Uji flavonoid dan hidrokuinon
Uji flavonoid dan fenolik hidrokuinon dilakukan dengan prosedur sebanyak 1 g contoh ditambah metanol 30 sampai terendam lalu dipanaskan. Selanjutnya
dilakukan penyaringan dan filtrat yang diperoleh ditaruh kedalam spot plate papan uji dan kemudian ditambahkan NaOH 10 bv atau H
2
SO
4
pekat. Terbentuknya warna merah akibat penambahan H
2
SO
4
menunjukkan adanya flavonoid dan fenolik hidrokuinon ditandai dengan terbentuknya warna merah
karena penambahan NaOH.
Uji triterpenoid dan steroid
Uji Liebermann Burchard dilakukan berdasarkan asetilasi 3 β hidroksi oleh
asam anhidrida dalam H
2
SO
4
. Ester asetil 3 β hidroksi sterol yang mengandung
ikatan ganda didalam asam akan mengalami epimerisasi menjadi bentuk 3 α dan
reaksi eliminasi yang menimbulkan produk berwarna. Uji triterpenoid ditandai dengan warna ungu atau merah, sedangkan steroid warna hijau atau biru.
Sebanyak 2 g ekstrak ditambah 25 ml etanol 30 dipanaskan 50
o
C dan disaring, filtratnya diuapkan kemudian ditambah eter. Lapisan eter dipipet dan
diujikan pada spot plate dengan menambahkan pereaksi Liebermen Burchard 3 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes H
2
SO
4
pekat kemudian diamati warna yang terbentuk.
3.3.5 Isolasi senyawa target dengan metode spesifik
Isolasi senyawa target dengan metode spesifik dimaksudkan untuk memperoleh senyawa yang terdapat pada ekstrak aktif inhibitor topoisomerase I.
Metode spesifik yang dimaksud adalah ekstraksi alkaloid dan steroid.
Ekstraksi alkaloid
Metode yang digunakan merujuk pada Harborne 1987. Metode tersebut dipilih diantara metode lain karena pertimbangan jumlah ekstrak yang dihasilkan
dan tetap mengikuti pada ketentuan pemilihan pelarut untuk memperoleh senyawa target. Bagan alir ekstraksi alkaloid disajikan pada Gambar 11.
Gambar 11 Bagan alir ekstraksi alkaloid Harborne 1987.
Ekstraksi steroid
Ekstraksi setroid mengacu pada Bahti et al. 1983 yang dikutip oleh Heryani 2002. Penghilangan lemak dilakukan dengan cara partisi dengan
Ekstrak Direndam dengan metanol air 4:1
24 jam Filtrat diuapkan
sampai 110 volume awal, suhu 40
o
C Diasamkan pH 3-4
dengan H
2
SO
4
2M Diekstraksi dengan kloroform 3x
diuapkan Dibasakan sampai pH 10
+NH
4
OH Diekstraksi dengan CHCl
3
-MeOH 3:1 2x
Diuapkan lapisan CHCl
3
-MeOH Diekstraksi
dengan MeOH Ekstrak Polar
Pertengahan EPP Lapisan kloroform
Lapisan air
Ekstrak Basa EB
Ekstrak Polar EP
Lapisan air basa
pelarut heksana. Diagram proses ekstraksi steroid secara skematis disajikan pada Gambar 12.
Gambar 12 Bagan alir ekstraksi steroid Bahti et al. 1983 diacu dalam Heryani 2002.
Ekstrak Dihidrolisis dengan KOH 10 dalam etanol
di atas penangas air 100
o
C, 3 jam Disaring
Rotavapor Filtrat
Diekstraksi dengan dietil eter Hidrolisat kering
Ekstrak dietil eter Ampas dibuang
Dicuci berturut-turut dengan H
2
O, HCl 2N, H
2
O, NaHCO
3
jenuh, NaCl jenuh
Fase dietil eter Fase air pencuci
dibuang
Dikeringkan dengan Na
2
SO
4
anhidrat Ekstrak dietil
eter
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kandungan Gizi
Kablang 4.1.1 Analisis
proksimat
Nilai gizi dari suatu produk merupakan parameter yang sangat penting karena merupakan salah satu pertimbangan konsumen dalam menentukan pilihan
terhadap makanan. Salah satu cara untuk menentukan kandungan gizi suatu produk adalah analisis proksimat.
Analisis proksimat terhadap daging Kablang Nerita albicilla meliputi pengukuran kadar air, protein, lemak, abu, serat kasar dan karbohidrat by
difference . Hasil analisis proksimat daging Nerita albicilla disajikan pada
Tabel 1. Tabel 1 Hasil analisis proksimat daging kering Kablang dibandingkan
dengan produk perikanan lainnya
Komposisi Kablang
Nerita albicilla
Bekicot Achatina
fulita Kerang darah
Anadara granosa
Teripang batu Holothuria.
scabra Air
Protein Lemak
Abu Serat kasar
Karbohidrat 12,44
62,05 5,58
9,17 6,60
4,16 5,69
72,47 4,55
11,25 -
11,72 6,32
79,92 6,78
5,64 -
1,34 10,34
54,05 6,30
28,02 -
1,29
by difference Sumber : Witjaksono 2005.
Tabel 1 memperlihatkan bahwa Kablang memiliki kadar air sebesar 12,44, kadar protein 62,05, kadar lemak 5,58, kadar abu 9,17, serat kasar
6,60 dan karbohidrat 4,16. Walaupun dibandingkan dengan kandungan protein komoditas invertebrata perikanan lainnya yaitu bekicot 72,47 dan
kerang darah 79,92 terlihat lebih rendah dan sedikit lebih tinggi dari kandungan protein teripang batu akan tetapi kandungan protein Kablang dapat
meningkat lagi disebabkan kadar airnya yang masih cukup tinggi. Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H,
O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein juga mengandung fosfor, belerang, dan unsur logam seperti besi dan tembaga
Winarno 1997. Protein merupakan makromolekul yang paling melimpah di