Lewat Short Course Tujuh Bahasa Asing, KBA UMM Stimulasi Mahasiswa Se-Malang

Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
www.umm.ac.id

Lewat Short Course Tujuh Bahasa Asing, KBA UMM Stimulasi Mahasiswa Se-Malang
Tanggal: 2015-06-01
Johanes Hagabal mahasiswa HI UMM asal Papua bersama kelompoknya
menampilkan budaya Jepang.

MENJELANG diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akhir tahun ini,
kemampuan berbahasa asing menjadi bekal yang harus dimiliki seorang mahasiswa.
Membudayakan bahasa asing diyakini menjadi komponen penting dalam perkembangan
ekonomi dan bisnis.
Merespon hal tersebut, unit Kursus Bahasa Asing (KBA) Universitas Muhammadiyah
Malang (UMM) berupaya keras mengembangkan bahasa asing melalui short course yang
memuat stimulasi dan pengenalan tujuh bahasa, yaitu bahasa Arab, Jerman, Inggris,
Jepang, Korea, Mandarin dan Prancis.
“Acara ini terwujud karena kami ingin mengenalkan bahasa asing dalam rangka
menghadapi era globalisasi, khususnya Masyarakat Ekonomi ASEAN,” ungkap kepala
KBA UMM Dr Tri Hartiningsih MM ketika menyambut 250 peserta dari kalangan
mahasiswa se-kota Malang, Jumat (29/5) di Kampus I UMM.

“Memasuki era seperti ini, di beberapa negara sudah sadar kalau tidak mengikuti
perkembangan bahasa asing mereka akan kesulitan. Sedangkan di Indonesia kesadaran
itu belum ada,” kata Asisten Rektor Bidang (Askorbid) Kerjasama, Soeparto dalam
sambutannya.
Acara ini juga dikemas menarik dengan menampilkan pertunjukan budaya asing dari
berbagai negara berupa drama dan tarian oleh Mahasiswa HI UMM. Salah satu
Mahasiswa HI asal Papua, Johanes Hagabal tampil atraktif bersama kelompoknya,
dengan konsep cerita Jepang mengadaptasi dari film Chibimarukochan. Menurutnya,
acara ini sangat bagus sebagai media aplikasi untuk praktik bahasa asing serta
meningkatkan kepercayaan diri.
“Saat ini peminat paling banyak kursus bahasa asing adalah bahasa Jerman dan
Korea. Sepertinya ada pengaruh dari kemenangan Jerman saat Piala Dunia 2014 dan
budaya K-Pop,“ ujar Tri Hartiningsih.
Tri menambahkan, sudah saatnya belajar bahasa asing tidak dipandang sebagai
ancaman terhadap keberadaan bahasa daerah dan nasional kita. Kemampuan berbahasa
asing mutlak diperlukan. Kepandaian berbahasa asing memudahkan belajar dan
meningkatkan kepercayaan diri. Kemampuan ini juga disebutnya memperbesar peluang
masuk ke dalam dunia kerja. (ino/han)

page 1 / 1