Observasi Penelitian Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Observasi Penelitian

Hasil observasi penelitian sebelum dilaksanakan penelitian atau sebelum diterapkannya PAKEM model rancangan alat terdapat beberapa temuan permasalahan yang perlu mendapat perhatian. Masalah-masalah tersebut diantaranya: kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran biologi, situasi belajar-mengajar yang monoton, rendahnya kerjasama siswa dalam kelompok, siswa masih ramai dalam kegiatan belajar mengajar, serta rendahnya pemahaman konsep biologi siswa. Hal ini yang mendorong peneliti untuk mengatasi beberapa masalah tersebut yakni dengan jalan menerapkan pembelajaran PAKEM dengan model rancangan alat. Dari hasil hasil belajar siswa sebelum adanya PAKEM nilai rata-rata kelas sebesar 6.8 sedangkan untuk nilai tuntas yang ditetapkan di sekolah adalah 7 jadi belum mencapai batas ketuntasan. Perolehan data mengenai hasil nilai ini dapat digunakan peneliti sebagai modal dasar dan bahan pertimbangan untuk melaksanakan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui keaktifan siswa dan motivasi belajar IPA-Biologi, mengetahui kesiapan belajar siswa, serta mengetahui dampak penerapan PAKEM model rancangan alat pada siklus I dan siklus II. Kualitas proses pembelajaran ini akan terlihat dari aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung, sedangkan hasil pembelajaran akan terlihat dari nilai yang diperoleh siswa. Penelitian ini hanya melaksanakan dua siklus yakni: siklus I dan siklus II. Penerapan dari kedua siklus tersebut akan memberikan hasil yang berbeda dan perbedaan tersebut akan diuraikan berikut ini: 31

B. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I

1.Perencanaan Tindakan 1 Proses pembelajaran pada penelitian ini adalah agar pembelajaran dapat berlangsung secara aktif, kreatif, efektif, menyenangkan. Pada PAKEM pembelajarannya meliputi perilaku siswa selama belajar baik di sekolah maupun di rumah, perilaku siswa waktu kegiatan belajar mengajar, waktu melakukan belajar kelompok, dan presensi siswa. Pada siklus I, peneliti menyiapkan silabus mata pelajaran IPA – Biologi. Dengan Standar kompetensi: 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem dan Kompetensi dasar: 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem. Pokok materi ekosistem dengan sub pokok bahasannya satuan ekosistem, macam-macam ekosistem, komponen penyusun ekosistem, keseimbangan ekosistem, saling ketergantungan antar komponen ekosistem, aliran energi dalam ekosistem rantai makanan dan jaring - jaring makanan. Siswa diberi angket, dalam hal ini berupa angket psikomotorik, afektif, penggunaan media, peran serta siswa di kelas dan peranan belajar kelompok untuk meningkatkan hasil belajar biologi. Pada siklus I kegiatan belajar –mengajar ada 3 kali pertemuan yaitu: 1 KBM pertemuan I a Guru membagi siswa dalam 8 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang. Guru memberikan apersepsi tentang materi ekosistem sub pokok bahasannya satuan ekosistem, macam-macam ekosistem, komponen penyusun ekosistem. b Siswa diberi LKS 1 tentang sub pokok bahasannya satuan ekosistem, macam-macam ekosistem, komponen penyusun ekosistem. c Siswa membuat rancangan alat pokok bahasan satuan ekosistem. d Pembahasan dan kesimpulan hasil kegiatan. 2 KBM pertemuan 2 a Kilas balik pertemuan 1dan pemberian LKS II tentang rantai makanan dan jari-jaring makanan. b Siswa membuat rancangan alat tentang sub pokok bahasan rantai makanan dan jaring-jaring makanan. c Siswa menyusun laporan dan memajang hasil rancangan alat. d Pembahasan dan kesimpulan hasil kegiatan. 3 KBM Pertemuan 3 a Kilas balik pertemuan 1 dan 2 b Guru melakukan pelurusan konsep dengan sub pokok bahasannya satuan ekosistem, macam-macam ekosistem, komponen penyusun ekosistem, keseimbangan ekosistem, saling ketergantungan antar komponen ekosistem, aliran energi dalam ekosistem rantai makanan dan jaring - jaring makanan. c. Ulangan harian siklus 1, pemberian angket dan lembar observasi.

2. Pelaksanaan Tindakan I

Pada pelaksanaan tindakan I, guru menerapkan PAKEM model rancangan alat. Pada pembelajaran ini pada pokok bahasan satuan ekosistem guru mengajak siswa ke kebun belakang sekolah dan samping sekolah, dengan siswa membikin rancangan alat berupa plot. Dengan bahan berupa bambu, kertas, rafia, karet ban, dan plastik. Siswa dituntut untuk mengembangkan kreatifitasnya dengan bahan yang ada agar konsep satuan ekosistem dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa. Pada pokok bahasan rantai makanan dan jaring-jaring makanan siswa merancang alat dari mainan binatang dari plastik dan lilin parafin malam petuntuk membuat rancangan alat yang menjelaskan tentang rantai makanan dan jaring–jaring makanan. Disini siswa dituntut untuk dapat memahami konsep tanpa harus menghafal tetapi dengan hasil menemukan sendiri ilmu hayat. Pembagian kelompok dengan cara pengundian nomer, siswa dibagi menjadi 8 kelompok tiap kelompok terdiri dari 5 - 6 orang. Guru mengadakan presentasi kelas tentang konsep - konsep pokok yang harus dipelajari siswa, selanjutnya guru mengadakan diskusi bukan secara kelompok tetapi secara individual. Setiap siswa diwajibkan membuat laporan hasil model rancangan alat agar siswa tidak tergantung kepada teman dan agar memiliki rasa tanggung jawab. Pada tindakan I ini setelah proses pembelajaran siswa mengisi lembar refleksi yang sudah disediakan oleh guru. Pada tahap ini terdiri atas 3 kali tatap muka, dengan kegiatan sebagai berikut : a Pada pertemuan pertama pembagian kelompok dan mengumpulkan persepsi siswa terhadap pemahaman konsep ekosistem. b Pertemuan kedua yaitu mengajak siswa ke kebun sekolah, dilanjutkan dengan presentasi, diskusi, penilaian laporan dan memajang hasil laporan. c Pertemuan ketiga apersepsi dan pelurusan konsep sub pokok bahasan komponen penyusun ekosistem. Mengumpulkan persepsi siswa terhadap pokok bahasan rantai makanan dan jaring-jaring makanan dilanjutkan siswa membuat rancangan alat jaring - jaring makanan. d Pertemuan ke empat presentasi, diskusi, penilaian rancangan jaring - jaring makanan, dan memasang hasil rancangan alat di papan pajangan. Dilanjutkan dengan pelurusan konsep, apabila ada kesalahan konsep pada materi tersebut. e Pertemuan kelima dan keenam yaitu ulangan harian siklus I, pengisian angket dan lembar observasi, direfleksi apabila masih terdapat kekurangan nanti dilanjutkan dengan siklus II begitu seterusnya. 3. Observasi Tabel 3.Hasil persepsi siswa terhadap performance guru siklus I Berdasarkan Tabel 3. di atas, nilai hasil angket performance guru siklus I menunjukkan bahwa variasi atau strategi yang dilakukan guru sudah baik, begitu pula dengan kejelasan uraian dari guru, penyajian contoh-contoh yang relevan dll. Hanya pada penampilan bagian-bagian yang penting dari materi, motivasi belajar yang No Item Pertanyaan Prosentase Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Variasi Strategipenyajian yang dilakukan guru Penampilan bagian-bagian yang penting dari materi yang disajikan Motivasi belajar yang diberikan guru Kejelasan uraian guru Penyajian contoh-contoh yang relevan Usaha guru menyakinkan anda bahwa anda dapat berhasil dalam belajar Kualitas pertanyaan yang diajukan guru Kemampuan guru mengalihkan perhatian anda dari perhatiannya terhadap daya tarik media kepada materi yang disajikan Ketrampilan guru dalam Menyajikan Materi 43,90 43,90 41,46 43,90 46,34 41,96 36,83 39,14 48,78 Baik Baik Cukup baik Baik Baik Cukup baik Cukup baik Cukup baik Baik diberikan guru, kemampuan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru mendapat penilaian dari siswa yaitu cukup baik. a. Hasil angket performance guru siklus I Interval Frekuensi Prosentase A. 39-44 B. 33-38 C. 27-32 D. 21-26 E. 15-20 F. .9-14 30 7 5 73,17 17,07 12,19 Gambar 1. Histogram Hasil angket performance guru siklus I Berdasarkan Tabel di atas nilai hasil angket performance guru menunjukkan bahwa nilai paling banyak antara 39-44 yaitu ada 30 anak, sedangkan untuk nilai terendah antara 27-32 ada 5 orang anak dengan nilai rata-rata kelas 6,80. b.Hasil angket penggunaan media Tabel 4. Hasil angket persepsi penggunaan media siklus I Item Pertanyaan Prosentase Keterangan 1 2 3 1. Kejelasan media dalam menyajikan konsep-konsep 2. Kejelasan media dalam menyajikan prosedur 3. Kejelasan media dalam menyajikan prinsip 4. kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran 5. Kesesuaian media dengan tingkat kemampuan anda 6. Sistematika penyajian materi dari 41,46341 46,34146 51,21951 43,9 39,02 48,78 Baik Baik Baik Baik Baik Baik bersambung 1 2 3 keseluruhan ke bagian–bagian dari bagian-bagian keseluruhan 7. Daya tarik yang ditimbulkan media 8. Peranan media ini terhadap motivasi belajar anda 9. Peranan media untuk memperjelas pemahaman materi biologi. 43,90 34,14 39.02 Baik Cukup baik Cukup baik Berdasarkan tabel 4 di atas nilai hasil persepsi siswa menunjukkan bahwa untuk kejelasan media dalam menyajikan konsep dan prosedur, kesesuaian media dalam menyajikan prinsip, tujuan pembelajaran, tingkat kemampuan siswa, sistematika penyajian materi, dan peranan media untuk memperjelas pemahaman materi biologi sudah baik. Sedangkan untuk daya tarik media dan peranan media terhadap motivasi belajar siswa dari persepsi siswa yaitu cukup baik.

2. Hasil angket penggunaan media siklus I

Interval Frekuensi Prosentase A. 39-44 B. 33-38 C. 27-32 D. 21-26 E. 15-20 F. 9-14 30 9 2 73,17 21,95 4,87 Gambar 2. Histogram hasil angket penggunaan media siklus I Dari Tabel di atas nilai hasil angket pengunaan media diperoleh siswa paling banyak mendapat nilai antara 39-44 ada 30 siswa, dan antara 33-38 ada 9 siswa, dan Tabel 4 sambungan untuk nilai terendah antara 27-32 ada 2 orang siswa, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 7,41. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dan guru secara kolaboratif, diperoleh bahwa pada awal pembelajaran, siswa masih terlihat masih asing walaupun suasana menyenangkan sudah didapat. Disamping itu motivasi siswa masih kurang, di samping sebagian siswa masih ada yang ramai, bahkan siswa masih tergantung pada instruksi guru pengajar, siswa masih belum berani mengutarakan pendapatnya dan belum menampakkan interaksi kelompok siswa. Namun setelah dilakukan perbaikan pada tindakan tatap muka berikutnya siswa mulai antusias dan termotivasi, serta sudah ada pembagian tugas anggota kelompok secara jelas sehingga tugas dapat terselesaikan tepat pada waktu yang ditentukan oleh guru.

4. Evaluasi

1.Hasil prestasi ranah kognitif siklus I a.Hasil ulangan harian Interval Frekuensi Prosentase A. 91-100 B. 81-90 C. 71-80 D. 61-70 E. 51-60 1 4 20 7 9 2,43 9,75 48,78 17,07 21,95 Gambar 3. Histogram hasil ulangan harian siklus I Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai hasil evaluasi siklus I siswa yang belum tuntas pada hampir semua konsep ada 9 orang siswa Andryan P 5,2, Christina Anggraeni 5,1,Dahlia P5,6, Fitriana P5,2, Novi Atka Zulifah 5,1, Oktavia Indriyani 5,1, Wisnu Adi Wijaya 5,1, Yogi Pebri Smit N 6,4, Yurika Fridiana 6,0. Sedangkan rata-rata siswa memiliki nilai paling banyak antara 70-80, untuk nilai tertinggi yaitu antara 91-100 hanya satu orang saja. Dengan nilai rata-rata kelas sebesar 6,82. b. LKS Interval Frekuensi Prosentase A. 91-100 B. 81-90 C. 71-80 D. 61-70 E. 50-60 4 24 13 9,75 58,53 31,70 Gambar 4. Histogram hasil LKS siklus I Berdasarkan tabel di atas nilai untuk hasil lembar kerja siswa paling banyak pada kisaran 71-80 sebanyak 24 orang, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 7,87. Hasil tersebut cukup baik mengingat siswa baru mengenal dan menerima pembelajaran pendekatan PAKEM model rancangan alat. c.Karya Siswa Interval Frekuensi Prosentase A. 91-100 B. 81-90 C. 71-80 D. 61-70 E. 50-60 12 18 11 29,26 43,90 26,82 10 20 30 40 50 60 70 80 A B D E 91 -10 0 81 -90 71 -80 61 -70 50 -60 Gambar 5. Histogram hasil karya siswa siklus I Berdasarkan gambar 5. Nilai untuk hasil karya siswa paling banyak pada kisaran 71-80 sebanyak 18 orang, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 7,93. .Hasil tersebut cukup baik mengingat siswa baru mengenal dan menerima pembelajaran pendekatan PAKEM model rancangan alat. Tugas ini sangat dipengaruhi oleh kerjasama dalam kelompok, adanya pembagian tugas yang belum pasti sehingga ada sebagaian anggota kelompok masih ada yang pasif, aktif semua dan tugas dapat terselesaikan sesuai waktu yang ditentukan dengan hasil yang memuaskan. Dalam penelitian ini yang mengobservasi adalah tugas biologi siswa adalah peneliti. 1. Hasil Angket Ranah Psikomotorik dan Afektif Siklus I Tabel 5. Hasil angket peranan belajar kelompok siklus I No Item Pertanyaan Prosentase Keterangan 1 Belajar Kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar 48,78 Sangat setuju 2 Dengan belajar kelompok saya lebih terdorong untuk berpikir 51,21 Setuju 3 Saya lebih suka belajar berkelompok dari pada perorangan 48,78 Setuju 4 Belajar kelompok lebih memudahkan memahami pelajaran 41,46 Sangat setuju 5 Belajar kelompok mendorong saya untuk mengemukakan pendapat 41,46 Setuju Berdasarkan Tabel di atas hasil angket persepsi siswa menunjukkan bahwa siswa sangat setuju belajar kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar, dan belajar kelompok lebih memudahkan memahami pelajaran. Sedangkan untuk belajar kelompok lebih mendorong siswa untuk berpikir, siswa lebih suka belajar kelompok daripada perorangan,belajar kelompok mendorong untuk mengemukakan pendapat siswa menyatakan setuju. b.Hasil angket peran belajar kelompok siklus I Interval Frekuensi Prosentase A. 21-25 B. 16-20 C. 11-15 D. 5-10 32 6 3 78,04 14,63 7,31 Gambar 6. Histogram hasil angket peranan belajar kelompok siklus I Berdasar tabel di atas diperoleh hasil nilai yang tertinggi dan terbanyak dengan kisaran 21-25 sebanyak 32 siswa dan untuk kisaran 16-20 ada 6 orang siswa. Sedangkan untuk hasil nilai terendah untuk kisaran 11-15 ada 3 orang siswa. Dengan nilai rata-rata kelas sebesar 8,07. b.Hasil angket prestasi belajar ranah afektif Tabel 6. Hasil angket prestasi belajar siklus I No Pernyataan Prosentase Keterangan 1 2 3 1. Saya dapat mengikuti materi tentang ekosistem dengan baik 58,53 Selalu 2. Saya dapat menirukan contoh bentuk pembelajaran yang di contohkan oleh guru. 41,46 Kadang 3. Saya dapat mengikuti dan menyesuaikan dengan pembelajaran menggunakan model ini. 46,34 Selalu 4. Saya dapat menunjukkan dengan perangkatmainanrancangan alat yang disediakan oleh guru. 41,46 Sering bersambung 1 2 3 5. Saya dapat menjawab pertanyaan dari guru mengenai ekosisitem. 63,41 Kadang 6. Saya dapat memahami penjelasan guru dengan baik. 46,39 Selalu 7. Saya dapat mengikuti pelajaran mengenai ekosistem. 68,29 Selalu 8. Saya dapat memahami apa itu ekosistem melalui model pembelajaran ini. 53,65 Selalu 9. Saya dapat mengusulkan pendapat tentang ekosisitem. 41,46 Kadang 10. Saya membantu teman yang belum paham dalam proses belajar ini. 48,78 Kadang 11. Saya dapat membuktikan bahwa alatpermainan yang disediakan dapat membantu pemahaman saya tentang ekosistem. 46,34 Selalu 12. Saya lebih mudah memahami materi ekosistem dengan menggunakan alatmainan. 68,29 Selalu 13. Saya tidak dapat menjawab pertanyaan guru seputar ekosistem. 60,97 Kadang 14. Saya tidak dapat menirukan contoh bentuk pembelajaran yang di contohkan oleh guru. 39,02 Sering Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil angket persepsi siswa , siswa sudah dapat mengikuti materi ekosistem dengan model rancangan alat walaupun masih ada sebagian siswa yang masih asing dengan model pembelajaran ini.pada hasil persepsi belajar siswa masih malu-malu dalam mengemukakan pendapat maupun dalam menjawab pertanyaan.

2. Hasil angket prestasi belajar siklus I

Interval Frekuensi Prosentase A. 65-74 B. 55-64 C. 45-54 D. 35-44 E. 25-35 F.15-24 5 15 11 10 12,19 36,58 26,82 24,39 Tabel 6 sambungan Gambar 7. Histogram hasil angket prestasi belajar siklus I Berdasarkan tabel 6. Hasil angket prestasi belajar siswa nilai tertinggi ada 5 orang anak dengan kisaran nilai antara 65-74,sedangkan siswa paling banyak nilainya pada kisaran nilai 55-64 ada 15 anak.Sedangkan siswa yang mendapat nilai terendah ada 10 anak dengan kisaran nilai 35-44. Dengan nilai rata-rata kelas sebesar 7,77. Tabel 7. Hasil belajar psikomotorik No Item Pertanyaan Prosentase Keterangan 1 2 3 1 Siswa dapat mempersiapkan diri dengan fisik dan mental yang baik 93 Ya 2 Siswa mampu mempersiapkan alat dan bahan dengan benar. 88 ya 3 Siswa dapat menyisihkan alatbarang yang tidak diperlukan dalam praktikum. 95 Ya 5 Siswa mengawali praktikum sesuai dengan urutan cara kerja. 95 Ya 4 Siswa dapat mempraktekkan gerakan yang dicontohkan guru. 54 Ya 6 Siswa dapat melaksanakan cara kerja praktikum secara urut. 78 Ya 7 Siswa mempertunjukkan keakuratan data hasil praktikum 63 Ya 8 Siswa dapat mengerjakan praktikum tepat waktu. 41 Ya 9 Siswa dapat membedakan alat dan bahan praktikum dengan benar. 95 Ya 10 Siswa terampil dalam menyimpulkan hasil pengamatan. 83 Ya 11 Siswa terampil dalam menggunakan alat secara lancar. 78 Ya bersambung 1 2 3 12 Siswa dapat mengatur kembali alat dan bahan praktikum dengan benar. 88 Ya 13 Siswa terampil menyajikan data hasil pengamatan 73 Ya 14 Siswa dapat menyusun alat dan bahan dengan benar. 80 Ya 15 Siswa terampil mengkomunikasikan hasil pengamatan. 51 Ya Berdasarkan tabel 7. tampak bahwa hasil angket belajar psikomotorik siklus I, sebagian besar siswa masih kurang dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa juga masih kesulitan mengkomunikasikan hasil rancangan alat dengan konsep materi ekosistem, serta siswa juga masih kesulitan dalam menunjukkan keakuratan hasil rancangan alat yang dibuat oleh kelompok. c.Hasil belajar psikomotorik siklus I Interval Frekuensi Prosentase A. 12-15 B. 8-11 C. 4-7 D. 0-3 18 13 10 43,90 31,70 24,39 Gambar 8. Histogram hasil belajar psikomotorik siklus I Berdasarkan Tabel 7. hasil nilai belajar siswa pada siklus I menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai tertinggi ada 18 siswa, hasil ini belum mencapai 50 dari keseluruhan jumlah siswa. Sedangkan untuk nilai hasil angket prestasi belajar siswa ada 7 siswa dengan kisaran nilai antara 4-7. Dengan nilai rata-rata kelas sebesar 7,70. Tabel 7 sambungan Tabel 8. Hasil angket peran serta siswa siklus I NO Pertanyaan Prosentase Keterangan 1 Teman saya menanyakan kepada guru tentang hal-hal yang belum dipahami 56,09 Kadang 2 Teman saya membawa buku pelajaran secara lengkap 41,46 Selalu 3 Teman meniru hasil karya orang lain 43,90 Kadang 4 Teman saya meninggalkan pelajaran tanpa alasan 41,46 Tidak pernah 5 Teman saya malu bertanya kepada teman lain tentang hal yang belum dipahaminya 34,14 Kadang 6 Teman saya datang tepat waktu 36,58 Selalu 7 Teman saya berusaha menghargai pendapat orang lain 43,90 Kadang 8 Teman saya sering tidak masuk sekolah tanpa alasan 36,58 Kadang 9 Teman saya menolak mencontek PR teman 34,14 Jarang 10 Teman saya mematuhi tata tertib sekolah 39,02 Selalu 11 Teman saya merapikan peralatan yang digunakan untuk pelajaran setelah pelajaran usai 39,02 Selalu 12 Teman saya berbicara sendiri pada waktu guru menerangkan pelajaran 39,02 Jarang 13 Teman saya mengerjakan soal-soal ujian sendiri 36,58 Sering 14 Teman saya mengikuti kegiatan belajar dengan baik 39,02 Selalu 15 Teman saya membuat gaduh suasana kelas. 31,70 Kadang Berdasarkan tabel 8. pada hasil angket peran serta siswa didapatkan bahwa siswa dalam kelompok masih ada anak yang pasif , hanya mengandalkan teman. Pada kegiatan belajar kelompok belum ada pembagian tugas secara pasti, jadi ada siswa yang bekerja dan ada siswa yang hanya diam melihat temannya bekerja. Pada waktu KBM siswa masih cenderung ramai, karena ada siswa yang ramai dengan teman sekelompoknya atau dengan kelompok lain. Hasil angket peran serta siswa siklus I Interval Frekuensi Prosentase A. 130-149 B. 110-129 C. 90-109 D. 70-89 E. 50-69 F. 30-49 11 10 20 26,82 24,39 48,78 Gambar 9. Histogram hasil angket peran serta siswa siklus I Dari tabel 8. diperoleh hasil angket peran serta siswa siklus I dalam KBM di kelas didapat dari pengisian angket peran serta siswa, dapat diketahui bahwa nilai peran serta siswa dalam KBM di kelas 70-129, dengan nilai rata – rata kelas sebesar 7,28. Pada awal penerapan pembelajaran PAKEM, peran serta siswa masih rendah. Kegiatan diskusi belum berjalan dengan baik. Siswa yang terlihat aktif hanya beberapa orang saja, dan masih sangat jarang yang mau mengajukan pertanyaan kepada guru. Kekurangaktifan siswa ini dapat disebabkan karena siswa kurang terbiasa melakukan diskusi. Siswa dalam mengikuti pelajaran biasanya lebih banyak mendengarkan penjelasan dari guru karena guru biasanya lebih mendominasi saat KBM berlangsung. Pembelajaran siklus I difokuskan agar siswa memahami konsep satuan ekosistem, macam-macam ekosistem, komponen penyusun ekosistem, keseimbangan ekosistem, saling ketergantungan antar komponen ekosistem, aliran energi dalam ekosistem rantai makanan dan jaring-jaring makanan sehingga dipreroleh konsep yang kuat yang menyebabkan hasil belajar menjadi meningkat. Penerapan pembelajaran yang berorientasi pada PAKEM dengan model rancangan alat belum dapat dilaksanakan secara optimal, sebab siswa masih ramai sendiri, belum ada pembagian tugas yang jelas antar anggota kelompok, dan siswa masih tergantung pada instruksi guru.

5.Refleksi

Pada siklus I kegiatan difokuskan pada pemahaman siswa tentang satuan ekosistem, macam-macam ekosistem, komponen penyusun ekosistem, keseimbangan ekosistem, saling ketergantungan antar komponen ekosistem, aliran energi dalam ekosistem rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Dari hasil analisis dan refleksi siklus I mendapatkan temuanya yakni: a. Siswa masih cenderung bingung atau belum terbiasa dengan pendekatan pembelajaran Pakem model rancangan alat. b. Siswa sudah merasakan suasana belajar yang menyenangkan, karena KBM tidak monoton dengan ceramah c. Siswa masih cenderung ramai dalam kerja kelompok serta kurang adanya pembagian tugas kelompok yang jelas d. Siswa masih tergantung dengan instruksi guru, sehingga guru harus tetap mengawasi siswa dalam kerja kelompok. e. Kisaran rata-rata total nilai proses pembelajaran dan hasil pembelajaran siswa pada siklus I antara 51-92 dengan rata-rata kelas sebesar 6,82.

6. Revisi

Dari refleksi siklus I dapat dilihat kekurangannya, oleh karena itu pada siklus II direncanakan proses pembelajaran menggunakan model rancangan alat dengan menggunakan mainan binatang dan plastisin warna-warni. Sehingga diharapkan dapat lebih memotivasi siswa dalam pembelajaran IPA Biologi. Guru lebih memotivasi siswa dalam kerja kelompok sehingga siswa tidak ramai dan adanya pembagian tugas kelompok yang jelas.

B. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II 1. Perencanaan Tindakan II