KAJIAN TERHADAP KAWIN PAKSA YANG TERJADI PADA MASYARAKAT GADING KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG
KAJIAN TERHADAP KAWIN PAKSA YANG TERJADIPADA
MASYARAKAT GADING KECAMATANBULULAWANG KABUPATEN
MALANG
Oleh: Ari Nur Hayana ( 04120012 )
Syariah
Dibuat: 20090413 , dengan 2 file(s).
Keywords: kawin paksa
ABSTRAK
Perkawinan yang dalam istilah agama disebut dengan “Nikah” merupakan ikatan lahir batin
antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk
keluarga (rumah tangga) yang bahagian dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Tidak sedikit kasuskasus yang ditemukan di tengah masyarakat mengenai rusaknya atau
hancurnya sebuah kehidupan rumah tangga yang dilatarbelakangi oleh kesalahan dalam memilih
atau menentukan pasangan hidupnya. Akibatnya, hidup berkeluarga secara normal pun gagal
diwujudkan, sebaliknya yang terwujud adalah sebuah kehidupan rumah tangga yang diwarnai
oleh ketidaknormalan.
Gejala mengenai kegagalan dalam melangsungkan perkawinan antara lain disebabkan oleh
perbedaan calon pasangan yang hendak melangsungkan perkawinan dan pihakpihak keluarga
seperti orang tua, yang menilai kalau kedua calon mempelai tidak seimbang atau tidak
sebanding, tidak sejajar dengan status sosial, dan sebagainya, atau salah satu pihak sebelumnya
dalam kondisi terpaksa akibat dipaksa oleh keluarga atau orang tuanya, yang kemudian dikenal
dengan istilah “pemaksaan perkawinan” atau “kawin paksa”. Begitu pula dengan adanya alasan
alasan yang digunakan oleh orang tua, di mana orang tua menganggap bahwa pilihan anak
anaknya dalam memilih pasangan (calon suamiistri) dan tidak kafa’ah atau pilihan anak
anaknya tersebut hanya didasarkan pada perasaan senang dan saling mencintai, namun tidak
didasarkan pada kesederajatan menurut penilaian orang tua. Dalam hal ini, yang dimaksud
dengan kawin paksa adalah tindakan orang tua atau wali yang memaksa anaknya, yang sudah
dewasa dan sudah mengerti tentang hidup berumah tangga, untuk menikah dengan lakilaki
pilihannya tanpa ada persetujuan atau kerelaan dari si anak, sehingga si anak terpaksa untuk
menjalani perkawinan itu.
ABSTRAC
Marriage which in religion term referred as by “marrying” representing tying born mind between
a man with a woman as wife husband with a purpose to form family (household) which is part
and everlasting pursuant to believing in one God.
By dozens found cases in the middle of damage hitting society of him or destruction of a
domesticity which is background by mistake in cozening or determining its life couple. As a
result, life have family to normally even also fail to be realized, on the contrary which is form is
a domesticity colored by below par.
Symptom concerning failure in passing off marriage for example because of difference of couple
candidate which will pass off family party and marriage like old fellow, which assessing if both
candidate of husband ill assorted or uneven, is not parallel with social status, etcetera, or
previous on of the parties in a condition perforce to effect of forced by family or him old fellow,
what is later; then recognized with term “enforcing off marriage” or “marry to force”. So also
with existence of reasons used by old fellow, where old fellow assume that its child choice in
cozening couple (wife husband candidate) and do not its child choice or kafa’ah only relied on
feeling like and is loving each other, but do not be relied on an equal according to assessment of
old fellow. In this case, such married forcing is to old fellow action or sponsor forcing its child,
which have adult and have understood about life keep house, to married with its choice men
without there is alacrity or approval from the child, so that the child perforce to experience that
marriage.
MASYARAKAT GADING KECAMATANBULULAWANG KABUPATEN
MALANG
Oleh: Ari Nur Hayana ( 04120012 )
Syariah
Dibuat: 20090413 , dengan 2 file(s).
Keywords: kawin paksa
ABSTRAK
Perkawinan yang dalam istilah agama disebut dengan “Nikah” merupakan ikatan lahir batin
antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk
keluarga (rumah tangga) yang bahagian dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Tidak sedikit kasuskasus yang ditemukan di tengah masyarakat mengenai rusaknya atau
hancurnya sebuah kehidupan rumah tangga yang dilatarbelakangi oleh kesalahan dalam memilih
atau menentukan pasangan hidupnya. Akibatnya, hidup berkeluarga secara normal pun gagal
diwujudkan, sebaliknya yang terwujud adalah sebuah kehidupan rumah tangga yang diwarnai
oleh ketidaknormalan.
Gejala mengenai kegagalan dalam melangsungkan perkawinan antara lain disebabkan oleh
perbedaan calon pasangan yang hendak melangsungkan perkawinan dan pihakpihak keluarga
seperti orang tua, yang menilai kalau kedua calon mempelai tidak seimbang atau tidak
sebanding, tidak sejajar dengan status sosial, dan sebagainya, atau salah satu pihak sebelumnya
dalam kondisi terpaksa akibat dipaksa oleh keluarga atau orang tuanya, yang kemudian dikenal
dengan istilah “pemaksaan perkawinan” atau “kawin paksa”. Begitu pula dengan adanya alasan
alasan yang digunakan oleh orang tua, di mana orang tua menganggap bahwa pilihan anak
anaknya dalam memilih pasangan (calon suamiistri) dan tidak kafa’ah atau pilihan anak
anaknya tersebut hanya didasarkan pada perasaan senang dan saling mencintai, namun tidak
didasarkan pada kesederajatan menurut penilaian orang tua. Dalam hal ini, yang dimaksud
dengan kawin paksa adalah tindakan orang tua atau wali yang memaksa anaknya, yang sudah
dewasa dan sudah mengerti tentang hidup berumah tangga, untuk menikah dengan lakilaki
pilihannya tanpa ada persetujuan atau kerelaan dari si anak, sehingga si anak terpaksa untuk
menjalani perkawinan itu.
ABSTRAC
Marriage which in religion term referred as by “marrying” representing tying born mind between
a man with a woman as wife husband with a purpose to form family (household) which is part
and everlasting pursuant to believing in one God.
By dozens found cases in the middle of damage hitting society of him or destruction of a
domesticity which is background by mistake in cozening or determining its life couple. As a
result, life have family to normally even also fail to be realized, on the contrary which is form is
a domesticity colored by below par.
Symptom concerning failure in passing off marriage for example because of difference of couple
candidate which will pass off family party and marriage like old fellow, which assessing if both
candidate of husband ill assorted or uneven, is not parallel with social status, etcetera, or
previous on of the parties in a condition perforce to effect of forced by family or him old fellow,
what is later; then recognized with term “enforcing off marriage” or “marry to force”. So also
with existence of reasons used by old fellow, where old fellow assume that its child choice in
cozening couple (wife husband candidate) and do not its child choice or kafa’ah only relied on
feeling like and is loving each other, but do not be relied on an equal according to assessment of
old fellow. In this case, such married forcing is to old fellow action or sponsor forcing its child,
which have adult and have understood about life keep house, to married with its choice men
without there is alacrity or approval from the child, so that the child perforce to experience that
marriage.