etika profesi dan moral, maupun peraturan normatif yang harus dipatuhi dan ditaati oleh yang bersangkutan.
Organisasi Profesi Humas Internasional IPRA didirikan di London, Inggris pada tahun 1955 dan bermarkas di Jenewa, Swiss. Organisasi tersebut telah memperoleh
pengakuan atau berada di bawah naungan PBB Persrikatan Bangsa-bangsa yang kini memiliki keanggotaan sedikitnya 77 negara didunia.
Landasan patokan utama dari etika profesi dan Kode etik IPRA adalah berdasarkan prinsip-prinsip dasar PBB sebagai berikut :
1. The Universal Declaration of Human Right Menghormati dalam pelaksanaan tugas profesinya dengan memperhatikan
prinsip-prinsip moral dari deklarasi umum tentang hak-hak asasi manusia. 2. Human Dignity
Menghormati dan menjunjung tinggi martabat manusia serta mengakui hak setiap pribadi untuk menilai.
a. FUNGSI KODE ETIK
Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan pengembangan bagi profesi. Fungsi seperti itu sama seperti apa yang dikemukakan
Gibson dan Michel 1945 : 449 yang lebih mementingkan pada kode etik sebagai pedoman pelaksanaan tugas prosefional dan pedoman bagi masyarakat sebagai seorang
professional. Biggs dan Blocher 1986 : 10 mengemukakan tiga fungsi kode etik yaitu : 1. Melindungi
suatu profesi dari campur tangan pemerintah. 2. Mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi. 3. Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu
profesi.
KODE ETIK KEHUMASAN INDONESIA – PERHUMAS
Kode Etik ini telah terdaftar sejak tahun 1977 di Departemen Dalam Negri dan Deppen saat itu, dan telah tercatat serta diakui oleh organisasi profesi Humas Internasional; International
Public Relations Associations IPRA.
1. Dijiwai oleh Pancasila maupun Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan tata
kehidupan nasional.
2. Diilhami oleh Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai landasan tata kehidupan
internasional.
3. Dilandasi Deklarasi ASEAN 8 Agustus 1967 sebagai pemersatu bangsa-bangsa Asia
Tenggara.
4. Dan dipedomani oleh cita-cita, keinginan, dan tekad untuk mengamalkan sikap dan
perilaku kehumasan secara professional. Kami para anggota Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia Perhumas sepakat
untuk mematuhi kode etik kehumasan Indonesia, dan apabila terdapat bukti-bukti bahwa di antara kami dalam menjalankan profesi kehumasan ternyata ada yang melanggarnya, maka
hal itu sudah tentu akan mengakibatkan diberlakukannya tindak organisasi terhadap pelanggarnya.
KODE ETIK PERHUMAS: Pasal 1 KOMITMEN PRIBADI
Anggota PERHUMAS harus : 1. Memiliki dan menerapkan standar moral serta reputasi setinggi mungkin dalam
menjalankan profesi kehumasan 2. Berperan secara nyata dan sungguh-sungguh dalam upaya memasyarakatan
kepentingan Indonesia 3. Menumbuhkan dan mengembangkan hubungan antar warga Negara Indonesia yang
serasi daln selaras demi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa
Pasal II PERILAKU TERHADAP KLIEN ATAU ATASAN
Anggota PERHUMAS INDONESIA harus: 1. Berlaku jujur dalam berhubungan dengan klien atau atasan
2. Tidak mewakili dua atau beberapa kepentingan yang berbeda atau yang bersaing tanpa persetujuan semua pihak yang terkait
3. Menjamin rahasia serta kepercayaan yang diberikan oleh klien atau atasan, maupun yang pernah diberikan oleh mantan klien atau mantan atasan
4. Tidak melakukan tindak atau mengeluarkan ucapan yang cenderung merendahkan martabat, klien atau atasan, maupun mantan klien atau mantan atasan
5. Dalam memberi jasa-jasa kepada klien atau atasan, tidak akan menerima pembayaran, komisi atau imbalan dari pihak manapun selain dari klien atau atasannya yang telah
memperoleh kejelasan lengkap
Pasal III PERILAKU TERHADAP MASYARAKAT DAN MEDIA MASSA
Anggota PERHUMAS INDONESIA harus: 1. Menjalankan kegiatan profesi kehumasan dengan memperhatikan kepentingan
masyarakat serta harga diri anggota masyarakat 2. Tidak melibatkan diri dalam tindak memanipulasi intergritas sarana maupun jalur
komunikasi massa 3. Tidak menyebarluaskan informasi yang tidak benar atau yang menyesatkan sehingga
dapat menodai profesi kehumasan 4. Senantiasa membantu untuk kepentingan Indonesia
Pasal IV PERILAKU TERHADAP SEJAWAT
Praktisi Kehumasan Indonesia harus: 1. Tidak dengan sengaja merusak dan mencemarkan reputasi atau tindak professional
sejawatnya. Namun bila ada sejawat bersalah karena melakukan tindakan yang tidak etis, yang melanggar hukum, atau yang tidak jujur, termasuk melanggar Kode Etik
Kehumasan Indonesia, maka bukti-bukti wajib disampaikan kepada Dewan Kehormatan PERHUMAS INDONESIA
2. Tidak menawarkan diri atau mendesak klien atau atasan untuk menggantikan kedudukan sejawatnya
3. Membantu dan berkerja sama dengan sejawat di seluruh Indonesia untuk menjunjung tinggi dan mematuhi Kode Etik Kehumasan ini.
Prinsip kode etik pada dasarnya pertanggung jawab pentaatannya berada terutama pada hati nurani masing-masing insan profesional tersebut.
Rasihan anwar, salah satu tokoh pers menyatakan: pers yang tidak memegang kaidah kode etik sama dengan ‘’teroris’’.
KODE ETIK HUMAS PEMERINTAHAN
1. KETENTUAN UMUM