36
Aktivitas sisa = Aktivitas enzim setelah perlakuan
Aktivitas enzim awal tanpa perlakuan x 100
Virdianingsih, 2002.
f. Penentuan waktu paruh t
12
, konstanta laju inaktivasi k
i
, dan perubahan energi akibat denaturasi ∆G
i
Perubahan nilai k
i
konstanta laju inaktivasi enzim selulase hasil pemurnian dan setelah modifikasi kimia dilakukan dengan menggunakan
persamaan kinetika inaktivasi orde 1 Kazan et al., 1997 dengan persamaan :
ln E
i
E = -k
i
t Sedangkan untuk perubahan energi akibat denaturasi ∆G
i
enzim selulase hasil pemurnian dan setelah modifikasi kimia dilakukan dengan
menggunakan persamaan Kazan etal., 1997 : ∆G
i
= - RT ln k
i
hk
B
T Keterangan :
R = konstanta gas 8,3 JK
-1
mol
-1
T = suhu absolut K k
i
= konstanta laju inaktivasi termal h = konstanta Planck 6,63 x 10
-34
J det k
B
= konstanta Boltzmann 1,381 x 10
-23
J K
-1
Secara keseluruhan penelitian ini terangkum dalam diagram alir penelitian yang
ditunjukkan dalam Gambar 12.
37
Gambar 12. Diagram alir penelitian Produksi Enzim
Ekstrak Kasar Enzim
Uji aktivitas metode Mandels dan kadar protein
metode Lowry Pemurnian Enzim :
1. Fraksinasi dengan
ammonium sulfat 2.
Dialisis
Modifikasi Kimia Karakterisasi Enzim
Enzim hasil modifikasi
Penentuan pH dan suhu optimum
Penentuan Km dan Vmaks
Penentuan stabilitas termal dan pH
Uji aktivitas metode Mandels
55
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Aktivitas unit enzim hasil pemurnian sebesar 6,9753 UmL, meningkat
36 kali lebih murni dibandingkan ekstrak kasar enzim dengan aktivitas unit sebesar 0,5963 UmL.
2. Enzim selulase hasil pemurnian mempunyai pH optimum 6,0 dan suhu
optimum 60
o
C, harga K
M
10,27 mgmL
-1
substrat, harga V
maks
= 4.567 mol mL
-1
menit
-1
, aktivitas sisa sebesar 3, k
i
= 0,066 menit
-1
, t
12
= 10,50
menit, dan ∆G
i
= 100,7330 kJ mol
-1
. 3.
Enzim hasil modifikasi asam glioksilat dengan derajat modifikasi 70,54; 78,68; 68,43 mempunyai pH optimum 6,0; suhu optimum 60
o
C; K
M
berturut-turut sebagai berikut: = 22,88 mg mL
-
1; 18,914 mg mL
-1
dan 15,733 mg mL
-1
; V
maks
berturut-turut sebagai berikut: 7.167 mol mL
-1
menit
-1
; 5.786 mol mL
-1
menit
-1
dan 6.481 mol mL
-1
menit
-1
; k
i
berturut-turut sebagai berikut: 0,066 menit
-1
; 0,031 menit
-1
; 0,033 menit
-1
dan 0,037 menit
-1
; waktu paruh berturut-turut sebagai berikut: 10,50 menit; 22,35
menit; 21,00 menit dan 18,72 menit; ∆G
i
berturut-turut
56 sebagai berikut: 100,7330 kJ mol
-1
; 102,8253 kJ mol
-1
; 102,6522 kJ mol
-1
dan 102,3354 kJ mol
-1
. 4.
Pada penelitian yang telah dilakukan, berdasarkan nilai ki, t12 dan ∆G
i
enzim hasil modifikasi asam glioksilat lebih stabil dibandingkan dengan enzim hasil pemurnian.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka disarankan untuk menggunakan senyawa pemodifikasi yang lain selain asam glioksilat dan mempelajari
pengaruh senyawa pemodifikasi yang digunakan terhadap enzim lain selain enzim selulase.
57
DAFTAR PUSTAKA
Afsahi, B., Kazemi, A., Kheirolomoom, A., Nejati, S. 2007. Immobilization of Cellulase on Non-Porous Ultra Fine Silica Particels. Scientia Irania. 14
4: 379-383. Agustien. A. and Munir. E. 1997. Purifikasi penisilin asilase dari Bacillus.
Prosiding Seminar Wawasan Keilmuan Untuk Meningkatkan Kualitas Pembangunan Bangsa Indonesia. Malaysia. PPI Universitas Sains
Malaysia. 270-177.
Ahern, T.J. and A.M. Klibanov. 1987. Why do enzyme irreversibly inactive at high temperature. Biotec 1. Microbial Genetic Engineering and Enzyme
Technology. Gustav Fischer. Stuttgart. New York. Anggraini, N.
2011. Peningkatan Kestabilitas Enzim α-amilase dari Bacillus subtilis ITBCCB148 Dengan Modifikasi Kimia Menggunakan Asam
Glioksilat. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Boyer, R.F. 2000. Modern Experimental Biochemistry. Benjamin Cumming
Publising Company. San Francisco, California. Duff, S.J.B and Murray, W.D. 1996. Bioconvertion of forest products industry
waste cellulosics to fuel ethanol: a review. Bioresource Technology. 55: 1-33.
Eijnsink, G.H., Sirgit, G. Torben, V. Bertus van de Burg. 2005. Directed Evolution of Enzyme Stability. Biomolecular Engineering. 23: 21-30.
Fan, L.T., Y.H. Lee, M.M. Gharpuray. 1982. The nature of lignocellulosics and their pretreatment for enzymztic hydrolysis. Advances in Biochemical
Engineering. 23: 158-187. Fessenden, R.J. and J.S. Fessenden. 1994. Kimia Organik. Jilid 2. Edisi 3. Alih
bahasa oleh Aloysios H.P. Erlangga. Jakarta.