Standar Kelengkapan Administrasi Berita Acara Pemeriksaan Penyidik Dalam Prapenuntutan Pelaksanaan Pasal 110 KUHAP (Studi di Kejaksaan Negeri Kota Malang)

(1)

1 A. Latar Belakang

Jaksa Penuntut Umum mempunyai wewenang dan tugas untuk melakukan penuntutan sebagaimana diatur dalam pasal 14 huruf (g) Jo Pasal 137 Undang – Undang N0.8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang – Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Dimana Jaksa Penuntut Umum apabila melakukan penuntutan terhadap terdakwa harus membuat surat dakwaan yang berisi tentang Pasal – pasal yang dilanggar oleh terdakwa.

Dalam melakukan penuntutan ini Jaksa Penuntut Umum dapat melakukan tindakan prapenunututan terhadap berkas perkara yang dinilai kurang lengkap. Prapenuntutan ini dilakukan sebelum suatu perkara diajukan ke pengadilan. Hal ini dimaksudkan untuk mempersiapkan tindakan penuntutan di depan sidang pengadilan dan menentukan keberhasilan dalam penuntutan, artinya tindakan prapenuntutan sangat penting guna mencari kebenaran materiil yang akan menjadi dasar dalam proses penuntutan.1

Sebelum jaksa penuntut umum melakukan penuntutan umumnya didahului dengan “prapenuntutan” yakni mempelajari dan meneliti kembali Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang diajukan oleh Penyidik termasuk mempersiapkan surat dakwaan sebelum dilakukan penuntutan. Tujuannya adalah dalam rangka

1


(2)

mengetahui BAP sudah lengkap atau belum, atau untuk mengetahui berkas perkara itu telah memenuhi persyaratan untuk dilimpahkan ke pengadilan atau belum. Jika dalam penuntutan ditemukan kekurangan atau tidak lengkapnya persyaratan yang diperlukan. Jaksa Penuntut Umum dapat mengembalikan BAP tersebut ke penyidik untuk dilengkapi dengan memberi petunjuk hal-hal yang perlu dilengkapi.

Dalam sebuah pelaksanaan prapenuntutan, proses prapenuntutan selain dapat memacu terhindarinya rekayasa penyidikan juga dapat mempercepat penyelesaian penyidikan juga menghindari terjadinya arus bolak - balik perkara. Proses prapenuntutan selain dapat menghilangkan kewenangan penyidikan oleh penuntut umum dalam perkara tindak pidana umum juga dalam melakukan pemeriksaan tambahan bilamana penyidik Polri menyatakan telah melaksanakan petunjuk penuntut umum secara optimal namun penuntut umum tidak dapat melakukan penyidikan tambahan secara menyeluruh artinya penuntut umum hanya dapat melakukan pemeriksaan tambahan terhadap saksi - saksi tanpa dapat melakukan pemeriksaan terhadap tersangka.

Prapenuntutan itu sendiri adalah pengembalian berkas perkara dari jaksa penuntut umum kepada penyidik karena Jaksa Penuntut Umum berpendapat bahwa hasil penyidikan tersebut ternyata kurang lengkap disertai petunjuk untuk melengkapinya.2

2


(3)

Dari segi proses penanganan suatu perkara dalam proses hukum kita, maka simaklah Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Kitab Hukum Acara Pidana (KUHAP). Ihwal prapenuntutan memang tidak diatur dalam bab tersendiri tapi terdapat di dalam bab tentang Penyidikan dan bab Penuntutan (Pasal 109 dan Pasal 138 KUHAP).

Proses berlangsungnya prapenuntutan dilaksanakan baik oleh Penyidik maupun Jaksa Penuntut Umum sebagaimana ketentuan Pasal 110 ayat (2) Jo, Pasal 138 ayat (1), (2) Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Jaksa penuntut umum setelah menerima pelimpahan dan melakukan penelitian terhadap berkas perkara wajib memberitahukan lengkap tidaknya berkas perkara tersebut kepada penyidik. Bila penelitian terhadap berkas perkara hasil penyidikan tersebut belum lengkap, maka jaksa penuntut umum mengembalikan berkas perkara kepada penyidik disertai dengan petunjuk.

Tingkat prapenuntutan, yaitu antara dimulainya Penuntutan dalam arti sempit (perkara dikirim ke pengadilan) dan penyidikan yang dilakukan oleh penyidik. Dalam melakukan penuntutan, Jaksa dapat melakukan prapenuntutan. Prapenuntutan adalah tindakan jaksa untuk memantau perkembangan penyidikan setelah menerima pemberitahuan dimulainya penyidikan oleh penyidik, mempelajari atau meneliti kelengkapan berkas perkara hasil penyidikan yang diterima dari penyidik serta memberikan petunjuk guna dilengkapi penyidik untuk dapat menentukan apakah berkas perkara tersebut dapat dilimpahkan atau tidak ke tahap penuntutan.


(4)

Kota Malang adalah kota yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Kota ini berada di dataran tinggi yang cukup sejuk, terletak 90 km di sebelah selatan Kota Surabaya dan wilayahnya dikelilingi oleh Kabupaten Malang. Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya dan dikenal Julukan dengan kota Pelajar. Kota Malang yang terletak pada ketinggian antara 440-667 meter diatas permukaan air laut, merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur karena potensi alam dan iklim yang dimiliki. Letaknya yang berada di tengah-tengah wilayah kabupaten Malang secara astronomis terletak 112,06º - 112,07º Bujur Timur dan 7,06º - 8,02º Lintang Selatan.3

Persoalan-persoalan penegakan hukum tentunya tidak terlepas dari persoalan yang timbul dari proses sistem peradilan pidana, secara khusus dapat menyoroti satu bagian dari rangkaian proses tersebut yaitu pada proses prapenuntutan dan dibatasi pada pengiriman berkas tahap pertama oleh penyidik atau penilitian berkas perkara oleh penuntut umum di Kejaksaan Negeri Kota Malang.

Dalam penanganan tindak pidana umum, proses prapenuntutan merupakan pintu gerbang bagi penuntut umum untuk menentukan proses peradilan selanjutnya, keberhasilan suatu proses penyidikan akan menentukan keberasilan dalam proses penuntutan, demikianpun selanjutnya, keberhasilan penuntutan akan menentukan keberasilan dalam pemeriksaan di pengadilan, yang akhirnya terdakwa dinyatakan terbukti melakukan tindak pidana, sebaliknya gagalnya tindakan penyidikan akan mengakibatkan gagalnya pula proses atau tahap-tahap selanjutnya. Proses prapenuntutan merupakan penghubung antara proses penyidikan yang dilakukan oleh Polri dengan proses

3


(5)

penuntutan yang dilakukan oleh Penuntut Umum, sehingga proses prapenuntutan merupakan bagian yang sangat penting bagi penuntut umum untuk mempelajari dan meneliti fakta-fakta hukum secara formil dan materil yang telah dikumpulkan oleh penyidik di dalam berkas perkara yang berakhir pada proses pembuktian dalam sidang pengadilan. Hasil penyidikan yang tidak sempurna, misalnya yang dilakukan dengan upaya-upaya kekerasan merupakan suatu input yang akan menghasilkan penuntutan dan putusan atau vonis yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat dan akan memberikan dampak negatif bagi citra atau wibawa hukum, bagi pencari keadilan dan bagi korban dalam menuntut keadilan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang akan ditulis dalam sebuah judul skripsi dengan judul :

STANDAR KELENGKAPAN ADMINISTRASI BERITA ACARA

PEMERIKSAAN PENYIDIKAN DALAM PRAPENUNTUTAN

PELAKSANAAN PASAL 110 KUHAP ( Studi di Kejaksaan Negeri Kota Malang )

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana standar kelengkapan dari penyidik untuk menghindari bolak-balik atau pengembalian berkas perkara prapenuntutan yang ditentukan oleh jaksa penuntut umum?


(6)

2. Apa alasan jaksa penuntut umum melakukan prapenuntutan ?

3. Bagaimana implikasi tidak dilengkapinya berkas BAP penyidikan oleh penyidik ?

C. TujuanPenelitian

1. Untuk mengetahui standar kelengkapan dari penyidik untuk menghindari bolak-balik atau pengembalian berkas perkara prapenuntutan yang ditentukan oleh jaksa penuntut umum.

2. Untuk mengetahui alasan jaksa penuntut umum melakukan prapenuntutan. 3. Untuk mengetahui implikasi tidak dilengkapinya berkas BAP penyidikan

oleh penyidik.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain : 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk kemajuan dibidang hukum pidana khususnya yang berkaitan dengan standar kelengkapan dari penyidik untuk menghindari bolak-balik atau pengembalian berkas perkara prapenuntutan yang ditentukan oleh jaksa penuntut umum.


(7)

2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis untuk mengembangkan teori berkaitan dengan permasalahan yang diangkat, serta sebagai syarat akademis untuk mendapat gelar sarjana (S1) di bidang Ilmu Hukum. b. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan untuk menambah pemahaman hukum bagi masyarakat, sekaligus membantu dan memberi masukan dalam mencari upaya penyelesaian hukum yang adil.

c. Bagi Instansi Terkait

Bagi aparat penegak hukum sebagai instrumen negara dalam melaksanakan peraturan Perundang-undangan khususnya Penuntut Umum dalam melaksanakan tanggung jawabnya ;

E. Kegunaan Penelitian

Penilitian ini diharapkan berguna untuk instansi yang ada dalam penelitian ini, yaitu Kejaksaan Negeri Kota Malang.

Terutama tentang standar kelengkapan dari penyidik untuk menghindari bolak-balik atau pengembalian berkas perkara prapenuntutan yang ditentukan oleh jaksa penuntut umum dan tentang alasan apa saja hingga jaksa penuntut umum melakukan prapenuntutan.


(8)

F. Metode Penelitian

Dalam penyusunan skripsi, untuk memberikan kebenaran dari penulisan maka diperlukan suatu metode penelitian yang tepat, karena metode penelitian sangat penting dalam penulisan karya ilmiah sebagai pedoman dalam pelaksanaan analisa terhadap data – data dari penelitian untuk menghasilkan jawaban – jawaban atas permasalahan yang dibahas.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan, dengan menggunakan metode – metode tertentu. Adapun metode yang digunakan adalah :

1. Metode Pendekatan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan secara yuridis sosiologis yakni melihat hukum yang didasarkan pada ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku dengan dikaitkan pada teori hukum serta dengan melihat kenyataan yang ada dalam masyarakat.4 Dengan metode pendekatan ini pendekatan masalah dilakukan dengan cara menggali keterangan dari berbagai pihak terkait sebagai kajian dalam proses pembahasan dengan membandingkan teori dan kenyataan yang berdasarkan perundang – undangan yang berlaku, serta dikaitkan dengan teori – teori hukum dan dengan melihat kenyataan yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini.

4


(9)

2. Lokasi Penelitian

Lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian ini adalah di Kantor Kejaksaan Negeri Kota Malang yang terletak di Jalan Simpang Panji Suroso No. 5 Kota Malang. Alasan mengapa memilih lokasi tersebut, karena dari informasi yang diketahui di Kejaksaan Negeri Kota Malang terdapat kasus yang sering dihadapi dalam proses prapenuntutan yaitu beberapa kendala yang dihadapi oleh Jaksa Penuntut Umum dalam melakukan Prapenuntutan.

3. Sumber Data

Pengumpulan data dalam penelitian dimaksudkan agar peneliti dapat memperoleh data yang relevan dan akurat.Adapun pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Data Primer

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan responden, yakni Jaksa Penuntut Umum di Kejaksaan Negeri Kota Malang untuk memberikan informasi kepada peneliti mengenai kendala yang dihadapi jaksa penuntut umum untuk melakukan prapenuntutan dalam rangka proses penuntutan tindak pidana umum di Kejaksaan Negeri Kota Malang.


(10)

b. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang dihimpun dengan cara studi kepustakaan, studi dokumentasi, dan penelusuran internet yang terkait dengan kendala yang dihadapi jaksa penuntut umum untuk melakukan prapenuntutan dalam rangka proses penuntutan tindak pidana umum.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: 1) Teknik Pengumpulan Data Primer

Data primer diperoleh dengan cara wawancara (Interview). Dalam penelitian ini digunakanlah teknik wawancara langsung terhadap responden. Pendekatan wawancara yang dilakukan adalah dengan wawancara terpimpin atau wawancara terarah (directive interview).5 Wawancara ini dilaksanakan dengan sistem terbuka, sehingga jika ada pertanyaan yang belum dicantumkan dalam daftar pertanyaan dapat langsung ditanyakan.

2) Teknik Pengumpulan Data sekunder

Data sekunder diperoleh dengan cara studi kepustakaan melalui bahan-bahan literatur yaitu Undang-Undang dan Peraturan-Peraturan, studi dokumentasi melalui dokumen atau arsip-arsip dari pihak yang

5

Ronny Haninjto Soemitro, 1999, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta, Halaman 57.


(11)

terkait dengan cara mencatat atau meringkas dokumen-dokumen, serta penelusuran situs-situs internet yang berhubungan dan terkait kendala yang dihadapi jaksa penuntut umum untuk melakukan pra penuntutan dalam rangka proses penuntutan tindak pidana umum. 5. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif. Teknik analisis data deskriptif kualitatif ialah peneliti memaparkan data yang didasarkan pada kualitas yang relevan dengan permasalahan yang dibahas dalam penulisan penelitian ini dengan menguraikan data secara bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur, runtut, logis, tidak tumpang tindih, dan efektif, sehingga memudahkan dalam pemahaman dan interpretasi data.6

G. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan hukum ini akan menyajikan empat bab yang terdiri dari sub-sub bab yang bertujuan untuk mempermudah penulis dalam penulisannya, bagi pembaca dan penguji agar mudah dalam memahaminya. Adapun sistemtika dalam penulisan hukum ini sebagai berikut:

6

Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, Halaman172.


(12)

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab I ini penulis akan menguraikan mengenai latar belakang penulis mengambil masalah ini, rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini. Dengan tujuan dan manfaat penelitian yang dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis. Lalu penulis menguraikan terkait dengan metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa bahan hukum dan sistematika penulisan diharapkan dapat mempermudah untuk memahami dan mempelajari hasil peneliti.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab II ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan berbagai teori-teori hukum yang dapat mendukung peneliti dalam membahas dan menjawab rumusan masalah terkait denganimplikasi yuridis terhadap perbuatan hukum yang dilakukan direksi perseroan yang telah berakhir masa jabatannya

BAB III : PEMBAHASAN

Dalam bab III ini penulis akan menjawab, menguraikan dan menganalisa secara rinci dan jelas terkait dengan rumusan masalah yang berhubungan dengan implikasi yuridis terhadap perbuatan hukum yang dilakukan direksi perseroan yang telah berakhir masa jabatannya dengan berdasarkan berbagai teori-teori hukum yang telah diuraikan dalam bab II dalam penelitian hukum ini.

BAB IV : PENUTUP

Dalam bab IV berisi kesimpulan-kesimpulan, ini merupakan kristalisasi hasil penelitian, sedangkan saran merupakan sumbangan pemikiran penulis.


(13)

i

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang Ilmu Hukum

Oleh :

MOCH. ABDUL FATAH NIM : 201010110311191

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS HUKUM


(14)

i

( Studi di Kejaksaan Negeri Kota Malang )

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang Ilmu Hukum

Oleh :

MOCH. ABDUL FATAH NIM : 201010110311191

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS HUKUM


(15)

(16)

(17)

(18)

v

akan terbaret dan terluka, tapi ingatlah pada akhirnya anda akan menjadi mengkilap atau berkilau dan mereka tidak berguna lagi.

Motto: Everything will be okay in the end,

if it`s not okay, it`s not the end.


(19)

viii

Alhamdulillah hirabbil alamin, puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang memberikan rahmat dan karunianya yang tidak terhingga kepada hambanya sehingga penulisan tugas akhir ini terselesaikan. Dan tidak lupa shalawat dan salam kepada Nabi menyempurna agama dan akhlaq manusia Rasullulah Muhammad SAW sebagai yang telah memberikan pencerahan kepada ummat manusia dengan risalah yang tidak tertandingi nilainya.

Dengan terselesaikannya skripsi ini merupakan sebuah proses yang cukup berharga bagi penulis karena banyak pelajaran yang didapatkan dari seluruh aktivitas penyelesaiannya. Dan tentunya skripsi ini memungkinkan terdapat kelemahan dan perdebatan, maka penulis menyampaikan harapan untuk kritik dan saran untuk membangun khazanah serta pengembangan akademik.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dalam proses penyelesaian skripsi ini. Pada civitas akademis Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang (FH-UMM) yang telah memberikan kesempatan untuk mengenyam pendidikan formal dan informal bagi penulis dalam pengembangan diri. Khususnya :

1. Ayahanda Misnari dan Ibunda Atmi Wahyu (Alm), kakanda Khoiriyatun nisa, dan Nurul Siti Hajar serta keluarga besar saya yang saya sayangi dan saya banggakan yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang tidak pernah terputus curahan kasih sayang dan do’anya dalam setiap detiknya, serta dengan tulus memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis


(20)

ix

secirca doa “jazaakumullah biahsan il-jaza’ “amin….!!!

2. Rektor Universitas Muhammadiyah Malang Dr. Muhadjir Efendy.MAP selaku motivator dan inspirator dalam penyelsaian tugas akhir ini.

3. Bapak Dr. Sulardi, S.H., M.Si. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mendorong penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir dan banyak memberikan bantuan dalam kelancaran penulisan tugas akhir.

4. Bapak Mokh.Najih, SH., M.Hum. Selaku dosen pembimbing I dan Bapak Dr. Tongat, SH., M.Hum. yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran konstruktif serta membuka wawasan pemikiran bagi penulis.

5. Seluruh dosen, pejabat laboratorium dan para staff Tata usaha Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang yang tidak pernah lelah membakar api semangat dan sedikit banyak telah membantu kelancaran serta selalu mendoakan agar penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

6. Kepada teman-teman angkatan 2010, Luqoni ikhsan, Dani satrio, Erlina, kasyful qulub, fadel Muhammad, eka mozaldi, risky wiyardi, wahyu bakti, muharto, mujadihidin agung, danang dan lainnya yang tak mungkin saya sebutkan satu persatu.

7. dan semua pihak yang telah memberikan informasi dan masukan dalam penulisan skripsi


(21)

x

Wa Billahi Fosabilil Haq Fastabihul Khairaat.


(22)

xi

SURAT PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

ABSTRAKSI ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. TujuanPenelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Kegunaan Penelitian ... 7

F. Metode Penelitian ... 8

G. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Standar Kelengkapan Berita Acara Pemeriksaan Menurut Jaksa Penuntut Umum ... 13

A. 1. Standar Kelengkapan Berita Acara Pemeriksaan Menurut Jaksa Penuntut Umum ... 13

A. 2. Tinjauan Umum Tentang Prapenuntutan ... 20

A. 3. Asas – Asas Hukum Acara Pidana ... 22

A. 4. Tinjauan Umum Jaksa Penuntut Umum Dalam Prapenuntutan ... 28


(23)

xii

1. Standar kelengkapan berkas dalam prapenuntutan ... 49

2. Syarat Formil dalam prapenuntutan ... 52

3. Syarat Materiil dalam prapenuntutan ... 57

4. Masalah yang timbul dalam penyerahan berkas perkara ... 60

B. Alasan Jaksa Penuntut Umum Melakukan Prapenuntutan ... 63

C. Implikasi Tidak Dilengkapinya Berkas BAP Penyidikan Oleh Penyidik ... 69

BAB IV PENUTUP ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 80 DAFTAR PUSTAKA

INDEKS LAMPIRAN


(24)

xiii

Tabel 2. Tentang data BAP yang dikembalikan ke penyidik dari penuntut umum yang belum dikembalikan ... 55


(25)

xiv

Andi Hamzah, 1999, Sejarah dan Perkembangan Asas Oportunitas di Indonesia, Jakarta, Penerbit Ghalia Indonesia.

Andi Hamzah, 1984, Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta, Penerbit Ghalia Indonesia.

Bambang Waluyo, 2007, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta, Sinar Grafika.

M. Prodjohamidjojo, 1982, Tanya Jawab KUHAP, Jakarta Timur, Ghalia Indonesia.

M. Yahya Harahap, 2012, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP (Penyidikan dan Penuntutan), Jakarta, Sinar Grafika.

Pemerintah Kota Malang. http ://malangkota.go.id Diakses Tanggal 6 Juni 2014 Ramelan, 2009, Hukum Acara Pidana Teori dan Implementasi, Jakarta, Sumber

Ilmu Jaya.

Ronny Haninjto Soemitro, 1999, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta, Ghalia Indonesia.

Internet :

Kejaksaan Agung Republik Indonesia. 1993. Pelaksanaan Tugas Prapenuntutan. http://acarapidana.bphn.go.id. Diakses tanggal 18 Agustus 2014, pukul 13.30

Surat Pelaksanaan Tugas Prapenuntutan. https://www.google.com. Diakses tanggal 14September 2014. Pukul 16.16

Perundang-Undangan :

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

Kejaksaan Agung, Peraturan Jaksa Agung RI Tentang Standar Oprasional Prosedur (SOP) Penanganan Perkara Tindak Pidana Umum, nomor 36, tahun 2011, Pasal 12 ayat (1) dan (2)


(26)

(1)

x

Semoga tulisan ini mampu memberikan manfaat bagi kita semua dan atas segala kekhilafan dan kesalahan yang penulisan saya mohon maaf.

Billahitaufiq wal hidayah.

Wa Billahi Fosabilil Haq Fastabihul Khairaat.


(2)

xi DAFTAR ISI

COVER ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

ABSTRAKSI ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. TujuanPenelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Kegunaan Penelitian ... 7

F. Metode Penelitian ... 8

G. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Standar Kelengkapan Berita Acara Pemeriksaan Menurut Jaksa Penuntut Umum ... 13

A. 1. Standar Kelengkapan Berita Acara Pemeriksaan Menurut Jaksa Penuntut Umum ... 13

A. 2. Tinjauan Umum Tentang Prapenuntutan ... 20

A. 3. Asas – Asas Hukum Acara Pidana ... 22

A. 4. Tinjauan Umum Jaksa Penuntut Umum Dalam Prapenuntutan ... 28


(3)

xii

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Standar Kelengkapan BAP Oleh Penyidik Untuk Menghindari Pengembalian Berkas Oleh Penuntut Umum Dalam Praperadilan. ... 48

1. Standar kelengkapan berkas dalam prapenuntutan ... 49

2. Syarat Formil dalam prapenuntutan ... 52

3. Syarat Materiil dalam prapenuntutan ... 57

4. Masalah yang timbul dalam penyerahan berkas perkara ... 60

B. Alasan Jaksa Penuntut Umum Melakukan Prapenuntutan ... 63

C. Implikasi Tidak Dilengkapinya Berkas BAP Penyidikan Oleh Penyidik ... 69

BAB IV PENUTUP ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 80 DAFTAR PUSTAKA

INDEKS LAMPIRAN


(4)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tentang data BAP yang telah dikembalikan dari penyidik ke penuntut umum ... 53 Tabel 2. Tentang data BAP yang dikembalikan ke penyidik dari penuntut


(5)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung, Citra Aditya Bakti.

Andi Hamzah, 1999, Sejarah dan Perkembangan Asas Oportunitas di Indonesia, Jakarta, Penerbit Ghalia Indonesia.

Andi Hamzah, 1984, Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta, Penerbit Ghalia Indonesia.

Bambang Waluyo, 2007, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta, Sinar Grafika.

M. Prodjohamidjojo, 1982, Tanya Jawab KUHAP, Jakarta Timur, Ghalia Indonesia.

M. Yahya Harahap, 2012, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP (Penyidikan dan Penuntutan), Jakarta, Sinar Grafika.

Pemerintah Kota Malang. http ://malangkota.go.id Diakses Tanggal 6 Juni 2014 Ramelan, 2009, Hukum Acara Pidana Teori dan Implementasi, Jakarta, Sumber

Ilmu Jaya.

Ronny Haninjto Soemitro, 1999, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta, Ghalia Indonesia.

Internet :

Kejaksaan Agung Republik Indonesia. 1993. Pelaksanaan Tugas Prapenuntutan. http://acarapidana.bphn.go.id. Diakses tanggal 18 Agustus 2014, pukul 13.30

Surat Pelaksanaan Tugas Prapenuntutan. https://www.google.com. Diakses tanggal 14September 2014. Pukul 16.16

Perundang-Undangan :

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

Kejaksaan Agung, Peraturan Jaksa Agung RI Tentang Standar Oprasional Prosedur (SOP) Penanganan Perkara Tindak Pidana Umum, nomor 36, tahun 2011, Pasal 12 ayat (1) dan (2)


(6)