Kebijakan Pemerintah Kota Tanjungbalai Dan Pemerintah Kabupaten Agam Dalam Meningkatkan...

KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGBALAI DAN PEMERINTAH KABUPATEN AGAM DALAM
MENINGKATKAN KEPERCAYAAN INVESTOR SETELAH BERLAKUNYA OTONOMI DAERAH
TESIS
Oleh :
RAMLAN NIM : 027005022 KONSENTRASI HUKUM BISNIS
MAGISTER ILMU HUKUM PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2005
Ramlan : Kebijakan Pemerintah Kota TanjungBalai Dan Pemerintah Kabupaten Agam Dalam…, 2005 USU Repository © 2007

ABSTRAK
Ramlan* Prof. Muhammad Abduh, SH** Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH** Prof. Dr. Alvi Syahrin, SH, MS**
Penelitian ini berjudul : “Kebijakan Pemerintah Kota Tanjungbalai dan Pemerintah Kabupaten Agam Dalam Meningkatkan Kepercayaan Investor Setelah Berlakunya Otonomi Daerah”.
Pada penelitian ini permasalahan yang ingin dijawab adalah; (1) Apa saja yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Tanjungbalai Sumatera Utara dan Kabupaten Agam Sumatera Barat dalam menarik investor setelah berlakunya otonomi daerah. (2) Bagaimana implementasi kebijakan yang dilakukan Pemerintah Kota Tanjungbalai Sumatera Utara dan Kabupaten Agam Sumatera Barat. (3) Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari kebijakan Pemerintah Kota Tanjungbalai Sumatera Utara dan Kabupaten Agam Sumatera Barat dalam menarik investasi. Untuk menjawab permasalahan tersebut digunakan metode penelitian yuridis sosiologis, dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari berbagai informan, baik dari Pemerintah Kota Tanjungbalai maupun dari Pemerintah Kabupaten Agam, diantaranya; Staf BAPPEDA Kota Tanjungbalai dan Kabupaten Agam, Staf Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tanjungbalai dan Kabupaten Agam, Staf Dinas Perekonomian Kota Tanjungbalai dan Kabupaten Agam, Staf BPN/Agraria Kota Tanjungbalai dan Kabupaten Agam, dan Staf Bagian Hukum Kota Tanjungbalai dan Kabupaten Agam, serta DPRD Kota Tanjungbalai dan Kabupaten Agam. Data sekunder diperoleh dari berbagai dokumen. Dokumen tersebut meliputi peraturan perundangundangan, literatur seperti buku dan makalah, artikel di media massa, dan data lainnya yang menunjang penelitian ini.
Pada mulanya perizinan Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), ditangani Iangsaung oleh pemerintah pusat. Akan tetapi setelah keluarnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (UUPD) yang telah dirubah dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan mulai berlaku sejak tanggal 15 Oktober 2004, maka berdasarkan Pasal 13
* Staf Pengajar Fak. Hukum UMSU dan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
** Komisi Pembimbing
Ramlan : Kebijakan Pemerintah Kota TanjungBalai Dan Pemerintah Kabupaten Agam Dalam…, 2005 USU Repository © 2007

dan 14 UUPD daerah kabupaten dan kota memiliki wewenang dalam bidang penanaman modal. Untuk itu Pemerintah Kota Tanjungbalai telah melakukan usahausaha untuk menarik
investasi, diantaranya; melakukan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Asahan, merencanakan pembangunan kawasan industri seluas 300 Ha di Kelurahan Sei Raja Kecamatan Sei Tualang Raso, dan menetapkan Pelabuhan Teluk Nibung sebagai pelabuhan bebas fiskal, serta Pemerintah Kota Tanjungbalai telah melakukan promosi investasi ke negara Jerman. Namun sampai akhir Mei 2004 kebijakan-kebijakan yang dilakukan Pemerintah Kota Tanjungbalai belum membuahkan hasil.
Berbeda dengan Kabupaten Agam, menyikapi wewenang tersebut Pemerintah Kabupaten Agam mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2004 tentang Penanaman Modal, dan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2004 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Promosi dan Investasi Daerah. Sehingga dengan kerja keras yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Agam, maka masuklah investasi dari Jerman melalui Brohult Bijkerk Ltd untuk menginvestasikan modalnya sebesar 150 juta dollar Amerika. Akan tetapi rencana investasi ini mengalami kegagalan akibat ketidak mampuan Pemerintah Kabupaten Agam membayar Bank Garansi sebesar 20%, artinya apabila Pemerintah Kabupaten Agam akan mendapatkan dana sebesar 150 juta dollar Amerika tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Agam haws membayar Bank Garansi sebesar 20% dari 150 juta dollar Amerika, yakni sebesar 30 juta dollar Amerika.

Namun harus menjadi perhatian, bahwa masuknya para investor khususnya secara foreign direct investment (FDI) memang diharapkan, akan tetapi masuknya para investasi asing juga membawa dampak negatif, seperti terjadinya pencemaran lingkungan baik daratan, air dan udara. Bahkan secara tidak langsung kehadiran para investasi juga akan menimbulkan kesenjangan sosial di antara masyarakat, serta dapat menimbulkan tindakan kriminalitas seperti pencurian, penodongan, perampokan dan perkelahian yang dilakukan oleh seb ah ag i an ma sy ar ak a t y an g me n g h en d ak i p en in g k at an d an kenyamanan hidup dalam waktu yang singkat tanpa mau belajar dan bekerja keras.
Untuk itu diharapkan Pemerintah Kota Tanjungbalai dan Kabupaten Agam benar-benar mensosialisasikan daerahnya, terutama dalam pembuatan Perda yang benarbenar dapat memberikan
Ramlan : Kebijakan Pemerintah Kota TanjungBalai Dan Pemerintah Kabupaten Agam Dalam…, 2005 USU Repository © 2007

perlindungan hukum kepada para investor. Serta dapat memberikan pelayanan yang maksimal, terutama dalam pemberian perizinan bagi para investor agar tidak terjadi birokrasi yang berbelitbelit. Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah dukungan Pemerintah Pusat agar memberikan pinjaman dana kepada Pemerintah Daerah untuk mendukung pelaksanaan pembangunan inprastruktur di daerah, agar para investor berminat menginvestasikan modalnya ke daerah.
Ramlan : Kebijakan Pemerintah Kota TanjungBalai Dan Pemerintah Kabupaten Agam Dalam…, 2005 USU Repository © 2007

ABSTRACT
Ramlan* Prof. Muhammad Abduh, SH** Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH**
Prof. Dr. AM Syahrin, SH, MS**
Title of Research: “The Policy of the City Government of Tanjungbalai and The Regency Government of Agam in Increasing The Investor's Trust after The Validation of The Regional Autonomy”.
In this research the problems that will be answered are; (1) What are the authority of Tanjungbalai City Government, North Sumatera and Regency Government of Agam, West Sumatera in attack investors after the validation of regional independence. (2) How does the implementation of Policy have been done by the Government of Tanjungbalai City, North Sumatera and Government of Agam Regency, West Sumatera. (3) How are the impacts that are caused by the Government of Tanjungbalai City, North Sumatera and the Government of Agam regency in promoting investment. Social law research method is used to answer the problems, by using primary data and secondary data. Primary data was gotten directly from many informant, from the Government of Tanjungbalai city or the regency Government of Agam, such as; BAPPEDA staff of Tanjungbalai city and regency Government of Agam, industrial official staff, trade and cooperation of Tanjungbalai City and regency Government of Agam, economy official staff of Tanjungbalai City and regency Government of Agam, BPN staff/agriculture of Tanjungbalai City and regency Government of Agam, and law staff of Tanjungbalai City and regency government of agam, and DPRD of Tanjungbalai City and regency Government of Agam. The secondary data is gotten from many documents. The documents consists of the rules of law, literaturs like books and paper, article in mass media, and other data that supports this research.
At first, the permit of Foreign Capital Investment (FCI) and Domestic Capital Investment (DCI), handled directly by central government. But the Act Number 22/1999 regarding to Regional Government (UUPD) which has been changed into the Act Number 32/2004 and effective on October 15, 2004, so,
* Lecturer Staff at Law Faculty of UMSU and College Student, Graduate Program of North Sumatera University.
** Guide Commitee.
Ramlan : Kebijakan Pemerintah Kota TanjungBalai Dan Pemerintah Kabupaten Agam Dalam…, 2005 USU Repository © 2007

based upon Article 13 and 14 UUPD Regency and City areas have authority in investment. In this case, the city government of Tanjungbalai in corporation with Regency
government of Asahan plan to develop the industrial area around 300 hectare in Kelurahan Sei Raja Kecamatan Sei Tualang Raso, and states that Teluk Nibung Port as a fiscal free port. The city government has also promoted the investment to Germany, though at the end of May 2004 the policies have not realized yet.
Different from Agam Regency, in facing the same case, by Regional Regulation Number 3/2004 regarding to investment, and Regional Regulation Number 6/2004 regarding to Organizational Structure and Working-Orders of Office for Promotion and Regional and Regional Investment. The German investor Brohult Bijkerk Ltd., had made heavy investment in amount of 150 million US dollars.

The investment plan failed on account of incapability of the regency government of Agam in paying 20% Guarantee from 150 million US dollars namely 30 million US dollars.
For one thing, that the investment by Foreign Direct Investment (FDI) is expected indeed, foreign investment will also provide negative impacts such as environment, water and air pollution. And social gap among the people such as criminal actions done by the people who need to live happily and safely without learning and working hard.
It's hoped that the city government of Tanjungbalai and Agam Regency will seriously socialize their regions, particularly in making the regional regulation which providing the legal protection to the investors. And also providing the maximal service, especially in license and not in bad bureaucracy. The central government support is also expected to give loan to regional government in the framework of developing the infrastructure so that the investors will be interested in investing their capitals.
Ramlan : Kebijakan Pemerintah Kota TanjungBalai Dan Pemerintah Kabupaten Agam Dalam…, 2005 USU Repository © 2007