Indonesia Dalam Panggung Dunia

Bab VI Indonesia Dalam Panggung Dunia

“…. Mestikah kita bangsa Indonesia, yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan negara kita, hanya harus memilih antar pro-Rusia atau pro- Amerika? Apakah tak ada pendirian yang harus kita ambil dalam mengejar cita-cita kita? Pemerintah berpendapat bahwa pendirian yang harus kita ambil ialah supaya kita jangan menjadi objek dalam pertarungan politik internasional, melainkan kita harus menjadi subjek yang menentukan sikap kita sendiri, berhak memperjuangkan tujuan kita sendiri, yaitu Indonesia

merdeka seluruhnya. “….. perjuangan kita harus diperjuangkan di atas dasar semboyan kita

yang lama: percaya akan diri sendiri dan berjuang atas kesanggupan kita sendiri. Ini tidak berarti bahwa kita tidak akan mengambil keuntungan dari pergolakan politik internasional. Memang tiap-tiap politik untuk mencapai kedudukan Negara yang kuat ialah mempergunakan pertentangan internasional yang ada itu untuk mencapai tujuan nasional. Belanda berbuat begitu, ya segala bangsa sebenarnya berbuat semacam itu, apa sebab kita tidak akan melakukannya? Tiap-tiap orang di antara kita tentu ada menaruh simpati terhadap golongan ini atau golongan itu, akan tetapi perjuangan bangsa tidak bisa dipecah dengan menuruti simpati saja, tetapi hendaknya didasarkan kepada realitas, kepada kepentingan Negara kita setiap waktu.” …..(Mohammad Hatta, Mendayung Antara Dua Karang”

Jakarta: Penerbit Bulan Bintang, 1976)

Paragraf di atas adalah kutipan pidato Mohammad Hatta di depan Sidang-sidang BP KNIP (Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia) pada 2 September 1948. Coba Kamu telaah pidato tersebut secara cermat, setelah itu kaitkan dengan politik luar negeri Indonesia, “bebas aktif”. Jelaskan menurut Kamu, adakah keterkaitan antara pidato Mohammad Hatta tahun 1948 dengan politik luar negeri bebas aktif?

Sejarah Indonesia 199

Sumber: SindoNews.com

Gambar 6.1 M.Hatta sedang berpidato di depan sidang BP KNIP

Pada September 1948, sebagai Wakil Presiden merangkap Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Mohammad Hatta memberikan keterangan kepada Badan Pekerja KNIP tentang kedudukan politik Negara Indonesia saat itu. RI menghadapi berbagai rintangan yang tidak sedikit. Perundingan dengan Belanda yang dimediasi oleh Komisi Tiga Negara dari PBB terancam terputus. Sementara itu, kaum oposisi yang dimotori Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang dipimpin oleh Amir Syarifuddin - Muso telah menambah buruk situasi dan kondisi politik dalam negeri, dengan berbagai tuntutannya, antara lain: mendesak pemerintah RI untuk membatalkan perjanjian Renville yang notabene dibuat dan disepakati oleh Kabinet Amir Syarifuddin.

Perubahan sikap Amir Syarifudin ini terkait erat dengan terjadinya perubahan politik Commintern (Komunis Internasional) yang pada masa Perang Dunia menganut Doktrin Dimitrov (garis lunak) yang mengizinkan pihak Komunis bekerja sama dengan kapitalis untuk memerangi Fasis. Namun, kebijakan ini berubah seiring munculnya Perang Dingin setelah berakhirnya Perang Dunia II antara Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet. Melalui Doktrin Zdanov (garis keras) komunis diperintahkan untuk kembali menganut sikap menentang kelompok kapitalis. Perubahan sikap Commintern ini diyakini memicu perubahan sikap partai-partai komunis di seluruh dunia, yang pada masa Perang Dunia II bekerjasama dengan kelompok nasionalis berbalik menentang, hal inilah yang diyakini menjadi latar belakang muncul perubahan sikap Amir Syarifudin dan pecahnya pemberontakan PKI di Madiun pada September 1948.

Mengenai pertentangan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam Perang Dingin di masa itu, fraksi FDR PKI dalam BP KNIP mendesak supaya RI memilih pihak Uni Soviet. Terkait desakan tersebut, Hatta menyatakan bahwa politik RI tidak memilih salah satu pihak, melainkan memilih jalan sendiri untuk mencapai kemerdekaan. Sejak keterangan Hatta tersebut politik

200 Kelas XII SMA/MA 200 Kelas XII SMA/MA

Dalam keterangan pemerintah di hadapan sidang BP KNIP tanggal

2 September 1948, Bung Hatta selaku Perdana Menteri mengatakan: “pendirian yang harus kita ambil ialah supaya kita jangan menjadi objek dalam pertarungan politik internasional, melainkan kita harus tetap menjadi subjek yang berhak menentukan sikap kita sendiri, berhak memperjuangkan tujuan kita sendiri, yaitu Indonesia merdeka seluruhnya”. Selanjutnya Bung Hata berkata: “Ini tidak berarti bahwa kita tidak akan mengambil keuntungan dari pada pergolakan internasional”. Dengan kata lain, sikap netral yang diambil Indonesia, bukan berarti Indonesia mengisolasi diri dan pasif terhadap perkembangan dunia internasional. Sebaliknya justru Indonesia harus aktif dalam forum internasional serta mampu memanfaatkannya demi kepentingan nasional.

Pelaksanaan politik luar negeri Indonesia merupakan amanat paragraf keempat Preambule Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia harus turut serta dalam mewujudkan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Makna dari amanat tersebut, pemerintah Indonesia harus turut serta memperjuangkan terbebasnya pranata dunia dari segala macam bentuk kolonialisme. Indonesia juga harus secara aktif mewujudkan tercapainya perdamaian dunia berupa

keterlibatan aktifnya dalam penyelesaian konflik di kawasan-kawasan tertentu maupun perjuangan bagi terciptanya perdamaian dunia.

Peran aktif Indonesia dalam pergaulan internasional diimplementasikan dalam berbagai partisipasi aktif Indonesia dalam rangka menjaga perdamaian dunia. Beberapa peran aktif di berbagai peristiwa seperti melaksanakan Konferensi Asia Afrika, aktif dalam Gerakan Non Blok, membentuk ASEAN,

dan mengirim Pasukan Garuda ke berbagai wilayah konflik di dunia. Untuk mendapatkan pengetahuan tentang politik luar negeri Indonesia

secara utuh dalam bab ini akan bahas tentang landasan politik luar negeri bebas aktif Indonesia dan pelaksanaannya sejak tahun 1948 hingga masa Reformasi. Selain itu akan dibahas juga peran aktif Indonesia di panggung dunia/internasional khususnya dalam menjaga perdamaian dunia.

Sejarah Indonesia 201

202 Kelas XII SMA/MA

TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari uraian ini, diharap kamu dapat:

1. Menjelaskan Landasan Politik Luar Negeri Bebas Aktif Indonesia.

2. Menganalisis perkembangan politik luar negeri Indonesia sejak tahun 1945 sampai dengan era Reformasi.

3. Menganalisis peran Indonesia dalam percaturan politik internasional/panggung dunia khususnya dalam menjaga perdamaian dunia.

4. Mengambil hikmah dari penerapan politik luar negeri bebas aktif dan partisipasi aktif Indonesia di panggung dunia.

ARTI PENTING Mempelajari sejarah Indonesia dalam panggung dunia

merupakan hal yang sangat penting agar kita bisa mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi lahirnya kebijakan politik luar negeri bebas aktif serta implementasi/penerapannya sejak proklamasi kemerdekaan RI tahun 1945 hingga masa Reformasi. Selain itu, kita bisa mengambil hikmah dari berbagai peristiwa perjalanan politik luar negeri bebas aktif dari setiap periode pemerintahan sehingga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari peristiwa-peristiwa tersebut.

Sejarah Indonesia 203

Mengamati Lingkungan

Kamu diskusikan kebijakan politik luar negeri bebas aktif Indonesia saat ini dalam kaitannya dengan perkembangan politik luar negeri Indonesia saat ini. Coba kamu temu kenali isu-isu atau masalah-masalah di kawasan yang memperlihatkan konflik kepentingan antarnegara. Bagaimana

pendapat kalian mengenai sikap Indonesia dalam merespons isu dan masalah yang berkembang di atas.