Pengukuran Evaporasi Pengumpulan Data

Hasil pengukuran evoporasi aktual tersebut kemudian dikalibrasi dengan evaporasi prediksi Es pada waktu yang sama antara keduanya. Untuk mendapatkan nilai yang saling mendekati besarnya antara evaporasi hasil pengukuran dengan evaporasi prediksi error terkecil, maka dilakukan modifikasi terhadap koefisien evaporasi dengan menambahkan parameter yang berpengaruh terhadap pengukuran evaporasi di lapangan, seperti: kecepatan angin U 2 , kelembaban udara rata-rata RH rata, suhu udara maksimum T max, suhu udara minimum T min dan radiasi sinar matahari Rn. Evaporasi prediksi pada sistem resapan dihitung dengan persamaan : Es = Km x ETo ………………………………………………………………...14 Dengan : Es = Evaporasi prediksi sistem resapan mmhari Km = Koefisein evaporasi modifikasi ETo = Evapotranspirasi tanaman acuan mmhari Untuk menguji keandalan koefisien evaporasi Km modifikasi kolam dalam memprediksi evaporasi Es menggunakan indikator kesalahan Root Means Square Error RMSE yang dirumuskan sebagai berikut. UJi Keandalan Koefisien Evaporasi modifikasi sistem resapan Km : RMSE = √ ∑ ……………………..……………15 Sedangkan besarnya evapotranspirasi acuan ETo dihitung berdasarkan data klimat menggunakan metode Penman-Monteith seperti pada Persamaan 10. Konstanta psikometrik γ diperoleh dari persamaan berikut Allen et al, 1988. γ = 0.665×10 -3 P ... ………………………………..…………………………...16 Dengan: P = 101.3 ………………………………………………..17 Dengan: γ = Konstanta psikometrik kPaºC P = Tekanan atmosfer kPa z = Elevasi permukaan air laut m Gradien tekanan uap air∆,tekanan uap air jenuh e s dan tekanan uap air aktual e a , diperoleh dari nilai suhu dan kelembaban udara Allen et.al, 1988, yang dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut. ∆ = [ ] …...………………………………………….18 Dengan: ∆ = Gradien tekanan uap air kPaºC T = Suhu udara ºC e s = ………………………………………………….……..19 dan e a = …..………………………………………20 Dengan: e s = Tekanan uap air jenuh kPa e a = Tekanan uap air aktual kPa eº = Tekanan uap air jenuh pada suhu T e o T = 0.6108 exp [ ] ..…………………………………………….…21 Radiasi matahari Rn dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut. Rn = Rns – Rnl ……………………………………………………………...22 Dengan: Rn = Radiasi matahari MJm²hari Rns = Radiasi netto gelombang pendek pada permukaan tanaman MJm²hari Rnl = Radiasi netto gelombang panjang permukaan tanaman MJm²hari

3.5.3 Data Curah Hujan

Pada penelitian ini data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan harian pada rentang waktu minimal 10 tahun. Data curah hujan tersebut merupakan rekaman curah hujan harian pada pos-pos penangkapan hujan terdekat kawasan Masjid Al- Wasi’i Universitas Lampung, sehinngga bisa mewakili curah hujan pada wilayah penelitian. Selanjutnya curah hujan tersebut akan dianalisis sebagai volume limpasan yang dikendalikan melalui atap masjid dan curah hujan yang langsung jatuh ke sistem resapan.

3.5.4 Debit Limpasan yang Dimasukkan

Pengukuran debit limpasan disini adalah besarnya limpasan air hujan yang jatuh atau mengalir dari atap Masjid Al- Wasi’i dan volume limbah air wudhu. Dimana untuk menghitung besarnya limpasan yaitu dengan cara curah hujan harian x koefisien run off atap masjid x luas atap. Luas atap masjid adalah luas lapisan kedap air yang akan digunakan untuk menangkap air hujan kemudian dimasukkan kedalam sistem resapan. Sedangkan nilai koefisien run off atap Masjid Al- Wasi’i diasumsikan = 1, sehingga dengan menggunakan rumus rasional maka besar kapasitas dan debit air hujan bisa didapat. Va = C x R x A ……………………………………………….………………..23 Va = L x H T maka H T = Keterangan : Va = Volume limpasan dari atap yang dikendalikan mm 3 hari H T = Tinggi limpasan curah hujan dari limpasan atap masjid mm R = Curah hujan harian mm hari L = Luas model sistem resapan yang direncanakan mm 2 C = Koefisien aliran pada permukaan atap masjid = 1 A = Luas atap masjid mm 2 Sedangkan untuk mengetahui debit limpasan air wudhu adalah dengan cara: 1. Mengukur volume air rata-rata yang dibutuhkan setiap orang untuk berwudhu dengan simulasi wudhu terhadap beberapa orang. 2. Menghitung jumlah jama’ah yang shalat selama 5 waktu shalat wajib. Hal ini karena jumlah pemakaian air wudhu terbesar adalah ketika waktu-waktu shalat dan orang yang melakukan shalat di Masjid Al- Wasi’i rata-rata mengambil air wudhu dari masjid tersebut.