3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
3.2.1. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono 2004 variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut. Sedangkan menurut Hatch dan Farhady dalam Sugiyono, 2004 mendefinisikan secara teoritis bahwa variabel sebagai
atribut seseorang, atau objek, yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain. Berdasarkan telaah pustaka dan
perumusan hipotesis, maka peneliti menetapkan variabel dalam penelitian ini antara lain:
1. Variabel Bebas atau Independen
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat atau dependen Sugiyono,
2004. Dalam penelitian ini, Korupsi, Kualitas Lembaga Pemerintah,
Pajak, Investasi asing, dan Tingkat Pengangguran ditetapkan peneliti sebagai variabel bebas atau independen.
2. Variabel Terikat atau Dependen
Variabel Terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas Sugiyono, 2004. Dalam penelitian ini peneliti menetapkan Pertumbuhan Ekonomi sebagai variabel terikat atau
dependen.
3.2.2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dalam penelitian digunakan untuk memahami lebih mendalam tentang variabel pada penelitian ini, maka lebih mudah
dituangkan dalam indikator-indikator sehingga variabel tersebut bisa diukur. Dalam penelitian ini terdapat beberapa definisi variabel antara lain:
1. Pertumbuhan ekonomi suatu negara digambarkan dengan pertumbuhan GDP
dari tahun ke tahun nya. Data yang digunakan adalah sumber data yang berasal dari World Bank.
Dengan rumus penghitungannya yaitu :
Dimana : = GDP tahun sebelumnya
= GDP saat ini Untuk berikutnya variabel pertumbuhan ekonomi akan disebut dengan GDP.
2. Tingkat korupsi pada suatu negara digambarkan dengan skor CPI yang
diberikan oleh Transparency International TI setiap tahunnya. Skor yang diberikan oleh TI merupakan gabungan dari 13 lembaga independen yang
mengukur dengan metode yang berbeda-beda dan diolah oleh TI dengan metode dan tahapan yang berbeda pula setiap tahunnya. Sebagai contoh pada
tahun 2010 TI menggunakan tiga tahapan dalam melakukan pengolahan data yang di dapat dari ke 13 lembaga itu. Tiga tahapan tersebut yaitu :
• Langkah pertama yaitu menstandarisasi data yang didapat dari setiap
lembaga independen, menggunakan cara yang disebut dengan matching percentiles technique untuk memberikan ranking pada setiap negara yang
dilaporkan pada data individual dari setiap lembaga. Metode ini berguna untuk menggabungkan sumber data yang berasal dari cara pengambilan
yang berbeda. Meskipun terdapat informasi yang hilang karena cara ini, akan tetapi semua skor yang diperoleh dari sumber dapat dimasukan
dalam ruang lingkup CPI. Dan didistribusikan dari 0 sampai 10. •
Langkah kedua dilakukan cara yang disebut dengan beta-transformation dari skor yang telah terstandarisasi. Cara ini dapat meningkatkan standar
deviasi dari semua negara yang tercatat dalam CPI dan menjadikannya dapat dibedakan dengan lebih akurat apabila terdapat negara dengan skor
yang sama. •
Dan pada akhirnya skor CPI ditentukan dengan merata-rata nilai yang terstandarisasi dari setiap negara.
Untuk berikutnya variabel korupsi akan disebut dengan CPI 3.
Kualitas lembaga pemerintah digambarkan dengan WGI yang merupakan kumpulan indikator dibidang pemerintahan dan dibagi menjadi enam dimensi.
Penyusunan WGI dilakukan melalui pengolahan atas ratusan variabel individual yang didasarkan dari berbagai sumber data. Data-data ini
merupakan persepsi dari berbagai kalangan, seperti pemerintah, swasta dan NGO, dalam memandang governance. Update atas Laporan WGI diterbitkan
2 dua tahun sekali sejak 1996 – 2002 dan tahun berikutnya dilakukan setiap tahun.
Metode yang dipergunakan dalam penghitungan dijelaskan sebagaimana berikut:
a. Metode yang digunakan adalah pendekatan statistik. Prosedur statistikal yang digunakan untuk mendapatkan hasil perhitungan aggregate tiap
indeks adalah unobserved components model, dimana tahapan yang dilakukan adalah:
1. Me-rescale tiap individual data yang ada agar dapat digunakan satu
skala yang comparable 2.
Pembobotan masing-masing re-scaled data dengan cara perhitungan statistik dimana data yang mempunyai korelasi paling tinggi terhadap
dependent variable maka akan diberi bobot yang lebih tinggi dibandingkan data dengan korelasi rendah
3. Dan dihitung weighted average nya, dimana weighted average adalah:
Σ bobot x rata-rata nilai re-scaled data b. Yang perlu menjadi perhatian khusus dalam perhitungan indeks ini adalah
dalam metode pembobotan, karena beberapa variable tertentu mempunyai korelasi yang tinggi sehingga penurunan atau kenaikan bobot akan
berpengaruh signifikan terhadap aggregate indeks. Dalam penelitian ini penulis menggunakan keseluruhan dimensi WGI
sebagai data untuk menentukan kualitas lembaga pemerintah. Hal tersebut dikarenakan antara dimensi satu dengan yang lainnya merupakan satu
kesatuan dan memiliki keterkaitan yang erat untuk dapat menggambarkan kualitas lembaga pemerintah suatu negara dari segala sisi dan menyeluruh.
Apabila terdapat salah satu dimensi yang tidak digunakan maka dapat dikatakan WGI kehilangan salah satu indikatornya dan akan berkurang
kemampuannya untuk
dapat menggambarkan
kualitas lembaga
pemerintah. Maka dalam peneletian ini WGI diukur dengan menggunakan rumus :
Dimana : WGI = Ranking World Governance Indicators secara keseluruhan
VA = Ranking dari index Voice and Accountability PS = Ranking dari index
Political Stability and Absence of ViolenceTerrorism
GE = Ranking dari index Government Effectiveness RQ = Ranking dari index Regulatory Quality
RoL = Ranking dari index Rule of Law CoC = Ranking dari index Control of Corruption
Untuk berikutnya variabel kualitas lembaga pemerintah akan disebut dengan GOV
4. Penerimaan pajak menunjukan pendapatan pemerintah yang berasal dari
rakyatnya, dijadikan sebagai kas negara dan dapat digunakan untuk pembangunan negara. Data yang digunakan adalah sumber data yang berasal
dari World Bank. Penerimaan pajak dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus :
Dimana : Tax Revenue = Penerimaan pajak
GDP = Jumlah GDP Untuk berikutnya variabel penerimaan pajak akan disebut dengan TAX
5. Investasi Asing menggambarkan arus modal yang masuk dari luar negara
kedalam suatu negara. Investasi asing tidak hanya membawa aliran modal masuk dari luar negeri yang dibutuhkan untuk pertumbuhan ekonomi suatu
negara, tetapi investasi asing juga membawa masuk teknologi maju dalam prosesnya, yang mana teknologi itu sendiri mempunyai peran penting dalam
mempengaruhi produktivitas dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Data yang digunakan adalah sumber data yang telah dikumpulkan oleh World
Bank. Tingkat investasi asing dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus :
Dimana :
FDI = Foreign direct investment tingkat investasi asing Net inflows = jumlah modal yang masuk
GDP = jumlah GDP Untuk berikutnya variabel investasi asing akan disebut dengan INV
6. Jumlah pengangguran menggambarkan jumlah dari tenaga kerja yang tidak terserap oleh lapangan pekerjaan yang ada di negara tersebut. Masing-masing
badan statistik tiap negara memiliki cara mengukur tingkat pengangguran yang tidak sama. Data yang digunakan adalah sumber data yang berasal dari
World Bank. Tingkat pengangguran dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus :
Dimana : Total Unemployment = Jumlah angkatan kerja yang menganggur.
Total Labor Force = Jumlah angkatan kerja secara keseluruhan. Untuk berikutnya variabel tingkat pengangguran akan disebut dengan UEM
3.3. Jenis Data