Anak prasekolah : 30-40
Anak usia sekolah : 25-35
Perempuan dewasa tidak hamil : 30-40
Perempuan hamil : 50-70
Laki-laki dewasa : 20-30
Pekerja berpenghasilan rendah : 30-40
2.5.4 Gejala Umum Anemia
Gejala umum anemia, disebut juga sebagai sindrom anemia, timbul karena iskemia organ target serta akibat mekanisme kompensasi tubuh terhadap penurunan kadar
hemoglobin. Gejala ini muncul pada setiap kasus anemia setelah penurunan hemoglobin sampai kadar tertentu HB7 ddl. Sindrom anemia terdiri dari rasa
lemah, lesu, cepat lelah, telinga mendenging
tinnitus
, mata berkunang-kunang, kaki terasa dingin, sesak nafas dan dispepsia. Pada pemeriksaan, pasien tampak pucat, yang
mudah dilihat pada konjungtiva, mukosa mulut, telapak tangan dan jaringan dibawah kuku. Sindrom anemia bersifat tidak spesifik karena dapat ditimbulkan oleh penyakit
diluar anemia dan tidak sensitif karena timbul setelah penurunan hemoglobin yang berat Hb 7 gdl.
Gejala yang timbul akibat penyakit dasar yang menyebabkan anemia sangat bervariasi tergantung dari penyebab anemia tersebut. Misalnya gejala akibat infeksi
cacing tambang: sakit perut, pembengkakan parotis dan warna kuning pada telapak tangan. Pada kasus tertentu sering gejala penyakit dasar lebih dominan, seperti
misalnya pada anemia akibat penyakit kronik oleh karena
artritis reumatoid
. Meskipun tidak spesifik, anamnesis dan pemeriksaan fisik sangat penting pada
kasus anemia untuk mengarahkan diagnosis anemia. Tetapi pada umumnya diagnosis anemia memerlukan laboratorium. Sudoyo, 2006
2.6 Teori Dempster-Shafer
Teori Dempster-Shafer adalah suatu teori matematika untuk pembuktian berdasarkan
belief functions
and
plausible reasoning
fungsi kepercayaan dan pemikiran yang masuk akal, yang digunakan untuk mengkombinasikan potongan informasi yang
Universitas Sumatera Utara
terpisah bukti untuk mengkalkulasi kemungkinan dari suatu peristiwa. Teori ini dikembangkan oleh Arthur P. Dempster dan Glenn Shafer
Kusumadewi, 2003 Secara umum Teori Dempster-Shafer ditulis dalam suatu interval:
[
Belief, Plausibility
]
Belief Bel
adalah ukuran kekuatan
evidence
bukti dalam mendukung suatu himpunan proposisi. Jika bernilai 0 maka mengindikasikan bahwa tidak ada
evidence
, dan jika bernilai 1 menunjukkan adanya kepastian.
Plausability
Pl dinotasikan sebagai: Pls=1-Bel-s
……………………………………..1
Plausability
juga bernilai 0 sampai 1. Jika yakin ¬s, maka dapat dikatakan bahwa: Bel = ¬s = 0. Pada teorema Dempster-Shafer kita mengenal adanya
frame of discernment
yang dinotasikan dengan θ.
Frame
ini merupakan semesta pembicaraan dari sekumpulan hipotesis.
Misalkan : θ = {A,F,D,B} Dengan :
A = Alergi; F = Flu; D = Demam; B = Brokitis.
Tujuan adalah membangkitkan kepercayaan elemen- elemen θ. Tidak semua
evidence
secara langsung mendukung tiap-tiap elemen. Sebagai contoh, panas mungkin hanya mendukung {F,D,B} Untuk itu perlu adanya probabilitas densitas m.
Nilai m tidak hanya mendefinisikan elemen- elemen θ saja, namun juga semua subset-
nya. Sehingga jika θ berisi n elemen, maka subset dari θ semua berjumlah 2n.
Jadi harus ditun jukkan bahwa jumlah semua m dalam subset θ sama dengan 1.
Andaikan tidak ada informasi apapun untuk memilih keempat hipotesis tersebut, maka nilai: M{θ}=1,0.
Jika kemudian diketahui bahwa panas merupakan gejala dari flu, demam dan bronhitis dengan m = 0,8, maka:
M{F,D,B}= 0,8 M{θ}= 1-0,8 = 0,2
Andaikan diketahui X adalah subset dari θ, dengan m1 sebagai fungsi densitasnya, dan Y juga merupakan
subset
dari θ dengan m2 sebagai fungsi densitasnya, maka dapat dibentuk fungsi kombinasi m2 sebagai m3, yaitu m3Z =
m2.
Universitas Sumatera Utara
Nilai yang dihasilkan dari teori ini berupa persentase tiap elemen- elemen θ,
dan juga semua
subset
-nya. Makin rendah persentase
frame of discernment
menggambarkan makin baik tingkat pemahaman
user
dalam materi tersebut. Penilaian
diberikan kepada elemen-elemen berdasarkan hasil persentasi ini
…………………………….2
Sumber : Kusumadewi,2003 Contoh :
Gejala 1 : Perdarahan Gusi dan Sebagainya Apabila diketahui nilai kepercayaan setelah dilakukan observasi merupakan dari
penyakit Anemia Aplastik dan Hemolitik . M1 {AP,AH} = 0,8
M1 {θ} = 1-0,8=0,2
Gejala 2 : Badan Kuning Badan Kuning merupakan dari penyakit Anemia Hemolitik
M2 {AH} = 0,9
M2 {θ} = 1-0,9 = 0,1
Aturan Kombinasi untuk m3 {AH} 0,9
{θ} 0,1 {AA,AH} 0,8
{AH} 0,72 {AA,AH} 0,08
{θ} 0,2 {AH} 0,18
{θ} 0,02
M3 {AH} = 0,72+0,18= 0,9 0,9
1-0 M3 {AA,AH} = 0,081=0,08
M3 {θ}= 0,021= 0,02
y x
z y
x
Y m
X m
Y m
X m
z m
. 1
.
2 1
2 1
3
Universitas Sumatera Utara
Gejala 3 : Pucat Dibawah Kelopak Mata
Pucat dibawah Kelopak Mata merupakan penyakit dari Anemia Aplastik, Anemia Def Besi, Anemia Kronis, Anemia Hemolitik.
M4 {AP,AD,AK,AH} = 0,9
M4 {θ} = 1-0,9=0,1
Aturan Kombinasi untuk m5 {AA,AD,AK,AH} 0,9
{ θ} 0,1 {AH} 0,9
{AH} 0,81 {AH} 0,09
{AA,AH} 0,08 {AA,AH} 0,072
{AP,AH} 0,008 { θ} 0,02
{AA,AD,AK,AH} 0,018 { θ} 0,002
{AH}= 0,81+0,09= 0,91= 0,9 1-0
{AA,AH}= 0,072+0,008=0,081= 0,08 1-0
{AA,AD,AK,AH}= 0,018=0,018
1-0 {θ}= 0,002=0,002
1-0 Dari 3 Gejala yang telah dipilih maka anemia hemolitik yang mempunya nilai yang
paling besar diantara semua.
2.7 Android