Zat organik dapat disisihkan secara biologi, dengan beberapa variabel yang berpengaruh antara lain jumlah oksigen terlarut DO, waktu kontak, senyawa
pengganggu inhibitor, jenis dan jumlah mikroorganisme pengurai Bitton 1994. Adanya oksigen menyebabkan proses oksidasi aerob dapat berlangsung, bahan
– bahan organik akan dirubah menjadi produk
– produk akhir yang relatif stabil dan sisanya akan disintesis menjadi mikroba baru. Secara umum mekanisme
penguraian organik dapat dilihat pada persamaan di bawah ini:
Standar maksimum kandungan zat organik khususnya kloroform dalam air minum menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
907MENKESSKVII2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum sebesar 200μgliter. Bila telah melampaui batas maksimum yang telah
ditentukan tersebut maka dapat menyebabkan bau yang tidak sedap pada air
minum dan dapat menyebabkan sakit perut. Adanya zat organik dalam air dapat diketahui dengan perubahan fisik dari air terutama dengan timbulnya warna, rasa,
bau dan kekeruhan.
2.2.3 Senyawa Amonia
Barnes 1980 mengatakan amonia NH
3
merupakan senyawa nitrogen yang menjadi NH
4 +
atau disebut dengan amonium. Nitrogen amonia keberadaannya di dalam air adalah sebagai amonium NH
4 +
, yaitu berdasarkan reaksi kesetimbangan:
NH
3
+ H
2
O ↔ NH
4 +
+ OH
-
Amonia dalam air permukaan berasal dari air seni, tinja dan oksidasi secara mikrobiologis zat organik yang berasal dari air alam atau air buangan industri dan
domestik. Adanya amonia tergantung pada beberapa faktor yaitu, sumber amonia, tanaman air yang menyerap amonia sebagai nutrien, konsentrasi oksigen dan
suhu. Konsentrasi amonia dapat berubah-ubah sepanjang tahun, pada musim panas konsentrasi senyawa ini lebih rendah, hal ini disebabkan amonia diserap
CO
2
+ H
2
O + Energi Mikroba
Sel-sel baru
Bahan organik
+ O
2
oleh tumbuhan, selain itu dapat dipengaruhi oleh suhu. Suhu air yang tinggi yang dapat mempengaruhi proses nitrifikasi, sedangkan pada suhu yang rendah yaitu
musim dingin pertumbuhan bakteri berkurang dan proses nitrifikasi berjalan lambat sehingga menyebabkan konsentrasi amonia pada sungai tinggi Jennings
1991. Menurut Dewi 1998 amonia banyak ditemukan pada air permukaan dan
air tanah dari mulai kadar rendah hingga mencapai 30 mgL lebih air limbah. Kadar amonia yang tinggi pada air sungai menimbulkan gangguan kehidupan
perairan. Keberadaan amonia pada air minum menimbulkan rasa kurang enak serta mengganggu kesehatan, sehingga pada air minum kadarnya harus nol dan
pada air sungai harus dibawah 1 mgL. Barnes 1980 juga mengatakan bahwa amonia dapat menyebabkan kondisi toksik bagi kehidupan perairan. Kadar
amonia bebas dalam air meningkat sejalan dengan meningkatnya pH dan suhu. Kehidupan di perairan terpengaruh oleh kehadiran amonia, dimana pada
konsentrasi 1 mgL dapat menyebabkan hewan air mati lemas karena oksigen terlarut berkurang. Senyawa amonia dalam air dapat dihilangkan secara
mikrobiologi melalui proses nitrifikasi hingga menjadi nitrit dan nitrat dengan penambahan oksigen melalui proses aerasi.
Senyawa amonia dapat mengurangi keefektifan klor yang biasanya digunakan sebagai tahap akhir dalam pengolahan air untuk mereduksi
mikroorganisma dan bahan organik yang tersisa. Asam hipoklorid dapat bereaksi dengan amonia membentuk kloramin dengan daya disinfektan rendah Benefiled
dan Randall 1980.
2.2.4 Proses Nitrifikasi
Senyawa nitrogen merupakan senyawa yang sangat penting dalam kehidupan, karena nitrogen merupakan salah satu nutrien utama yang berperan
dalam pertumbuhan organisme hidup. Senyawa ini merupakan komponen dasar protein yang keberadaannya di perairan digunakan oleh hewan dan tumbuh-
tumbuhan untuk memproduksi sel. Nitrogen di atmosfir sebagian besar dalam bentuk gas nitrogen, jumlahnya ± 78 dan sangat terbatas dalam lingkungan air.