi wisata yang pada gilirannya wisatawan tidak lagi mau berkunjung.

2.4 Ringkasan Tujuan Pembelajaran