Pemilihan Lokasi Pendekatan Aspek Fungsional 1. Pendekatan Pelaku Kegiatan

Shafira Eka Hariananda 21020112130070 75 - Luas Total Kebutuhan Lahan Nama Ruang Jumlah Luasan Ruang Dalam Aktivitas Penerima 143 m 2 Aktivitas Pengelola 638 m 2 Aktivitas Servis 447 m 2 Aktivitas Utama 3.892 m 2 Aktivitas Penunjang 619 m 2 Total 5.739 m 2 Kelompok kegiatan parkir Kebutuhan parkir pengelola 540 m 2 Kebutuhan parkir pengunjung 840 m 2 Total 1.380 m 2 Total Seluruhnya 6.119 m 2

5.1.7. Pemilihan Lokasi

Dalam penentuan ruang‐ruang diperlukan perlakuan khusus dalam pendekatan persyaratan ruang pada umumnya. Secara umu hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan perancangan arsitektur adalah: • Pencahayaan Pencahayaan pada perpustakaan merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan, karena didalamnya terdapat kegiatan membaca yang memerlukan penerangan dengan intensitas yang baik dan benar. Manusia tidak dapat mengatur serta mengontrol pencahayaan yang terjadi secara alami yang dapat menyebabkan sakit mata karena silau serta dapat merusak bahan pustaka yang ada. Oleh karena itu, dibuat sistem pencahayaan buatan. Ruang Kekuatan Penerangan Lux 1.Ruang Baca Majalah dan Surat kabar 2.Meja Baca Koleksi umum 3..Meja Baca Koleksi refrensi 4.Counter 5. Koleksi terjilid 6.Katalog, penyortiran, tempat penyimpanan 200 400 600 600 600 400 • Penghawaan Tabel 5.23. Rekomendasi Kekuatan Penerangan Sumber: Planning and Design of Library Building 1977 Tabel 5.22. Luas Total Kebutuhan Ruang Sumber: Analisa penyusun Shafira Eka Hariananda 21020112130070 76 Sistem penghawaan dibedakan menjadi dua jenis, antara lain: a. Sistem Penghawaan Alami; sebagai negara tropis, penghawaan alami untuk Semarang Central Library sebaiknya tetap digunakan. Penghawaan alami digunakan untuk ruangan yang tidak membutuhkan tingkat kenyamanan terlalu tinggi. Misalnya ruang‐ruang publik, ruang penunjang, dan ruang servis. b. Sistem Penghawaan Buatan; pengaturan kelembaban dan pengkondisian udara, selain berfungsi sebagai peningkatan kenyamanan berfungsi juga sebagai salah satu faktor yang membantu menjaga kondisi bahan pustaka. Sistem penghawaan buatan digunakan untuk ruangan yang membutuhkan kenyamanan tinggi. • Akustik Penataan akustik ditujukan untuk memperoleh kondisi yang sesuai dengan mencegah, mengurangi maupun sebdapat mungkin mentiadakan suara yang tidak diinginkan. Dapat dilakukan dengan menjauhkan ruangan yang membutuhkan tingkat konsentrasi serta ketenangan yang cukup tinggi serta penggunaan bahan bangunan yang tepat dapat membantu menyerao suara, seperti pada plafond, lantai, dan dinding serta pemberian vegetasi sebagai penangkal kebisingan. Tidak terdapat standar yang pasti untuk akustik pada perpustakaan tetapi secara umum tingkat kebisingan pada ruang perpustakaan adalah 50 dB. • Sirkulasi Hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan adalah kemudahan, kejelasan dan keamanan yang ada didalam bangunan, terutama pada bahan pustaka serta arsip, agar tidak terjadi sirkulasi yang bertubrukan antara satu dengan yang lainnya. Sirkulasi diluar bangunan juga perlu diperhatikan karena sirkulasi juga memberikan rasa kenyamanan pada pengunjung yang ada. 5.2. Pendekatan Aspek Kontekstual 5.2.1. Pemilihan Lokasi Dalam buku Planning and Design of Library Building 1977, karangan Godfrey Thompson yang menitikberatkan pada aksesibilitas publik yang tinggi. Sedangkan dalam Time‐Saver Standarts for Building Types 1983 disebutkan bahwa lokasi perpustakaan terletak dekat dnegan konsentrasi pusat perbelanjaan, perkantoran, dan transportasi. Maka dalam penentuan lokasi harus ditentukan bobot nilai dari masing‐masing kriteria, yaitu sebagai berikut ini: Kriteria Alasan Penentuan Bobot Bobot Lingkungan Untuk menentukan lokasi bangunan, maka harus memperhatikan beberapa aspek lingkungan, antara lain kedekatan lingkungan dengan fasilitas umum seperti perkantoran, pendidikan, pertokoan, rekreasi dan kawasan komersial lainnya. Sehingga perpustakaan dapat berfungsi dengan baik. 40