lain di luar usahataninya karena rendahnya pendidikan dan keterampilan yang dimilikinya.
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berjudul ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Petani Padi
Sawah Melakukan Alih Fungsi Lahan ke Komoditi Perkebunan Studi Kasus: Daerah Irigasi Namu Sira-Sira, Kabupaten Langkat
” oleh Matondang 2011 memilih 4 empat desa yaitu Desa Namu Ukur Utara, Desa Psr II
Purwobinganun, Desa Psr. VI Kwala Mencirim, Desa Emplasmen Kwala Mencirim, dengan pertimbangan Daerah Irigasi Namu Sira-Sira merupakan
daerah irigasi akan tetapi di daerah ini mengalami alih fungsi lahan ke komoditi perkebunan. Sampel petani dipilih dengan metode Simple Random Sampling yang
selanjutnya dianalisis dengan metode deskriptif. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan faktor yang paling mempengaruhi petani melakukan alih fungsi lahan
adalah perbedaan penerimaan usaha tani padi, kakao dan sawit dan kecenderungan perkembangan harga padi sawah, kakao, dan sawit. Di samping itu
kecukupan air serta luas lahan yang dimiliki petani juga ikut mempengaruhi keputusan petani untuk alih fungsi lahan.
Barokah et al 2011 dalam penelitiannya yang berjudul “Dampak Konversi
Lahan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani di Kabupaten Karanganyar” menjelaskan bahwa telah terjadi perubahan fungsi lahan sawah 0,120 hektar per
rumah tangga petani dari tahun 1998-2010, proporsi pendapatan usahatani berkurang 8,30 dari 42 menjadi 33,7 dan proporsi pendapatan luar
usahatani meningkat 10,30 dari 54 menjadi 64,30. Berdasarkan hasil
Universitas Sumatera Utara
analisis uji t dengan α 5 menunjukkan pendapatan rumah tangga petani sebelum konversi tidak sama dengan sesudah konversi lahan pertanian pendapatan
bertambah Rp 1.482.000 per tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk melihat perubahan pendapatan digunakan uji beda rata-rata.
Penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Damp
aknya Terhadap Pendapatan Petani” oleh Puspasari 2010, alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Karawang pada tahun 2001-2010
dipengaruhi faktor ditingkat wilayah dan faktor ditingkat petani. Faktor-faktor ditingkat wilayah yang diduga mempengaruhi penurunan lahan sawah di
Kabupaten Karanganyar adalah laju pertumbuhan jumlah penduduk, jumlah industri, produktivitas padi sawah, proporsi luas lahan sawah terhadap luas
wilayah, dan kebijakan tata ruang wilayah. Variabel yang berpengaruh nyata secara signifikan pada taraf 10 adalah jumlah industri dan proporsi luas lahan
sawah terhadap luas wilayah. Sedangkan faktor-faktor ditingkat petani yang diduga mempengaruhi alih fungsi lahan adalah tingkat usia, lama pendidikan, luas
lahan, proporsi pendapatan sektor pertanian, tanggungan keluarga, pengalaman bertani, dan produktivitas. Faktor yang berpengaruh nyata secara signifikan pada
taraf 5 adalah luas lahan, pada taraf 15 adalah tingkat usia, lama pendidikan, dan pengalaman bertani. Pengaruh alih fungsi lahan terhadap pendapatan petani
tidak berpengaruh secara signifikan pada taraf 5. Namun tetap terjadi penurunan total pendapatan usahatani dan non usahatani dari Rp 1.421.514,03 sebelum
melakukan alih fungsi lahan menjadi Rp 1.299.796,30 setelah melakukan alih fungsi lahan.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Kerangka Pemikiran