Sistem Pelayanan Pelanggan Pada PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III MEDAN

SISTEM PELAYANAN PELANGGAN

PADA PT. PLN (Persero)

RANTING MEDAN DENAI

TUGAS AKHIR Diajukan oleh:

Debby M. Panjaitan 062101164 Diploma III Keuangan

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN 2009


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, yang merupakan salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Tugas akhir ini berjudul “Sistem Pelayanan Pelanggan pada PT. PLN

(Persero) Ranting Medan Denai”. Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis

menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat kekurangan-kekurangan dikarenakan keterbatasan yang penulis miliki. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima segala saran dan kritik yang membangun guna pengembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.

Dalam kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. DR. Paham Ginting, M.S., selaku Ketua Jurusan Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafrizal Helmi S. SE, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing penulis.


(4)

4. Seluruh staff pengajar dan pegawai pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Nurhayati Siregar, M.Si., selaku Dosen Wali penulis

6. Seluruh staff dan karyawan pada PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai.

7. Ibu Dra. Fepti Aniar selaku Ka. Sub. Bagian Akademik Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

8. Terimakasih kepada kedua orang tua saya yang tercinta, F. Panjaitan dan K. Sitompul yang telah mendidik saya dengan penuh perhatian dan doa yang tiada putusnya sehingga membuat saya semangat dalam setiap aktivitas dan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Buat abang dan kakakku tercinta, Affandy Panjaitan, S.T., Freddy Panjaitan, Siska Panjaitan, S.S., Natasya Panjaitan, Amd.

10.Buat sahabatku Aprina, Rosmaida, Rosalyna, Hasina. Dan teman-teman di Group C Keuangan 2006.

11.Buat teman-teman seperjuanganku Dina, Ruth, dan Julianta.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Tuhan membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan tugas akhir ini.

Medan, Juni 2009 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...iii

DAFTAR TABEL ...iv

DAFTAR GAMBAR ...v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 5

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ...5

D. Manfaat Penelitian ...5

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas ... 7

B. Jenis Usaha / Kegiatan ...10

C. Struktur Organisasi ...13

D. Job Description ...15

E. Kinerja Usaha Terkini ………....18

F. Rencana Kegiatan Perusahaan ...19

BAB III PEMBAHASAN ... 20

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 37

B. Saran ...38 DAFTAR PUSTAKA


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Golongan Tarif Tenaga Listrik ... 22 Tabel 3.2 Standar Batas Daya Tersedia Untuk Pelanggan Tegangan

Rendah ... 26 Tabel 3.3 Jumlah Pelanggan Dan Jumlah Uang Untuk Penambahan Daya Dari Juni 2008 s/d April 2009 ………... 31 Tabel 3.4 Jumlah Pelanggan Dan Jumlah Uang Untuk Penyambungan Baru Dari Juni 2008 s/d April 2009 ………... 32


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, menuntut perusahaan untuk

meningkatkan pelayanan profesionalisme sesuai dengan bidangnya masing-masing. Perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat mendorong perusahaan untuk menghasilkan sebuah produk atau layanan yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga konsumen merasa puas atas apa yang mereka telah dapatkan dari perusahaan. Banyak cara yang dapat dilakukan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, salah satunya dengan memberikan kesan/citra yang baik dalam hal produk maupun pelayanan kepada konsumen.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia sangat berpengaruh dalam perkembangan dunia usaha dan masyarakat dalam menjalankan usahanya karena kebanyakan dari perusahaan milik pemerintah tersebut telah memonopoli beberapa bidang usaha yang mengatur kehidupan dan kebutuhan hidup masyarakat banyak. Oleh karena itu, dalam mengatur dan menjalankan usahanya, BUMN diatur dan dikelola oleh pemerintah karena sangat berhubungan dengan nasib masyarakat Indonesia. Badan-Badan Usaha Milik Negara tersebut, diharapkan dapat memnuhi kebutuhan dan keinginan dari dunia usaha pada umumnya dan masyarakat pada khusunya dan harus dapat mempertahankan citra yang baik dimata masyarakat. BUMN ini harus dapat


(9)

memberikan kepuasan kepada masyarakat selaku konsumen dan memberikan citra yang baik di mata masyarakat dengan cara memberikan pelayanan yang berkualitas. Melihat keadaan tersebut, pemerintah berupaya agar BUMN berusaha dapat memperbaiki keadaan dengan memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Dengan pelayanan yang baik, diharapkan masyarakat akan merasa dihargai dan tidak merasa diabaikan haknya dan akhirnya masyarakat sebagai pengguna atau pelanggan dari jasa yang ditawarkan oleh perusahaan milik pemerintah tersebut akan merasa puas.

PLN (Perusahaan Listrik Negara) merupakan salah satu Perusahaan Milik Negara yang memberikan pelayanan kepada calon pelanggan dan masyarakat dalam penyediaan jasa yang berhubungan dengan penjualan tenaga listrik satu-satunya di Indonesia. Peningkatan kebutuhan listrik melonjak dengan tinggi dan cepat, khususnya kebutuhan bagi industri dan diiringi pula dengan tingkat kepuasan masyarakat menjadi lebih tinggi lagi sebagai akibat dari meningkatnya pendapatan masyarakat yang maju dan modern. Dalam melakukan kegiatannya PLN menyediakan bagian pelayanan pelanggan yang tugasnya memberikan pelayananan yang dibutuhkan oleh setiap pelanggan.

Pelayanan merupakan unsur yang sangat penting di dalam usaha meningkatkan kepuasan konsumen. Pada dasarnya posisi pelayanan ini merupakan fakor pendukung terhadap aktivitas pemasaran jasa PLN. Dalam rangka meningkatkan pelayanan penyediaan tenaga listrik oleh PT PLN kepada masyarakat pada umumnya dan pelanggan pada khususnya, maka berdasarkan instruksi Menteri Pertambangan dan Energi Nomor : 1800/09/M.DJL/89 tanggal


(10)

25 Mei 1989, mengistruksikan kepada seluruh jajaran PT PLN (Persero) untuk melaksanakan langkah-langkah peningkatan efisiensi, mutu pelayanan dan keandalan penyediaan tenaga listrik. Untuk itu PLN memberikan perhatian khusus kepada kegiatan pelayanan dalam hal pemenuhan kebutuhan pelanggan agar dalam pelaksanaannya dapat memuaskan pelanggannya.

Pelayanan yang diberikan memenuhi permintaan pelanggan, maka pelanggan akan merasa puas dan bila jasa pelayanan berada di bawah tingkat yang diharapkan, pelanggan akan merasa kurang / tidak puas. Pelanggan yang merasa tidak puas terhadap kualitas / pelayanan yang diberikan, maka dengan sendirinya akan menceritakan kepada orang lain sebagai komplain atas ketidakpuasannya. Oleh karena itu pengukuran kepuasan akan pelayanan yang diberikan oleh PLN pada masyarakat harus selalu dilakukan untuk mengetahui dan merencanakan strategi yang lebih baik di masa mendatang dan lebih meningkatkan kualitas pelayanannya agar dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen serta untuk meminimalisasikan masalah.

PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melayani kepentingan umum dan bergerak di bidang pelayanan pembayaran rekening listrik, pelayanan pemasangan baru dan perubahan daya, pelayanan keluhan pelanggan mengenai pembacaan meter, dan sebagainya. Demi terselenggaranya penyaluran aliran listrik dibutuhkan sarana penghubung berupa saluran transmisi, sedangkan jasa yang disalurkan berupa tenaga listrik. PT. PLN (Persero) Wilayah II Sumatera Utara melaksanakan kegiatan pembangunan di segala bidang dalam upaya meningkatkan kesejahteraan


(11)

masyarakat, terutama dalam bidang kelistrikan. Pembangunan PT. PLN (Persero) tidak semata-mata dimaksudkan untuk mencari keuntungan laba semaksimal mungkin, tetapi cenderung untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pembangunan PT. PLN (Persero) tetap berjalan walaupun menggunakan biaya yang sangat mahal. Hal ini disebabkan oleh adanya karakteristik pembangunan listrik yang memiliki daya dorong ke belakang (Backward Linkage) dan daya dorong ke depan (Forward Linkage) yang realatif besar.

PT. PLN (Persero) harus menempatkan diri seimbang di antara dua kepentingan yang dominan, yaitu : (1) sebagai perusahaan, PT. PLN (Persero) secara kontinu perlu memperoleh keuntungan ekonomis untuk dapat dan mampu meningkatkan mutu dan jumlah pelayanan listrik untuk umum; (2) sebagai salah satu komponen pembangunan nasional, PT. PLN (Persero) mengemban tugas untuk menyediakan pelayanan tenaga listrik di seluruh wilayah tanah air yang tidak selamanya memberikan keuntungan ekonomis.

Sejalan dengan hal di atas, pembangunan PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai berupaya untuk berperan : (1) sebagai pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan nasional; (2) sebagai sarana peningkatan produktivitas dan efisiensi; (3) sebagai penunjang lancarnya kegiatan perekonomian dan pemerintahan.

Kebutuhan akan jasa listrik di Sumatera Utara dari tahun ke tahun menunjukkan adanya peningkatan. Peningkatan akan dibutuhkannya jasa listrik ini merupakan dampak yang positif untuk menunjang tersalurnya potensi yang


(12)

dimiliki PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai. Secara umum, pelayanan jasa listrik pada PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai didominasi oleh pelayanan pembayaran rekening listrik.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “ Sistem Pelayanan Pelanggan pada PT. PLN

(Persero) Ranting Medan Denai”.

B. Perumusan Masalah

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui bagaimana

“Sistem pelayanan pelanggan pada PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai”.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Memahami lebih jauh mengenai sistem pelayanan pelanggan baik secara teoritis maupu n secara paraktek.

2. Penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar ahli madya pada Fakultas Ekonomi USU.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Penulis

Untuk lebih menyempurnakan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dan membandingkan dengan kenyataan yang


(13)

terjadi di lingkungan dunia usaha, juga diharapkan dapat melatih kemampuan menganalisis dan berfikir sistematis.

2. Bagi Perusahaan

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi tentang pelayanan pelanggan dari PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai.

3. Bagi Pembaca

Sebagai sumber atau acuan dalam penyusunan tugas-tugas yang ada serta dapat dijadikan bahan referensi yang sangat membantu dalam penyusunan Tugas Akhir.


(14)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN / INSTITUSI

A. Sejarah Ringkas

Setelah Proklamasi RI 17 agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan

Aksi Karyawan Perusahaan Listrik di seluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih perusahaan listrik bekas milik swasta belanda dari tangan Jepang. Perusahaan Listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengambil peristiwa ambil alih itu, maka dengan Penetapan Pemerintah No. 1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik. Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang makin memburuk dalam hubungan Indonesia – Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiden No. 163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat (2) UUD 1945.

Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara (Sumatera Timur dan Tapanuli) yang mula-mula dikepalai R. Sukarno (merangkap kepala di aceh), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PPUT No. 16/1/20 tanggal 20 Mei 196, maka organisasi kelistrikan dirubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar, Riau menjadi PLN Eksploitasi. Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan Peraturan Menteri PUT No. 9/PRT/64 dan Peraturan


(15)

Menteri No. 1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 Kesatuan daerah Eksploitasi. Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I.

Dari Eksploitasi I Sampai Eksploitasi II

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Ekploitasi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No. KPTS 009/DIRPLN/66 tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi empat cabang dan satu sektor, yaitu Cabang Medan, Binjai, Sibolga, P.Siantar (Berkedudukan di Tebing Tinggi). PP No. 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik ke seluruh Wilayah RI. Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara.

Eksploitasi II Menjadi Wilayah II

Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara.

Dari Perum menjadi Persero

Dengan keluarnya peraturan pemerintah No. 23 / 1994 tanggal 16 Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagi persero. Adapun yang melatarbelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi kebutuhan listrik yang terus meningkat dewasa ini. Dimana pada abad 21 nanti, PLN tidak dapat tidak


(16)

harus mampu menghadapi tantangan yang ada. PLN harus mampu menggunakan tolak ukur Internasional, dan harus mampu berswadaya tinggi, dengan manajemen yang berani transparan, terbuka, desentralisasi, profit center dan cost center. Untuk mencapai tujuan PLN meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong perkembangan industri pada PJPT II yang tanggung jawabnya cukup besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan instansi dan lembaga yang terkait perlu dibina dan ditingkatkan terus.

Pemisahan Wilayah, Pembangkitan dan Penyaluran

Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan indikasi – indikasi pertumbuhan lainnya. Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara dimasa – masa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa kelistrikan, maka berdasarkan Surat Keputusan Nomor 078.K/023/DIR/1996 tanggal 8 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru bidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara. Dengan pembentukan Organisasi baru PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang terpisah dari PT PLN (Persero) Wilayah II, maka fungsi – fungsi pembangkitan dan penyaluran yang sebelumnya dikelola PT PLN (Persero) Wilayah II berpisah tanggung jawab pengelolaanya ke PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu,


(17)

PT PLN (Persero) Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik.

B. Jenis Usaha / Kegiatan

Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara yang terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan indikasi-indikasi pertumbuhan lainnya. Guna mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara di masa yang akan datang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas layanan jasa kelistrikan, maka beraneka ragam usaha / kegiatan telah dilaksanakan oleh PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai yaitu :

1. Usaha / Kegiatan Penyediaan Tenaga Listrik

Pada usaha / kegiatan ini, penyediaan tenaga listrik, meliputi pembangkitan, penyaluran dan pendistribusiannya ke seluruh daerah di Indonesia dalam jumlah dan mutu yang memadai, berdasarkan kaidah bisnis yang sehat guna menjamin keberadaan dan pengembangannya dalam jangka panjang.

2. Usaha / Kegiatan Pengembangan Listrik Pedesaan

Pada usaha / kegiatan pengembangan listrik pedesaan, usaha / kegiatan yang pertama kali dilakukan perusahaan adalah kegiatan pemugaran sarana penyediaan dan pendistribusian tenaga listrik seperti pemasangan jaringan listrik, pendirian tiang tower, dan sebagainya. Usaha / kegiatan ini bertujuan


(18)

supaya seluruh masyarakat pedesaan dapat memperoleh pasokan listrik sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi di pedesaan.

3. Usaha / Kegiatan Pemasaran Tenaga Listrik

Usaha / kegiatan yang dilakukan dalam pemasaran tenaga listrik yaitu : a. Mengelola kegiatan pemasaran seperti kegiatan promosi, penjualan

lampu hemat energi kepada konsumen, dan sebagainya. b. Menyusun rencana penjualan tenaga listrik.

Kegiatan ini bertujuan agar perusahaan dapat membandingkan besarnya jumlah listrik yang terjual dengan rencana penjualan yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga dapat diketahui besarnya kerugian ataupun keuntungan yang akan diperoleh perusahaan.

4. Usaha / Kegiatan Pemberian Pelayanan Gangguan Kepada Masyarakat PT. PLN (Persero) selalu berupaya untuk memberikan pelayanan

gangguan selama 24 jam kepada masyarakat, yang disebabkan terhentinya pendistribusian listrik ke lokasi akibat terjadinya kerusakan jaringan listrik tersebut.

5. Usaha / Kegiatan Pengawasan

PT. PLN (Persero) juga melaksanakan usaha / kegiatan pengawasan baik yang terjadi di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan. Contoh usaha / kegiatan pengawasan yang dilakukan adalah usaha / kegiatan pengawasan yang dilakukan di dalam perusahaan yaitu pengawasan terhadap terjadinya pencurian tenaga listrik yang dilakukan oleh pelanggan-pelanggan yang nakal dengan memberikan sanksi kepada mereka.


(19)

6. Mengadakan Hubungan Kemitraan Dengan Usaha Kecil dan Koperasi Pada usaha / kegiatan ini perusahaan memberikan pembinaan langsung kepada mitra binaan oleh unit kerja perusahaan yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan cara :

a. Petugas PT. PLN (Persero) setempat melakukan permohonan bantuan oleh mitra binaan dengan dievaluasi sesuai kaidah usaha yang layak dan sehat dikoordinasikan dengan Kanwil / Kandep koperasi dan pembinaan pengusaha kecil setempat serta instansi terkait.

b. PT. PLN (Persero) setempat melakukan pembinaan berupa pendidikan dan pelatihan sendiri atau Unit Jasa Diklat yang terdekat membantu pemasaran / promosi serta menyerahkan bantuan modal kerja dan investasi.

c. PT. PLN (Persero) setempat melakukan pemantauan dan evaluasi pada mitra binaan, di bantu instansi terkait, menyiapkan langkah-langkah pengembangan Mitra Binaan selanjutnya.


(20)

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi menggambarkan hubungan kerjasama antara orang-orang yang terdapat pada suatu badan dalam usaha pencapaian tujuan. Struktur organisasi yang dimiliki oleh PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai adalah struktur organisasi yang mencerminkan tanggung jawab dan wewenang di dalam perusahaan secara vertikal, karena masing-masing orang hanya menerima perintah dari satu orang atasan dan setiap bawahan hanya memberi pertanggungjawaban mengenai pelaksanaan tugasnya hanya kepada satu orang atasan.

Pelaksanaan kegiatan pada PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai dipimpin oleh Kepala Ranting, selanjutnya sebagai pelaksana kegiatan di perusahaan terdiri dari 5 seksi yaitu : Seksi Distribusi, Seksi Pelayanan, Seksi Pembacaan Meter, Seksi Penagihan, dan Seksi Administrasi. Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai dapat dilihat pada bagan berikut ini :


(21)

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai

Sumber : PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai

Kepala Seksi Distribusi Kepala Seksi Pelayanan Kepala Seksi Penagihan Kepala Seksi Pembacaan Meter Juru Pelayanan Pelanggan Juru Madya Penagih Piutang

Juru I Pengawas Pembacaan Meter Teknisi I

Distribusi

Juru Utama Pelayanan Pelanggan

Juru Penagihan Piutang

Juru II Pengawas Pembacaan Meter Teknisi Madya II

Distribusi

Juru Survey Data Pelanggan

Juru II Pengawas Pembacaan Meter Teknisi II Madya

Distribusi Teknisi II Muda

Distribusi Kepala Ranting Teknisi I Distribusi Kepala Seksi Administrasi Juru Utama I Tata

Usaha Gudang Juru I Tata Usaha

Umum dan Keuangan


(22)

D. Job Description

Job Desciption dari PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai adalah :

1. Kepala Ranting

Kepala Ranting mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Menjaga nama baik PLN di wilayah kerjanya.

b. Memimpin, megurus dan mengelola ranting sesuai dengan tugas pokoknya dengan senantiasa berusaha meningkatkan daya guna dan hasil guna dari wilayah kerjanya.

c. Mewakili PLN dalam melaksanakan tindakan hukum di wilayah kerjanya.

d. Menjaga agar laporan keuangan di wilayah kerjanya tidak menimbulkan kualifikasi bagi auditor.

e. Melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya dengan pesetujuan Kepala Cabang dalam rangka mengembangkan sarana penyediaan listrik.

2. Seksi Distribusi

Seksi Distribusi mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Melayani masyarakat yang mendapat kendala / gangguan masalah pemasukkan listrik ke rumah pelanggan.

b. Melaksanakan pengukuran dan pemerataan beban trafo.

c. Memberikan konfirmasi pemadaman dan pemberitahuan ke pelanggan.

d. Memberikan rekomendasi untuk proses penyambungan pasang baru pelanggan (PB) dan perubahan daya (PD).

e. Melaksanakan evaluasi / analisa penyebab gangguan. f. Mengatur dan melaksanakan pelayanan piket gangguan.

Pelaksanaan kegiatan di bagian distribusi, Kepala Seksi Distribusi dibantu oleh Teknisi I dan Teknisi II Distribusi, Teknisi Madya I dan Teknisi Madya II Distribusi serta Teknisi Muda Distribusi.

3. Seksi Pelayanan

Seksi Pelayanan memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Melayani pemasangan baru dan perubahan daya yaitu mulai dari tarif rumah tangga dengan daya 50 V A.

b. Melayani masyarakat yang membutuhkan tenaga listrik berupa tarif rumah bisnis dan industri.

c. Perubahan daya untuk melayani masyarakat yang butuh penambahan daya atau mengurangi kelebihan daya sesuai dengan kebutuhan.

d. Melayani keluhan-keluhan pelanggan tentang selisih pembacaan KWH meter dan penggantian KWH meter.

e. Melaksanakan proses tagihan susulan peruntukan penertiban tenaga listrik (P2TL).


(23)

- TUL 111 – 09 (Ikhtisar penjualan tenaga listrik)

- TUL 111 – 05 (Rekapitulasi pembuatan rekening listrik) - TUL 111 – 08 (Rekapitulasi pembuatan rekening listrik) - TUL 1 V – 04 (Laporan Piutang Pelanggan)

Pelaksanaan tugasnya di bidang pelayanan, Kepala Seksi Pelayanan dibantu oleh Juru Pelayanan Pelanggan, Juru Utama Pelayanan Pelanggan dan Juru Survey Data Pelanggan.

4. Seksi Pembacaan Meter

Seksi Pembacaan Meter memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Mempersiapkan kartu meter pelanggan dan pemberitahuan pembacaan meter.

b. Membuat jadwal baca sehingga menerima hasil baca meter harian.

c. Melaksanakan pengarahan dan pembinaan kepada petugas pembacaan meter (termasuk evaluasi pembacaan meter.

d. Mengentry Hasil Pembacaan KWH Meter.

e. Melaksanakan pengecekan ulang stand KWH yang diragukan. f. Melayani keluhan pelanggan mengenai pembacaan meter yang

salah.

g. Melaksanakan pemeriksaan KWH macet secara visual.

h. Menerima daftar ganti meter (khususnya P2TL ganti meter macet dan lain-lain) dari pelayanan atau distribusi.

Pelaksanaan kegiatan di bagian Pembacaan Meter, Kepala Seksi Pembacaan Meter dibantu oleh Juru I Pengawas Pembacaan Meter, dan Juru II Pengawas Pembacaan Meter.

5. Seksi Penagihan

Seksi Penagihan memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Menerima dan mendistribusikan rekening baru ke loket-loket pembayaran.

b. Melaksanakan penjualan rekening listrik lancar dan tunggakan. c. Membuat laporan saldo tunggakan harian ikhtisar mutasi

rekening listrik.

d. Melaksanakan pengawasan surat perintah penyambungan kembali (buku pemantauan pemutusan).

e. Mencetak surat perintah penyambungan kembali dan pelaksanaan pemutusan rampung.

f. Membuat daftar status saldo per akhir bulan.

g. Melaksanakan penagihan rekening PEMDA dan non ABRI. h. Membuat laporan ikhtisar mutasi rekening listrik dan kartu

uang jaminan pelanggan.

i. Melaksanakan pengawasan harian ikhtisar laporan mutasi rekening listrik yang ada di tempat pembayaran dan daftar rekonsiliasi tunggakan rekening listrik per loket.


(24)

Pelaksanaan kegiatan di bagian pengihan, Kepala Seksi Penagihan dibantu oleh Juru Madya Penagihan Piutang dan Juru Penagihan Piutang. 6. Seksi Administrasi

Seksi Administrasi memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Menyusun laporan keuangan

b. Menerima Setoran Pemasangan Baru (PB), Perubahan Daya (PD), rekening listrik dan P2TL.

c. Melaksanakan pembayaran gaji tenaga kerja.

d. Membukukan surat masuk dan surat keluar serta membuat balasan sesuai dengan kebutuhan pihak-pihak tertentu.

e. Melaksanakan rekonsiliasi rutin dengan seksi penagihan pelayanan. f. Membukukan penerimaan dan pengeluaran kas pendapatan biaya dan

bank operasi.

g. Menyusun laporan loket per tanggal 20 setiap bulannya. h. Melaksanakan pengolahan pemeliharaan kendaraan dinas.

Pelaksanaan kegiatan di bagian administrasi, Kepala Seksi Administrasi dibantu oleh Juru Utama I Tata Usaha Gedung, dan Juru I Tata Usaha Umum dan Keuangan.


(25)

E. Kinerja Usaha Terkini

Kinerja Usaha Terkini yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) Ranting Medan

Denai yaitu :

1. Pelayanan Gangguan Listrik

Yang perlu diketahui dan dipahami oleh masyarakat luas, terjadinya pemadaman bukan karena kemauan PLN atau disengaja untuk dipadamkan. Sebab setiap terjadi pemadaman berarti kerugian rupaiah bagi PLN. Karena itu., PLN selalu berupaya untuk meningkatkan kemampuan dalam menanggulangi setiap gangguan listrik yang terjadi. 2. Penyambungan Sementara

Dalam hal pelanggan sementara membutuhkan daya tersambung yang lebih besar dari daya kontraknya, PT. PLN (Persero) menawarkan tarif listrik U-4. Inilah golongan tarif dengan sambungan tengangan rendah, yang diperuntukkan keperluan sambungan sementara.

3. Pembayaran Rekening Listrik secara Online Medan Metropolis

Seiring perjalanan waktu dan kemajuan teknologi yang semakin canggih, disamping kesadaran masyarakat sebagai pelanggan listrik semakin tinggi menuntut PLN untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dan cepat. Salah satunya mengalihkan sistim penerimaan tagihan dari sistim manual kepada sistim online. Pelanggan PLN sudah dapat melakukan pembayaran rekening listrik secara online, jadi tidak harus membayar rekening listrik di loket pelayanan/payment point PLN saja.


(26)

F. Rencana Kinerja

Rencana Kinerja yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai yaitu :

1. Merevisi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2008. Revisi terkait besaran subsidi, asumsi harga minyak dan nilai tukar rupiah. Melakukan revisi terhadap beberapa asumsi RKAP, PLN akan tetap menerapkan tarif insentif dan disinsentif.

2. Mengganti susunan dan organisasi direksi PLN yang akan mempengaruhi kebijakan listrik insentif dan disinsentif.

3. Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak dan mempercepat pembangunan proyek 10.000 megawatt (MW).

4. PLN akan mempercepat masuknya gas ke sejumlah pembangkit, pengalihan solar ke minyak bakar dan mengoptimalkan pembangkit listrik non minyak.


(27)

BAB III PEMBAHASAN

Golongan tarif tenaga listrik

A. Mengenal Pelanggan PLN

Sebenarnya yang dimaksudkan dengan pelanggan PLN yaitu orang-orang yang dibutuhkan oleh PT. PLN (Persero) dan menggunakan jasa kelistrikan yang didstribusikan oleh PLN. Mereka adalah orang-orang yang membesarkan PLN, yang harus dilayani sebaik mungkin dan yang memanfaatkan energi listrik PLN untuk melengkapi rutinitas kegiatannya sehari-hari. Pelanggan PLN sendiri terdiri dari seluruh lapisan masyarakat, mulai dari mereka yang berekonomi lemah sampai yang bermodal kuat dan berkantong tebal, dari mereka yang tinggal di daerah yang tidak layak dihuni sampai ke perumahan mewah, dari mereka yang ada di pelosok desa terpencil yang jauh dari keramaian sampai dengan mereka yang selalu sibuk dan dikejar waktu di kota besar, serta dari mereka yang memiliki usaha dengan omzet ribuan rupiah sampai usaha yang beromset milyaran rupiah. Ringkasnya, pelanggan PLN itu ada dimana-mana dan dari semua lapisan masyarakat.

Menyadari begitu beragamnnya pelanggan PLN, maka mereka dapat terbagi dalam beberapa golongan yang didasarkan dari beberapa sudut pandang, yakni yang terbagi menjadi :


(28)

1. Dari segi Peruntukkannya : mereka adalah pelanggan Rumah

Tangga, Badan Sosial, Kantor Pemerintah dan Penerangan Jalan Umum (PJU)

2. Dari segi Sistem Tegangan penyambungan listriknya : mereka

adalah Pelanggan Tegangan Rendah (TR), Pelanggan Tegangan Menengah (TM) dan Pelanggan Tegangan Tinggi (TT).

3. Dari segi Batas Daya yang digunakan : Pelanggan Rumah Tangga

dengan batas daya 250 VA, 450 VA, 900 VA, 2200 VA, batas daya samapai dengan 99 KVA seperti yang dipergunakan oleh Perhotelan dan sampai ke puluhan MVA sebagaimana yang dipergunakan oleh industri besar.

Penggolongan pelanggan pengguna jasa kelistrikan dibakukan berdasarkan peruntukkannya, batas daya, dan sistem tegangannya dengan nama Golongan tarif Tenaga Listrik sebagaimana terlihat dalam tabel berikut ini :


(29)

Tabel 3.1

PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai Golongan Tarif Tenaga Listrik

No. GOLONGAN TARIF

PERUNTUKAN SISTEM TEGANGAN

BATAS DAYA

1. S – 1 *) PEMAKAI KECIL TR S/D 200 V A 2. S – 2 BADAN SOSIAL KECIL TR 250 V A S/D 2200 V A 3. S – 3 BADAN SOSIAL SEDANG TR 2201 V A S/D 200 KV A 4. S – 4 BADAN SOSIAL BESAR TM 201 KV A KE ATAS 5. SS – 4 BADAN SOSIAL BESAR

DIKELOLA SWASTA TARIF KOMERSIAL

TM 201 KV A KE ATAS

6. R – 1 RUMAH TANGGA KECIL TR 250 V A S/D 500 V A 7. R – 2 RUMAH TANGGA SEDANG TR 501 V A S/D 2200 V A 8. R – 3 RUMAH TANGGA

MENENGAH

TR 2201 V A S/D 6600 V A

9. R – 4 RUMAH TANGGA BESAR TR 6601 V A KE ATAS 10. U – 1 USAHA KECIL TR 250 V A S/D 2200 V A 11. U – 2 USAHA SEDANG TR 2201 V A S/D 200 KV A 12. U – 3 USAHA BESAR TM 201 KV A KE ATAS 13. U – 4 SAMBUNGAN SEMENTARA TR

14. H – 1 PERHOTELAN KECIL TR 250 V A S/D 99 KV A 15. H – 2 PERHOTELAN SEDANG TR 100 KV A S/D 200 KV A 16. H – 3 PERHOTELAN BESAR TM 201 KV A KE ATAS 17. I – 1 INDUSTRI RUMAH TANGGA TR 450 V A S/D 2200 V A 18. I – 2 INDUSTRI KECIL TR 2201 V A S/D 13,9 KV A 19. I – 3 INDUSTRI SEDANG TR 14 KV A S/D 200 KV A 20. I – 4 INDUSTRI MENENGAH TM 201 KV A KE ATAS 21. I – 5 INDUSTRI BESAR TT 30000 KV A KE ATAS 22. G – 1 GEDUNG PEMERINTAH

KECIL SEDANG

TR 250 V A S/D 200 KV A

23. G – 2 GEDUNG PEMERINTAH BESAR

TM 201 KV A KE ATAS

24. J PENERANGAN JALAN UMUM TR Sumber : PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai


(30)

B. Tagihan Bulanan Rekening Listrik

Sebagai pelanggan yang memanfaatkan energi listrik sudah tentu

mempunyai kewajiban untuk melunasi penggunaan listrik tiap bulannya. Namun demikian tidak semua pelanggan memahami secara benar beban apa saja yang melekat pada rekening listrik yang harus dibayarkannya. Seringkali akibat ketidaktahuan dan kurangnya informasi mengenai rekening listrik ini menyebabkan pelanggan merasa dirugikan.

Tagihan bulanan rekening pemakaian listrik PT PLN (Persero) terdiri atas 3 unsur biaya yaitu :

a. Biaya Beban : besarnya biaya beban dari pemakaian listrik bersifat tetap

sesuai dengan jumlah daya tersambung / daya tersedia. Dalam Tarif Daftar Listrik 1994 (TDL) ditetapkann Rp/k VA/bulan untuk setiap golongan tarif.

b. Biaya Pemakaian : besarnya biaya pemakaian didasarkan pada jumlah

atau konsumsi energi listrik yang diukur dalam satuan kWh sesuai dengan hasil pembacaan meter dikalikan dengan tarif biaya pemakaian Rp/kWh. Dengan uraian sebagai berikut :

1) Untuk pelanggan golongan tarif R – 1 dan R – 2, biaya pemakaiannya dikenakan sistem blok, untuk mendorong pelanggan lebih hemat memakai listrik. Untuk pemakaian sampai 60 jam pertama, tarif Rp/kWh lebih murah dan untuk pemakaian selebihnya sedikit lebih mahal.


(31)

2) Untuk pelanggan golongan tarif S – 4, SS – 4, U – 3, H – 3, I – 3, I – 4, dan G – 2 berlaku tarif ganda. Antara pukul 18.00 – 22.00 (Waktu Beban Puncak) dikenakan tarif WBP yang lebih mahal, terbanding dengan tarif pemakaian LWBP (Luar Waktu Beban Puncak). Hal ini dimaksudkan untuk mendorong pelanggan besar cenderung tidak menggunakan listrik pada saat-saat listrik dibutuhkan untuk penerangan pada malam hari yaitu antara pukul 18.00 – 22.00.

c. Biaya Pemakaian kVARh : yakni biaya yang dikenakan khusus untuk

pelanggan golongan tarif S – 4, SS – 4, U – 3 , H – 3, I – 3, I – 4, I – 5 dan G – 2 dikenakan biaya kelebihan pemakaian kVARh dengan ketentuan sebagai berikut : Jika pemakaian kVARh sebulan lebih besar dari 0,62 x jumlah pemakaian kWh bulan tersebut sehingga faktor daya rata-rata bulanan kurang dari 0,85 induktif, maka kelebihan pemakaian kVARh dibebankan kepada pelanggan sebesar kVARh terpakai dikurang 0,62 x kWh total.

Selain biaya-biaya di atas, dikenakan pula biaya sewa trafo khusus untuk pelanggan TM yang mendapat pasokan TR serta pelanggan TT yang mendapat pasokan TM. Dengan demikian keempat unsur biaya itulah yang murni rekening listrik.


(32)

C. Tagihan yang ditumpangkan dalam Rekening Listrik a. Retribusi/Biaya/Pajak Penerangan Jalan Umum

Retribusi Penerangan Jalan Umum atau Biaya Penerangan Jalan Umum besarnya ditetapkan dengan Peraturan Daerah Tingkat II setempat berdasarkan golongan tarif atau berdasarkan pemakaian kWh atau dipresentasekan dari Biaya Beban dan Biaya Pemakaian. Untuk kepraktisan pemungutan retribusi atau pajak Penerangan Jalan Umum tersebut, Pemerintah Daerah meminta bantuan PLN untuk menagihnya dan ditumpangkan dalam rekening listrik. Selanjutnya, tiap bulan PT PLN (Persero) menyetorkan ke kas Pemda setempat sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sementara itu PLN menagih kepada Pemda rekening pemakaian listrik untuk lampu jalan, taman umum, air mancur umum, terminal bus dan sebagainya. Jadi Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) itu adalah milik PEMDA bukan milik PT PLN (Persero).

b. Biaya Materai

Biaya materai besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, PLN mengutipnya dan kemudian menyetorkannya ke Departemen Keuangan.

Bagi pelanggan Tegangan Rendah (TR), PT PLN (Persero) menetapkan pembatasan daya tersambung sesuai dengan tabel berikut ini :


(33)

Tabel 3.2

PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai

Standar Batas Daya Tersedia Untuk Pelanggan Tegangan Rendah

SISTEM 220/380 VOLT

220 VOLT SATU FASE 380 VOLT TIGA FASE DAYA TERSAMBUNG (VA) PEMBATASAN (AMPERE) PENGUKURAN 450 900 1.300 2.200 3.500

1 x 2 1 x 4 1 x 6 1 x 10 1 x 16

Meter KWH satu fase 220 Volt dua kawat

4.400 5.500 7.700 11.000

1 x 20 1 x 25 1 x 35 1 x 50 13.900

17.600 22.000

1 x 63 1 x 80 1 x 100

Meter KWH satu fase 220 VOLT dua kawat. Bila perlu dengan trafo arus tegangan rendah. 3.900 6.600 10.600 13.200 16.500

3 x 6 3 x 10 3 x 16 3 x 20 3 x 25

23.000 33.000

3 x 35 3 x 50


(34)

Persyaratan Penyambungan Baru (PB) atau Penambahan Daya (PD)

Bagaimana syarat yang harus dipenuhi calon pelanggan yang akan menggunakan listrik PLN ? Pada dasarnya persyaratan administrasi yang dibebankan ke pelanggan sangatlah sederhana. Namu demikian, persyaratan yang dibutuhkan disesuaikan dengan permohonan daya yang dibutuhkan.

Persyaratan PB dan PD sampai dengan 50 kVA

1. Datang langsung ke Kantor Pelayanan PLN terdekat (Kantor Ranting, Rayon atau Cabang ) guna pengisian formulir permohonan atau dapat diwakilkan dengan disertai Surat Kuasa.

2. Menyerahkan foto copy KTP. 3. Menyerahkan sketsa lokasi rumah.

4. Untuk penambahan daya, menyerahkan foto copy rekening listrik terakhir atau foto copy Kartu Pengenal Pemakai Aliran Listrik.

Persyaratan Penyambungan Baru atau Penambahan Daya di atas 50 kVA sampai dengan 197 kVA.

1. Menyediakan tanah untuk gardu di lokasi calon pelanggan \.

2. Datang ke Kantor Rayon, Ranting atau Cabang PT PLN (Persero) Wilayah II yang terdekat.

3. Menyerahkan foto copy KTP. 4. Menyerahkan sketsa lokasi rumah.

5. Untuk penambahan daya, menyerahkan foto copy rekening listrik terakhir atau foto copy Kartu Pengenal Pemakai Aliran Listrik.


(35)

Untuk permohonan penyambungan listrik atau penambahan daya di atas 50 kVA sampai dengan 197 kVA, pelanggan diminta untuk menyediakan tanah yang dekat dengan lokasi pelanggan. Pembangunan dan seluruh biaya pembangunan sipil Gardu listriknya akan menjadi tanggungjawab PLN termasuk segala instalasi yang dibutuhkan berkaitan dengan pembangunan Gardu tersebut. Calon pelanggan dan pelanggan tidak dibebani biaya apapun berkaitan dengan pembangunan gardu. Dan tanah yang disediakan oleh calon pelanggan atau pelanggan tetap menjadi milik pelanggan dan hanya digunakan oleh PLN selama masih diperlukan.

Untuk penyambungan baru maupun penambahan daya ada beberapa jenis pelayanan yang disediakan PT PLN (Persero). Layanan mana yang akan diberikan PT PLN (Persero) tergantung pada permintaan konsumen (pelanggan maupun calon pelanggan), yang mencakup :

a. Penyambungan baru pola paket.

b. Penyambungan baru dan Penambahan daya pola non-paket sampai dengan daya 50 kVA.

c. Penyambungan baru/penambahan daya di atas 200 kVA (tegangan menengah)

a. Penyambungan Baru pola Paket

Penyambungan Baru pola Paket yaitu pelayanan penyambungan baru untuk daya 450 VA dan 900 VA, khusus bagi rumah tangga kecil. Disebut pola paket, karena semua material dan jasa pemasangan instalasi rumah disiapkan dan dikerjakan oleh PT PLN (Persero). Jadi, calon pelanggan tak usah repot-repot


(36)

mencari material instalasi dan instalatir sendiri. Segala sesuatunya diurus oleh PT PLN (Persero) dan pelanggan tinggal terima beres instalasi terpasang oleh instalatir yang sah dan listrik masuk ke rumah. Cara mengajukan permohonannya yaitu dengan datang ke kantor cabang, ranting atau kantor rayon PT PLN (Persero) terdekat.

1. Biaya untuk pemasangan baru paket 450 VA

Untuk biaya paket 450 VA sebesar Rp. 180.750,- dengan rincian : Biaya Penyambungan Rp. 67.500,-

Uang Jaminan Langganan Rp. 20.250 Biaya Instalasi Rp. 93.000 Total Biaya Paket Rp. 180.750,- (belum termasuk material)

2. Lamanya listrik akan menyala setelah permohonan diajukan

Jika tidak memerlukan perluasan jaringan tegangan rendah, maksimum 10 (sepuluh) hari setelah Biaya Penyambungan dan Uang Jaminan Langganan di bayar. Dan sebaliknya jika memerlukan perluasan jaringan tegangan rendah, maksimum 30 (tiga puluh) hari setelah Biaya Penyambungan dan Uang Jaminan Langganan di bayar. Ini berlaku untuk paket 450 VA dan paket 900 VA.


(37)

b. Penyambungan Baru / Penambahan Daya Non – Paket s/d 50 kVA. Disebut non – paket, karena :

1. Kuantitas dan kualitas material instalasi serta cara pemasangannya sulit dibakukan, tergantung pada selera dan kemampuan pelanggan.

2. Calon pelanggan harus mencari sendiri instalatir untuk mengerjakan pemasangan instalasinya, dan mengalokasikan biaya – biaya material instalasi / jasa pemasangannya yang harus ditanggung sendiri oleh calon pelanggan.

c. Penyambungan baru / penambahan daya di atas 200 kVA

Untuk keperluan usaha ataupun industri biasanya membutuhkan daya listrik yang cukup banyak. PT PLN (Persero) siap mensuplai kebutuhan listrik bagi usaha dan industri berapapun jumlah daya yang dibutuhkan.

Pada dasarnya, penyambungan tenaga listrik dengan jumlah daya di atas 200 kVA disupali dengan Tegangan Menengah (TM) yaitu 20.000 Volt. Kepada pelanggan atau calon pelanggan harus menyediakan trafo sendiri yang digunakan untuk menurunkan tegangan dari Tegangan Menengah ke Tegangan Rendah sehingga dapat dimanfaatkan. Namun demikian, guna memberikan kemudahan pelanggan dan calon pelanggan agar tidak repot-repot menyediakan trafo, PT PLN (Persero) menyediakan trafo yang diperlukan. Tentunya karena trafo tersebut milik PLN, maka pelanggan dikenakan biaya sewa yang besarnya diperhitungkan berdasarkan daya kontraknya.


(38)

Tabel 3.3

PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai

Jumlah Pelanggan dan Jumlah Uang untuk Penambahan Daya dari Juni 2008 s/d April 2009

Bulan Jumlah Pelanggan Jumlah Uang

Juni 2008 101 pelanggan Rp. 45.950.450,-

Juli 2008 68 pelanggan Rp. 37.435.450,-

Agustus 2008 47 pelanggan Rp. 15.262.150,-

September 2008 48 pelanggan Rp. 32.477.740,-

Oktober 2008 33 pelanggan Rp. 22.085.100,-

November 2008 73 pelanggan Rp. 38.510.750,-

Desember 2008 60 pelanggan Rp. 37.222.450,-

Januari 2009 64 pelanggan Rp. 23.396.400,-

Februari 2009 70 pelanggan Rp. 18.879.500,-

Maret 2009 65 pelanggan Rp. 18.590.100,-

April 2009 135 pelanggan Rp. 57.699.500,-


(39)

Tabel 3.4.

PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai

Jumlah Pelanggan dan Jumlah Uang untuk Penyambungan Baru dari Juni 2008 s/d April 2009

Bulan Jumlah Pelanggan Jumlah Uang

Juni 2008 605 pelanggan Rp. 201.465.500,-

Juli 2008 305 pelanggan Rp. 153.971.250,-

Agustus 2008 209 pelanggan Rp. 149.097.700,-

September 2008 78 pelanggan Rp. 47.496.050,-

Oktober 2008 188 pelanggan Rp. 85.610.850,-

November 2008 340 pelanggan Rp. 133.856.100,-

Desember 2008 634 pelanggan Rp. 244.292.300,-

Januari 2009 378 pelanggan Rp. 125.712.550,-

Februari 2009 281 pelanggan Rp. 107.797.250,-

Maret 2009 408 pelanggan Rp. 140.287.050,-

April 2009 305 pelanggan Rp. 128. 030.000,-


(40)

Membayar Rekening Listrik

1. Melalui loket pembayaran (payment point)

Pembayaran dilakukan di loket pembayaran (payment point) yang dikelola bekerjasama dengan bank – bank pemerintah dan swasta. Tempat dan waktu telah ditentukan bagi masing – masing pelanggan, dari tanggal 1 sampai 20 setiap bulan. Lewat dari waktu tersebut, pelanggan akan dikenai sanksi berupa Biaya Keterlambatan (BK).

Loket atau tempat pembayaran itu buka setiap hari kerja, yaitu : a. Senin sampai dengan Jumat : Pukul 08.00 – 16.00 b. Sabtu : Pukul 08.00 – 12.00 2. Melalui lalu lintas giral

Sejumlah bank-bank swasta telah mempunyai ikatan kerjasama dengan PT. PLN (Persero) untuk menyediakan fasilitas bagi nasabahnya berupa pelunasan tagihan listrik.

Prosedur Pembayaran Listrik

Pelayanan pelanggan pada PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai yang dilakukan salah satunya pada sistem pembayaran listrik bagi konsumen. Adapun jenis pelayanan pembayaran listrik yang diberikan bagi konsumen ada 3 macam pembayaran yaitu :

1. Rekening Berjalan

Rekening berjalan adalah rekening bagi konsumen yang tidak mempunyai tunggakan dalam pembayaran listrik / bulannya.


(41)

2. Rekening Tunggakan

Rekening tunggakan adalah rekening bagi konsumen yang memliki tunggakan atau konsumen yang belum membayar tagihan listrik sesuai waktu yang telah ditentukan. Pada rekening tunggakan akan dikenakan sanksi denda jika melewati batas pembayaran yang telah ditentukan oleh pihak UPJ (Unit Pelayanan Jaringan) yang ada di daerah bersangkutan. Sanksi yang diberikan kepada pelanggan yang melakukan kelalaian antara lain jika pelanggan telah 3 bulan berturut-turut belum juga melunasi pembayaran sampai dengan tanggal 31 maka akan dikenakan sanksi berupa denda dan pembongkaran pada kabel dan KWH. Dan ada pula sanksi yang berupa denda yang diberikan kepada pelanggan yaitu jika pelanggan telat bayar selama satu bulan maka akan dikenakan sanksi / bulannya.

3. Rekening Bebas

Yaitu pembayaran yang dilakukan konsumen yang tidak mempunyai tunggakan, hanya cara pembayaran pada rekening bebas dapat dilakukan dimana saja seperti, pada UPJ terdekat, atau pada bank atau KUD yang ditunjuk oleh PLN untuk melakukan layanan pembayaran listrik bagi konsumen.


(42)

Bongkar Rampung

Bongkar Rampung yaitu pembongkaran seluruh aktiva PT. PLN (Persero) yang terdapat di lokasi pelanggan. Dan pada saat itu juga pelanggan dinyatakan berhenti sebagai pelanggan PT. PLN (Persero). Permintaan kembali sambungan tenaga listrik yang dibongkar rampung, diperlakukan sebagai permintaan sambungan baru dan tetap wajib melunasi seluruh tunggakan termasuk BK-nya dan/ atau tagihan susulan yang bersangkutan. Dan artinya juga diperlakukan sebagai calon pelanggan baru.

Karena itu, sebagai calon pelanggan harus membayar Biaya Penyambungan dan Uang Jaminan Langganan untuk penyambungan baru dikurangi besar Uang Jaminan Langganan yang telah masuk ke PT. PLN (Persero). Selain itu tetap dikenakan kewajiban melunasi seluruh tunggakannya. Tindakan bongkar rampung bisa diakibatkan oleh :

1. Tunggakan rekening listrik yang tidak terbayar 2. Tagihan Susulan PPAL yang tidak terbayar.

Reduksi

PT. PLN (Persero) sebagai penyedia tenaga listrik suatu saat tidak mampu

secara terus-menerus menyalurkan tenaga listrik bagi pelanggan, sehingga terjadi penghentian sementara penyaluran tenaga listrik atau pemadaman. Apabila penghentian penyaluran tenaga listrik itu berlangsung secara terus-menerus melebihi jangka waktu 3 x 24 jam, maka PT. PLN (Persero) akan memberikan reduksi berupa pengurangan Biaya Beban. Akan tetapi tidak semua penghentian


(43)

sementara akan diberikan reduksi oleh PT. PLN (Persero). Penghentian sementara penyaluran tenaga listrik dapatdiberikan reduksi apabila memenuhi salah satu atau lebih ketentuan yaitu :

1. Diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan pemeliharaan, perluasan atau rehabilitasi instalasi tenaga kelistrikan. Pelaksanaan pemadaman biasanya diberitahukan kepada masyarakat selambat-lambatnya 24 jam sebelum terjadi.

2. Terjadi gangguan pada instalasi ketenagalistrikan Ketentuan reduksi juga bisa diberlakukan :

a. Khusus untuk perusahaan musiman (misalnya penggilingan beras, pabrik gula) yang dalam jangka waktu tertentu tidak berproduksi, maka pelanggan tersebut diberikan keringanan / Reduksi 50 % atas Biaya Beban.

b. Khusus untuk irigasi (bukan tambak udang dan tambak lainnya) dan pompa pengendalian banjir dapat dikategorikan perusahaan musiman dan dapat diberikan keringanan 75 % atas Biaya Beban pada saat sambungan listrik tidak digunakan.


(44)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari sistem pelayanan pelanggan adalah sebagai berikut :

1. Sistem pelayanan yang diberikan oleh PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai sudah lebih baik dan sangat maju untuk keperluan masyarakat, dimana sistem pelayanan yang diberikan berupa penyambungan baru (pemasangan baru), penambahan daya, bongkar rampung, pembayaran rekening listrik melalui payment point, melalui lalu lintas giral, dengan bank yang telah ditunjuk oleh PLN dan transaksi secara online.

2. Sistem pelayanan serta prosedur yang dijalankan tentunya tidak luput dari kecacatan, yang tak lain diakibatkan oleh pihak pegawai PLN sendiri dalam hal pemberian pelayanan yang kurang memuaskan, dan masyarakat yang tidak bertanggungjawab yang telah memperoleh listrik secara tidak sah dengan membuat sambungan dari jaringan listrik atau instalasi pelanggan tanpa seijin PLN, menambah daya tanpa ijin PLN serta memperkecil angka penunjukkan kWh meter.


(45)

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :

1. Hendaknya pihak PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang layanan-layanan yang diberikan kepada pihak pelanggan.

2. Hendaknya pihak PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai dapat

mensosialisasikan sistem pembayaran secara online kepada masyarakat dengan baik, baik melalui media cetak maupun elektronik, karena sistem pembayaran secara online kurang diketahui oleh masyarakat.

3. Hendaknya pihak PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai dapat memberikan kualitas pelayanan yang dapat memuaskan masyarakat pengguna jasa kelistrikan dengan meningkatkan layanan-layanan atau berbagai kemudahan untuk masyarakat pelanggan.


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Jhon, Teds. 2003. Pelayanan Pelanggan Yang Sempurna. Cetakan Pertama. Penerbit Kunci Ilmu

PT. PLN (Persero). 2009. Membayar rekening listrik. Diakses pada tanggal 12 Mei 2009. (online/http://www.indo.net.id/pln/htdocs/membayar.html) PT. PLN (Persero) Sumatera Utara. 2009. Pelayanan Pelanggan PT. PLN

(Persero) Sumatera Utara. Diakses pada tanggal 12 Mei 2009.

(online/http://www.plnsumut.co.id/sk_pelanggan.php)

PT. PLN (Persero) Wilayah – II Sumatera Utara. Informasi Kelistrikan dan

Panduan Pelayanan Pelanggan. Penerbit PT. PLN (Persero) Wilayah II


(47)

(48)

(1)

sementara akan diberikan reduksi oleh PT. PLN (Persero). Penghentian sementara penyaluran tenaga listrik dapatdiberikan reduksi apabila memenuhi salah satu atau lebih ketentuan yaitu :

1. Diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan pemeliharaan, perluasan atau rehabilitasi instalasi tenaga kelistrikan. Pelaksanaan pemadaman biasanya diberitahukan kepada masyarakat selambat-lambatnya 24 jam sebelum terjadi.

2. Terjadi gangguan pada instalasi ketenagalistrikan Ketentuan reduksi juga bisa diberlakukan :

a. Khusus untuk perusahaan musiman (misalnya penggilingan beras, pabrik gula) yang dalam jangka waktu tertentu tidak berproduksi, maka pelanggan tersebut diberikan keringanan / Reduksi 50 % atas Biaya Beban.

b. Khusus untuk irigasi (bukan tambak udang dan tambak lainnya) dan pompa pengendalian banjir dapat dikategorikan perusahaan musiman dan dapat diberikan keringanan 75 % atas Biaya Beban pada saat sambungan listrik tidak digunakan.


(2)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari sistem pelayanan pelanggan adalah sebagai berikut : 1. Sistem pelayanan yang diberikan oleh PT. PLN (Persero) Ranting Medan

Denai sudah lebih baik dan sangat maju untuk keperluan masyarakat, dimana sistem pelayanan yang diberikan berupa penyambungan baru (pemasangan baru), penambahan daya, bongkar rampung, pembayaran rekening listrik melalui payment point, melalui lalu lintas giral, dengan bank yang telah ditunjuk oleh PLN dan transaksi secara online.

2. Sistem pelayanan serta prosedur yang dijalankan tentunya tidak luput dari kecacatan, yang tak lain diakibatkan oleh pihak pegawai PLN sendiri dalam hal pemberian pelayanan yang kurang memuaskan, dan masyarakat yang tidak bertanggungjawab yang telah memperoleh listrik secara tidak sah dengan membuat sambungan dari jaringan listrik atau instalasi pelanggan tanpa seijin PLN, menambah daya tanpa ijin PLN serta memperkecil angka penunjukkan kWh meter.


(3)

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :

1. Hendaknya pihak PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang layanan-layanan yang diberikan kepada pihak pelanggan.

2. Hendaknya pihak PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai dapat mensosialisasikan sistem pembayaran secara online kepada masyarakat dengan baik, baik melalui media cetak maupun elektronik, karena sistem pembayaran secara online kurang diketahui oleh masyarakat.

3. Hendaknya pihak PT. PLN (Persero) Ranting Medan Denai dapat memberikan kualitas pelayanan yang dapat memuaskan masyarakat pengguna jasa kelistrikan dengan meningkatkan layanan-layanan atau berbagai kemudahan untuk masyarakat pelanggan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Jhon, Teds. 2003. Pelayanan Pelanggan Yang Sempurna. Cetakan Pertama. Penerbit Kunci Ilmu

PT. PLN (Persero). 2009. Membayar rekening listrik. Diakses pada tanggal 12 Mei 2009. (online/http://www.indo.net.id/pln/htdocs/membayar.html) PT. PLN (Persero) Sumatera Utara. 2009. Pelayanan Pelanggan PT. PLN

(Persero) Sumatera Utara. Diakses pada tanggal 12 Mei 2009. (online/http://www.plnsumut.co.id/sk_pelanggan.php)

PT. PLN (Persero) Wilayah – II Sumatera Utara. Informasi Kelistrikan dan Panduan Pelayanan Pelanggan. Penerbit PT. PLN (Persero) Wilayah II Sumatera Utara.


(5)

(6)