Isolasi alkaloid Isolasi Senyawa Aktif Inhibitor Topoisomerase I

dan steroid. Isolasi alkaloid pada ekstrak metanol merujuk pada Harborne 1987 sedangkan isolasi steroid mengacu pada Bahti et al. 1983 diacu dalam Heryani 2002.

4.6.1 Isolasi alkaloid

Berdasarkan kandungan fitokimia pada ekstrak metanol maka dilakukan identifikasi alkaloid pada ketiga fraksi yang diperoleh yaitu EPP, EB dan EP menggunakan identifikasi fitokimia menurut Harborne 1987. Hasil isolasi alkaloid disajikan pada Tabel 9 yang menunjukkan alkaloid terdapat pada semua ekstrak EPP, EB, EP dengan terbentuknya endapan pada ketiga fraksi yang diuji. Rendemen tertinggi hasil isolasi alkaloid ekstrak metanol terdapat pada fraksi EB 0,140 diikuti secara berurutan fraksi EPP 0,071 dan fraksi EP 0,057. Menurut Harborne 1987 senyawa yang terdapat pada fraksi EB adalah golongan senyawa alkaloid sebenarnya, sedangkan pada fraksi EP terdapat senyawa alkaloid kuartener berberin, palmatin. Selanjutnya Bruneton 1993 diacu dalam Heryani 2002 menyatakan bahwa alkaloid sebagai basa tidak larut atau hanya larut sebagian dalam air, larut dalam pelarut nonpolar, pelarut organik agak polar dan hidroalkohol. Alkaloid yang dalam bentuk garam umumnya larut dalam air dan alkohol tetapi tidak larut dalam pelarut organik. Tabel 9 Hasil isolasi alkaloid ekstrak aktif metanol metode Harborne Ekstrak metanol Bobot g hasil Bentuk Warna Fitokimia Ekstrak kasar 1,025 1,025 Pasta hijau alkaloid Ekstrak Polar Pertengahan EPP 0,073 0,071 Pasta hijau alkaloid Ekstrak Basa EB 0,144 0,140 Pasta coklat alkaloid Ekstrak Polar EP 0,058 0,057 Pasta coklat alkaloid Kandungan ekstrak dari siput laut Nerita albicilla yang telah dilaporkan oleh Martin et al. 1986 adalah suatu senyawa golongan alkaloid isopteropodin. Selanjutnya Lee et al. 1999 menyatakan bahwa isopteropodin dari tanaman Uncaria tamentosa dapat menghambat kerja dari enzim topoisomerase I, sehingga dapat diduga bahwa isopteroprodin dari Nerita albicilla juga dapat menghambat kerja dari enzim topoisomerase I. Menurut Sukardiman et al. 2002 senyawa bahan alam yang memiliki aktivitas antikanker dan memiliki target molekul enzim DNA topoisomerase termasuk senyawa golongan alkaloid, glikosida dan flavonoid. Selanjutnya Sutaryadi 1991 menyatakan bahwa alkaloid yang bersifat sebagai antitumor, antara lain alkaloid pirosilisin, isokinolin, benzofenantridin, indol, sefalotaksus, dan camptothecin. Menurut Bernik dan Jimeno 2001 senyawa alami dari laut yang telah diuji kemampuannya dalam menghambat sel kanker baik secara in vitro maupun in vivo dan menunjukkan hasil yang baik, antara lain Ectinascidins-743 dari tunicate Tetrahydroisoquinoline yang termasuk golongan alkaloid. Senyawa ini mempunyai mekanisme kerja dengan melakukan alkilasi pada residu guanin dalam DNA dan juga berinteraksi dengan inti protein. Dari literatur tersebut dapat diduga bahwa zat yang berpotensi sebagai inhibitor topoisomerase I adalah golongan alkaloid. Untuk itu perlu dilakukan pengujian lanjut senyawa alkaloid yang diperoleh sebagai inhibitor topoisomerase I.

4.6.2 Isolasi steroid