Permasalahan dan Ruang Lingkup Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Fungsi dan Tujuan Perbankan Indonesia

Penetapan Akhir Likuidasi PT. Bank Indonesian Investment International, Tbk Dalam Likuidasi “.

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Wewenang Bank Indonesia mengajukan permohonan penetapan kepada Pengadilan, 2. Dasar pertimbangan hakim mengabulkan permohonan Bank Indonesia, 3. Akibat hukum terhadap tim likuidasi yang dibentuk oleh RUPS, namun dibubarkannya melalui penetapan pengadilan. Ruang Lingkup Penelitian Lingkup penelitian ini terdiri dari ruang lingkup pembahasan dan lingkup bidang ilmu. Lingkup pembahasan dari penelitian ini adalah peran Bank Indonesia dalam melikuidasi bank, sedangkan lingkup bidang ilmu dalam penelitian ini adalah lingkup hukum keperdataan khususnya tentang perbankan.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah, 1. Mengetahui kewenangan Bank Indonesia dalam proses likuidasi, 2. Mengetahui pertimbangan hakim dalam mengabulkan permohonan, 3. Mengetahui akibat hukum terhadap pembubaran tim likuidasi melalui penetapan pengadilan.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini mempunyai dua kegunaan, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis yang antara lain : 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam mengkaji dan mengembangkan hukum keperdataan, khususnya hukum perbankan mengenai peranan tim likuidasi dan likuidasi bank. 2. Kegunaan Praktis a. Menambah wawasan penulis tentang likuidasi bank dan tugas tim likuidasi, b. Menambah bahan bacaan dan sebagai sumber data bagi mereka yang mengadakan penelitian di bidang pernakan,khususnya mengenai tim likuidasi dan likuidasi bank, c. Sebagai salah satu syarat penulis untuk mengakhiri program kesarjanaan di Fakultas Hukum Universitas Lampung. II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Fungsi dan Tujuan Perbankan Indonesia

Ketentuan mengenai fungsi perbankan di Indonesia dapat dilihat dalam pengertian bank sebagaimana dirumuskan pada Pasal 1 Ayat 2 Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan yang selanjutnya disebut dengan Undang-Undang Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk- bentuk lain dalam meningkatkan taraf hidup orang banyak. Dalam statusnya sebagai badan hukum yang menjalankan fungsi bisnis, maka bank tidak terlepas dari tujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya. Fungsi dan tujuan bank secara lebih tegas dirumuskan dalam Pasal 3 dan Pasal 4 Undang-Undang Perbankan, bahwa : 1. Pasal 3 memuat bahwa fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. 2. Pasal 4 bahwa perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Fungsi dan tujuan perbankan dalam kedua pasal tersebut jika diberi penjelasan dari Penjelasan Undang-Undang Perbankan, maka dapat dilihat bahwa perbankan di Indonesia mempunyai kekhususan yang merupakan karakteristik tersendiri perbankan di Indonesia dibandingkan perbankan pada umumya. Kekhususan tersebut adalah bahwa perbankan di Indonesia mempunyai fungsi dan tujuan dalam kehidupan ekonomi nasional bangsa Indonesia, seperti : 1. Bank berfungsi sebagai pusat kegiatan perekonomian dengan kegiatan usaha pokok menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat atau pemindahan dana masyarakat dari unit surplus kepada unit defisit atau pemindahan uang dari penabung kepada peminjam. 2. Penghimpun dan penyaluran dana masyarakat tersebut bertujuan menunjang sebagian tugas penyelenggara negara, yaitu : a. Menunjang pembangunan nasional, termasuk pembangunan daerah. Jadi perbankan Indonesia diarahkan untuk menjadi agen pembangunan. b. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional, yaitu meningkatkan pemerataan kesejahteraan rakyat, pertumbuhan ekonomi nasional bagi seluruh rakyat Indonesia termasuk pertumbuhan ekonomi yang diserasikan, stabilitas nasional guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. 3. Perbankan Indonesia harus mampu melindungi secara baik apa yang dititipkan masyarakat dengan menerapkan prinsip kehati-hatian. 4. Peningkatan perlindungan dana masyarakat yang dipercayakan kepada bank, selain melalui penerapan prinsip kehati-hatian juga pemenuhan persyaratan kesehatan bank, serta sekaligus berfungsi untuk mencegah terjadinya praktek- praktek yang merugikan kepentingan masyarakat luas. Dengan demikian, perbankan Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai badan usaha yang bertujuan untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dan sebagai wadah penghimpun dan penyalur dana masyarakat, namun perbankan Indonesia mempunyai fungsi yang lebih luas lagi sebagaimana dijelaskan di atas. Setiap bank harus mengacu pada fungsi dan tujuan bank tersebut. Untuk menjaga agar fungsi dan tujuan perbankan tersebut tetap dijalankan oleh setiap bank, maka diperlukan adanya upaya pembinaan dan pengawasan. Hal ini bertujuan untuk menjaga kegiatan perbankan agar tetap berjalan dengan lancar supaya kepercayaan masyarakat terhadap dunia perbankan tetap terjaga, mengingat bank adalah lembaga perbankan yang bergerak dengan dana dari masyarakat atas dasar kepercayaan. Kepercayaan masyarakat terhadap dunia perbankan akan tetap terjaga apabila sektor perbankan diselenggarakan dan dikelola dengan prinsip kehati-hatian. Lembaga yang mempunyai tugas dan kewenangan membina dan mengawasi bank adalah Bank Indonesia sebagai bank sentral. Agar fungsi dan tuuan perbankan terlaksana dan kegiatan perbankan tetap berjalan lancar serta dalam rangka pembinaan dan pengawasan bank, maka Undang-Undang Perbankan memberikabn kewajiban-kewajiban kepada bank dalam menjalankan kegiatan usahanya. Sebagaiman telah diatur dalam Undang-Undang Perbankan, yaitu : 1. Pasal 29 Ayat 2 Undang-Undang Perbankan yaitu, memelihara kesehatannya sesuai dengan ketentuan tentang aspek permodalan, kualitas asset, kualitas manajemen, rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan jasa bank, seta setiap kegiatannya didasarkan pada prinsip kehati-hatian. 2. Pasal 23 Ayat 3 Undang-Undang Perbankan yaitu, menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank, dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prisip syari’ah, serta kegiatan usaha lainnya. 3. Pasal 29 Ayat 4 Undang-Undang Perbankan yaitu, menyediakan informasi untuk kepentingan nasabah mengenai kemungkinan timbulnya resiko kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang dilakukan melalui bank. 4. Pasal 37 B Ayat 1 Undang-Undang Perbankan yaitu, menjamin dana masyarakat yang disimpan pada bank yang bersangkutan. 5. Pasal 40 Ayat 1 Undang-Undang Perbankan yaitu, merahasiakan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya. 6. Pasal 42 A Undang-Undang Perbankan yaitu, memberikan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya apabila diperintahkan oleh Bank Indonesia sesuai dengan kebutuhan tertentu. 7. Pasal 44 A Undang-Undang Perbankan yaitu, memberikan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya kepada pihak yang ditunjuk oleh nasabah penyimpan tersebut atau atas persetujuan atau kuasa dari nasabah penyimpan. Berdasakan kewajiban-kewajiban tersebut, secara umum dapat disimpulkan bahwa dalam menjalankan kegiatan usahanya setiap bank wajib berpedoman pada prinsip- prinsip perbankan yang sehat, mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku, serta menghindari praktek-praktek yang dapat membahayakan kelangsungan hidup bank atau merugikan kepentingan masyarakat. Bila dihubungkan dengan sifat hukum perbankan di Indonesia yang merupakan hukum yang bersifat memaksa, maka dalam menjalankan kegiatan usahanya setiap bank harus tunduk dan patuh terhadap ketentuan-ketentuan perbankan yang ada. Walaupun demikian, dalam rangka pengawasan intern bank diperkenankan membuat ketentuan internal bank sendiri dengan berpedoman pada kebijakan umum yang ditetapkan Bank Indonesia. Dalam rangka pengawasan intern tersebut, maka dibentuk