Analisis Anggaran Jaminan Kesehatan Pegawai PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

ANALISIS ANGGARAN JAMINAN KESEHATAN PEGAWAI PT.PLN (PERSERO) UNIT

INDUK PEMBANGUNAN II

TUGAS AKHIR Diajukan Oleh:

ENZELIA NELLY F. S 112101188

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

2   

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : ENZELIA NELLY F. S

NIM : 112101188

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

JUDUL : ANALISIS ANGGARAN JAMINAN KESEHATAN

PEGAWAI PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK

PEMBANGUNAN II MEDAN

Tanggal : Agustus 2014 Dosen Pembimbing

(Dra. Friska Sipayung, SE, M.Si) NIP. 196201171986032002

Tanggal : Agustus 2014 Ketua Program Studi D-III Manajemen Keuangan

(Dr.Yeni Absah, SE, M.Si)

NIP. 197411232000122001

Tanggal : Juli 2014 DEKAN


(3)

karunia yang diberikan sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang

berjudul “Analisis Anggaran Jaminan Kesehatan Pegawai PT PLN (Persero)

Unit Induk Pembangunan II Medan” sebagai salah satu syarat dalam

menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma-III Manajemen Keuangan

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dengan setulus hati tugas akhir ini penulis persembahkan kepada kedua orang

tua penulis, Ayahanda T.Simamora, dan Ibunda J.Siahaan yang selalu

mencurahkan kasih sayang, dukungan serta doanya kepada penulis. Terima kasih

yang sedalam-dalamnya karena telah menjadi orangtua terhebat sedunia, semoga

ini menjadi awal dari kesuksesan penulis di masa yang akan datang.

Dalam penulisan tugas akhir ini ditemui beberapa kesulitan, namun berkat

bantuan, dan doa dari berbagai pihak maka tugas akhir ini dapat terselesaikan

dengan baik. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa

hormat dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr.Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi D-III

Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara.

3. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku dosen pembimbing yang dengan

sabar memberikan waktu, tenaga, saran, dan pemikirannya kepada Penulis


(4)

4. Teristimewa untuk adikku Kevin Simamora, kiranya Tuhan Yesus

memberkati sekolah dan cita-citamu. Terima kasih juga kepada seluruh

keluarga Mawar, terutama Kakakku Monica Olivia Hutapea, A.Md yang

selalu mendukung, mendoakan serta menyediakan waktu bagi Penulis

dalam setiap prosesnya hingga Tugas Akhir ini terselesaikan.

5. Orang terkasih Kristop K.Lumbangaol yang selalu sabar dan mendukung

yang Penulis lakukan. Tuhan Memberkatimu.

6. Sahabat dan saudaraku GT’C, Melva, Lindsay, Gebi, Nancy, Van, dan

Holong, Kakak Jeanne, Indri, Nova, Friska dan abang Adi Siregar,

Kakanda Daniel Robert, Teman-teman Grup C 2011 terkhusus Posma,

Widya, Iyen, Citra, Hana, Lia, Merlinta dan Tina yang selalu mendoakan

dan mendukung Penulis selama perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari dari kata sempurna,

masih terdapat kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan dan

kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

konstruktif dari berbagai pihak guna kesempurnaan tugas akhir ini dan kebaikan

penulis pada masa yang akan datang.

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga tugas akhir ini

bermanfaat bagi orang banyak khususnya bagi pembaca.

Medan, Agustus 2014

Penulis


(5)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR TABEL ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 4

A. Sejarah PT. PLN (Persero)Unit Induk Pembangunan II ... 4

B. Struktur Organisasi ... 6

C. Uraian Tugas ... 7

D. Kinerja Terkini ... 12

BAB III PEMBAHASAN ... 13

A. Gambaran Umum Tentang Anggaran ... 13

B. Pengertian Jaminan Kesehatan.. ... 16

C. Jaminan Kesehatan PT.PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II ... 17

D. Biaya Jaminan Kesehatan ... 36

E. Analisis dan Evaluasi ... 40

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

A. Kesimpulan . ... 43

B. Saran . ... 44 DAFTAR PUSTAKA


(6)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar 2.1 Susunan Organisasi PT PLN (Persero) Unit Induk


(7)

Tabel 2.1 Kinerja Usaha Terkini PT PLN (Persero) Unit Induk

Pembangunan II Medan ... 12

Tabel 3.1 Anggaran Jaminan Kesehatan PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan ... 16

Tabel 3.2 Tarif Rumah Sakitt ... 37

Tabel 3.3 Tarif Rumah Sakit yang Dilanggan ... 37


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah pangkal kecerdasan, produktivitas dan kesejahteraan

manusia. Kesehatan merupakan penentu sumber daya insani. Tanpa kesehatan

karyawan, perusahaan kehilangan daya kerja karena absensi sakit meningkat,

hingga target produksi tidak tercapai dan terjadilah kerugian. Kesehatan

merupakan hak fundamental setiap individu dinyatakan secara global di dalam

Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia, dan secara Nasional dalam

Amandemen UUD 1945 pasal 28-2- H dan UU No. 23 Tahun 1992 tentang

Kesehatan .

Manajemen Sumber Daya Manusia berkembang dan bekerja melalui sistem

sumber daya manusia yang terdiri dari 6 bidang, yaitu Human Resource Planning,

Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kompensasi dan Benefit, Keamanan dan

Kesehatan, Hubungan Karyawan dan Buruh, dan Riset Sumber Daya Manusia.

Dalam hal ini, Manajemen Sumber Daya Manusia memiliki peran penting dalam

menjamin kesehatan merujuk pada kebebasan karyawan dari sakit serta kebaikan

atas keseluruhan fisik dan mental mereka.

Dalam upaya memberikan perlindungan bagi pekerja tersebut wajib diikuti

oleh setiap perusahaan. Setiap pekerja dapat juga mengalami cacat tetap dan total

karena sakit/kecelakaan sehingga tidak bisa bekerja lagi, maka pekerja dan


(9)

Pekerja juga dapat menderita sakit mulai dari yang ringan sampai yang berat

yang harus mendapatkan perawatan di rumah sakit. Peristiwa ini memerlukan

pembiayaan yang akan menambah beban hidup pekerja, lebih-lebih apabila

seorang pekerja tersebut sebagai pencari nafkah mendapat musibah sampai

meninggal dunia maka penghasilan dihentikan dan keluarga yang ditinggalkan

akan kehilangan sumber penghasilan.

Oleh karena resiko-resiko tersebut diatas akan selalu dihadapi oleh setiap

pekerja dan bersifat universal maka hal ini perlu di tanggulangi secara sistematis

terencana dan teratur, oleh karena itu perlu diberi perlindungan terhadap pekerja.

Menciptakan kenyamanan dan keamanan bagi para pekerja dapat diwujudkan

dengan membuat penjaminan kesejahteraan, perlindungan kerja yang lebih

dikenal dengan Jaminan Kesehatan Tenaga Kerja.

Instansi Pemerintah maupun Perusahaan Swasta harus menyiapkan anggaran

dalam tugasnya menjamin kesejahteraan dan keselamatan pekerjanya. Anggaran

tersebut akan menjadi alat untuk mendapatkan fasilitas pemeliharaan kesehatan

yang sudah ditetapkan.

Dengan penjelasan diatas penulis tertarik untuk menganalisis mengenai

anggaran jaminan kesehatan yang diterapkan oleh PT.PLN (Persero) Unit Induk

Pembangunan II Medan melalui judul “Analisis Anggaran Jaminan Kesehatan

Pegawai PT.PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan”. B. Permasalahan

Anggaran Jaminan Kesehatan sangatlah penting dalam upaya peningkatan


(10)

3   

Pegawai beserta keluarganya di lingkungan PT.PLN (Persero) Unit Induk

Pembangunan II Medan.

Berdasarkan hal ini maka penulis mencoba untuk membahas permasalahan :

Bagaimana pelaksanaan Anggaran Jaminan Kesehatan PT.PLN (Persero) Unit

Induk Pembangunan II Medan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

bagaimana pelaksanaan anggaran jaminan kesehatan yang dilaksanakan oleh

perusahaan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan masukan kepada perusahaan untuk melaksanakan

pengawasan terhadap anggaran jaminan kesehatan untuk mewujudkan

tujuan perusahaan.

2. Menambah pengetahuan penulis mengenai pentingnya menentukan

anggaran jaminan kesehatan bagi sebuah perusahaan.

3. Dapat digunakan oleh penulis lain sebagai bahan referensi untuk


(11)

A. Sejarah Ringkas PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II

Dengan dikeluarkannya UU No. 58 tahun 1958 tentang Nasionalisasi, nama

OGEM dinasionalisasikan menjadi perusahaan pada tanggal 31 Januari 1958

dengan nama PGLN (Perusahaan Gas dan Listrik Negara) tahun 1959 dirubah

menjadi Perum Listrik Negara Distrik Cabang Sumatera Utara yang kemudian

dirubah lagi menjadi Exploitasi I tahun 1961 sesuai dengan PP No. 67 tahun 1961.

Dengan dikeluarkannya keputusan Direksi PLN No. 09/DIR/PLN/1966 kemudian

PLN Exploitasi I Sumatera Utara menjadi Exploitasi II dan pada tahun 1966 di

Sumatera Utara dibentuk PLN pembangunan yang berada dibawah pengawasan

PLN Exploitasi II. Pada tahun 1966 PLN mengalami perubahan lagi dari

Perusahaan Negara menjadi PERUM sesuai dengan UU No. 9/Tahun1969, untuk

menanggulangi dan mengimbangi peningkatan permintaan akan kebutuhan tenaga

listrik oleh masyarakat di Sumatera Utara, maka Perusahaan Umum Listrik untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga pada tahun 1975 dengan terbitnya

peraturan Menteri PUTL No. 13/PRT/75 tanggal 8 September 1975 maka

diadakan reorganisasi pada PLN Exploitasi II Sumatera Utara pada tahun 1975

dan begitu juga dengan pembangunan dirubah menjadi PLN Proyek Induk

Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara dan Aceh pada tahun yang sama.

Kemudian pada tahun 1994 terjadi perubahan nama dari Perusahaan Umum

Listrik Negara Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara menjadi

PT PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara dan


(12)

5   

058.K/024/DIR/1994, kemudian 2006 menjadi PT PLN (Persero) Proyek Induk

Pembangkit & Jaringan Sumatera Utara, Aceh & Riau berdasarkan keputusan

Direksi PT PLN (Persero) No. 032.K/DIR/2006. Kemudian pada akhir 2010

menjadi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jaringan Sumatera I

berdasarkan keputusan Direksi PT PLN (Persero) NO. 589.K/DIR/2010.

Kemudian di tahun 2013 berubah kembali menjadi PT PLN (Persero) Unit Induk

Pembangunan II berdasarkan keputusan Direksi PT PLN (Persero) No.

166.K/DIR/2013.

Visi, Misi dan Motto PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II

PT PLN (Persero Unit Induk Pembangunan II Medan adalah unit usaha PLN

yang bergerak dalam Bidang Pembangunan Gardu Induk (GI) dan Jaringan

Transmisi (TL) di wilayah Sumatera Utara, Aceh, Riau Sumatera Barat

berkomitmen untuk memenuhi keinginan dan memenuhi persyaratan pelanggan

dan stake holder melalui TEPAT KWH (Tepat Kualitas, Waktu Dan Hemat

Biaya) dan melakukan peningkatan yang berkelanjutan terhadap keefektifan

sistem manajemen mutu.

Visi :

Menjadikan Unit Induk Pembangunan II sebagai Unit Induk Pembangunan terbaik

di Indonesia.

Misi :

Melakukan pengendalian konstruksi dan pengelolaan kegiatan pembangunan

jaringan serta melaksanakan administrasi konstruksi dengan bertindak sebagai


(13)

General Manager

Unit Pelaksanaan  Konstruksi

Bidang Keuangan  dan SDM Bidang Perencanaan Bidang  Oprasi Konstruksi

Bidang Hukum,  Komunikasi, dan 

Pertanahan

dioperasikan melalui proses pelaksanaan pembangunan yang efisien, tepat waktu

dan menghasilkan standart produk/prototipe.

Motto :

BMW (Biaya, Mutu, Waktu)

Tepat Biaya, Mutu dan Waktu

B. Stuktur Organisasi

Struktur organisasi dalam suatu perusahaan mempunyai peranan yang sangat

penting dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, untuk itulah maka struktur

organisasi harus dirancang sesuai dengan tingkat kebutuhan dan keadaan

perusahaan.

Struktur organisasi yang diciptakan haruslah mampu menggunakan seluruh

sumber daya yang dimiliki perusahaan secara optimal. Dengan demikian struktur

organisasi yang baik akan dapat membagi seluruh tugas, wewenang dan tanggung

jawab serta mampu mengatur tata hubungan yang harmonis antar unit-unit

organisasi yang ada dalam suatu perusahaan.

Struktur organisasi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan adalah

sebagai berikut.

Gambar 2.1 Susunan Organisasi PT PLN (Persero) UIP II  Sumber: PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan


(14)

7   

C. Uraian Tugas

Untuk mencapai tujuan seperti yang diharapkan perusahaan, maka

manajemen memberikan tugas dan tanggung jawab pada masing - masing bagian.

Tugas dan tanggung jawab masing - masing bagian yang terdapat pada PT PLN

(Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan adalah sebagai berikut :

1. General Manager

Bertanggung jawab dan memastikan terselenggaranya pengelolaan kegiatan

pembangunan jaringan tenaga listrik sesuai yang tercantum dalam Daftar Isian

Proyek (DIP), Petunjuk Operasional (PO) dan Anggaran Investasi (AI), serta

bertanggung jawab terhadap biaya, jadwal, dan mutu sesuai target kinerja Unit

Induk Pembangunan yang ditetapkan oleh Direksi dengan mengoptimalkan

sumber daya yang tersedia, serta memastikan bahwa semua program

pembangunan yang dilaksanakan oleh Unit Induk Pembangunan telah diketahui

oleh Direksi, dengan tugas pokok meliputi:

a. Mengembangkan strategi dan kebijakan pokok untuk peningkatan kerja

Unit Induk Pembangunan;

b. Memastikan kelancaran koordinasi dan Servis Level Agreement (SLA) dengan pihak supervisi konstruksi dan supervisi desain:

c. Menetapkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) Unit Induk

Pembangunan;

d. Mengelola dan mengendalikan kegiatan pembangunan dan bertindak

sebagai wakil pemilik (owner);

e. Menetapkan sistem manajemen kinerja dan sistem manajemen mutu Unit


(15)

f. Mengembangkan hubungan kerja sama dengan pihak lain untuk

kelancaran dan keberhasilan penyelesaian pembangunan;

g. Mengembangkan dan memelihara kompetensi organisasi dan kompetensi

anggota organisasi Unit Induk Pembangunan;

h. Menetapkan Laporan Manajemen Unit Induk Pembangunan.

2. Bidang Perencanaan

Bertanggung jawab atas tersedianya perencanaan kerja atas pelaksanaan

kegiatan perencanaan umum dan lingkungan hidup serta perencanaan konstruksi

pembangunan, penetapan kebijakan manajemen yang strategis dalam rangka

pencapaian target kinerja Unit Induk Pembangunan, dengan tugas pokok meliputi:

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Unit Induk Pembangunan

Tahunan;

b. Mengelola kegiatan survey dan soil investigation;

c. Menyiapkan analisis dampak lingkungan dan pengelolaan lingkungan

hidup serta perijinan yang terkait dengan fasilitas proyek dan pertanahan;

d. Merencanakan, memonitor, mengevaluasi kegiatan pembebasan tanah;

e. Melaksanakan perencanaan pembangunan yang sinergi dengan koordinasi

bersama pihak supervisi konstruksi dan supervisi desain antara lain

Approval Drawing dan Spesifikasi;

f. Menkoordinir persiapan dan pelaksanaan kegiatan pengadaan termasuk

menyiapkan dokumen pelelangan;


(16)

9   

3. Bidang Operasi Konstruksi

Bertanggung jawab dan memastikan terlaksananya pekerjaan konstruksi

pembangunan, konsolidasi Unit Pelaksanaan Konstruksi sesuai dengan jadwal,

biaya, dan kualitas pekerja melalui pemantauan hasil kerja, untuk pencapaian

target kinerja Unit Induk Pembangunan, dengan tugas pokok meliputi:

a. Mengkoordinasikan secara keseluruhan pengendalian pembangunan agar

pelaksanaan pembangunan dapat dilaksanakan secara tepat waktu, biaya

dan mutu;

b. Menyusun Basic Communication internal dan ekternal dengan pihak ketiga terkait dengan kelancaran pelaksanaan pembangunan;

c. Mengkoordinasi kegiatan pelaksanaan administrasi teknik, meliputi

administrasi tenaga kerja asing, administrasi kontrak (penanganan klaim

kontrak, amandemen kontrak, berita acara pembayaran) dan pengendalian

TKDN;

d. Mengelola persetujuan Master List dan kegiatan kepabeanan;

e. Mengelola pengendalian logistik dan administrasi monitoring terkait

dengan pekerjaan pembangunan;

f. Mengelola program Keselamatan Ketenagalistrikan;

g. Mengelola dan menkoordinir Serah Terima Proyek dan Laporan Proyek

Selesai di lingkungan Unit Induk Pembangunan.

4. Bidang Keuangan & Sumber Daya Manusia

Bertanggung jawab dan memastikan terselenggaranya pengelolaan keuangan


(17)

Induk Pembangunan dalam mencapai target kinerja Unit Induk Pembangunan

sesuai penetapan Direksi, denagn tugas pokok meliputi:

a. Menyusun perencanaan alokasi pendanaan dan realisasi pembayaran

terkait dengan progres pembangunan;

b. Melaksanakan proses pembayaran sesuai dengan kewajiban dan

komitmen, serta proses pembayarn sesuai dengan ketentuan kontrak;

c. Mengelola pelaksanaan kegiatan akutansi, perpajakan, dan asuransi;

d. Merencanakan dan mengelola pengembangan kompetensi dan karir SDM;

e. Mengelola Administrasi SDM di Unit Induk dan Unit Pelaksana.

5. Bidang Hukum, Komunikasi, dan Pertanahan

Bertanggung jawab atas seluruh proses hukum dan pertanahan dalam

pelaksanaan proyek konstruksi, serta atas seluruh proses komunikasi dengan pihak

eksternal proyek untuk menunjang keberhasilan proyek konstruksi, dengan tugas

pokok:

a. Menyusun program penyelesaian masalah hukum dan melaksanakan

kegiatan hukum;

b. Melaksanakan konsultasi, penanganan, dan penyelesaian permasalahan

hukum;

c. Melaksanakan kegiatan komunkasi dan kehumasan, terkait dengan

pelaksanaan pembebasan lahan;

d. Menyusun basic communication intern dan ekstern dengan pihak ketiga terkait;

e. Melaksanakan proses perijinan dan administrasi dokumen terkait dengan


(18)

11   

f. Merencanakan dan melakukan proses penyiapan dokumen dan persiapan

pelaksanaan pembebasan lahan;

g. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk pelaksanaan

pembebasan lahan;

h. Mengelola administrasi kesekretariatan dan umum;

i. Melaksanakan kegiatan pembebasan lahan;

j. Memonitor dan mengevaluasi serta menyelesaikan permasalahan yang

berkaitan dengan kegiatan pembebasan lahan;

k. Menyusun laporan hasil pembebasan lahan.

6. Unit Pelaksana Konstruksi

Bertanggung jawab dan memastikan terselenggaranya pengelolaan

pembangunan sesuai dengan kontrak dengan pihak supervisi konstruksi dan

supervisi desain sebagai bagian pencapaian target kinerja pembangunan yang

ditetapkan perusahaan, dengan tugas pokok meliputi:

a. Melaksanakan pengawasan, pengendalian teknik, dan administrasi

konstruksi;

b. Melaksanakan proses perijinan yang terkait dengan pelaksanaan

pekerjaannya;

c. Melaksanakan sosialisasi, inventarisasi, dan menyusun daftar nominatif

terkait kegiatan pembebasan tanah;

d. Melaksanakan pembayaran pembebasan tanah untuk luasan tertentu,

pengurusan pelepasan hak, dan serifikat;

e. Mendukung pelakasanaan survey di lapangan serta pelakasanaan analisia


(19)

f. Melaksanakan pemantauan dan pengendalian kemajuan fisik

pembangunan secara berkala, melalui sinergi dengan pihak supervisi

konstruksi dan supervisi desain (jika ada), serta menyusun laporan

kemajuan pekerjaan pembangunan;

g. Mengelola logistik, tata usaha gudang serta administrasi dan umum;

h. Mengkoordinasikan pelaksanaan test komisioning, penyelesaian pending

item, dan penyiapan Serah Terima Proyek di lingkungan Unit Pelaksana

Konstruksi dengan Unit Pengusahaan;

i. Mengembangkan hubungan kerja sama dengan pihak lain meliputi

koordinasi dengan stakeholder untuk kelancaran dan keberhasilan penyelesaian pembangunan.

D. Kinerja Usaha Terkini

Tabel 2.1

 


(20)

BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tentang Anggaran 1. Pengertian Anggaran

Secara umum, tujuan suatu perusahaan adalah menghasilkan laba demi

kelangsungan perusahaan. Dalam proses menghasilkan laba tersebut, perusahaan

harus menentukan produk apa yang akan dihasilkan dan perusahaan akan mencari

sumber daya. Anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang.

Anggaran harus disusun dengan menggunakan urutan tertentu, bukan

acak-acakan.Anggaran memiliki kemiripan dengan ramalan dan proyeksi, tetapi antara

anggaran dengan ramalan maupun proyeksi memiliki perbedaan.

Anggaran dapat berupa anggaran fisik dan anggaran keuangan. Anggaran

lazim disebut rencana kerja yang dituangkan secara tertulis dalam bentuk

angka-angka keuangan, lazim disebut anggaran formal.Anggaran dapat dianggap sebagai

suatu sistem yang memiliki kekhususan tersendiri atau sebagai sub-sistem yang

memerlukan hubungan dengan subsistem lain yang ada dalam suatu organisasi

atau perusahaan.

Menurut Freeman (2003), anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan oleh

organisasi sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya

pada kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas (the process of allocating resources to unlimited demands). Anggaran dapat juga dikatakan sebagai pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu


(21)

Tanpa penyusunan anggaran, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam

mengevaluasi kinerja, kurang dapat mengoptimalkan efisiensi dan produktivitas

kerja, serta kurang dapat memanfaatkan kesempatan untuk perluasan usaha.

2. Manfaat Anggaran

a. Perencanaan Terpadu

Anggaran perusahaan digunakan sebagai alat merumuskan rencana

perusahaan dan untuk menjalankan pengendalian terhadap berbagai

kegiatan secara menyeluruh.

b. Pedoman Pelaksanaan Perusahaan

Penyusunan anggaran memungkinkan perusahaan untuk mengantisipasi

perubahan dalam lingkungan dan melakukan penyesuaian sehingga kinerja

perusahaan dapat lebih baik.

c. Alat Pengkoordinasian

Penganggaran dapat memperbaiki koordinasi kerja intern perusahaan.

Sistem anggaran memberikan ilustrasi operasi perusahaan secara

keseluruhan.

d. Alat Pengawasan Kerja

Anggaran memerlukan serangkaian standar prestasi yang bisa

dibandingkan dengan realisasi sehingga pelaksanaan setiap aktivitas dapat

dinilai kinerjanya.

e. Alat Evaluasi Perusahaan menerapkan standar yang relevan memberikan

pedoman bagi perbaikan operasi perusahaan dalam menentukan

langkah-langkah yang ditempuh agar pekerjaan diselesaikan dengan baik.


(22)

15   

3. Karakteristik Anggaran

Berdasarkan karakteristiknya terbagi dua yaitu anggaran rutin dan anggaran non

rutin.

a. Anggaran rutin merupakan anggaran yang disusun untuk satu tahun

anggaran. Anggaran rutin berupa anggaran Operasional internal

perusahaan dalam satu tahun yang dapat berupa anggaran kepegawaian,

anggaran pemeliharaan, dan lain-lain.

b. Anggaran non rutin merupakan anggaran yang disusun berdasarkan

kebutuhan kegiatan yang akan dilaksanakan, biasanya berupa anggaran

proyek.

4. Syarat Anggaran

Agar anggaran dapat dioptimalkan secara maksimal, penyusunannya perlu

memperhatikan syarat sebagai berikut:

a) Realistis

Artinya tidak terlalu optimis dan tidak pula terlalu pesimis.

b) Luwes

Artinya tidak terlalu kaku, dan mempunyai peluang untuk disesuaikan

dengan keadaan yang mungkin berubah.

c) Kontinyu

Artinya memberikan perhatian terus-menerus dan tidak merupakan suatu


(23)

Tabel 3.1

ANGGARAN JAMINAN KESEHATAN PEGAWAI PT PLN (Persero) UNIT INDUK PEMBANGUNAN II MEDAN

Periode Januari s/d Desember 2013

Sumber: PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan

B. Pengertian Jaminan Kesehatan

Pemeliharaan/perawatan kesehatan merupakan bagian dari administrasi SDM.

Jasa untuk pemeliharaan kesehatan, perusahaan menyediakan bantuan berupa

asuransi/jaminan kesehatan untuk karyawan dan keluarga.

Jaminan kesehatan ialah usaha pemberian atau program pelayanan kepada

karyawan dan keselamatan karyawan dalam rangka memberikan kepuasaan

sehingga karyawan betah bekerja dan tidak akan keluar dari perusahaan.

Jaminan kesehatan ini bertujuan untuk menjaga, memelihara, dan meningkatkan

kesehatan pegawai beserta keluarganya secara efektif dan efisien (Himpunan

Peraturan Kepegawaian PT PLN,2001)

NO. URAIAN ANGGARAN REALISASI DEVIASI

Jumlah %

1 Pemeriksaan

Kesehatan Rp 3.635.000.000 Rp 3.500.000.000 Rp 135.000.000 37,13 2 Rawat Inap Rp 12.400.000.000 Rp 14.625.000.000 Rp (2.225.000.000) 17,94 3 Rawat Jalan Rp 6.250.000.000 Rp 6.700.000.000 Rp (450.000.000) 7,200 4 Unit Gawat

Darurat Rp 2.890.000.000 Rp 3.450.000.000 Rp (560.000.000) 19,37 5 Operasi Rp 10.500.000.000 Rp 12.970.000.000 Rp (2.470.000.000) 23,52 6 Terapi Rp 8.600.000.000 Rp 8.000.000.000 Rp 600.000.000) 6,976 7 Pemeriksaan

Laboratorium Rp 6.350.000.000 Rp 8.700.000.000 Rp (2.350.000.000) 37,00

8

Perawatan dan Pengobatan Dokter

Gigi Rp 4.375.000.000 Rp 7.150.000.000 Rp (2.775.000.000) 63,42 Total Rp 55.000.000.000 Rp 63.095.000.000 Rp 10.095.000.000 34014


(24)

17   

C. Jaminan Kesehatan PT.PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan bagi Pegawai :

a. bahwa sehubungan dengan adanya Perjanjian Kerja Bersama Antara PT PLN

(Persero) dan Serikat Pekerja PT PLN (Persero) Nomor

140-I.PJ/040/DIR/2010 dan DPP-002.PJ/SP PLN/2010 dan dalam rangka

mengoptimalkan upaya pemeliharaan kesehatan pegawai dan keluarga

Pegawai, perlu penyempurnaan ketentuan Pemeliharaan Kesehatan Pegawai

yang diatur dalam Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor

266.KlDIR/2000 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Direksi PT PLN

(Persero) Nomor 093.KlDIR/2007;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a di

atas, perlu ditetapkan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) tentang

Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Pegawai dan Keluarga Yang

Ditanggung.

Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Pegawai dan Keluarga yang Ditanggung

a. Perseroan, adalah PT (Persero) Perusahaan Listrik Negara, dengan cakupan

kerja dari PLN Pusat sampai dengan Unit terkecil;

b. Direksi, adalah Organ Perseroan yang bertanggung jawab atas pengelolaan

perusahaan sesuaidengan maksud dan tujuan Perseroan yang terdiri dari

seorang Direktur Utama sebagai pimpinan dengan beberapa Direktur sebagai

anggota, dalam batasan yang ditentukan oleh Undang-undang Nomor 40 tahun


(25)

c. Pegawai, adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan,

diangkat, bekerja dan diberi penghargaan/imbal jasa menurut ketentuan yang

berlaku di Perseroan;

d. Isteri/Suami, adalah Isteri/Suami sah Pegawai yang didaftarkan di Perseroan;

e. Anak, adalah anak kandung dan atau anak tiri dan atau anak angkat, yang

didaftarkan di Perseroan;

f. Anak Kandung, adalah anak sah Pegawai yang didaftarkan di Perseroan;

g. Anak Tiri, adalah anak yang bukan anaknya sendiri dan diakui sebagai anak

akibat adanya suatu perkawinan antara Pegawai dengan orangtua anak tersebut

yang pada saat perkawinan Pegawai yang bersangkutan tidak mempunyai anak

kandung/anak angka1. Jumlah anak tiri tersebut paling banyak 1 (satu) orang

dan didaftarkan di Perseroan;

h. Anak Angkat, adalah anak yang diangkat menurut hukum/adopsi atau

berdasarkan hukum adatsetempat yang diperkuat Pengadilan Negeri untuk

paling banyak 1 (satu) orang dan didaftarkan di Perseroan;

i. Keluarga yang ditanggung, adalah Isteri/Suami dan Anak Pegawai yang

memenuhi persyaratan untuk mendapatkan fasilitas Pemeliharaan Kesehatan

dari Perseroan;

j. Pemeliharaan Kesehatan, adalah fasilitas, kegiatan persuasif, tindakan medis,

upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan bagi Pegawaidan keluarga yang

ditanggung;

k. Pengelola Pemeliharaan Kesehatan, adalah bagian/bidang di Perseroan yang


(26)

19   

l. Sarana Pemeliharaan Kesehatan, adalah penyelenggara Pemeliharaan

Kesehatan;

m.Kondisi Darurat Gawat, adalah kondisi yang memerlukan pemeriksaan dan

tindakan medis segera,dan apabila tidak segera dilakukan tindakan, akan

menyebabkan hal yang fatal bagi jiwa penderita;

n. Formularium Obat, adalah perumusan daftar komponen obat yang efektif dan

aman untuk digunakan dalam penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan tanpa

mencantumkan merk dagang;

o. Tarif Perseroan, adalah tarif yang ditetapkan Perseroan;

p. Restitusi,adalah penggantian biaya Pemeliharaan Kesehatan;

q. Konsultan Kesehatan, adalah pihak yang ditunjuk Perseroan untuk membantu

audit maupun evaluasiatas pelaksanaan Pemeliharaan Kesehatan;

r. PLN Pusat, adalah PT PLN (Persero) Kantor Pusat;

s. Unit Induk, adalah Unit Organisasi satu tingkat di bawah PLN Pusat;

t. Unit Pelaksana, adalah Unit Organisasi satu tingkat di bawah PLN Unit Induk;

u. Unit Koordinator, adalah Unit yang ditunjuk sebagai pembuat kontrak payung

dengan provider Sarana Pemeliharaan Kesehatan yang diberlakukan kepada

Unit lainnya dalam satu wilayah kerja/kota;

v. Pimpinan Unit, adalah General Manager atau Pejabat lainnya yang menerima

pendelegasianwewenang.

Maksud dan Tujuan Penetapan Keputusan.

1. Maksud ditetapkan Keputusani ini adalah untuk mengatur pola dan prosedur


(27)

ditanggung secara efektif guna mencegah penyalahgunaan yang merugikan

Perseroan.

2. Tujuan ditetapkan Keputusan iniadalah:

a. menjaga tingkat produktivitas pegawai dengan tingkat kesehatan yang prima;

b. memberikan kesejahteraan keluarga Pegawai secara efektif sesuai

kemampuan Perseroan;

c. membangun budaya sadar biaya kesehatan;

d. melaksanakan tertib administrasi;

e. meningkatkan kejujuran dalam pemanfaatan fasilitas Pemeliharaan

Kesehatan.

Fasilitas Pemeliharaan Kesehatan.

1) Yang berhak mendapatkan fasilitas Pemeliharaan Kesehatan adalah:

a. Pegawai;

b. Keluarga yang ditanggung.

2) Fasilitas Pemeliharaan Kesehatan bagi Pegawai dilaksanakan dengan

ketentuan:

a. Pegawai mendapatkan fasilitas Pemeliharaan Kesehatan dengan diberikan

Kartu Pemeliharaan Kesehatan pada saat diangkat menjadi Pegawai;

b. Pegawai yang mutasi jabatan mendapatkan fasilitas Pemeliharaan

Kesehatan di Unit Penerima dengan diberikan Kartu Pemeliharaan

Kesehatan yang baru pada saat penyerahan Surat Keterangan Penghentian

Pembayaran (SKPP);

c. Pegawai yang memanfaatkan Pemeliharaan Kesehatan dari Institusi atau


(28)

21   

Pemeliharaan Kesehatan dari Perseroan untuk Pemeliharaan Kesehatan

yang sama.

3) Fasilitas Pemeliharaan Kesehatan untuk 1 (satu) orang Isteri/Suami

dilaksanakan dengan ketentuan:

a. Isteri/Suami didaftarkan di Perseroan selambat-lambatnya 1 (satu) semester

setelah Pegawai menikah atau Pegawai yang bersangkutan diangkat dengan

menyerahkan fotokopi akta nikah/perkawinan dan kartu keluarga yang

menyatakan Isteri/Suami Pegawai;

b. Bagi Isteri/Suami yang bekerja di luar Perseroan, untuk mendapatkan

fasilitas Pemeliharaan Kesehatan bagi Isteri/Suami, Pegawai harus

mengajukan permohonan dilampiri dengan surat keterangan dari Pejabat di

Institusi atau tempat kerja Isteri/Suami, yang menyatakan tidak

menyelenggarakan fasilitas pemeliharaan kesehatan;

c. Bagi Pegawai dengan Isteri/Suami yang sama-sama bekerja di Perseroan

mendapatkan fasilitas Pemeliharaan Kesehatan menggunakan hak sesuai

dengan status kepegawaiannya masing-masing, dengan diberikan pilihan

untuk fasilitas rawat inap:

1. menggunakan hak sesuai dengan status kepegawaiannya masing-

masing; atau

2. menggunakan hak sebagai Isteri/Suami.

d. Dalam hal Pegawai memilih salah satu dari fasilitas rawat inap

sebagaimana dimaksud dalam huruf b dan huruf c, diberikan kesempatan


(29)

e. Dalam hal Pegawai memilih menggunakan hak rawat inap sebagai

Isteri/Suami sebagaimana dimaksud dalam huruf c, maka diberlakukan

ketentuan fasilitas rawat inap untuk keluarga yang ditanggung sampai

Pegawai pensiun, kecuali dalam hal bercerai;

f. Dalam hal bercerai, Pegawai harus melaporkan perceraiannya

selambat-lambatnya 1 (satu) semester sejak tanggal putusan perceraian yang

mempunyai kekuatan hukum tetap dikeluarkan;

g. Fasilitas Pemeliharaan Kesehatan bagi mantan Isteri/mantan Suami

dihentikan sejak tanggal perceraian yang mempunyai kekuatan hukum tetap

tersebut dilaporkan;

h. Dalam hal Pegawai menikah lagi setelah perceraian sebagaimana dimaksud

dalam huruf f, atau karena Isteri/Suami sebelumnya telah meninggal dunia,

maka Isteri/Suami pada pernikahan berikutnya berhak atas fasilitas

Pemeliharaan Kesehatan sesuai prosedur sebagaimana dimaksud dalam

huruf a dan b.

4) Fasilitas Pemeliharaan Kesehatan untuk anak paling banyak 3 (tiga) orang

dilaksanakan dengan ketentuan:

a. Memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Batas usia 25 tahun, dengan ketentuan pada saat Anak berusia 21

tahun, Pegawai harus melaporkan bahwa Anak tersebut masih

mengikuti program pendidikan, yang dibuktikan dengan surat

keterangan lembaga pendidikan tersebut setiap semester;

2. Tidak atau belum pernah menikah;


(30)

23   

4. Didaftarkan hanya 1 (satu) kali.

b. Anak Kandung yang lahir didaftarkan sesuai urutan kelahiran Anak dari 1

(satu) orang istri,selambat-lambatnya 1 (satu) semester setelah kelahiran

anak tersebut atau Pegawai yang bersangkutan diangkat;

c. Untuk mendapatkan fasilitas Pemeliharaan Kesehatan bagi Anak,

Pegawai harus mengajukan permohonan dengan melampirkan fotokopi

akta kelahiran Anak yang dikeluarkan oleh institusiyang berwenang

selambat-lambatnya 1 (satu) semester sejak tanggal akta kelahiran

tersebut;

d. Bagi yang memiliki Isteri/Suami yang bekerja di luar Perseroan, Pegawai

juga harus melampirkan surat keterangan dari Pejabat di Institusi atau

tempat kerja Isteri/Suami yang bekerja di luar Perseroan, yang

menyatakan tidak memberikan fasilitas Pemeliharaan Kesehatan bagi

Anak tersebut;

e. Pegawai berhak mendaftarkan 1 (satu) orang Anak Angkat maksimal usia

5 tahun sebagai penerima hak atas fasilitas Pemeliharaan Kesehatan, yang

didaftarkan selambat-lambatnya 1(satu) semester setelah pengangkatan

anak tersebut, jika:

1) Pegawai belum mempunyai Anak Kandung sampai dengan 5 (lima)

tahun sejak tanggal pernikahan; atau

2) Pegawai pernah punya Anak Kandung pertama yang kemudian Anak

tersebut meninggal; atau


(31)

f. Dalam hal Pegawai mempunyai Anak Kandung setelah mengangkat 1

(satu) orang Anak Angkat sebagaimana dimaksud dalam huruf e, Anak

Angkat tersebut tetap berhak atas fasilitas Pemeliharaan Kesehatan

sepanjang jumlah total Anak paling banyak 3 (tiga) orang;

g. Anak Angkat yang diangkat setelah Pegawai memiliki Anak Kandung

hidup tidak dapat ditanggung pemeliharaan kesehatannya oleh Perseroan;

Dalam hal Isteri/Suami dari pernikahan berikutnya sebagaimana

dimaksud dalam ayat (3) huruf hadalah bukan sesama Pegawai, telah

mempunyai Anak, sehingga status Anak tersebut menjadiAnak Tiri

Pegawai, maka 1 (satu) Anak Tiri berhak atas fasilitas Pemeliharaan

Kesehatan sepanjang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a, yang didaftarkan selambat-Iambatnya 1 (satu) semester setelah

pernikahan tersebut, dengan urutan fasilitas setelah Anak Kandung

Pegawai;

h. Dalam hal Pegawai bercerai setelah pernikahan sebagaimana dimaksud

dalam ayat (3) huruf g, maka fasilitas Pemeliharaan Kesehatan bagi Anak

Tirisebagaimana dimaksud dalam huruf g dihentikan sejak tanggal

perceraian yang mempunyai kekuatan hukum tetap tersebut dilaporkan;

i. Dalam hal Isteri/Suami dari pernikahan berikutnya sebagaimana

dimaksud dalam ayat (3) huruf h adalah sesama Pegawai sebagaimana

dimaksud dalam ayat (3) huruf f, dan masing-masing mempunyai Anak

Kandung dari pernikahan sebelumnya, maka fasilitas Pemeliharaan

Kesehatanatas Anak-anak tersebut melekat pada hak masing-masing


(32)

25   

j. Jika jumlah Anak yang ditanggung dari masing-masing Pegawai

sebagaimana dimaksud dalam huruf i telah mencapai batas 3 (tiga) Anak,

maka Anak yang lahir berikutnya tidak ditanggung.

k. Apabila Anak yang ditanggung sudah tidak memenuhi persyaratan, dapat

digantikan oleh Anak dengan urutan berikutnya yang belum termasuk

daftar Anak yang ditanggung.

5) Data yang dicantumkan dalam Kartu Pemeliharaan Kesehatan sebagaimana

dimaksud dalam ayat (2) huruf a sekurang-kurangnya berisi data mengenai

nama lengkap, Nomor Induk Pegawai, tanggal lahir, dan foto Pegawai dan

keluarga Pegawai yang ditanggung.

6) BagiIsteri/Suami yang sudah ditanggung oleh Perseroan, tidak dikenakan

persyaratan pendaftaran untuk ditanggung.

Sarana Pemeliharaan Kesehatan.

1. Untuk memudahkan Pemeliharaan Kesehatan, Perseroan dapat

melanggan sarana Pemeliharaan Kesehatan milik Pemerintah atau Swasta,

berupa Rumah Sakit, Poliklinik, Klinik 24 Jam, Puskesmas, Dokter

Umum, Dokter Spesialis, Bidan yang mendapatkan ijin Praktek, Psikolog,

Psikiater, Apotek, Laboratorium dan tempat pemeriksaan penunjang

lainnya.

2. Sarana Pemeliharaan Kesehatan yang dilanggan wajib dievaluasi dan

dapat diperpanjang setiaptahun.

3. Dokter Umum dan Dokter Spesialis dapat dilanggan 1 tahun dan dapat


(33)

4. Dokter Umum dan Dokter Spesialis yang sudah dilanggan selama 2

Tahun dapat diperpanjang dengan seizin Pejabat Level 1 yang

membidangi Kesejahteraan Pegawai.

5. Dokter Umum/Dokter spesialis di Poliklinik Kantor PLN dapat

Dilanggan paling lama 5 (lima) tahun dan tidak dapat diperpanjang.

6. Pejabat Yang Berwenang menetapkan Sarana Pemeliharaan Kesehatan

yang dilanggan adalah:

a. Pejabat Manajemen Atas PLN Pusat yang membidangi pengelolaan

Pemeliharaan Kesehatan;

b. Pimpinan Unit di Unit Induk.

7) Perjanjian kontrak dengan Sarana Pemeliharaan Kesehatan yang dilanggan

dilakukan oleh Unit Koordinator setelah melalui koordinasi dengan Unit-unit

dalam satu wilayah kerja/kota, dengan mengacu persyaratan sebagaimana

tercantum dalam Lampiran 1, 2, 3,dan 4.

8) Penunjukan Unit Koordinator ditetapkan oleh PLN Pusat.

9) Upaya Perseroan dalam pencegahan gangguan kesehatan, antara lain:

a. Penyediaan atau pengadaan sarana olahraga, dan fasilitas olahraga lainnya

sesuai dengan kondisi masing-masing Unit dan kemampuan keuangan

Perseroan;

b. Kegiatan pencegahan penyakit dilingkungan tempat kerja, antara lain

penyampaian Informasikesehatan dengan memanfaatkan media

komunikasi milik Perseroan, penyelenggaraan seminarawam tentang

kesehatan oleh Pakar/lnstitusi terkait, penyediaan tempat kerja yang sehat


(34)

27   

c. Pemeriksaan kesehatan/medical check up tiap tahun 1 (satu) kali,

sebagaimana tercantum dalam Lampiran 5 kepada:

1. Pegawai yang usianya lebih dari 40 (empat puluh) tahun;

2. Pegawai yang menjalankan tugas di tempat kerja yang berpotensi

mengakibatkan penyakit yang timbul karena hubungan kerja;

d. Memfasilitasi kegiatan atau organisasi sosial di bidang kesehatan dan

olahraga;

e. Penyediaan sarana untuk Ibu menyusui dan penitipan anak sampai dengan

usia 3 tahun.

Pemeliharaan Kesehatan yang ditanggung oleh Perseroan adalah sebagai berikut:

a. Rawat Inap;

b. Rawat Jalan;

c. Pemeriksaan penunjang atas rekomendasi Dokter untuk peneguhan

diagnosa di Laboratorium;

d. Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan sampai dengan anak

ketiga hidup yang pemeliharaan kesehatannya ditanggung Perseroan;

e. Gugur kandung atas indikasi medis sebelum memiliki anak ketiga hidup;

f. Perawatan di Unit Gawat Darurat (UGD) sebagaimana tercantum dalam

Lampiran 6;

g. Program Keluarga Berencana, imunisasi dan vaksinasi khususnya

karena endemic, khitan, pengobatan infertilisasi dan program bayi tabung

sebagaimana tercantum dalam Lampiran 7;


(35)

i. Alat-alat rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi alat tubuh dengan

optimal, termasuk alat bantusebagaimana tercantum dalam Lampiran 9;

j. Alat-alat cangkok/transplantasi yang sebagaimana tercantum dalam

Lampiran 10;

k. Alat-alat kesehatan terkait jantung sebagaimana tercantum dalam

Lampiran 11;

l. Obat untuk penyembuhan sesuai formularium obat atau Daftar Obat

Perseroan (DOP);

m.Tindakan bedah plastik (kosmetik) khusus akibat kecelakaan kerja;

n. Terapi kejiwaan;

o. Pemeliharaan Kesehatan lainnya yang dibatasi sebagaimana tercantum

dalam Lampiran 12.

p. Pemeliharaan Kesehatan yang tidak ditanggung sebagaimana tercantum

dalam Lampiran 13. Ketentuan Rawat Inap.

1. Rawat Inap dilaksanakan berdasarkan kelas sebagaimana tercantum dalam

Lampiran 14.

2. Rawat Inap di Rumah Sakit/Poliklinik/Puskesmas yang dilanggan tidak dapat

dilakukan dengan cara Restitusi, harus melalui Surat Jaminan.

3. Pemeriksaan di Laboratorium yang dilanggan dilakukan dengan Surat

Jaminan.

4. Rawat Jalan dan pengambilan obat di Dokter Umum/Bidan dan Apotik yang


(36)

29   

5. Rawat Jalan ke Dokter Umum dan Dokter Spesialis di Poliklinik dilakukan

dengan Kartu Berobat.

6. Rawat Jalan dan Rawat Inap di Sarana Pemeliharaan Kesehatan yang tidak

dilanggan dilakukan dengan cara Restitusi.

7. Rawat Jalan ke Dokter Spesialis yang tidak dilanggan harus melalui rujukan

dari Dokter Umum, kecuali ke Dokter Spesialis Kandungan/Anak.

8. Konsultasi lanjutan ke Dokter Spesialis terhadap hal sebagaimana dimaksud

dalam ayat (7) dapat dilakukan tanpa rujukan Dokter Umum, paling banyak

3(tiga) kali untuk penyakit yang sama.

9. Rawat inap sampai dengan 1 (satu) bulan berturut-turut harus dikunjungi oleh

Konsultan Kesehatan untuk dilaksanakan evaluasi.

10.Rawat inap paling banyak 3 (tiga) bulan kumulatif dalam setahun, kecuali ada

rekomendasi Dokter.

(1) Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mendiagnosa penyakit dengan

tepat, yang digunakan sebagai peneguhan diagnosa atau untuk

mengevaluasi hasil perawatan terhadap suatu penyakit.

(2) Pemeriksaan Penunjang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah:

a. Pemeriksaan Laboratorium;

b. Pemeriksaan Radiologi atauRontgen;

c. Pemeriksaan Patologi Anatomi;

d. Pemeriksaan Khusus lainnya seperti Electro Cardiography

(ECG), Electro Encephalografi (EEG), UltraSonografi

(USG),Endoscopy, Computerized Tomographi Scanning


(37)

(3) Dalam hal diperlukan kelengkapan pemeriksaan penunjang, dapat

dilakukan medical check up dan harus berdasarkan rujukan Dokter.

Formularium Obat dan Restitusi.

1. Untuk mendapatkan Pemeliharaan Kesehatan yang efektif dan efisien

dengan penggunaan obatyang tepat, wajar dan masuk akal,diberlakukan

Formularium Obat dan Standard Operational Procedure (SOP) tentang

Tindakan Medis.

2. Penyusunan Formularium Obat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

dilakukan Tim Pakar Farmasi yang independent.

3. Sarana Pemeliharaan Kesehatan yang dilanggan wajib menggunakan

Formularium Obat.

4. Restitusi obat mengacu pada Formularium Obat.

5. Restitusi di luar Formularium Obat diganti setinggi-tingginya seharga obat

yang tercatum dalamFormularium Obat.

6. Formularium Obat harus dievaluasi dan diupdate oleh Tim Pakar Farmasi

secara periodik setiap1(satu) tahun sekali.

7. Ketentuan mengenai Formularium Obat diatur lebih lanjut melalui Edaran

Direksipaling lambat 3 (tiga) bulan sejak Keputusan ini diberlakukan.

8. Ketentuan mengenai Standard Operational Procedure (SOP) tentang

Tindakan Medis diatur lebih lanjut melalui Edaran Direksi paling lambat 1

(satu) tahunsejak Keputusan ini diberlakukan.


(38)

31   

Surat Jaminan Perseroan

1) Untuk rawat inap, terapi hemodialisa, kemotherapi, tindakan operasi

bedah mulut dan rawat jalan hanya untuk setelah operasi atautransplantasi,

di Sarana Pemeliharaan Kesehatan yang dilanggan, atau pemeriksaan

laboratorium, diberikan surat jaminan oleh Perseroan.

2) Surat jaminan Perseroan harus disetujuioleh Pejabat Pengelola

Pemeliharaan Kesehatan, yaitu:

a. Manajer Senior untuk PLN Pusat;

b. Manajer Bidang untukUnit Induk;

c. Manajer Unit untuk Unit Pelaksana;

d. Manajer Sub Unit untuk Sub UnitPelaksana.

3) Pemeliharaan Kesehatan selain hal-hal sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) diberikan secara restitusi, dengan melampirkan medical record

atau surat keterangan Dokter yang merawat.

4) Restitusi dibayarkan 100%.

5) Apabila besarnya restitusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (4)

melebihi tarif tertinggi dari Sarana Pemeliharaan Kesehatan yang

dilanggan, dibayarkan sesuaihasil verifikasi.

6) Proses Restitusi harus diketahui oleh Atasan Langsung dan disetujui

oleh Pejabat Pengelola Pemeliharaan Kesehatan, yaitu:

a. Asisten Manajer untukPLN Pusat;

b. DeputiManajer untuk Unit Induk;

c. Asisten Manajer untukUnitPelaksana;


(39)

7) Restitusi dibayarkan paling lama 1 (satu) bulan setelah penyerahan

kuitansi yang asli.

8) Umur kuitansi yang diperbolehkan adalah paling lama 3 (tiga) bulan

sejak tanggal kuitansi.

9) Biaya Pemeliharaan Kesehatan yang tidak tercakup dalam asuransi

dapat diganti dengan cara restitusi sepanjang perawatannya termasuk

yang ditanggung oleh Perseroan.

 Untuk keperluan verifikasi, audit maupun evaluasi pelaksanaan pemeliharaan kesehatan, Perseroan dapat melakukan kerjasama dengan

konsultan kesehatan.

 Pelaksanaan pengadaan kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Kantor Pusat dengan mekanisme

pengadaan barang dan jasa yang berlaku.

Pemeliharaan Kesehatan Saat Perjalanan Dinas.

1. Perjalanan Dinas Pemeliharaan Kesehatan diluar tempat kedudukan

Pegawai dilakukan dalam hal:

a. Di tempat kedudukan Pegawaitidak ada fasilitas/peralatan kesehatan

yang diperlukan, dan harus dibuktikan dengan surat keterangan dari

Rumah Sakit setempat; atau

b. Sedang melaksanakan Perjalanan Dinas atau cuti atau Pendidikan

Formal Perseroan.

2. Pemeliharaan Kesehatan di luar tempat kedudukan Pegawai yang tidak

memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan


(40)

33   

a. Tidak mendapatkan fasilitas dan biaya Perjalanan Dinas;

b. Tidak mendapatkan surat jaminan dari Perseroan.

3. Pejabat yang Berwenang atas pelaksanaan Pemeliharaan Kesehatan di luar

tempat kedudukan adalah Pejabat Pengelola Pemeliharaan Kesehatan,

yaitu Manajer Senior di PLN Pusat dan Pimpinan Unit diUnit Induk.

4. Biaya dan jangka waktu Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) diberikan sesuai ketentuan mengenai Perjalanan Dinas yang

berlaku.

5. Jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) dapat diperpanjang

setelah memperoleh izindari Pejabat Yang Berwenang dari Unit Asal.

6. Pemeliharaan Kesehatan diluar tempat kedudukan dapat didampingi paling

banyak 1(satu) orang atas rekomendasi Dokter Rumah Sakit yang

merawat.

Pemeliharaan Kesehatan Di Luar Negeri.

1) Pemeliharaan Kesehatan dapat dilakukan di luar negeri, dalam hal tidak

terdapat fasilitas kesehatan yang diperlukan di Rumah Sakit di Indonesia,

dan harus dibuktikan dengan surat keterangan dariRumah Sakit kelas

terakreditasi A di Indonesia.

2) Mekanisme pengajuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah

sebagai berikut:

a. Pegawai mengajukan permohonan kepada Pengelola Pemeliharaan

Kesehatan PLNPusat;

b. Pengelola Pemeliharaan Kesehatan PLN Pusat melakukan evaluasi


(41)

c. Dari hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam huruf b dapat

dijadikan pertimbangan Direksi dalam memberikan persetujuan

atau penolakan atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a.

3) Dalam hal Pemeliharaan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat

(2)tidak mendapatkan persetujuan Direksi, tetapi pemohon tetap

mengajukan pemeliharaan kesehatan di luar negeri atas keinginan sendiri,

maka penggantian biaya Pemeliharaan Kesehatan diberikan restitusi

sesuai Tarif Perseroan dan biaya perjalanan ke luar negeri tidak

ditanggung Perseroan.

4) Dalam hal Pemeliharaan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat

(2)mendapatkan persetujuan Direksi, maka penggantian biaya

pemeliharaan Kesehatan dilakukan secara restitusi sesuai Tarif Perseroan

dan biaya perjalanan ke luar negeri diberikan sesuai ketentuan Perjalanan

Dinas berlaku.

(3) Pegawai yang menderita sakit pada waktu melakukan Perjalanan Dinas ke

luar negeri atau keluargayang dengan izin Direksi mengikuti Suami/Isteri

yang dinas di luar negeri, Perawatan Kesehatan dapat diberikan dengan

Restitusi, kecuali dalam hal Perjalanan Dinas ke luar negeri didukung dengan

asuransi atas beban sponsor/non Perseroan.

(4) Bagi keluarga Pegawai yang tinggal di luar negeri dan masih berhak atas

Pemeliharaan Kesehatanatau keluarga Pegawai yang berhak sedang

mengantar Pegawai berobat ke luar negeri,maka biaya Pemeliharaan


(42)

35   

(5) Bagi Pegawai atau keluarga Pegawai yang melakukan pemeliharaan

kesehatan diluar negeri ataskeinginan sendiri, maka penggantian biaya

Pemeliharaan Kesehatan dilakukan secara restitusi sesuai Tarif Perseroan dan

biaya perjalanan ke luar negeri tidak ditanggung Perseroan, dengan tetap

mendapatkan ijin ke luar negeri sesuai ketentuan yang berlaku.

Penghargaan Pegawai yang Tidak Menggunakan Fasilitas Kesehatan Perseroan

1. Penghargaan diberikan kepada Pegawai yang dapat dibuktikan telah

melaksanakan pencegahan gangguan kesehatan bagi dirinya dan keluarga

yang ditanggung Perseroan dalam kurun waktu1 (satu) tahun dan tidak

memanfaatkan fasilitas Pemeliharaan Kesehatan di Perseroan.

2. Penghargaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut

melalui Edaran Direksi.

Penyalahgunaan terhadap ketentuan yang ditetapkan dalam Keputusan ini

dikenakan penjatuhan hukuman disiplin berat sebagaimana diatur dalam

Peraturan Disiplin Pegawai.Dalam hal ditemukan penyalahgunaan oleh

Pegawai atau keluarga atau pihak Sarana Pemeliharaan Kesehatan, harus

dilaporkan oleh setiap Pegawai yang mengetahui dan atau Pengelola

Pemeliharaan Kesehatan disertai dengan bukti awal yang cukup, kepada

Pejabat yang Berwenang untuk ditindaklanjuti oleh Tim Investigasi sesuai


(43)

D. Biaya Jaminan Kesehatan

Biaya pemeliharaan kesehatan ditetapkan sebagai berikut :

a. Pengobatan rawat jalan, pelaksanaannya ditetapkan oleh General

Manajer.

b. Pengobatan rawap inap yaitu :

1. Dalam hal dilakukan di Rumah Sakit yang dilanggan, diberikan dengan

surat jaminan dari Perseroan.

2. Dalam hal dilakukan di Rumah Sakit yang tidak dilanggan, diberikan

dengan sistem restitusi, yang pelaksanaannya ditetapkan oleh General

Manager

3. Pengobatan darurat gawat dapat dilakukan di Rumah Sakit terdekat

dengan surat jaminan atau restitusi 100 % dengan memperhatikan

persyaratan yang telah ditentukan.

4. Proses penggantian restitusi harus disetujui oleh atasan yang


(44)

37   

Tabel 3.2 Tarif Rumah Sakit

Sumber: PT PLN (Persero)

Hak rawat inap bagi Pegawai dan atau keluarganya yang menjalani rawat inap

di Rumah Sakit yang dilanggan maupun yang tidak dilanggan diatur sebagai

berikut :

Tabel 3.3 Tarif Rumah Sakit

Sumber: PT PLN (Persero) NO  JENJANG 

JABATAN  SEBUTAN JABATAN 

HAK  KELAS  RAWAT 

TARIF  HAK/HARI  1.  MANAJERIAL 

ATAS 

GENERAL 

MANAGER        VVIP  1.000.000

2.  MANAJJERIAL  MENENGAH 

MANAJER 

BIDANG        VIP  850.000

3.  MANAJERIAL  DASAR 

DEPUTI  MANAJER 

MANAJER 

AREA     I A  600.000

4.  SUPERVISOR 

ATAS  SUPERVISOR 

ASISTEN  MANAJER 

MANAJER 

UNIT  I / I B  450.000 5.  SUPERVISOR 

BAWAH  SUPERVISOR  SUPERVISOR  II / III A  300.000

NO  JENJANG 

JABATAN 

SEBUTAN JABATAN 

HAK KELAS 

RAWAT INAP 

RS LANGGANAN 

TARIF HAK 

KELAS RAWAT 

INAP 

MAXIMUM/HARI

KEPAKARAN KETEKNISAN 

OPERATIF 

1.  JENJANG 

AHLI 

UTAMA     VIP  850.000 

2.  JENJANG 

II  AHLI     VIP  850.000 

3.  JENJANG 

III 

AHLI 

MADYA 

AHLI TEKNIS 

MADYA  I A  600.000 

4.  JENJANG 

IV 

AHLI MUDA 

UTAMA 

AHLI TEKNIS 

MUDA UTAMA  I / I B  450.000 

5.  JENJANG 

AHLI MUDA 

PRATAMA 

AHLI TEKNIS 

MUDA 

PRATAMA 

II / II A  300.000 

6.  JENJANG 

VI    

TERAMPIL 

UTAMA  II / II B  250.000 

7.  JENJANG 


(45)

DAFTAR BIAYA PERAWATAN & PENGOBATAN DOKTER GIGI BERLAKU TERHITUNG MULAI PER 01 MARET 2010

DI LINGKUNGAN PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN II

NO KETERANGAN PDGI FASILITAS PERALATAN

(Th

2007) SEDERHANA SEDANG LENGKAP

I KONSULTASI 10.000 12.000 13.500 15.000

II PERAWATAN KURATIF

BEDAH MULUT

INCISI 20.000 24.000 27.000 30.000

PENCABUTAN BIASA 30.000 36.000 40.500 45.000

PENCABUTAN DENGAN

KOMPLIKASI 50.000 60.000 67.500 75.000

ODONTECTOMY+KONTROL (POST

OP) 300.000 360.000 405.000 450.000

ALVEOLECTION TIAP

REGIO/ELEMENT GIGI 50.000 60.000 67.500 75.000

RESEKSI APEKS + PSA 300.000 360.000 405.000 450.000

PERAWATAN JARINGAN

PERIODONTAL

PEMBERSIHAN KARANG GIGI TIAP

RAHANG 45.000 51.750 60.750 67.500

OPERCULECTOMY 50.000 57.500 67.500 75.000

KURET TIAP REGIO GIGI 50.000 57.500 67.500 75.000

PERAWATAN KONSERVASI

TUMPATAN AMALGAM 40.000 46.000 54.000 60.000

TUMPATAN KOMPOSIT & GI 60.000 69.000 81.000 90.000

TUMPATAN TULANG TANPA

LOGAM MULIA 100.000 115.000 135.000 150.000

RETENSI PIN PERBUAH UNTUK

TUMPATAN 50.000 57.500 67.500 75.000

PASAK DAN INTI 75.000 86.250 101.250 112.500

MAHKOTA PORSELEN+MAHKOTA

SEMENTARA 300.000 345.000 405.000 450.000

PERAWATAN SALURAN AKAR 250.000 287.500 337.500 375.000 PERAWATAN 'PULP CAPPING' 30.000 34.500 40.500 45.000


(46)

39   

Sumber: PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II

NO KETERANGAN PDGI FASILITAS PERALATAN

(Th

2007) SEDERHANA SEDANG LENGKAP

I KONSULTASI 10.000 12.000 13.500 15.000

II PERAWATAN KURATIF

BEDAH MULUT

INCISI 20.000 24.000 27.000 30.000

PENCABUTAN BIASA 30.000 36.000 40.500 45.000

PENCABUTAN DENGAN

KOMPLIKASI 50.000 60.000 67.500 75.000

ODONTECTOMY+KONTROL (POST

OP) 300.000 360.000 405.000 450.000

ALVEOLECTION TIAP

REGIO/ELEMENT GIGI 50.000 60.000 67.500 75.000

RESEKSI APEKS + PSA 300.000 360.000 405.000 450.000

PERAWATAN JARINGAN

PERIODONTAL

PEMBERSIHAN KARANG GIGI TIAP

RAHANG 45.000 51.750 60.750 67.500

OPERCULECTOMY 50.000 57.500 67.500 75.000

KURET TIAP REGIO GIGI 50.000 57.500 67.500 75.000

PERAWATAN KONSERVASI

TUMPATAN AMALGAM 40.000 46.000 54.000 60.000

TUMPATAN KOMPOSIT & GI 60.000 69.000 81.000 90.000

TUMPATAN TULANG TANPA

LOGAM MULIA 100.000 115.000 135.000 150.000

RETENSI PIN PERBUAH UNTUK

TUMPATAN 50.000 57.500 67.500 75.000

PASAK DAN INTI 75.000 86.250 101.250 112.500

MAHKOTA PORSELEN+MAHKOTA

SEMENTARA 300.000 345.000 405.000 450.000

PERAWATAN SALURAN AKAR 250.000 287.500 337.500 375.000 PERAWATAN 'PULP CAPPING' 30.000 34.500 40.500 45.000


(47)

E. Analisis Dan Evaluasi

Dari data anggaran jaminan kesehatan PT PLN (Persero) Unit Induk

Pembangunan II Medan yang telah disajikan pada Bab III bagian A tersebut,

diperoleh data perbandingan anggaran setiap tahunnya adalah sebagai berikut:

Realisasi Anggaran Jaminan Kesehatan Tahun 2013.

Anggaran yang ditetapkan sebesar Rp 55.000.000.000 sedangkan realisasinya

sebesar Rp 63.095.000.000 sehingga terjadi penyimpangan yang tidak

menguntungkan sebesar Rp 8.095.000.000 atau sebesar 14,71%. Adapun

penyimpangan tersebut sebagai berikut:

1. Pemeriksaan Kesehatan (Check Up)

Memiliki anggaran sebesar Rp 3.635.000.000 dengan realisasi sebesar Rp

3.500.000.000 sehingga mengalami penyimpangan yang menguntungkan

sebesar Rp 135.000.000 atau 37,13%

2. Rawat Inap

Memiliki anggaran sebesar Rp 12.400.000.000 dengan realisasi sebesar Rp

14.625.000.000 sehingga mengalami penyimpangan yang menguntungkan

sebesar Rp 2.225.000.000 atau 17,94%

3. Rawat Jalan

Memiliki anggaran sebesar Rp 6.250.000.000 dengan realisasi sebesar Rp

6.700.000.000 sehingga mengalami penyimpangan yang menguntungkan


(48)

41   

4. Unit Gawat Darurat

Memiliki anggaran sebesar Rp 2.890.000.000 dengan realisasi sebesar Rp

3.450.000.000 sehingga mengalami penyimpangan yang menguntungkan

sebesar Rp 560.000.000 atau 19,37%.

5. Operasi/Pembedahan

Memiliki anggaran sebesar Rp 10.500.000.000 dengan realisasi sebesar Rp

12.970.000.000 sehingga mengalami penyimpangan yang

menguntungkansebesar Rp 2.470.000.000 atau 23,52%.

6. Terapi

Memiliki anggaran sebesar Rp 8.600.000.000 dengan realisasi sebesar Rp

6.000.000.000 sehingga mengalami penyimpangan yang menguntungkan

sebesar Rp 600.000.000 atau 6,97%.

7. Pemeriksaan Laboratorium

Memiliki anggaran sebesar Rp 6.350.000.000 dengan realisasi sebesar Rp

8.700.000.000 sehingga mengalami penyimpangan yang menguntungkan

sebesar Rp 2.350.000.000 atau 37%.

8. Perawatan dan Pengobatan Gigi

Memiliki anggaran sebesar Rp 4.375.000.000 dengan realisasi sebesar Rp

7.150.000.000 sehingga mengalami penyimpangan yang menguntungkan

sebesar Rp2.775.000.000 atau 63,4%.

Evaluasi Anggaran Jaminan Kesehatan

PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan memiliki cara khusus


(49)

surat keterangan berobat. Cara ini dianggap praktis untuk menghitung berapa

banyak pegawai yang berobat.

Anggaran Jaminan Kesehatan tidak memiliki bagian khusus didalam

Perencanaan Anggaran. Pengeluarannya dimasukkan ke dalam Biaya Pegawai.

Bagian Sumber Daya Manusia akan mendata berapa besar pengeluaran kemudian

melaporkannya kepada Bagian Keuangan untuk direkapitulasi setiap bulannya.

Rekapitulasi akan dikirimkan kepada PLN Pusat sebagai monitoring.

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dari PT PLN (Persero) Unit

Induk Pembangunan II Medan, anggaran jaminan kesehatan masih belum

terealisasi dengan anggaran yang telah ditetapkan. Hal ini dikarenakan setiap


(50)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka dibuat kesimpulan sebagai berikut :

1. Struktur organisasi yang digunakan oleh PT PLN (Persero) Unit Induk

Pembangunan II Medan memperlihatkan adanya pembagian tugas dan

wewenang secara jelas. Struktur organisasi yang baik adalah faktor yang

paling penting dalam menunjang keberhasilan Analisis Anggaran Jaminan

Kesehatan.

2. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan memberikan

bantuan pemeliharaan kesehatan demi terciptanya sumber daya manusia

yang berkualitas. Dengan adanya bantuan jasa pemeliharaan kesehatan

bagi pegawai, maka pegawai akan dapat merasa aman, tentram sehingga

dapat melakukan pekerjaan dengan baik.

3. Selain pegawai yang bersangkutan, keluarga pegawai juga mendapat

bantuan pemeliharaan kesehatan, hal tersebut diberikan untuk menciptakan

rasa tenang kepada pegawai sehingga pegawai tidak perlu khawatir dengan

kesehatan keluarganya. Dan jasa pemeliharaan kesehatan ini juga

diberikan kepada pensiunan PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan

II Medan beserta keluarga sebagai bukti layanannya kepada pensiunan

yang telah bekerja

4. Jaminan Kesehatan yang diterapkan PT PLN (Persero) Unit Induk


(51)

baik dari segi peraturan maupun penetapan biaya/anggaran tiap layanan

kesehatan.

5. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II berhak melakukan

perubahan terhadap biaya/anggaran jaminan kesehatan bila dengan

alasan-alasan tertentu. Tetapi sebelum kebijakan tersebut ditetapkan haruslah

dikonsultasikan dulu kepada Direksi PT PLN (Persero).

B. Saran

Berikut disampaikan saran yang berguna bagi kepentingan perusahaan di masa

yang akan datang, yaitu:

1. Hendaknya PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II tetap

memperhatikan kesehatan pegawainya, efektifitas dan efisiensi pegawai

sangat besar pengaruhnya dalam mencapai tujuan dan memajukan

perseroan ini.

2. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II haruslah melakukan

pengawasan terhadap pihak Rumah Sakit yang telah melakukan kerjasama

dengan perusahaan harus memberikan bantuan maupun fasilitas kesehatan

sesuai dengan apa yang ada di dalam perjanjian bersama antara kedua

belah pihak yang menyangkut jaminan kesehatan bagi tenaga kerja.

Sehingga pihak rumah sakit, klinik dan apotik memberi yang terbaik dan

tidak merugikan antara pengusaha dan tenaga kerja sebagai pengguna dari


(52)

45   

DAFTAR PUSTAKA

Dra. Jajuk Herawati, MM dan Sunarto SE., MM. 2004. Anggaran Perusahaan.

AMUS Yogyakarta dan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Press Yogyakarta.

Haruman, Tendi dan Rahayu, Sri. 2007. Penyusunan Anggaran Perusahaan.

Graha Ilmu. Yogyakarta.

Drs. M. Munandar. 2007. Budgetting. BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta.

Dharmanegara, Ida Bagus Agung. 2010. Penganggaran Perusahaan Teori dan Aplikasi. Graha Ilmu. Yogyakarta.

http://www.pln.co.id

http://www.plnuipringsum1.co.id   

                             


(53)

   


(54)

 

     

47 


(55)

       


(56)

 

       

49 


(57)

         


(58)

 

       

51 


(59)

     


(60)

 

53 


(61)

       


(62)

 

     

 

55 


(63)

       

 


(64)

 

 

 

57 


(65)

(66)

 

 

59 


(67)

             


(68)

 

               

61 


(1)

 

       

 

56 


(2)

 

   

   

57 

 


(3)

 

58 


(4)

 

     

 

59 

 


(5)

 

             

60 


(6)

                        61