JOHN MENDAPATKAN KANTOR YANG TERKECIL DAN IA

3. JOHN MENDAPATKAN KANTOR YANG TERKECIL DAN IA

GAGAL . Beberapa tahun yang lalu, saya menyaksikan bagaimana cara berpikir picik mengenai akomodasi kantor menghancurkan peluang seorang pemuda untuk mendapatkan karier yang menguntungkan dalam periklanan.

Empat orang eksekutif muda, semua pada tingkat status yang sama, dipindahkan ke kantor yang baru. Tiga kantor baru tersebut sama dalam ukuran dan dekorasi. Yang keempat lebih kecil dan lebih sederhana. J.M. diberi kantor yang keempat, dan ini ternyata merupakan pukulan menyedihkan bagi harga dirinya. Segera saja ia merasa dirinya mengalami diskriminasi. Pikiran negatif, kemarahan, kegetiran, rasa iri menumpuk. J.M. mulai merasa dirinya tidak mampu. Akibatnya ia semakin menaruh dendam kepada rekan-rekan, eksekutifnya. Bukannya bekerja sama dengan mereka, ia malah berusaha sedapat mungkin merusak usaha mereka. Segalanya menjadi semakin buruk, dan J.M. mengalami penurunan begitu buruk sehingga tiga bulan kemudian para direktur tidak mempunyai pilihan lain selain memecatnya. Cara berpikir picik mengenai persoalan kecil menghancurkan diri J.M. Dalam ketergesaannya merasa didiskriminasikan, ia gagal untuk menyadari bahwa perusahaan sedang berkembang dengan pesat dan ruang kantor benar-benar sangat berharga. Bahkan tidak terpikir olehnya bahwa eksekutif yang mengatur pembagian kantor-kantor tersebut bahkan tidak tahu mana kantor yang kecil. Satu-satunya orang di perusahaan tersebut yang menganggap kantor sebagai indeks nilai dirinya adalah J.M. sendiri. Cara berpikir kecil mengenai hal-hal yang tidak penting seperti melihat nama Anda tercantum paling akhir pada lembaran gaji, atau menerima salinan karbon keempat dari memo kantor, dapat menyakiti Anda. Berpikirlah besar dan tak satu pun hal-hal kecil ini dapat menahan diri Anda.

4. BAHKAN GAGAP MERUPAKAN HAL KECIL . Seorang wiraniaga mengatakan kepada saya bahwa bahkan gagap hanyalah soal kecil dalam hal kewira-niagaan jika orang bersangkutan mempunyai kualitas yang benar-benar penting. "Saya mempunyai seorang teman yang juga seorang wiraniaga," ia mengakui, "yang senang bergurau, walaupun kadang leluconnya sama sekali tidak lucu. Beberapa bulan yang lalu seorang pemuda mengunjungi teman saya yang suka bergurau ini dan meminta pekerjaan sebagai penjual. Pemuda ini sangat gagap, dan teman saya segera melihat peluang untuk memperdayakan saya. Teman saya mengatakan kepada pelamar yang gagap tersebut bahwa saat ini tidak ada lowongan di perusahaannya, tetapi salah seorang temannya (saya) mempunyai lowongan. Ia menelepon saya dan memberikan laporan yang bagus mengenai orang ini. Tanpa curiga saya berkata, 'Kirim dia segera.' "Tiga puluh menit kemudian masuklah pemuda tersebut. Ia belum mengucapkan lebih dari tiga patah kata ketika saya menyadari mengapa teman saya begitu antusias mengirimnya ke tempat saya. 'S-s-s-aya J-J-Jack R.,' katanya. 'Pak G. mengirim saya untuk berbicara tentang p-p-p-pekerjaan.' Hampir tiap kata yang ia ucapkan merupakan perjuangan, dan saya berkata kepada diri sendiri, "Orang ini tidak dapat menjual uang satu dolar dengan harga satu sen." Saya jengkel kepada teman saya, tetapi saya merasa kasihan

kepada pelamar yang masih muda ini. Saya pikir yang paling sedikit dapat saya lakukan adalah mengajukan beberapa pertanyaan basa-basi sambil saya memikirkan alasan untuk menyingkirkannya tanpa melukai perasaannya terlalu banyak. "Namun, sementara kami berbicara, saya mengetahui bahwa orang muda ini cerdas, bahwa ia dapat membawa diri dengan sangat baik. Sayang sekali ia sangat gagap. Akhirnya, saya memutuskan mengakhiri wawancara dengan mengajukan satu pertanyaan terakhir: 'Apa yang membuat Anda berpikir Anda dapat menjual?' "'Baiklah,' katanya, 'Saya c-c-cepat belajar, s-s-saya suka kepada orang, s-s- saya pikir Anda mempunyai perusahaan yang baik, dan saya i-i-ingin menghasilkan u-u-uang. Saya tahu saya m-m-memang sulit berb-b-bi-cara, t-t- tetapi itu tidak mengganggu s-s-saya, jadi mengapa ini harus meng-g-g-ganggu orang lain?' "Jawabannya membuktikan kepada saya bahwa ia memiliki semua kualifikasi yang benar-benar penting bagi seorang wiraniaga. Saya memutuskan memberinya kesempatan. Dan percaya atau tidak, ia berhasil sangat baik." Bahkan cacat dalam berbicara di dalam profesi yang menuntut kemampuan berbicara yang baik merupakan hal yang sepele jika orang bersangkutan mempunyai kualitas yang besar. Praktekkan tiga prosedur ini untuk membantu diri Anda tidak memikirkan hal- hal sepele di atas:

1. Usahakan mata Anda tetap terfokus pada sasaran yang besar. Banyak kali kita seperti wiraniaga yang, karena gagal menghasilkan penjualan, melaporkan kepada manajernya, "Ya, tetapi saya meyakinkan si pelanggan bahwa ia keliru." Dalam menjual, sasaran yang besar adalah menghasilkan penjualan, bukan memenangkan argumen. Dalam perkawinan, sasaran yang besar adalah kedamaian, kebahagiaan, ketenangan bukan memenangkan pertengkaran atau mengatakan, "Bukankah dulu sudah saya katakan ..." Dalam bekerja dengan karyawan, sasaran yang besar adalah mengembangkan potensi mereka sepenuhnya, bukan mempersoalkan kesalahan kecil. Dalam hidup bertetangga, sasaran yang besar adalah respek timbal balik dan persahabatan – bukan mencari-cari agar Anda dapat melaporkan mereka kepada polisi karena anjing mereka kadang menyalak pada malam hari. Dalam bahasa militer, "Jauh lebih baik kalah dalam pertempuran dan memenangkan perang, daripada memenangkan pertempuran dan kalah dalam perang." Usahakan agar mata Anda tetap menatap sasaran yang besar.

2. bertanyalah "Apakah ini benar-benar penting?" Sebelum menjadi tergugah secara negatif, bertanyalah kepada diri sendiri, "Apakah cukup penting bagi saya untuk menjadi marah?" Tidak ada cara yang lebih baik untuk menghindari frustrasi karena persoalan kecil daripada menggunakan obat ini. Setidaknya 90 persen dari pertengkaran dan permusuhan tidak akan pernah terjadi jika kita menghadapi situasi yang mengganggu dengan pertanyaan "Apakah ini benar- benar penting?"

3. Jangan jatuh kedalam perangkap hal-hal yang sepele. Dalam berpidato, memecahkan masalah, memberi nasihat kepada karyawan, pikirkanlah hal-hal yang benar-benar penting, hal-hal yang benar-benar menentukan. Jangan menjadi tenggelam di bawah persoalan yang dangkal. Berkonsentrasilah pada hal-hal yang penting. Ikuti Tes Ini untuk Mengukur Besarnya Pikiran Anda Di dalam kolom sebelah kiri di bawah ini terdapat beberapa situasi yang lazim. Di kolom tengah dan kanan adalah perbandingan dari bagaimana pemikir yang picik dan pemikir besar memandang situasi yang sama. Uji diri Anda, kemudian putuskan pendekatan mana yang akan membawa Anda ke tempat yang Anda tuju – cara berpikir picik atau berpikir besar? Situasi yang sama ditangani dengan dua cara yang sepenuhnya berbeda. Pilihannya ada di tangan Anda.

Pendekatan Pendekatan Situasi Pemikir Picik

Pemikir Besar Memikirkan cara

Memikirkan cara menaikan pen- untuk menaikkan Rekening

dapatan dengan pendapatan dengan Pengeluar-an menambahkan menjual lebih rekening banyak barang. pengeluaran.

Berbicara tentang Berbicara tentang kualitas negatif kualitas positif Percakapan teman, ekonomi, teman, perusahaan, perusahaan, pesaing. pesaing.

Percaya akan Perkembang- penghematan atau

Percaya akan an

paling banter ekspansi. status quo.

Memandang masa Memandang masa Masa Depan

depan itu penuh depan itu terbatas. harapan.

Kerja Mencari cara untuk Mencari lebih Kerja Mencari cara untuk Mencari lebih

Bersaing dengan Bersaing dengan Kompetisi yang rata-rata

yang terbaik. Memikirkan cara untuk

Masalah Memikirkan cara menghemat uang menaikkan pendapatan dan Anggaran

dengan mengurangi hal-hal yang perlu. membeli lebih banyak barang yang perlu.

Menetapkan tujuan yang Tujuan

Menetapkan tujuan yang rendah.

tinggi.

Asyik dengan jangka Visi

Hanya melihat cara yang terbatas. panjang.

Menganggap jaminan hanya Jaminan

Asyik dengan masalah jaminan. sebagai penyerta dalam keberhasilan

Bergaul dengan orang yang Persahabatan Bergaul dengan para pemikir picik.

penuh gagasan besar dan progresif.

Membesar-besarkan kesalahan kecil. Mengabaikan kesalahan Kesalahan Mengubah kesalahan kecil menjadi kecil yang kurang penting. persoalan besar.

Ingat, Berpikir Besar Selalu Memberikan Imbalan

1. Jangan mengidap kompleks inferioritas. Taklukkan kebiasaan mencela diri. Berkonsentrasilahpada aset atau kelebihan Anda. Anda lebih baik daripada yang Anda duga.

1. Gunakan kosakata pemikir besar. Gunakan kata-kata yang besar, cerah, ceria. Gunakan kata-kata yang menjanjikan kemenangan, harapan, kebahagiaan, kesenangan; hindari kata-kata yang menimbulkan gambaran tidak menyenangkan berupa kegagalan, kekalahan, kesedihan.

2. Bentangkan visi Anda. Lihat apa kemungkinannya, bukan hanya apa yang ada. Praktekkan menambahkan nilai pada benda, pada orang, dan pada diri sendiri.

3. Dapatkan pandangan yang besar mengenai pekerjaan Anda. Berpikirlah, benar-benar berpikir bahwa pekerjaan Anda yang sekarang benar-benar penting. Bahwa promosi berikutnya bergantung terutama pada bagaimana Anda berpikir mengenai pekerjaan Anda yang sekarang.

4. Jangan berpikir tentang hal-hal yang sepele. Fokuskan perhatian Anda pada sasaran yang besar. Sebelum terlibat di dalam persoalan yang kecil, bertanyalah kepada diri sendiri, "Apakah ini benar-benar penting?"