Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Hepatitis Menggunakan Metode Dempster Shafer

  Vol. 2, No. 6, Juni 2018, hlm. 2252-2258 http://j-ptiik.ub.ac.id

  

Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Hepatitis Menggunakan

Metode Dempster Shafer

1 2 3 Ayu Tifany Novarina , Edy Santoso , Indriati

  Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 3 E-mail :ayu.tifany@gmail.com ndriati.tif@ub.ac.id.

  

Abstrak

  Hepatitis adalah kelainan hati berupa peradangan hati. Peradangan ditandai dengan peningakatan kadar enzim hati, yang disebabkan adanya gangguan atau kerusakan membran hati. Ada dua faktor penyebabnya yaitu faktor infeksi dan faktor non infeksi. Faktor penyebab infeksi antara lain virus hepatitis dan bakteri. Selain karena virus Hepatitis A, B, C, D, E masih banyak virus lain yang berpotensi menyebabkan hepatitis misalnya adenoviruses, herpes simplex, HIV, rubella, dan lain-lain. Permasalahan yang sering terjadi saat ini yaitu masih banyak orang awam yang kurang memahami kesehatan. Bahkan tidak jarang masyarakat tidak sadar ketika mereka terserang penyakit karena tidak mengetahui gejala – gejalanya sehingga menyebabkan penderita terlambat menangani secara dini. Pengembangan sistem pakar terus mengalami kemajuan yang cukup siknifikan, dengan adanya sistem pakar diharapkan dapat mempermudah, mempercepat dan menghemat biaya. Pada penelitian ini masalah-masalah tersebut diselesaikan dengan membuat sebuah sistem dengan mengimplementasikan metode Dempster-Shafer yang bertujuan untuk mendiagnosis jenis-jenis penyakit Hepatitis yang diderita oleh manusia, sehingga dengan adanya sistem tersebut diharapkan dapat membantu para pengguna dalam mendiagnosis penyakit hepatitis yang di deritanya sejak dini. Berdasarkan hasil pengujian akurasi sistem dengan 20 sampel data didapatkan nilai akurasi sebesar 90%. Ketidakakuratan 10% disebabkan beberapa hal antara lain subyektifitas dari pakar dalam menentukan penyakit dan dalam perhitungan yang dilakukan menggunakan metode Dempster-shafer yang menggunakan nilai tertinggi tanpa adanya optimasi nilai densitas pada setiap gejala.

  Kata kunci: Dempster-Shafer, Hepatitis, Sistem Pakar

Abstract

  

Hepatitis is an inflammation of the liver. Inflammation is characterized by elevated liver enzyme levels,

due to liver membrane damage or damage. There are two factors that cause the factors of infection and

non-infectious factors. There are 5 main hepatitis viruses, referred to as types A, B, C, D and E. These

5 types are of greatest concern because of the burden of illness and death they cause and the potential

for outbreaks and epidemic spread.There are many other viruses that potentially cause hepatitis such

as adenoviruses, herpes simplex, HIV, rubella, and others. The problems that often occur today is still

a lot of ordinary people who lack understanding of health. In fact, not infrequently people do not realize

when they get the disease because they do not know the symptoms that cause patients late to handle

early. In this study the problems are solved by creating a system by implementing the Dempster-Shafer

method to diagnose the types of hepatitis disease suffered by humans, so the system is expected to assist

users in diagnosing hepatitis disease in misery since early. Based on the results of system accuracy

testing with 20 data samples obtained an accuracy of 90%. Inaccuracy of 10% is caused by several

things, among others, the subjectivity of the expert in determining the disease and in the calculations

performed using the Dempster-shafer method that uses the highest value without any optimization of the

density value on any symptoms.

  Keywords: Dempster-shafer, Hepatitis, Expert System.

  Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

2252

1. PENDAHULUAN

  ” agar nantinya para petugas kesehatan atau para orang tua bisa mengetahui seberapa besar kemungkinan penyakit Hepatitis ini terjadi pada pasien atau keluarga mereka dan penelitian ini sebagai tindakan preventif untuk meminimalisir banyaknya orang yang mengidap penyakit Hepatitis.

  proposisi. Jika bernilai (nol) maka mengindikasikan bahwa tidak ada evidence, dan

  Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan evidence dalam mendukung suatu himpunan

  teori Dempster-Shafer ditulis dalam suatu interval: [Belief, Plausibility]

  Theory of Evident (Desiani, 2006). Secara umum

  Metode Dempster-Shafer pertama kali diperkenalkan oleh Dempster, yang melakukan percoban model ketidakpastian dengan range probabilitas sebagai probabilitas tunggal. Kemudian pada tahun 1976 Shafer mempublikasikan teori Dempster tersebut pada sebuah buku yang berjudul Mathematical

  2.1 Metode Dempster Shafer

  2. Landasan Kepustakaan

  Hepatitis adalah kelainan hati berupa peradangan hati. Peradangan ditandai dengan peningakatan kadar enzim hati, yang disebabkan adanya gangguan atau kerusakan membran hati. Ada dua faktor penyebabnya yaitu faktor infeksi dan faktor non infeksi. Faktor penyebab infeksi antara lain virus hepatitis dan bakteri. Selain karena virus Hepatitis A, B, C, D, E dan G masih banyak virus lain yang berpotensi menyebabkan hepatitis misalnya adenoviruses, herpes simplex, HIV, rubella, dan lain-lain. Sedangkan bakteri yang menyebabkan hepatitis antara lain misalnya bakteri Salmonella typhi, Salmonella

  paratyphi , tuberkulosis , dan leptosvera. Faktor

  Pada penelitian kali ini, penulis mengimplementasikan metode Dempster Shafer untuk mendeteksi penyakit Hepatitis dengan judul “Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Hepatitis Menggunakan Metode Dempster

  mampu mengakomodasi ketidakpastian dalam klasifikasi multispectral. Teori ini digunakan untuk mengkombinasikan potongan informasi yang terpisah untuk mengkalkulasikan kemungkinan dari suatu peristiwa. Penelitian sebelumnya dalam topik Diagnosis penyakit Hepatitis dilakukan dengan metode Certainty Factor dengan hasil dari uji coba aplikasi diagnosis yang telah memenuhi tujuan dari pembuatan perangkat lunak yang telah dibuat. Sistem ini dapat melakukan proses penalaran suatu data yang berupa gejala untuk mencari suatu informasi terhadap suatu hipotesa penyakit. Dari masukan gejala yang akan diberikan oleh user dalam sistem, terdapat kemungkinan nilai untuk setiap hipotesa Hepatitis A, B maupun C hanya memiliki nilai selisih yang kecil. Hal ini terjadi bila masing- masing gejala masukan memiliki bobot yang hampir sama atas penyakit tersebut. Penelitian ini juga menjelaskan untuk mendapatkan nilai yang signifikan atas hipotesa penyakit tersebut disarankan untuk melakukan tes darah.

  Shafer merupakan salah satu metode yang

  Metode Dempster Shafer sebelumnya telah digunakan untuk Diagnosis penyakit lambung (Jannah, 2011), Diagnosis penyakit Diabetes Mellitus (Kurniawati, 2014) dan Diagnosis jenis penyakit ginjal (Puteri, 2012). Teori Dempster

  Peran dokter atau ahli dalam hal penanggulangan penyakit Hepatitis sangat diperlukan tetapi seringkali terbentur pada terbatasnya jumlah dokter, sedangkan pasien yang harus ditangani cukup banyak. Untuk mengurangi keterbatasan itu perlu dibuat alat bantu berupa sistem pakar. Sesuai dengan kemampuan sistem pakar yang merupakan salah satu cabang dari ilmu kecerdasan buatan, yaitu mampu untuk bertindak sebagaimana seorang pakar pada ilmu bidang tertentu. Pengembangan sistem pakar terus mengalami kemajuan yang cukup siknifikan. Dengan adanya sistem pakar diharapkan dapat mempermudah, mempercepat dan menghemat biaya. Peneliti berpikir untuk memudahkan calon pasien dan petugas kesehatan rumah sakit dalam menDiagnosis penyakit Hepatitis sedini mungkin, sehingga penderita penyakit Hepatitis dapat segera ditangani.

  Permasalahan yang sering terjadi saat ini yaitu masih banyak orang awam yang kurang memahami kesehatan dan terlambat menangani. Apabila terjadi gangguan kesehatan terhadap mereka, maka mereka lebih mempercayakan kepada dokter ahli. Untuk itu kita tidak hanya perlu mengetahui penyebab penyakit, tetapi yang penting adalah mengetahui dengan cepat penyakit yang diderita dan bagaimana penanggulangannya agar penyakit yang diderita itu tidak berdampak.

  penyebab non-infeksi misalnya karena obat tertentu yang dapat mengganggu fungsi hati dan menyebabkan hepatitis.

  Shafer jika bernilai 1 menunjukkan adanya kepastian. Giarratano dan Riley (1994) menjelaskan bahwa fungsi belief dapat diformulasikan sebagai persamaan 2.1.

  ( ) = ∑ ( ) ⊆

  3. PERANCANGAN

  ( ) = 1 − ( ′

  ) = 1 − ∑ ( ) ⊆

  (2.2) Keterangan :

  Bel(X) = Belief (X) Pls(X) = Plausibility (X) m(X) = mass function dari (X) m(Y) = mass function dari (Y)

  Plausibility juga bernilai 0 sampai 1, jika

  yakin akan X’ maka dapat dikatakan Belief (X’) = 1 sehingga dari rumus diatas nilai Pls (X) = 0.

  Akuisisi pengetahuan adalah pengumpulan data-data dari suatu permasalahan dari pakar. Bahan pengetahuan dapat diperoleh dari beberapa cara, misalnya memperoleh data dari buku, jurnal, internet atau dari seorang paka sehingga terkumpul semua informasi yang dibutuhkan untuk membangun sistem pakar diagnosis penyakit hepatitis. Informasi tersebut antara lain: a.

  3.1.1 Akuisisi Pengetahuan

  3.1 Perancangan Aplikasi dengan Metode Dempster Shafer

  (2.1) Sedangkan Plausibility (Pls) dinotasikan sebagai persamaan 2.2.

  Ada beberapa tahap dalam perancangan yaitu perancangan Diagram class, Akuisi pengetahuan, basis pengetahuan dan perhitungan manual sesuai dengan persamaan-persamaan yang ada pada metode Dempster-Shafer.

2.2 Penyakit Hepatitis

  infeksi misalnya karena obat. Obat tertentu dapat mengganggu fungsi hati dan menyebabkan hepatitis. Virus yang menyebabkan penyakit ini berada dalam cairan tubuh manusia yang sewaktu-waktu bisa ditularkan ke orang lain. Memang sebagian orang yang terinfeksi virus ini bisa sembuh dengan sendirinya, namun demikian virus ini akan menetap dalam tubuh seumur hidup. Hepatitis digunakan untuk semua jenis peradangan pada sel-sel hati, yang bisa disebabkan oleh infeksi (virus, bakteri, parasite), obat-obatan (termasuk obat tradisional), konsumsi alkohol, lemak yang berlebih dan penyakit autoimmune. Ada 5 jenis virus hepatitis yaitu hepatitis A, B, C, D, dan E. Antara hepatitis yang satu dengan yang lain tidak saling berhubungan.

  bakteri yang bisa menyebabkan hepatitis, misalnya, bakteri Salmonella typhi, Salmonella

  adenoviruses, CMV, Herpes simplex, HIV, rubella, varicella , dan lain-lain. Sedangkan

  Hepatitis adalah kelainan hati berupa peradangan hati. Peradangan ini ditandai dengan peningkatan kadar enzim hati. Peningkatan ini disebabkan adanya gangguan atau kerusakan membran hati.Ada dua faktor penyebabnya, yaitu faktor infeksi dan non infeksi. Faktor penyebab infeksi antara lain virus hepatitis atau bakteri. Selain dikarenakan virus Hepatitis A, B, C, D, dan E, masih banyak virus lain yang berpotensi menimbulkan hepatitis, misalnya,

   Data Gejala Tabel 1 Data Gejala Penyakit Hepatitis Kode Gejala

  G01 Gejala mirip flu G02 Demam G03 Diare G04 Mual G05 Nyeri perut G06 Mata kuning G07 Hilang nafsu makan (anoreksia) G08 Lemah G09 Lesu G10 Sakit otot/pegal-pegal pada otot (malgia) G11 Demam ringan G12 Mencret G13 Kembung G14 Muntah G15 Sakit perut G16 Pusing G17 Kulit kuning G18 Kurang nafsu makan G19 Air kencing berwarna gelap G20 Air kencing kemerahan G21 Sakit kepala G22 Pegal linu G23 Gatal-gatal pada badan G24 Menggigil G25 Nyeri perut sebelah kanan G26 Kotoran berwarna lebih terang G27 Nyeri pada sendi G28 Kuku berwarna kuning G29 Perasaan tidak enak badan b.

   Data Penyakit

  Data penyakit hepatitis dapat dilihat pada tabel 2. Dimana data penyakit diperoleh peneliti

  paratyphi, tuberkulosis, leptospira . Faktor non dari berbagai literatur dan berdasarkan keterangan pakar.

  Tabel 2 Data Penyakit Hepatitis Kode Nama Penyakit P1 Hepatitis A P2 Hepatitis B P3 Hepatitis C P4 Hepatitis D P5 Hepatitis E

  28 Kuku berwarna kuning √ √ √

  21 Sakit kepala √

  22 Pegal linu √ √

  23 Gatal-gatal pada badan √ √

  24 Menggigil √ √

  25 Nyeri perut sebelah kanan √

  26 Kotoran berwarna lebih terang √ √ √

  27 Nyeri pada sendi √

  29 Perasaan tidak enak badan √ √ √

  19 Air kencing berwarna gelap √ √ √

  Basis pengetahuan merupakan pengetahuan yang diperlukan dalam memahami, merumuskan, serta memecahkan permasalahan. Ada dua elemen dasar yang mencakup basis pengetahuan, yaitu fakta dan aturan, dimana mengarahkan pengguna pengetahuan untuk memecahkan masalah dalam domain tertentu dan merupakan inti program pada sistem pakar karena merupakan representasi pengetahuan dari seorang pakar. Adapun aturan yang menjadi acuan dalam mendiagnosis penyakit hepatitis dapat dilihat pada tabel 5.

  Tabel 4 Aturan (Rule) Aturan If Then R1 G01 AND G03 AND G04 AND G05 AND G06 AND G07 AND G09 AND G10 AND G12 AND G14 AND G16 AND G17 AND G19 AND G20 AND G21 AND G22 AND G26 AND G27 AND G28 AND G29

  Gejala mirip flu ; Diare ; Mual ; Nyeri perut ; Mata kuning ; Hilang nafsu makan ; Lesu ; Sakit otot/pegal-pegal pada otot ; Mencret ; Muntah ; Pusing ; Kulit kuning ; Air kencing berwarna gelap ; Air kencing kemerahan ; Sakit kepala ; Pegal linu ; Kotoran berwarna lebih terang; Nyeri pada sendi ; Kuku berwarna kuning ; Perasaan tidak enak badan.

  P1 Hepatitis A R2 G01 AND G02 AND G04 AND G06 AND G08 AND G09 AND G10 AND G11 AND G14 AND G15 AND G16 AND G17 AND G18 AND G19 AND G20 AND G24 AND G26 AND G28 AND G29

  Gejala mirip flu ; Demam ; Mual ; Mata kuning ; Lemah ; Lesu ; Sakit otot/pegal-pegal pada otot ; Demam ringan ; Muntah ; Sakit perut ; Pusing ; Kulit kuning ; Kurang nafsu makan ; Air kencing berwarna gelap ; Air kencing kemerahan ; Menggigil ; Kotoran berwarna lebih terang ; Kuku berwarna kuning ; Perasaan tidak enak badan.

  P2 Hepatitis B R3 G02 AND G04 AND G06 AND G07 AND G10 AND G12 AND G13 AND G14 AND G15 AND G17 AND G19 AND G20 AND G23 AND G24 AND G25 AND G28

  Demam ; Mual ; Mata kuning ; Hilang nafsu makan ; Sakit otot/pegal-pegal pada otot ; Mencret ; Kembung ; Muntah ; Sakit perut ; Kulit kuning ; Air kencing berwarna gelap ; Air kencing kemerahan ; Gatal-gatal pada badan ; Menggigil ; Nyeri perut sebelah kanan ; Kuku berwarna kuning.

  P3 Hepatitis C

  20 Air kencing kemerahan √ √ √ √ √

  18 Kurang nafsu makan √ √

  Dalam relasi antara gejala yang ditimbulkan kemudian menghasilkan sebuah penyakit akan dijelaskan pada tabel 3 dalam bentuk tabel keputusan.

  7 Hilang nafsu makan (anoreksia) √ √

  Tabel 3 Akuisisi Hama dan Penyakit Utama Tanaman Kedelai

  Gejala Penyakit Hepatitis A B C D E

  1 Gejala mirip flu √ √

  2 Demam √ √ √ √

  3 Diare √

  4 Mual √ √ √

  5 Nyeri perut √

  6 Mata kuning √ √ √

  8 Lemah √

  17 Kulit kuning √ √ √ √ √

  9 Lesu √ √ √

  10 Sakit otot/pegal-pegal pada otot (malgia) √ √ √

  11 Demam ringan √ √

  12 Mencret √ √

  13 Kembung √

  14 Muntah √ √ √

  15 Sakit perut √ √

  16 Pusing √ √

3.1.2 Basis Pengetahuan

  G01 AND G02 AND G11 AND G17 AND G18 AND G20 AND G26 AND Dempster-Shafer G29 Gejala mirip flu ; Demam ; P4 R4 Demam ringan ; Kulit kuning ; Hepatitis Mulai Kurang nafsu makan ; Air kencing D kemerahan ; Kotoran berwarna lebih terang ; Perasaan tidak enak badan. G02 AND G07 AND G09 AND G17 Gejala [ ] AND G20 AND G22 AND G23 AND G27 P5 Demam ; Hilang nafsu makan ; R5 Hepatitis Lesu ; Kulit kuning ; Air kencing E i= 1 ; i < jumlah kemerahan ; Pegal linu ; Gatal- gejala ; i++ gatal pada badan ; Nyeri pada sendi. Mengurutkan penyakit

3.1.3 Rancangan Proses

  berdasarkan densitas tertinggi ke terendah

  Perancangan proses perhitungan dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi, maka dibuatlah perancangan proses yang dapat dilihat pada Gambar 1. Max densitas

  Mulai PI = 1 - belief Gejala [ ] 2 (X)m (Y) 2 Tidak 1- (X)m (Y) m3(Z) = ∑(X∩Y=Z)m 2 2 Gejala > 1 Ya ∑X∩Y=m qm

  Max densitas Max nilai Perhitungan kombinasi Dempster Shafer i

  Penyakit Penyakit Selesai Gambar 1 Alur Proses Diagnosis Penyakit Hepatitis

  Apabila terdapat lebih dari 1 gejala maka Selesai akan dilakukan proses perhitungan menggunakan metode Dempster-shafer untuk

  Gambar 2 Flowchart algoritma Dempster-shafer menentukan kesimpulan hasil diagnosis.

  Diagram alir algoritma Dempster-shafer dapat

  4. PENGUJIAN DAN ANALISIS dilihat pada Gambar 2.

  Pada tahap pengujian dilakukan dengan melakukan pengujian akurasi. Pengujian akurasi dilakukan dengan cara membandingkan data hasil diagnosis sistem dengan hasil diagnosis pakar. Hasil pengujian akurasi sistem terhadap

  20 sampel data yang telah diuji ditunjukkan pada tabel 6

  Hepatitis A

  ▪ Perasaan tidak enak badan

  ▪ Nyeri pada sendi ▪ Kuku berwarna kuning

  16 ▪ Kotoran berwarna lebih terang

  Hepatitis C

  Hepatitis A

  15 ▪ Air kencing kemerahan ▪ Sakit kepala ▪ Pegal linu

  1

  Hepatitis A

  14 ▪ Pusing ▪ Kulit kuning ▪ Kurang nafsu makan

  Hepatitis A

  1 ▪ Nyeri pada sendi

  Hepatitis A

  Hepatitis A

  13 ▪ Gejala mirip flu ▪ Demam ▪ Diare ▪ Mual

  1

  Hepatitis B

  Hepatitis B

  12 ▪ Mual ▪ Nyeri perut ▪ Mata kuning ▪ Lemah

  1

  Hepatitis A

  1

  Hepatitis C

  Hepatitis A

  18 20 100% = 90%

  ℎ ℎ ℎ 100% =

  1 Hasil pengujian akurasi bernilai 1 apabila hasil diagnosis sistem sama dengan hasil diagnosis secara manual oleh pakar. Sebaliknya, hasil akurasi bernilai 0 apabila hasil diagnosis sistem tidak sama dengan hasil diagnosis oleh pakar. Berdasarkan Tabel 6 telah dilakukan perhitungan akurasi menggunakan 20 sampel data uji penyakit pada tanaman kedelai dan menghasilkan nilai akurasi sesuai perhitungan:

  A

  A Hepatitis

  ▪ Nyeri pada sendi Hepatitis

  20 ▪ Menggigil ▪ Kotoran berwara lebih terang

  1

  Hepatitis A

  17 ▪ Pusing ▪ Kulit kuning ▪ Kurang nafsu makan ▪ Air kencing berrwarna gelap

  19 ▪ Diare ▪ Kurang nafsu makan ▪ Air kencing berwarna gelap

  1

  Hepatits A

  Hepatitis A

  18 ▪ Diare ▪ Mual ▪ Mata kuning ▪ Kuku berwarna kuning

  1

  C

  C Hepatitis

  ▪ Air kening kemerahan Hepatitis

  Hepatitis C

  11 ▪ Pegal linu ▪ Gatal-gatal pada badan ▪ Menggigil ▪ Nyeri perut sebelah kanan

  Tabel 6 Tabel Pengujian Akurasi Hasil Diagnosis Sistem dengan Hasil Diagnosis Pakar No.

  ▪ Mencret Hepatitis

  5 ▪ Demam ▪ Diare ▪ Mual

  1

  Hepatitis A

  Hepatitis A

  4 ▪ Gejala mirip flu ▪ Demam ▪ Diare

  1

  B

  B Hepatitis

  3 ▪ Sakit otot/pegal- pegal pada otot

  Hepatitis A

  1

  Hepatitis A

  Hepatitis A

  2 ▪ demam ▪ diare

  1

  Hepatitis B

  Hepatitis B

  1 ▪ Gejala mirip flu ▪ demam

  Gejala yang diderita Hasil diagnosis sistem Hasil diagnosis pakar Akurasi

  Hepatitis A

  1

  Hepatitis C

  Hepatitis C

  Hepatitis A

  ▪ Perasaan tidak enak badan

  ▪ Nyeri pada sendi ▪ Kuku berwara kuning

  10 ▪ Kotoran berwarna lebih terang

  1

  Hepatitis A

  Hepatitis A

  9 ▪ Diare ▪ Mual ▪ Nyeri perut ▪ Mata kuning

  1

  Hepatitis C

  6 ▪ Perasaan tidak enak badan

  ▪ Kuku berwarna kuning

  8 ▪ Air kencing berwarna gelap

  1

  Hepatitis A

  Hepatitis A

  7 ▪ Hilang nafsu makan ▪ Lemah ▪ Lesu

  1

  Hepatitis D

  Hepatitis D

  Jadi dapat disimpulkan bahwa akurasi sistem diagnosis penyakit hepatitis menggunakan metode Dempster-shafer berdasarkan 20 data yang telah diuji mempunyai Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, tingkat akurasi keberhasilan sebesar 90% yang Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa sistem dapat berfungsi

  Kurniawati, D.P., 2014. Implementasi Metode dengan baik sesuai dengan diagnosis pakar.

  Dempster Shafer Pada Sistem Pakar Untuk Diagnosis Jenis-jenis Penyakit

5. PENUTUP

  Diabetes Melitus. Jurusan Teknik

  Berdasarkan hasil perancangan, Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, implementasi dan pengujian yang dilakukan, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang maka diambil kesimpulan sebagai berikut:

  Kusumadewi, S., 2003. Artificial Intelligence

  1. Sistem diagnosis penyakit hepatitis (Teknik dan Aplikasinya). Yogyakarta: menggunakan metode

  Dempster-shafer Graha Ilmu.

  dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mendiagnosis penyakit hepatitis. Pusat Data dan Informasi, 2014.Situasi dan Sistem diimplementasikan dengan Analisis Hepatitis . Kementerian menggunakan gejala penyakit hepatitis Kesehatan RI, C Jakarta Selatan dengan memberikan nilai densitas yang

  Puteri, L.M.H., 2012. Penggunaan Sistem Pakar digunakan sebagai ukuran untuk

  Untuk Diagnosis Awal Gangguan perhitungan dalam menentukan penyakit. Kesehatan Pada Ginjal Secara Mandiri

  2. Berdasarkan hasil pengujian sistem terhadap Menggunakan Metode Dempster Shafer.

  20 kasus uji menunjukkan akurasi sebesar Fakultas Pendidikan Matematika Dan

  90%.Hal ini menunjukan bahwa sistem Ilmu Pengetahuan Alam Universitas sudah cukup baik dan dapat digunakan untuk Pendidikan Indonesia, Bandung mendiagnosis penyakit

  Sulistyohati, A., 2008. Aplikasi Sistem Pakar hepatitis.Ketidakakuratan sistem sebesar

  Diagnosa Penyakit Ginjal dengan Metode

  10%, dikarenakan perhitungan yang dilakukan menggunakan metode Dempster- Dempster-Shafer . Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

  shafer yang menggunakan nilai tertinggi

  tanpa adanya optimasi nilai densitas pada Susanto, H., 2012. Aplikasi Diagnosis Penyakit setiap gejala.

  Hepatitis Menggunakan J2me Dengan Metode Certainty Factor. Jurusan Teknik

DAFTAR PUSTAKA

  Informatika Politeknik Elektronika Negeri Fitrianti, R.I., 2012. Sistem Pakar Pada Bidang Surabaya Institut Teknologi Sepuluh

  Teknologi Informasi Untuk Rekomendasi Nopember Profesi Pekerjaan Berdasarkan Kepribadian Menggunakan Pendekatan Personality Factor . Universitas

  Brawijaya. Hidayati, I.N., 2010. Pemanfaatan Teori Bukti

  Dempster-Shafer Untuk Optimalisasi Penggunaan Lahan Berdasarkan Data Spasial dan Citra Multisumber .

  Universitas Gajah Mada. Istiqomah, Y.N., 2013. Sistem Pakar Untuk

  MenDiagnosis Penyakit Saluran Pencernaan Menggunakan Metode Dempster Shafer, Program Studi Teknik

  Informatika. Universitas Ahmad Dahlan Jannah, M., 2011. Perancangan Sistem Pakar

  Untuk MenDiagnosis Penyakit Lambung Dengan Metode Dempster Shafer .

  Program Studi S1 Ilmu Komputer Departemen Ilmu Komputer, Fakultas