Peran Ayah dalam Pengasuhan serta Hubungannya dengan Tingkat Perkembangan Kemandirian dan Sosial Anak Prasekolah di Taman Kanak-kanak

PERAN AYAH DALAM PENGASUHAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN
TINGKA T PERKEMBANGAN KEMANDIRIAN DAN SOSIAL
ANAK PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK

.. Oleh: .

ACIH SUKAESiH
A05496046

JURUSAN GIZI MASYARAKA T DAN SUMBERDA YA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2001

RINGKASAN

,

ACIH SUKAESIH. Peran Ayah dalam Pengasuhan serta Hubungannya
dengan Tingkat Perkembangan Kemandirian dan Sosial Anak Prasekolah
di Taman Kanali-kanak (Di ba:w«h bimbinghn MELLY LA TIFAH dan YAY A T

HERYATNO)
,"' •
.. II' r. '" i

Tujuan umum peneliti:ru ini adalah mengkaji peran ayah dalam pengasuhan
serta hubungannya dengan tingkat perkembangan kemandirian dan sosial anak
prasekolah. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengkaji : (1) Karakteristik
ayah dan keadaan sosiodemografi keluarga anak prasekolah; (2) Peran ayah dalam
pengasuhan, khususnya dalam hal aspek kemandirian dan aspek sosial anak
prasekolah; (3) Tingkat perkembangan kemandirian dan sosial anak prasekolah; (4)
Hubungan antara karakteristik ayah'dan keadaan .sosiodemografi keluarga dengan
peran ayah dalam pengasuhan anak prasekolah; (5) Hubungan antara peran ayah
dalam pengasuhan dengan tingkat perkembangan kemadirian dan so sial anak
prasekolah; dan (6) Hubungan tingkat perkembangan kemandirian anak dengan
tingkat perkembangan sosial anak prasek{)lah.
Penelitian ini merupakan penelitian cross sectiolla/ yang dilaksanakan pada
bulan November sampai Desember 2000. Data yang dikumpulkan terdiri dari data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara yang
berpedoman pada kuesioner, meliputi identitas keluarga, data identitas anak,
pekerjaan orang tua, keberadaan pembantu rumah tangga, karakteristik ayah (jenis

pekerjaan, persepsi ayah terhadap pekerjaannya, .persepsi ayah terhadap pengasuhan
di masa kecil, dan harapan ayah terhadap anak), peran ayah dalam pengasuhan (pola
asuh kemandirian dan pola asuh sosial), serta tingkat perkembangan kel11andirian dan
sosial anak prasekolah Data sekunder yang dikumpulkan adaJah data keadaall llmum
lokasi penelitian dan keadaan umllm sekolah.
Data vang terkumpul ditabulasi dan dianali;is statistik de5kriplif mallpun
inferensia dengan menggunakan program komputer SPss for Windo\\5 \'er5i 9.0.
Data yang telah diberi skor (persepsi avah terhadap pekerjaannva. persepsi a\'ah
terhadap pengasuhan di masa keciL harapan ayah terhadap anak. pola asuh
kemandirian, dan pola asuh sosial) dikelompokkan kedalam tiga kategori (baik.
cukup. dan kurang) menggunakan interval kelas (Slamet. 1993) Data pendapatan per
kapita dikelol11pokkan kedalal11 kriteria pemerataan pendapatan menurut Bank Dunia
dalam Hardinsyah (1985). Data tingkat perkembangan kemandirian dan sosial anak
prasekolah dikelompokkan kedalam tiga kategori yaitu baik (> 80% skor total),
cukup (60%-80% skor total), dan kurang « 60% skor total).
Persentase terbesar jenis pekerjaan utama ayah adalah pegawai swasta
(46,9%). Adapun persepsi ayah terhadap pekerjaannya persentase terbesarnya adalah
cukup menyenangkan (43,8%). Persepsi ayah terhadap pengasuhan di l11asa kecil
sebagian besar termasuk kategori cukup menyenangkan (62,5%). Demikian pula
harapan ayah terhadap anak sebagian besar tennasuk kategori cukup (53, I %).


Persentase terbesar pendidikan ayah dan ibu adalah perguruan tinggi (S 1, S2,
dan S3), masing-masing sebesar 53,1% dan 40,6%. Sebagian besar ibu tidak bekerja
di luar rumah (65,6%). Pendapatan per kapita per bulan keluarga berkisar antara Rp
180.000,00 sampai dengan Rp 2.400.000,00 dengan rata-rata Rp 847.116,82 yang
berarti pendapatan antar keluarga relatif seragam satu sarna lain, sedangkan besar
keluarga sebagian besar memiliki anggota > 4 orang (53,1 %).
Persentase terbesar peran ayah dalam pola asuh kemandirian termasuk
kategori cukup (37,5%) dan kategori kurang (37,5%), kemudian kategori baik
(25,0%). Selanjutnya persentase terbesar pola asuh so sial termasuk kategori cukup
(37,5%), kemudian kategori baik dan kategori kurang (masing-masing 31,3%).
Tingkat perkembangan kemandirian anak sebagian besar adalah cukup (68,7%),
dimana umumnya anak dapat melakukan kegiatan "aspek kemandirian" pada usia 48
bulan. Sementara itu tingkat perkembangan sosial anak persentase terbesarnya
termasuk kategori baik (43,8%), kemudian cukup (34,4%) dan kurang (21,9%),
dimana umumnya anak dapat melakukan kegiatan "aspek sosial" pada usia 36 bulan.
Hasil uji Korelasi Spearman menunjukkan bahwa karakteristik ayah dan
keadaan sosiodemografi keluarga yang berhubungan dengan peran ayah dalam pola
asuh kemandirian adalah persepsi ayah terhadap pekerjaannya dan besar keluarga
(p