17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan Agency Theory
Hubungan keagenan muncul ketika seorang individu atau lebih yang disebut pemilik principal memperkerjakan individu yang lain atau organisasi
agent untuk melaksanakan pekerjaan dan kemudian mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan kepada agen tersebut Jensen dan Meckling, 1976 yang
dikutip oleh Rahmawati dan Qomariah, 2006. Konflik keagenan akan muncul apabila masing-masing pihak mempunyai perbedaan kepentingan dan ingin
memperjuangkan kepentingan masing-masing. Dalam hubungan keagenan, manajer mempunyai asimetri informasi terhadap pihak-pihak eksternal
perusahaan, seperti kreditur dan investor. Michelson et. al 2005 berpendapat bahwa keagenan dapat didefinisikan
sebagai suatu hubungan yang berdasarkan pada suatu persetujuan antara dua pihak, dimana suatu pihak agen setuju untuk bertindak atas nama pihak lain
principal. Menurut Prasetio dan Wiryawan 2002, teori keagenan mancakup semua usaha untuk menjelaskan laporan keuangan dan teori akuntansi pada teori
ekonomi tentang harga, keagenan, pilihan produk, dan pengaturan ekonomi. Menurut Belkaoui 2000, penetapan tujuan akuntansi tergantung pada
penyelesaian konflik kepentingan yang ada dalam pasar informasi. Secara lebih spesifik, laporan keuangan merupakan hasil interaksi dari tiga kelompok yaitu
perusahaan, pemakai, dan profesi akuntansi. Interaksi antar ketiga kelompok ditunjukan dengan perbedaan kepentingan setiap kelompok.
Pemakai informasi memiliki kepentingan yang berhubungan dengan informasi yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan ekonominya, sedangkan
perusahaan berkewajiban menunjukan serangkaian informasi dan pengungkapan baik yang berada di dalam maupun diluar batasan prinsip akuntansi umum.
Profesi akuntan berkepentingan untuk menghasilkan dan memverfikasi serangkaian informasi yang disediakan perusahaan. Informasi yang tidak dapat
diterima oleh ketiga kelompok menunjukan terjadinya konflik kepentingan. Konsep perataan laba menurut Wulandari dan Anna 2007 dapat
dijelaskan dengan menggunakan pendekatan teori keagenan agency theory yang menyatakan bahwa praktik perataan laba dipengaruhi oleh konflik kepentingan
antara pemilik principal dengan manajemen agent. Konflik ini muncul pada saat setiap pihak berusaha untuk mencapai tingkat kemakmuran yang diinginkan.
Konflik kepentingan semakin meningkat terutama karena pemilik tidak dapat memonitor aktivitas manajemen.
Manajemen mempunyai lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja, dan perusahaan secara keseluruhan sehingga menimbulkan
adanya asimetri informasi. Hal ini mendorong pihak manajemen menggunakan informasi yang dimilikinya untuk menyajikan laporan keuangan sedemikian rupa
dalam usaha memaksimalkan kesejahteraannya. Salah satu contohnya adalah dengan melakukan perataan laba.
2.1.2 Laporan Keuangan