Makna Demokrasi dan Prinsip – Prinsip Demokrasi

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Makna Demokrasi dan Prinsip – Prinsip Demokrasi

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat kekuasaan warganegara atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Istilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno. Istilah tersebut diutarakan pertama kali di Athena Kuno pada abad ke-5 SM. Athena dianggap sebagai negara yang pertama kali menerapkan sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos dan kratos. Demos berarti rakyat, dan kratos berarti pemerintahan. Dengan demikian, demokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini karena demokrasi saat ini dianggap sebagai indikator perkembangan politik suatu negara. Demokrasi menempati posisi penting dalam pelaksanaan pembagian kekuasaan suatu negara yang berdasarkan pada konsep dan prinsip trias politika. Dalam demokrasi, kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Sedangkan pengertian demokrasi menurut Hans Kelsen “ Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat. Yang melaksanakan kekuasaan Negara ialah wakil-wakil rakyat yang terpilih. Dimana rakyat telah yakin, bahwa segala kehendak dan kepentingannya akan diperhatikan di dalam melaksanakan kekuasaan Negara”. Demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara atau masyarakat, dimana warga negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang diplih melalui pemilu. Pemerintahan di Negara demokrasi juga mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragarna, berpendapat, berserikat setiap warga Negara, menegakan rule of law, adanya pemerintahan menghormati hak-hak kelompok minoritas; dan masyarakat warga Negara memberi peluang yang sama untuk mendapatkan kehidupan yang layak. 3 Prinsip – Prinsip Demokrasi 1. Prinsip pemerintahan berdasarkan konstitusi. Konstitusi kita adalah UUD 1945. Pada dasarnya konstitusi ini adalah konstitusi darurat, sehingga dalam aturan peralihannya diberi kemugkinan-kemungkinan untuk dirubah apabila memang diperlukan. Pergulatan politik di negara ini sempat membuat konstitusi ini diganti. Negara ini sempat mengenal UUDS pada tahun 1950, tapi karena konstelasi politik juga pada masa Orde Lama, akhirnya kembali lagi kepada konstitusi awal, yaitu UUD 1945. 2. Pemilihan umum yang demokratis. Di dalam negara demokrasi, pemilihan umum merupakan salah satu unsur yang sangat vital, karena salah satu parameter mengukur demokratis tidaknya suatu negara adalah dari bagaimana perjalanan pemilihan umum yang dilaksanakan oleh negara tersebut. Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan oleh rakyat. Implementasi dari pemerintahan oleh rakyat adalah dengan memilih wakil rakyat atau pemimpin nasional melalui mekanisme yang dinamakan dengan pemilihan umum. Jadi pemilihan umum adalah satu cara untuk memilih wakil rakyat. 3. Desentralisasi kekuasaan. atau dalam istilah Paman Sam, federalisme. Namun kita tidak menganut paham federalisme ini, kita memodifikasinya dengan istilah otonomi daerah. Konsep ini juga tergolong konsep yang terlambat dilaksanakan. Selama setengah abad kemerdekaan, segala potensi daerah terkuras semuanya ke pusat. Daerah hanya mendapat pembagian dari pusat dengan sistem penjatahan. Selama itu pula Indonesia ini seolah-olah hanya Jakarta dan sekitarnya. Daerah-daerah hanya bisa terpana dengan pesatnya pembangunan di Jakarta. Reformasi jualah yang memungkinkan terlaksananya konsep otonomi daerah yang selama orba terpendam atau dipndam terus di sekretariat negara. 4. Pembuatan undang-undang. Dalam sebuah negara demokrasi, mestinya semua peraturan perundang-undangan adalah pencerminan dari kehendak rakyat. Tidak boleh ada perundang-undangan yang bersifat merugikan dan mempersulit rakyat. Karena itu, pembuatan suatu peraturan perundang-undangan harus terbuka agar masyarakat bisa menilai dan secara sukarela. 5. Sistem peradilan yang independen. Segenap keadaan atau kondisi yang menopang sikap bathin pengadil hakim yang merdeka dan leluasa dalam mengeksplorasi serta kemudian mengejawantahkan nuraninya tentang keadilan dalam sebuah proses mengadili peradilan. 4 6. Kekuasaan lembaga kepresidenan. Pemilu pada hakekatnya adalah memilih presiden, lembaga eksekutif yang akan menjadi imam bagi bangsa ini. Pada dasarnya kekuasaan ‘imam’ ini sangat besar. Karena besarnya kekuasaan ini perlu dibatasi agar dengan membentuk lembaga pengendali kebebasan lembaga kepresidenan. Itulah yang dinamakan dengan lembaga legislatif atau parlemen atau DPR. Masing-masing punya batas kewenangan yang jelas. Ketidakjelasan batas-batas wewenang bisa membuat lembaga kepresidenan menjadi diktator dan gladiator bagi rakyat dan lembaga lainnya. 7. Peran media yang bebas. Era reformasi memberikan kebebasan media yang sangat luas. Namun kebebasan itu sendiri perlu dibatasi dengan etika media. Kebebasan media yang dinikmati sekarang tidak jarang disalahgunakan. Banyak media sekarang ini yang tidak bisa diharapkan lagi sebagai penyampai berita yang benar kepada masyarakat, bahkan mereka menjadi penyesat masyarakat. Media yang dewasa adalah media yang menyampaikan berita secara proporsional dan profesional,, bukan sekedar pertimbangan keuntungan semata, tapi didorong oleh keinginan menyampaikan kebenaran kepada masyarakat. 8. Peran kelompok-kelompok kepentingan. Kelompok kepentingan ini adalah masyarakat sebagai warga negara. Karena jumlahnya yang sangat banyak, maka tidak mungkin mereka secara langsung menyampaikan uneg-unegnya kepada penguasa. Secara resmi, hakikatnya parlemen-lah yang menjadi penyambung lidah rakyat. Tetapi manakala parlemen tidak lagi bertindak sebagaimana yang diharapkan, maka kehadiran lembaga-lembaga non-pemerintah akan sangat besar artinya. 9. Hak masyarakat untuk tahu. Masyarakat berhak untuk mengetahui apa yang telah dilakukan oleh penguasa dinegaranya. Masyarakatnya untuk tahu menjadi kontrol sosial tersendiri bagi penguasanya, karena dengan begitu penguasa tidak seenaknya menelorkan sebuah kebijakan. 10. Perlindungan hak minoritas. Indonesia adalah contoh yang paling ideal dari keragaman, apakah ragam suku bangsa, agama, bahasa, dan sebagainya. Maka negara yang demokratis adalah menjamin hak dan kewajiban setiap warganya tanpa pilih bulu, mayoritas atau minoritas, tapi tentu ini juga diberikan secara proporsional.

2.2 Demokrasi Indonesia Demokrasi Pancasila Pengertian demokrasi pancasila menurut ahli: