Botanical Pesticide
A.30 Botanical Pesticide
Untuk mengurangi dampak negatif penggunaan insektisida kimia sintetik untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman dikembangkan pestisida nabati yang diperoleh dari tumbuhan secara alami. Diperkirakan 174 jenis tumbuhan dapat digunakan sebagai sumber pestisida nabati dan 14 jenis sudah diuji secara laboratorium. Empat belas jenis tersebut adalah belimbing wuluh, nango, tukas, sicerek, sitawar, serai, puar, edang selasih, akar tuba, legundi, tubo seluang, rumput kumpeh, rumut senyeluang, sirsak dan srikaya.
Botanical insecticides was developed to reduce negative impact of the use of synthetic chemical insecticides to control pests and plant diseases. Botanical pesticides are derived from natural plant parts. It is estimated about 174 plant species could be used as a source of botanical pesticide and 14 species have been tested in the laboratory. Fourteen species are belimbing wuluh, nango, tukas, sicerek, sitawar, serai, puar, edang selasih, akar tuba, legundi, tubo seluang, rumput kumpeh, rumut senyeluang, sirsak and srikaya. Botanical pesticides are not toxic, biodegradable (does not pollute the environment), low-dose uses, easily obtained in nature and relatively easy to manufacture.
Pengembangan Pestisida Nabati untuk Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman yang Ramah Lingkungan The Development of Botanical Pesticide Which is Environmentally Friendly to Control Plant’s Pest and Diseases
Perspektif
Pestisida nabati yang diperoleh dari tumbuhan secara alami dikembangkan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman dan menggantikan pestisida kimia sintetis.
Perspective
Biological pesticide made of natural plant parts is developed to replace synthethic chemical pesticide in controlling plant pest and diseases.
60 150 Inovasi Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Keunggulan Inovasi
• Tidak bersifat racun • Mudah terurai sehingga tidak mencemari lingkungan • Penggunaan dalam dosis rendah • Mudah diperoleh di alam dan pembuatannya relatif mudah
Innovation Excellence
• It is not toxic • Biodegradable (does not pollute the environment) • Low-dose uses • Easily obtained in nature and relatively easy to manufacture.
Potensi Aplikasi
Pengembangan pestisida nabati untuk mengatasi hama dan penyakit tanaman menggantikan pestisida kimia sintetis, murah, mudah diperoleh, dan ramah lingkungan.
Potential Application
Botanical pesticide development to control plant pest and diseases will replace the use of synthethic chemical pesticide, cheap, easy to obtain, and environmentally friendly.
Inovator (Innovators)
Asmaliyah, Sri Utami & Etik Emawati Hadi Unit Kerja
: Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Palembang
Alamat : Jl. Kol. H. Burlian Km. 6,5 Kotak Pos 179, Punti Kayu, Palembang, Telepon 0711 - 414864,
Fax. 0711-414864
E-mail : [email protected] Status HAKI : -
150 Inovasi Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 61
Insektisida Alami, Ulat Daun Mati
A.31
Bio-insecticide, Caterpillar vanishes
Insektisida alami dikembangkan untuk mengatasi hama ulat daun. Insektisida alami dapat dibuat dari ekstrak daun dan biji tanaman birik (Albizia procera), suren (Toona surensis), sirsak (Annona muricata), mimba (Azadirachta indica), dan srikaya (Annona squamosa). Ekstrak daun dan biji birik yang mengandung saponin, fl avonoid, dan polifenol efektif membunuh ulat dengan mortalitas 67%. Ekstrak daun dan biji suren mengandung bahan aktif surenin, surenon, dan surenolakton yang berfungsi sebagai insektisida alami hama ulat. Senyawa annonain pada ekstrak buah mentah, biji, dan daun sirsak berperan sebagai insektisida alami, larvasida, penolak serangga, dan penghambat makan bagi serangga. Tanaman mimba mengandung azadirachtin, meliantrol, salanin, dan nimbin yang berfungsi sebagai penghambat pertumbuhan hama ulat.
Bio-insecticide was developed to control caterpillar in trees. Bio-insecticide was developed from extracted leaves and seed of birik (Albizia procera), suren (Toona surensis), soursop (Annona muricata), neem (Azadirachta indica), and sugar apple (Annona squamosa). Birik’s leaves and seed extract contain saponin, fl avonoid and polyphenol which is effective to kill the caterpillar with mortality level of 67%. Suren’s leaves and seeds extract contain active substances of surenin, surenon, and surenolakton, which are effective as bio-insecticide for caterpillar. Sirsak’s raw fruit, seed and leaves contain annonain which is effective as bio-insectiside, larvacide, insect repellent, and insect feed inhibitor’s. Neem’s tree contains azadirachtin, meliantrol, salanin, and nimbin which are effective in stopping caterpillar’s growth.
Pengembangan Insektisida Alami dari Ekstrak Daun dan Biji Birik, Suren, Sirsak, Mimba, dan Srikaya untuk Mengendalikan Hama Ulat Daun
The Development of Bio- Insecticide Made of Leaves and Seed Extract of Birik, Suren, Soursop, Neem and Sugar Apple to Control Caterpillar Pests
Perspektif
Penggunaan insektisida kimiawi bagi tanaman meninggalkan residu yang berbahaya bagi lingkungan, oleh karena itu perlu diganti dengan insektisida yang ramah lingkungan, yaitu insektida alami yang dapat dibuat dari ekstrak daun dan biji birik, suren, sirsak, mimba, dan srikaya.
62 150 Inovasi Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Perspective
The use of chemical insecticide leaves residue which is harmful to the environment. Then, bio-insecticide which is made of leaves and seed extract of birik, suren, soursop, neem and sugar apple become an alternative environmentally friendly insecticide.
Keunggulan Inovasi
• Ramah lingkungan • Mudah dibuat, harga murah, dan efektif mengendalikan serangan
hama ulat
Innovation Excellence
• It is environmentally friendly. • It is easy to made, low cost and effectively control caterpillar.
Potensi Aplikasi
Insektisida alami baik untuk mengatasi serangan hama ulat daun pada tanaman penghasil gaharu sehingga persen hidup dan produktivitasnya meningkat.
Potential Application
Bio-insecticide is useful to control caterpillar in agarwood tree production, then growth percentage and productivity are improved.
Inovator (Innovators)
Fajar Lestari, Benny Rahmanto & Edi Suryanto Unit Kerja : Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Banjarbaru Alamat
: Jl. A. Yani Km. 28,7 Landasan Ulin, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Telepon/Fax. 0511-4707872 E-mail : [email protected] Status HAKI : Sedang diusulkan Paten
150 Inovasi Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 63
Pewarna Tinta Alami untuk Pemilu