bab ii s d bab v TEORI AKUNTANSI BAB II s.d BAB V | Maria Suryaningsih, SE, M.Ak BAB II s.d BAB V

BAB II
PENGENALAN TEORI

I. Berbagai Pandangan terhadap Akuntansi










Akuntansi sebagai catatan histories
Akuntansi sebagai bahasa
Akuntansi sebagai politik antar perusahaan
Akuntansi sebagai mitologi
Akuntansi sebagai informasi, komunikasi & keputusan
Akuntansi sebagai barang ekonomi
Akuntansi sebagai komoditi sosial

Akuntansi sebagai ideology & eksploitasi
Akuntansi sebagai klub sosial

2. Apa yang dimaksud dengan teori
Teori sering dinamakan dengan hipotesis atau proposisi
 Penguji utama validitas suatu teori adalah kemampuan
teori- teori untuk menjelaskan meramalkan fenomena atau
variabel- variabelnya.
 Teori adalah seperangkat pernyataan atau proposisi
mengenai suatu fenomena tertentu dengan tujuan untuk
menjelaskan dan meramalkan perilaku fenomena atau
variabel- variabel yang di teorikan.

Contoh :
 Apabila permintaan suatu barang naik, maka harga barang itu
naik.
 Apabila permintaan suatu barang turun, maka harga barang
itu turun.
 (berlaku dengan asumsi ada ceteris paribus, yi faktor- faktor
lainnya tetap)


3. Perumusan Teori
A. Teori sebagai bahasa
a. Sintaktik
“Adalah studi tentang tata bahasa atau hubungan
antara simbol dengan simbol”.
Hubungan kelogisan dalam sintatik berkaitan dengan
aturan bahasa yang digunakan.

Contoh :
 Bila teori diwujudkan dalam bahasa Indonesia, maka
hubungan tersebut mengacu pada aturan atau pedoman
tata bahasa.

Apabila di wujudkan dalam bentuk matematika
hubungan tersebut mengacu pada aturan yang
digunakan matematika.

b. Semantik
“ Menunjukkan makna atau hubungan antara kata tanda atau

simbol dengan objek yang ada di dunia nyata”.
Kebenaran nilai atau ke akuratan semantik suatu pernyataan
di tentukan oleh ke akuratan deskriptif yang ada di dunia
nyata.
c. Pragmatis
“Hubungan pragmatis menunjukkan pengaruh kata- kata atau
symbol terhadap seseorang”.
Dalam kaitannya dengan akuntansi aspek pragmatis berkaitan
dengan bagaimana konsep dan praktik akuntansi
mempengaruhi prilaku seseorang.

B. Teori sebagai Penalaran
1. Pendekatan deduktif
Dalam pendekatan deduktif, tujuan merupakan bagian yang
paling penting.
Metode yang digunakan dalam penalaran deduktif adalah
metode aksioma atau matematika. Atas dasar metode ini,
perumusan teori diawali dari pemakaian asumsi dasar dan
aturan- aturan yang akan digunakan untuk menarik
kesimpulan yang logis dari masalah yang sedang dianalisis

“Apabila tujuan benar, asumsinya benar untuk teori yang
dihasilkan juga benar”.

2. Pendekatan Induktif
Pendekatan ini didasarkan pada pembuatan kesimpulan
yang berasal dari generalisasi atas fenomena yang bersifat
khusus. Pendekatan ini dimulai dengan adanya observasi
terhadap seperangkat fenomena tertentu yang merupakan
perwujudan dari suatu yang dapat memberikan gambaran
umum dari suatu fenomena (generalisasi berdasarkan pada
bukti empiris).
 Penalaran deduktif berasal dari pernyataan umum ke
khusus
 Penalaran induktif berasal dari pernyataan khusus ke
umum.

C.

Teori sebagai Justifikasi (Pembenaran)


Teori sebagai pembenaran merupakan pendekatan dalam
perumusan teori yang bersifat normatif.
Atas dasar ini teori dianggap sebagai resep untuk dijadikan
acuan dalam praktek tentang apa yang seharusnya
dilakukan.
Teori normatif hanya menyebutkan hipotesis tentang
bagaimana sesuatu seharusnya dipraktekkan.

D. Teori sebagai Penjelasan dan Prediksi
Pendekatan ini, teori dianggap bebas nilai (netral). Jadi teori
dirumuskan
berdasarkan bukti empiris untuk
menjelaskan apa yang terjadi dalam praktek dan
memprediksi apa yang akan terjadi seandainya ada
perubahan tertentu.
Aliran ini disebut aliran positif.

4. Pengujian Teori
Untuk meyakini bahwa pernyataan tertentu di katakana
benar ada 3 kriteria dasar :

A. Dasar Dogmatis
Membenarkan suatu pernyataan yang dibuat oleh orang
lain karna pernyataan tersebut dibuat berdasarkan
otoritas tertentu.



Keyakinan semacam ini mungkin timbul karena
unsur agama, politik atau karisma.
Kelemahannya adalah unsur bias sering dilibatkan
dalam menentukan aspek suatu pernyataan
tersebut benar atau salah.

b. Terbukti Sendiri
Justifikasi terhadap kebenaran yang terbukti sendiri adalah
kelogisan, perasaan, kejelasan dari pernyataan yang
didasarkan pada pengetahuan umum, pengalaman dan
pengamatan.
Contoh : pernyataan bahwa “Akuntansi menggunakan harga
pasar”

c. Dasar Ilmiah
 Setiap unsur mengahasilkan metode ilmiah yang
berbeda dalam merumuskan atau mengembangkan
suatu teori.
 Teori ilmiah sering menimbulkan perdebatan dalam
filsafat ilmu pengetahuan.

BAB III
PERUMUSAN TEORI
AKUNTANSI

1. Teori dan Praktek Akuntansi
Definisi Akuntansi
AICPA
: “Seni
mencatat,
mengklasifikasikan,
mengikhtisarkan transaksi / peristiwa yang
dilakukan sedemikian rupa dalam bentuk uang
atau

yang
bersifat
keuangan
dan
menginterprestasikan hasilnya”.
Definisi ini lebih menekankan akuntansi sebagai
seni.

AAA

: Proses mengidentifikasi, mengukur dan
mengkomunikasikan informasi untuk membantu
pemakai dalam membuat keputusan atau
pertimbangan yang benar.
* Perumusan teori akuntansi timbul karena
adanya kebutuhan untuk memberikan logika
penalaran tentang apa yang dilakukan akuntan.

2. Klasifikasi Perumusan Teori Akuntansi
Secara garis besar dapat diklasifikasikan berdasarkan

A. Metode Penalaran
B. Sistem Bahasa
C. Tujuan Perumusan

A. Klasifikasi T.A menurut metode penalaran
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Deduktif
Induktif
Efikal
Sosiologi
Ekonomi
Eklektik

a. Pendekatan Deduktif

Dimulai dari proposisi akuntansi dasar sampai dihasilkan
prinsip akuntansi yang rasional sebagai pedoman dan dasar
untuk mengembangkan teknik- teknik akuntansi.
Proposisi akuntansi

prinsip akuntansi

teknik akuntansi

Secara umum langkah merumuskan T.A. sebagai berikut :
1. Menentukan tujuan LK
2. Memilih metode, postulet akuntansi yang sesuai dengan
kondisi ekonomi, politik, sosiologi
3. Menentukan prinsip akuntansi
4. Mengembangkan teknik akuntansi (Belkaoui)
Keuntungan pendekatan deduktif
 Kemampuan untuk merumuskan struktur teori yang
konsisten, terkordinasi, lengkap dan setiap tahap berjalan
secara logis.


Kelemahannya :
 Pendekatan deduktif di dasarkan pada postulat dan
tujuan tertentu yang kemungkinan salah. Juga
pendekatan ini terbukti sering menghasilkan prinsip yang
terlalu teoritis sehingga tidak dapat diterapkan dalam
praktik. Implikasinya pendekatan ini kurang teruji dalam
praktik.

b. Pendekatan Induktif
Di dasarkan pada konklusi yang digenerelisasikan
berdasarkan hasil observasi dan pengukuran yang terinci.
Langkah2 yang dilakukan sbb :
1. Mencatat semua observasi
2. Menganalisis dan mengklasifikasikan hasil observasi
3. hasil observasi kemudian digenerelisasi
4. Pengujian terhadap generelisasi (Belkaoui)

Keuntungan pendekatan induktif :
Adalah bahwa pendekatan ini didasarkan pada kebebasan
dimana perumusan teori akuntansi tidak dibatasi oleh struktur
atau model yang telah diyakini/ disiapkan sebelumnya. Jadi
pihak yang mengobservasi memiliki kebebasan untuk
mengamati variabel tertentu selama hal tersebut relevan
dengan tujuan yang akan dicapai.

Kelemahannya :
 Seringkali observasi dipengaruhi oleh ide- ide yang tidak
disadari tentang jenis hubungan yang diamati dan jenis data
yang diamati. Pengamat mungkin di pengaruhi unsur bias yang
tidak disadari.
 Data yang digunakan dalam observasi cenderung berbeda
antara satu perusahaan dengan perusahaan lain.
 Data yang diobservasi seringkali jumlahnya terbatas.
Konsekuensinya kesimpulan yang dibuat hasil generelisasi
kemungkinan besar salah karena data yang penting justru tidak
di observasi.

c. Pendekatan Etika
Pendekatan ini didasarkan pada konsep kebenaran, keadilan
dan kewajaran.
d. Pendekatan Sosiologi
Pendekatan ini menekankan pada pengaruh sosial yang timbul
dari teknik- teknik akuntansi terhadap kesejahteraan sosial
dari lingkungan tempat akuntansi akan di operasionalkan.
Nilai- nilai sosial dianggap sebagai kriteria utama dalam
merumuskan akuntansi. Tujuannya untuk mendorong
perusahaan agar mempertanggung jawabkan kegiatan
usahanya pada lingkungan sosial melalui pengukuran,
internalisasi dan pengungkapan dampak sosial dari kegiatan
perusahaan dalam laporan keuangan.

e. Pendekatan Ekonomi
Pendekatan
ini
memusatkan
perhatiannya
pada
pengendalian terhadap perilaku indikator makro ekonomi
sebagai akibat adopsi berbagai teknik akuntansi kriteria yang
digunakan.
 Kebijakan dan teknik akuntansi harus dapat
merefleksikan realita ekonomi
 Pemilihan teknik akuntansi tergantung pada
konsekwensi ekonomi yang timbul dari penerapan
teknik tersebut.
f. Pendekatan Eklektif
Bertujuan untuk mengembangkan akuntansi dengan cara
menghubungkan berbagai pendekatan yang selama ini
digunakan.

B. Klasifikasi Berdasarkan Sistem Bahasa
Dibagi menjadi 3 bagian
 Teori Sintatik
 Teori Semantik (Interpretasi)
 Teori Pragmatik (Prilaku)

1. Teori Sintaktik
Teori Sintaktik berusaha untuk menjelaskan praktek
akuntansi dan memprediksi bagaimana akuntan akan
bereaksi pada situasi tertentu atau bagaimana mereka
melaporkan peristiwa tertentu.
Teori ini berkaitan dengan proses pengumpulan data dan
pelaporan keuangan.
2. Teori Semantik
Teori semantik berkaitan dengan penjelasan mengenai
fenomena (objek atau peristiwa) dan istilah atau symbol yang
mewakilinya. Teori ini memberikan penjelasan mengenai
definisi operasional dari praktik akuntansi.

3. Teori Pragmatik
Teori ini berusaha menjelaskan pengaruh informasi
akuntansi terhadap perilaku pengambil keputusan. Jadi
teori pragmatik di masukkan untuk mengukur dan
mengevaluasi pengaruh ekonomi, psikologi dan sosiologi
pemakai terhadap altenatif prosedur akuntansi dan media
pelaporannya.

C. Klasifikasi Berdasarkan Tujuan
Atas dasar tujuannya teori akuntansi di bedakan menjadi
dua jenis yaitu :
1. Teori Akuntansi Normatif
(yang memberikan resep terhadap praktik akuntansi)
2. Teori Akuntansi Positif
(Yang berusaha menjelaskan dan memprediksi
fenomena yang berkaitan dengan akuntansi)

1. Teori Normatif (Preskriptif)
Teori ini berusaha menjelaskan bagaimana seharusnya
akuntansi di praktikkan.
Dkl teori normatif berusaha untuk membenarkan tentang apa
yang seharusnya di praktikkan. Misalnya pernyataan yang
menyebutkan bahwa laporan keuangan seharusnya
didasarkan pada metode pengukuran aktiva tertentu.
Teori normatif sering dinamakan teori a priori (artinya dari
sebab ke akibat atau bersifat deduktif) teori normatif bukan
dihasilkan dari penelitian empiris tetapi dihasilkan dari
kegiatan semi research.

2. Teori Akuntansi positif (positive accounting theory)
PAT dimaksudkan untuk menjelaskan dan memprediksi
konsekwensi yang terjadi jika manajer menentukan
pilihan tertentu.
Penjelasan dan prediksi dalam PAT didasarkan pada
proses kontrak atau hubungan keagenan antara manajer
dengan kelompok lain seperti investor, kreditur, auditor,
institusi pemerintah.
PAT bersifat deskriptif bukan preskriptif.
Watts & Zimmerman (1986)
Tujuan dari PAT adalah untuk menjelaskan dan
memprediksi praktik akuntansi.
Penjelasan berarti memberikan alasan- alasan terhadap
praktik yang diamati.

Contoh :
PAT berusaha menjelaskan mengapa perusahaan menggunakan
akuntansi histories.
Prediksi terhadap praktik akuntansi berarti teori berusaha
memprediksi fenomena yang belum diamati.

PAT menguji 3 hipotesis sebagai berikut :
1. Hipotesis Rencana Bonus (Bonus Plan Hypotesis)
Manajer perusahaan dengan rencana bonus tertentu cenderung
lebih menyukai metode yang meningkatkan laba periode
berjalan. Pilihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai
sekarang bonus yang akan diterima seandainya komite
kompensasi dari Dewan Direktur tidak menyesuaikan dengan
metode yang dipilih (Watts dan Zimmerman 1990)

3.

Hipotesis Cost Politik (Political Cost Hypotesis)
Perusahaan besar cenderung menggunakan metode
akuntansi yang dapat mengurangi laba periodik
dibandingkan perusahaan kecil. Ukuran perusahaan
merupakan variabel proksi dari aspek politik. Yang
mendasari hipotesis ini adalah asumsi bahwa sangat
mahalnya nilai informasi bagi individu untuk menentukan
apakah laba akuntansi betul- betul menunjukkan monopoli
laba. Disamping itu sangatlah mahal bagi individu untuk
melaksanakan kontrak dengan pihak lain dalam proses
politik dalam rangka menegakkan aturan hokum dan
regulasi yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.

.Dengan demikian individu yang rasional cenderung memilih
untuk tidak mengetahui informasi yang lengkap. Proses politik
tidak berbeda jauh dengan proses pasar. Atas dasar Cost
informasi dan Cost monitoring tersebut manajer memiliki
insentif untuk memilih laba akuntansi tertentu dalam proses
politik tersebut (Watts & Zimmerman 1990).
Tiga hipotesis di atas menunjukkan bahwa PAT mengakui
adanya 3 hubungan keagenan :
1. Antara manajemen dengan pemilik
2. Antara manajemen dengan kreditor
3. Antara manajemen dengan pemerintah

BAB IV
PERANAN ORGANISASI PROFESI
DALAM
PENGEMBANGAN AKUNTANSI

Organisasi Profesi
Adalah kumpulan dan kerjasama orang- orang yang
meningkatkan diri dalam aktivitas sejenis / spesifik untuk
mencapai tujuan.
Syarat- syarat yang harus dipenuhi :
1. Didasarkan pada disiplin pengetahuan khusus
2. Diperlukan proses pendidikan tertentu untuk memperoleh
pengetahuan tersebut
3. Ada standar kualifikasi yang mengatur
4. Ada norma prilaku
5. Ada organisasi

Organisasi Profesi dan Organisasi yang Terkait di
Amerika
1. Organisasi Profesi
 AICPA (American Institute of Certified Public
Accountant)
 AAA (American Accounting Association)
2. Institusi dan Organisasi Terkait
 SEC (Security Exchange Commission)
 NAA (National Association of Accountants)
 CASB (Cost Accounting Standard Board)
 FEI (Financial Executive Institute)
 FAF (Financial Analysist Federation)

Komisi dan badan yang pernah dibentuk dibawah AICPA :
CAP (Committee of Accounting Procedures)
APB (Accounting Principles Board)
AICPA mulai tahun 1905
“journal of accountancy”

menerbitkan jurnal bulanan

2. Hipotesis Hutang / Ekuitas (Debt/ Equity hypotesis)
Makin tinggi rasio hutang/ ekuitas perusahaan. Makin besar
kemungkinan bagi manajer untuk memilih metode akuntansi
yang dapat menaikkan laba. Makin tinggi rasio hutang /
ekuitas makin dekat perusahaan dengan batas perjanjian /
peraturan kredit (Kalay, 1982). Makin tinggi batasan kredit,
makin besar kemungkinan penyimpangan
perjanjian kredit dan pengeluaran biaya. Manajer akan memilih
metode akuntansi yang dapat menaikkan laba sehingga
dapat mengendurkan batasan kredit dan mengurangi biaya
kesalahan teknis (Watts & Zimmerman 1990).

CAP dibentuk tahun 1938
Tugas dan tanggung jawabnya :
Melakukan penelitian- penelitian
Hasilnya diterbitkan dalam bentuk Accounting Research
Bulletin (ARB)
Mulai tahun 1939 – 1959 CAP telah menerbitkan sebanyak 51
ARB. Pada tahun 1959 CAP diganti dengan APB (karena adanya
kritik yaitu CAP kurang responsive atas beberapa masalah
akuntansi.

APB dibentuk tahun 1959
APB dibentuk sebagai ganti CAP dengan maksud memberikan
penggarisan resmi mengenai prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Ia didukung oleh Divisi Riset
Accounting Research
Division (ARD).
Product APB berupa pertanyaan resmi pronountcement yang
terdiri dari :
APB opinion
APB statement
Product ARD ARS (Accounting Research Studies) ARD telah
menghasilkan sebanyak 15 ARS yang diterbitkan mulai tahun
1961 – 1973. sejak tahun 1959 – 1973 APB telah
menerbitkan pernyataan resmi sebanyak 31 opini dan 4
statement.

APB dibubarkan pada tahun 1973 karena adanya kritik dan rekanan
dari institusi external.
Kritikannya :
APB berhubungan langsung dengan AICPA
Anggotanya terbatas
Bekerja separuh waktu
Kemudian dibentuk oleh AICPA.
Accounting Standard Executive Committee (AC SEC). AC SEC
menerbitian Statement on Position (SOPs) yang menjelaskan
controversial masalah akuntansi sehubungan dengan itu AICPA
membentuk dua komisi yang dikenal dengan :

 Trueblood Committee bertugas merumuskan tujuan
pelaporan keuangan
 Wheat Committee menyusun organisasi baru yang
independent diluar AICPA yaitu dibentuk FASB.
FASB (Financial Accounting Standard Board) didirikan pada rahun
1973. keberadaannya mendapatkan dukungan otoritatif dan SEC
untuk merumuskan dan menetapkan standard- standard.
Akuntansi keuangan dan pelaporannya termasuk perumusan
kerangka konseptual.

Product FASB adalah pernyataan resmi (pronouncement)
terdiri dari :
SFAC Statement of Financial Accounting Concept
SFAS Statement of Financial Accounting Standar
Interpretation
Technical Bulletin

FSAB dibentuk atas sponsor 6 organisasi yang mewakili pihakpihak yang berkepentingan yaitu :
1. AICPA
2. AAA
3. NAA
4. FEI
5. FAF
6. SIA (Securities Industry Association)
FSAB bekerja penuh

- SFAC

- SFAS

Berisi konsep- konsep fundamental akuntansi
keuangan dan pelaporannya sebagai kerangka
acuan untuk mengarahkan pengembangan
akuntansi dan pelaporannya di masa
mendatang.
Berisi standar- standar akuntansi keuangan mengenai
perlakuan atas suatu transaksi tertentu yang
merupakan pedoman praktek akuntansi.

- Interpretation

adalah publikasi teknis sebagai perluasa

American Accounting Association (AAA)
Didirikan tahun 1935
Keanggotaannya terutama dari kalangan akademik termasuk
para akuntan perorangan ilmuawan, sosial serta pihak lain yang
tertarik pada pengembangan metode ilmiah dibidang
akuntansi.
Product AAA
Seri monograp akuntansi
Hasil studi lainnya melalui komisi AAA
Media publikasinya berupa jurnal triwulan
Accounting Review
Accounting Horizon

Aspek Kelembagaan Dalam Pengembangan Akuntansi
Pembentukan standar akuntansi melibatkan aspek politik,
bisnis, sosial budaya.
Aspek

politik

Aspek bisnis

Cukup dominan karena beberapa
kepentingan baik pihak pemerintah, swasta
maupun profesi akuntansi.
Standar akuntansi akan berkembang seiring
dengan perkembangan dunia bisnis,
munculnya transaksi- transaksi bisnis baru
yang semakin komplek menuntut adanya
standar akuntansi yang mengatur transaksi
tersebut.

Aspek sosial budaya

Standar akuntansi akan
diterapkann pada suatu
komunitas tertentu untuk
aspek sosial budaya juga akan
mempengaruhi standar
tersebut

Penyusunan Standar Akuntansi di Amerika
Dapat dibagi dalam tiga tahap :
1. Tahap awal pembentukan (1930-1936)
2. Periode setelah perang dunia (1946-1959)
3. Periode modern (1959 s/d sekarang)

Tahap awal pembentukan (1930-1936)
Adanya persetujuan antara AICPA dengan NYSE (new York
Stock Exchange).
Adanya keprihatinan NYSE tentang praktek akuntansi yang
berbeda. AICPA memberikan solusi atas masalah tersebut.

Dengan pendekatan sebagai berikut :
 Memberikan pendidikan kepada pemakai laporan akuntansi
yang berkaitan dengan keterbatasan laporan keuangan.
 Perbaikan laporan keuangan agar lebih informative bagi
pemakai dokumen ini merupan usaha formal untuk
mengembangkan (AAP) dimasukkan dalam ARB.

BAB V
KERANGKA KONSEPTUAL

1. Pengertian kerangka konseptual
Kerangka konseptual dapat dipandang sebagai teori
akuntansi yang terstruktur. Hal ini disebabkan struktur
kerangka konseptual sama dengan struktur teori akuntansi
yang didasarkan penalaran logis.
Kerangka konseptual dapat digambarkan dalam bentuk
hirarki yang memiliki beberapa tingkatan :
-

Pada tingkat yang tinggi (ke satu) Menyatakan ruang
lingkup dan tujuan pelaporan keuangan

-Pada

tingkat

kedua

Mengidentifikasi
dan
mendefinisikan
karakteristik
kualitatif
dari
informasi
keuangan dan elemen laporan
keuangan.
- Pada tingkat operasional (tiga)
berkaitan dengan
prinsip- prinsip dan
aturan- aturan
tentang pengukuran
dan pengakuan
elemen laporan
keuangan dan tipe
informasi yang perlu
disajikan

FASB (1978) mendefiniskan kerangka konseptual sebagai
berikut :
Suatu sistem yang koheren tentang tujuan dan konsep dasar
yang saling berkaitan, yang diharapkan dapat menghasilkan
standar- standar yang konsisten dan memberikan pedoman
tentang jenis, fungsi dan keterbatasan akuntansi keuang dan
pelaporan keuangan.

FASB mengidentifikasi 5 manfaat yang dapat diperoleh dari
kerangka konseptual :
 Sebagai pedoman dalam menentukan standar akuntansi
 Sebagai kerangka referensi untuk memecahkan masalah
akuntansi apabila standar yang sekarang ada tidak mengatur
isu baru yang muncul
 Sebagai dasar membuat pertimbangan dalam menyajikan
laporan keuangan
 Meningkatkan daya banding dengan cara mentgurangi
berbagai alternatif metode akuntansi yang ada.

Tujuan Laporan Keuangan
1. Tujuan Khusus
 Menyajikan laporan posisi keuangan
 Hasil usaha
 Perubahan posisi keuangan
 Secara wajar sesuai dengan GAAP

2. Tujuan Umum
 Memberi informasi yang terpercaya tentang sumbersumber ekonomi & kewajiban perusahaan
 Memberikan informasi yang terpercaya tenatng sumber
kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan
 Memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan
untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan
laba
 Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang
perubahan harta dan kewajiban
 Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan
para pemakai laporan.

Tujuan Pelaporan Keuangan dalam SFAC
No. 1 (Level Pertama)
1. Pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat
bagi investor dan kreditur dalam mengambil keputusan
investasi, kredit dan yang serupa secara rasional.
2. Pelaporan keuangan memberikan informasi untuk membantu
investor, kreditur dan pemakai lainnya dalam menilai jumlah,
pengakuan dan ketidak pastian tentang penerimaan kas bersih
yang berkaitan dengan perusahaan.
3. Pelaporan keuangan memberikan informasi tentang sumbersumber ekonomi suatu perusahaan, klaim terhadap sumbersumber tersebut, dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan
kondisi yang mengubah sumber- sumber dan klaim terhadap
sumber tersebut.

4. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang hasil
usaha suatu perusahaan selama satu periode.
5. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang
bagaimana perusahaan memperoleh dan membelanjakan
kas, tentang pinjaman dan pembayaran kembali pinjaman,
tentang transaksi modal, termasuk deviden kas dan distribusi
lainnya terhadap sumber ekonomi perusahaan kepada
pemilik serta faktor- faktor lainnya yang mempengaruhi
likuiditas dan solvensi perusahaan.

6. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang
bagaimana manajemen perusahaan mempertanggung
jawabkan pengelolaan kepada pemilik atas pemakaian sumber
ekonomi yang dipercayakan kepadanya
7. Pelaporan keuangan menyediakan informasi yang bermanfaat
bagi manajer dan direksi sesuai kepentingan pemilik.

Karakteristik kualitatif dalam elemen laporan keuangan
(Level Kedua dalam SFAC No. 2)
1. Karakteristik kualitatif dari informasi
Agar informasi itu berkualitas maka harus mempunyai
karakteristik kualitatif sebagai berikut :
a. Relevan
Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut
memiliki manfaat sesuai dengan tindakan yang akan
dilakukan oleh pemakai laporan keuangan.


Informasi yang relevan akan bermanfaat bagi investor,
kreditor dan pemakai lainnya apabila informasi tersebut
dapat digunakan untuk mengevaluasi peristiwa masa lalu,
fase sekarang dan masa mendatang dan mempunyai nilai
umpan balik dan tersedia tepat waktu.

b. Realibility (Keandalan)
Keandalan suatu informasi sangat tergantung pada
kemampuan suatu informasi untuk menggambarkan secara
wajar keadaan peristiwa yang digambarkan sesuai dengan
kondisi yang sebenarnya.
 Agar informasi memiliki keandalan informasi harus dapat
diuji kebenarannya, netral dan menggambarkan secara
wajar sesuai peristiwa yang digambarkan.
 Verifiability (keterujian) merupakan kemampuan suatu
informasi yang diuji kebenarannya oleh orang yang
berbeda dengan metode pengujian yang sama dan akan
menghasilkan kesimpulan yang sama.

c. Daya banding dan konsistensi
Informasi dikatakan bermanfaat kalau informasi tersebut
dapat saling dipertimbangkan baik antar periode maupun
antar perusahaan. Disamping itu informasi dikatakan
bermanfaat kalau ada konsistensi dalam proses penyajiannya.
Konsistensi menunjukkan pemakaian metode yang sama oleh
perusahaan sepanjang periode.

d. Pertimbangan cost benefit
Informasi akuntansi keuangan akan diupayakan untuk
disajikan dalam laporan keuangan selama manfaat yang
diperoleh dari penyajian informasi tersebut melebihi biaya
yang diperlukan untuk menghasilkannya.

e.

Materialistis
Materialistis merupakan factor penting yang harus
dipertimbangkan dengan mengakui suatu informasi,
pertimbangan utama konsep ini adalah apakah penyajian
informasi tertentu akan mempengaruhi secara signifikan
terhadap keputusan yang diambil.
Sampai saat ini ukuran materialistis tidak mempunyai
konsep umum, jadi hanya diserahkan kepada
pertimbangan informasi.

2. Elemen laporan keuangan (dalam SFAC No. 3)
Aktiva (Asset)
Aktiva adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi
dimasa mendatang yang diperoleh atau dikendalikan
oleh suatu entitas tertntu sebagai akibat transaksi atau
peristiwa masa lalu.
Hutang (Liabilities)
Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang
mungkin terjadi dimasa mendatang yang berasal dari
kewajiban sekarang suatu entitas untuk mentransfer
aktiva atau menyerahkan jasa pada entitas lain dimasa
mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu.

Ekuitas (Equity)
Ekuitas adalah hak sisa atas aktiva suatu entitas setelah
dikurangi dengan hutang. Dalam perusahaan bisnis,
ekuitas sama dengan hak pemilik.
Investasi oleh pemilik (Investment by owners)
Adalah kenaikan aktiva neto suatu perusahaan yang
berasal dari transfer dari entitas lain ke perusahaan
tersebut atas sesuatu yang bernilai untuk memperoleh
atau meningkatkan hak kepemilikan dalam perusahaan
tersebut.

Distribusi kepada pemilik (Distribution to owners)
Adalah penurunan aktiva neto suatu perusahaan yang
berasal dari transfer aktiva. Penyerahan jasa atau
penambahan hutang oleh perusahaan kepada pemilik.
Laba comprehensive (Compehensive income)
Adalah perubahan ekuitas suatu entitas selama satu
periode yang berasal dari transaksi atau peristiwa &
kondisi lainnya dari sumber yang bukan berasal dari
pemilik.

•Pendapatan (Revenue)
Adalah aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu entitas atau
penurunan hutang suatu perusahaan selama satu periode
yang berasal dari pengiriman atau produksi barang,
penyerahan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang
merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus
menerus.
•Biaya- biaya (Expenses)
Biaya adalah aliran keluar atau pemakaian aktiva suatu
entitas, atau penambahan hutang suatu entitas selama
satu periode yang berasal dari pengiriman atau produksi
barang, penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan lainnya
yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus
menerus.

•Keuntungan (Gain)
Keuntungan adalah kenaikan ekuitas dari transaksi
insidential suatu entitas dan berasal dari semua
transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang
mempengaruhi entitas dalam satu periode diluar
transaksi yang berasal dari pendapatan dan investasi
oleh pemilik.
•Kerugian (Losses)
Kerugian adalah penurunan ekuitas dari transaksi
insidential suatu entitas dan berasal dari semua
transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang
mempengaruhi entitas dalam satu periode diluar
transaksi yang berasal dari biaya & distribusi pada
pemilik.

3. Pengakuan & Pengukuan (SFAC No. 5)
Ada 5 dasar pengukuran yang dapat digunakan untuk
menentukan nilai aktiva dan hutang yaitu :
1. Cost Historis (Historical Cost)
Yi : Jumlah kas yang dikeluarkan untuk memperoleh
aktiva sampai siap digunakan.
2. Cost penggantian terkini (Current Replacement Cost)
Yi : Jumlah kas atau setaranya yang harus dibayar jika
aktiva yang sejenis diperoleh pada saat sekarang

3. Nilai pasar terkini (Current Market Value)
Yi
: Jumlah kas atau setaranya yang diperoleh dengan
menjual aktiva kegiatan penjualan normal.
4. Nilai bersih yang dapat di realisasi (Net Realisable Value)
Yi : Jumlah kas atau setaranya (tanpa pendiskontoan) yang
diperoleh jika aktiva diharapkan akan dijual setelah dikurangi
dengan biaya langsung (Biaya produksi & penjualan).
5. Nilai sekarang aliran kas mendatang (present value of future
cash flow).
Yi
: Nilai sekarang aliran kas masa mendatang yang akan
diperoleh seandainya aktiva dijual pada masa yang akan
datang.

Level Ketiga
Postulate, Prinsip dan Keterbatasan
Merupakan pedoman operasional yang digunakan dalam
mengukur dan mengakui elemen laporan keuangan serta
menyajikan informasi keuangan. Pedoman operasional terdiri dari
:
•Asumsi dasar
•Prinsip akuntansi
•Batasan (Constraint)

1. Postulate Akuntansi (Asumsi Dasar)
Adalah pernyataan atau aksioma yang kebenarannya terbuat
dengan sendirinya, yang menggambarkan lingkungan
ekonomi, politik, sosiologi dan hukum tempat akuntansi
dipraktekkan.
Asumsi Dasar
•Economic entity
•Going concern
•Monetary unit
•Periodicity
Accounting principle
•Historical
•Revenue Recognition
•Matching
•Full disclosure

Constrame
Cost & benefit
•Materiality
•Industri practive
•The conservatision principle
Penjelasan :
1. Economic entity
Akuntansi memandang badan usaha sebagai unit usaha yang
berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri dan terpisah
dari pemilik yang menanamkan modal ke dalam badan usaha
tersebut. Atas dasar asumsi ini akuntansi hanya dapat
dipraktikkan apabila ada pemisahan yang jelas antara pemilik
entitas dengan perusahaan.

2. Going Concern
Adanya anggapan bahwa perusahaan akan terus melaksanakan
operasinya sepanjang proses penyelesaian proyek, perjanjian
dan kegiatan yang sedang berlangsung. Perusahaan dianggap
tidak akan berhenti atau dilikuidasi dimasa yang akan datang.
3. Unit of Measure
Setiap transaksi harus diukur dengan suatu alat ukuran atau
alat tukar yang seragam. Alat ukur yang dipakai dalam
akuntansi adalah moneter.
• Akuntansi tidak mencatat informasi relevan lainnya yang
bersifat non moneter (kualitatif).
• Kemampuan daya beli (purchasing power) (daya beli uang
tidak stabil)

4. Accounting Period
Laporan keuangan harus dilaporakan secara periodic
walaupun perusahaan bersifat going concern postulat
menerapkan konsep accurel dan deferral yang akan
membedakan dengan cash basis dan accurel basis.

1. Accounting Principles
Dapat diartikan sebagai suatu perangkat aturan- aturan dan
universal yang dijadikan sebagai objek pengetahuan akuntansi
dalam konteks teoritis dan menjadi landasan pengembangan
teknik akuntansi.
a. The Historical Cost & Prinsip (Harga pertukaran)
Menurut prinsip cost dasar penilaian yang paling tepat
adalah acquisition cost (historical cost). Artinya semua
transaksi yang berkaitan dengan aktib\va hutang, modal,
pendapatan & biaya dicatat menurut harga pertukaran pada
tanggal terjadinya transaksi.

b. The Revenue Principles (prinsip pendapatan)
Prinsip pendapatan mengatur tentang, jenis komponen
pendapatan, pengukuran pendapatan dan pengakuan
pendapatan.
• Pandangan sempit : Pendapatan merupakan hasil
penjualan barang/ jasa yang merupakan kegiatan utama
perusahaan.
• Pandangan luas : Keseluruhan aliran masuk yang berasal
dari hasil penjualan barang / jasa & keuntungan yang
berasal dari kegiatan insidential perusahaan.
• Pengukuran : Pendapatan diukur berdasarkan nilai produk
/ jasa yang diperdagangkan dalam transaksi bebas.
• Pengakuan : Kapan pendapatan dapat dicatat dalam
laporan keuangan sehingga mempengaruhi hasil usaha
perusahaan.

Pendapatan dapat diakui pada saat berikut :
1. Selama proses produksi
2. Setelah proses produksi selesai
3. Pada saat penjualan
4. Pada saat diterima kas

c. The matching Principle (Prinsip Penandingan)
Agar dapat ditentukan besar laba/ rugi, biaya (expenses) harus
ditandingkan dengan pendapatan pada periode yang sama

Ada 3 dasar penandingan yang dapat digunakan
1. Hubungan sebab akibat
Biaya yang ditandingkan dengan pendapatan berdasarkan
penandingan langsung yi : hubungan fisik antara biaya
dengan pendapatan yang diperoleh (contoh : Hpp).
2. Alokasi sistematis dan nasional
Menandingkan biaya berdasarkan ukuran periodic artinya
biaya ditandingkan berdasarkan periode diperolehnya
manfaat aktiva yang dianggap secara tidak langsung ikut
menghasilkan pendapatan (contoh : Depresiasi)

3. Pembebanan segera
Dasar penandingan ini akan digunakan apabila dasar
pertama dan kedua diatas tidak dapat diterapkan. Jadi
semua pengeluaran diakui sebagai biaya pada saat
pengeluaran dilakukan (contoh : biaya pemasaran).

d. The full disclosure principles
Laporan keuangan harus mampu menggambarkan secara
akurat kejadian- kejadian ekonomi yang mempengaruhi
perusahaan selama periode tertentu dan melaporkan
informasi yang cukup sehingga laporan tersebut bermanfaat
bagi investor dan tidak menyesatkan.

Hal- hal yang harus diungkapkan

Rincian kebijakan dan metode akuntansi (terutama
metode yang tidak lazim)

Informasi tambahan untuk membantu analisis investasi

Perubahan kebijakan / metode akuntansi dan pengaruh
perubahan tersebut terhadap laporan keuangan

Aktiva, hutang, pendapatan & biaya yang berasal dari
transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa.

Aktiva, hutang & komitmen yang bersifat kontinjen

Transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca &
berpengaruh pada posisi keuangan perusahaan.

Constraint (keterbatasan / kendala)
a. Cost- benefit relationship
Informasi dianggap bermanfaat apabila manfaat penyajian
informasi tersebut melebihi biaya penyusunan &
penyajiannya.
b. The materiality principle
Akuntansi hanya melaporkan informasi keuangan yang
dianggap material/ penting dalam hubungannya dengan
pengambilan keputusan.
c. Industry practice
Masalah lain yang perlu dipertimbangkan dalam penyajian
laporan keungan adalah adanya praktik industri tertentu yang
sering kali menyimpang dari teori dasar akuntansi. Misalnya :
Bank seringkali melaporkan investasi sekuritas berdasarkan
nilai pasarnya ada juga yang menggunakan cash equivalent
price yang dipandang lebih bermanfaat.

2. The conservatism principle
Apabila perusahaan memiliki satu diantara dua teknik
akuntansi yang ada maka harus dipilih alternatif yang
kurang menguntungkan bagi ekuitas pemegang saham.
Yang dipilih adalah teknik yang menghasilkan nilai aktiva
atau pendapatan yang rendah atau yang menghasilkan
nilai hutang dan biaya yang paling tinggi.
• Apabila kemungkinan akan menimbulkan kerugian maka
biaya/ hutang segera harus diakui
• Apabila kemungkinan akan menghasilkan laba/
pendapatan maka laba / pendapatan tersebut tidak
boleh langsung diakui sampai kondisi tersebut betulbetul telah terealisasi.

KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN
1. Laporan keuangan bersifat histories
2. Laporan keuangan bersifat umum
3. Penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan
taksiran & berbagai pertimbangan
4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material
5. Laporan keuangan bersifat konservatif
6. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah
7. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat
digunakan
8. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat
di kuantifikasikan umumnya diabaikan.
9. Laporan keuangan menekankan makna ekonomis suatu
peristiwa/ transaksi dari pada bentuk hukumnya.

Tujuan Kualitatif
a. Relevan
b. Understandability
c. Veryfiability
d. Neutrality
e. Timeliness
f. Comparability
g. Completeness

Dokumen yang terkait

ii EVALUASI KINERJA ANGKUTAN SUNGAI “KLOTOK” DI SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN (STUDI KASUS RUTE DERMAGA JEMBATAN BASIRIH – DERMAGA PASAR LIMA)

1 62 21

ANALISIS TEORI ANTRIAN PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) GAJAH MADA JEMBER

4 71 63

ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA DENGAN MODEL PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS V SDN GAMBIRAN 01 KALISAT JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 24 17

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN MENGENAL UNSUR BANGUN DATAR KELAS II SDN LANGKAP 01 BANGSALSARI

1 60 18

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

Hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar pendidikan agama islam siswa kelas V di sdn kedaung kaliangke 12 pagi

6 106 71

SOAL ULANGAN HARIAN IPS KELAS 2 BAB KEHIDUPAN BERTETANGGA SEMESTER 2

12 263 2

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

10 119 78

HUBUNGAN KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 PONCOWARNO KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

10 138 52

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA RAYA KOTA BANDAR LAMPUNG

6 60 62