Penyiraman Pemupukan Pengelolaan usaha bunga potong lisianthus di PT. Saung Mirwan, Megamendung, Bogor, Jawa Barat

29 tumbuh dengan baik. Setelah penanaman, bibit disiram untuk menghindari layu karena kekeringan. Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan adalah penyiraman, pemupukan, pemberian zat pengatur tumbuh, pengukuran pH dan EC tanah dan larutan nutrisi, pewiwilan atau disbudding, pembersihan lahan dari gulma, dan pengendalian hama dan penyakit tanaman lisianthus di lapang. Gambar 9. Tanaman Lisianthus di Lapang

1. Penyiraman

Bibit memerlukan penyiraman yang teratur agar memiliki pertumbuhan yang normal. Penyiraman dilakukan setiap pagi sekitar pukul 09.00 WIB. Penyiraman dilakukan dengan melihat kondisi tanaman, suhu, dan kelembaban. Jika suhu udara terlalu tinggi diberikan penyiraman tambahan. Sumber air di Lemah Neundet berasal dari Pegunungan Pangrango yang berjarak ± 3 km dan ditampung pada sebuah kolam berukuran 25 m x 10 m dengan kedalaman 4 m dari permukaan tanah. Air dari kolam dipompa ke dalam tangki penampungan air dengan debit 200 litermenit. Komponen utama sistem irigasi terdiri dari tangki nutrisi, pompa utama, saringan pasir sand filter, saringan piring disc filter, saringan cincin ring filter , pipa sub utama, pipa lateral, dan selang viaflo. Penyiraman dan pemberian pupuk atau nutrisi pada tanaman diaplikasikan melalui saluran irigasi. Jaringan irigasi lisianthus terdapat pada Lampiran 10. 30 Air yang ada di dalam tangki dialirkan menuju tangki nutrisi kemudian dipompa melewati saringan pasir menuju saringan piring ke jaringan pipa inlet. Saringan pasir berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang terdapat dalam air atau larutan nutrisi. Saringan piringan berupa piringan berbentuk cincin yang berjumlah 168 buah dengan lebar cincin 1.5 cm, keliling 41.5 cm, dan berdiameter 13.22 cm. Saringan ini berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang tidak dapat disaring oleh saringan pasir. Selanjutnya air dan nutrisi akan masuk ke penyaringan yang terakhir yaitu saringan cincin ring filter agar nutrisi yang diberikan kepada tanaman bebas dari kotoran. Saringan cincin ring filter akan meneruskan air dan nutrisi ke pipa sub utama dan ke pipa lateral yang ada di dalam greenhouse menuju ke tiap-tiap selang viaflo, seperti pada Gambar 10. Penyiraman tambahan dilakukan menggunakan alat spraying yang sumber airnya berasal dari tangki air. Gambar 10. Jaringan Irigasi dan Nutrisi a dan Selang Viaflo b

2. Pemupukan

Pemupukan pertama diberikan pada tanaman berumur 1 MST di lapang dengan frekuensi pemupukan 2 kali semingggu. Pupuk yang diberikan kepada tanaman lisianthus adalah pupuk cair dan diaplikasikan melalui pipa-pipa irigasi viaflo. Pemupukan dilakukan pada pagi hari pukul 08.00-09.00 WIB. Jenis pupuk yang diberikan berbeda dan tergantung pada fase pertumbuhan tanaman, yaitu fase vegetatif dan generatif. Pupuk pada fase vegetatif diberikan 2 kali dalam seminggu selama 4 minggu, sebelum ada kuncup bunga dan pada fase generatif yaitu setelah kuncup bunga tumbuh sampai bunga mekar. Pada Tabel 2 terdapat komposisi nutrisi stok A dan B yang masing-masing akan dilarutkan pada 90 l air. a b 31 Tabel 2. Komposisi Nutrisi Stok A dan Stok B Tanaman Lisianthus Jenis Pupuk Vegetatif Generatif Stok A Kalsium Nitrat CaNO 3 2 11.7 kg 9.9 kg Amonium Nitrat NH 4 NO 3 3.4 kg 2.5 kg Fe Kelat 13 FeEDTA 174 g 174 g Stok B Kalium Nitrat KNO 3 6.3 kg 5.5 kg Monopotasium Fosfat KH 2 PO 4 3.7 kg 3.7 kg Magnesium Sulfat MgSO 4 3.3 kg 3.3 kg Kalium Sulfat K 2 SO 4 0.9 kg 3.3 kg Mangan Sulfat MnSO 4 23 g 23 g Seng Sulfat ZnSO 4 27 g 27 g Borat Na 2 B 4 O 7 51 g 51 g Tembaga Sulfat CuSO 4 5 g 5 g Natrium Molibdat Na 2 MoO 4 3 g 3 g Nutrisi yang digunakan ada dua macam, yaitu stok A dan stok B. Hal pertama yang dilakukan adalah menimbang bahan-bahan untuk membuat larutan nutrisi. Larutan stok A dibuat dengan mencampur bahan-bahan penyusunnya dengan air sebanyak 90 l didalam ember lalu diaduk secara merata dan terus menerus. Larutan yang telah terbentuk dimasukkan ke dalam tangki larutan stok A yang berkapasitas 100 l. Bahan-bahan stok B agak sukar larut dalam air sehingga pemberian air dilakukan secara bertahap serta pengadukan dilakukan terus-menerus sampai semua bahan larut. Pembuatan larutan stok B sama dengan larutan stok A, yaitu dengan melarutkan bahan dalam 90 l air lalu dimasukkan ke dalam tangki larutan stok B. Larutan stok A dan B masing-masing berjumlah 90 l dan disimpan dalam tangki. Aplikasi larutan nutrisi pada tanaman lisianthus dilakukan dengan mengencerkan larutan stok A dan stok B dengan air bersih di dalam tangki nutrisi dengan perbandingan 1:1:300 l. Pada waktu pemupukan, sebelum pompa penyiraman dihidupkan, dilakukan pengecekan untuk memastikan bahwa keran telah terbuka. Pembukaan keran- keran inlet tergantung kepada jumlah dan lokasi greenhouse yang akan digenangi. Proses pemberian nutrisi sama dengan pemberian air yaitu melalui saluran irigasi. Pemberian larutan pupuk kandang juga diberikan pada tanah untuk menambah bahan organik yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Rosasol sebagai pupuk daun sebanyak 1-3 gl air juga diberikan pada saat awal 32 pertumbuhan untuk meningkatkan perkembangan vegetatif dan pertumbuhan tanaman sampai masa pembungaan. 3. Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Zat pengatur tumbuh diberikan saat tanaman berumur 2 minggu agar tanaman lebih cepat tumbuh dan mengurangi jumlah tanaman yang roset. Jenis zat pengatur tumbuh yang diberikan adalah giberelin berbentuk tablet yang mempunyai merek dagang Mad Gib dengan bahan aktif giberelin 3-20 . Mad Gib diaplikasikan dengan penyemprotan langsung pada seluruh tanaman dengan konsentrasi 5 g20 l air. Aplikasi Mad Gib dilakukan setiap 2 minggu sekali, sebanyak 2-3 kali khususnya pada tanaman yang kerdil dan memiliki pertumbuhan agak lambat. 4. Pengukuran pH dan EC tanah dan larutan nutrisi Uji kualitas air dilakukan terhadap pH dan Electrical Conductivity EC air dan hara. Alat untuk mengukur pH adalah pH meter, sedangkan untuk mengukur EC digunakan EC meter Gambar 11. EC merupakan nilai yang menunjukkan jumlah ion-ion tersedia dalam tanah. Nilai EC yang terlalu besar dapat mengganggu akar tanaman dalam menyerap nutrisi. Pengukuran pH dan EC tanah dilakukan sebelum lahan ditanami dan setelah tanaman berumur 6 MST. Gambar 11. Pengukuran pH dan EC Tanah a dan pH dan EC Meter b Pengukuran EC dan pH tanah dilakukan dengan mengambil sampel tanah yang akan diukur. Sampel berasal dari setiap titik yang mewakili kondisi lahan. Sampel tanah sebanyak 150 ml dilarutkan dalam 300 ml aquades, sehingga total larutan adalah 450 ml. Larutan diaduk sampai merata dan dibiarkan hingga air terpisah dari tanah dan terbentuk endapan. Pengukuran EC dan pH dilakukan pada air tanah. a b Berd adalah 5.9 0.08 mSc EC 1.18 m dilakukan

5. Pewiw