3 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal

Tabel 3.3 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal

Besar P

Interprestasi

P < 0,30

Terlalu Sukar

Terlalu Mudah

101 Suharsimi Arikunto. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara) h.109

G. Teknik Analisis Data

Setelah data diproses, maka data diolah dengan teknik menghitung rata rata an simpangan baku untuk setiap kelas .

1. 102 Menentukan nilai Rata-rata

Keterangan : = Mean (rata-rata)

= Jumlah nilai X ke i sampai ke n = Jumlah Individu

2. Menentukan Standar Deviasi

Standar deviasi dapat dicari dengan rumus:

X SD X   

Keterangan :

SD = standar deviasi

X  tiap skor dikuadratkan lalu dijumlahkan kemudian dibagi N.

 2 X  

 = semua skor dijumlahkan, dibagi N kemudian dikuadratkan.  N 

3. Uji Normalitas

102 Ibid, Indra Jaya, hal. 83

Uji normalitas yang dilakukan untuk mengetahuin apakah sampel yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data digunakan rumus liliefors.

Langkah-langkahnya sebagai berikut 103 : a. Buat Ho dan Ha

b. Hitung rata rata dan simpangan baku data dengan rumus

c. Setiap data dijadikan bilangan baku dengan

menggunakan rumus

d. Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang

e. Selanjutnya dihitung proporsi yang lebih kecil atau sama dengan jika proporsi ini dinyatakan oleh

, untuk memudahkan menghitung proporsi maka diurutkan dari terkecil hingga terbesar.

Maka

f. Hitung selisih F(zi) – S (zi) g. kemudian tentukan harga mutlaknya h. Ambil harga yang paling besar diantara harga harga mutlak selisih tersebut.

Sebutlah harga sebesar

i. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, kita bandingkan ini dengan nilai kritis L untuk taraf nyata

kriterianya adalah terima lebih kecil dari L table.

4. Uji Homogenitas

103 Indra Jaya dan Ardat, (2013), Penerapan Statistik untuk Pendidikan, hal. 252-253

Uji homogenitas yang dilakukan untuk melihat apakah kedua kelompok sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan rumus bartlet dapat dilakukan langkah langkah sebagai berikut : 104

a. Menghitung varians setiap sampel b. Masukkan varian setiap sampel kedalam table bartlet

c. Menghitung varians gabungan dengan rumus:

d. Menghitung log

e. Menghitung nilai B dengan rumus

f. Menghitung dengan rumus

g. Mencari nilai dengan dk = k – 1 dimana k adalah jumlah kelompok Aturan pengambilan keputusan adalah membandingkan Kriterianya adalah jika maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti varians homogen. Jika maka Ho ditolak dan Ha diterima atau varians tidak homogen.

5. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji t dengan taraf signifikan

menggunakan rumus berikut:

104 Indra Jaya dan Ardat, (2013), Penerapan Statistik untuk Pendidikan, hal. 263

Keterangan :

t = Distribusi

= rata rata hasil belajar kelas eksperimen

= rata rata hasil belajar kelas kontrol

= jumlah siswa kelas eksperimen

= jumlah siswa kelas kontrol

= varians kelas eksperimen

= varians kelas kontrol

= korelasi antara dua sampel

Tabel 3.4 Kriteria Skor Tes Hasil Belajar Matematika

No

Interval Nilai

Kategori Penilaian

1 Sangat Kurang

5 Sangat Baik

Harga dibandingkan dengan dengan criteria penguji pada taraf signifikan Harga dibandingkan dengan dengan criteria penguji pada taraf signifikan

b. Jika < artinya, tidak ada pengaruh yang positif Project Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan Lingkaran kelas VIII

i. Hipotesis statistic

Ho : Ha :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMP Negeri 3 Tanjung Morawa berdiri tahun 1997. Lokasinya berada di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Letaknya strategis kurang lebih 6 Km dari Lubuk Pakam dan dilalui oleh jalur angkutan Rajawali jurusan Tanjung Morawa-Dalu X, sehingga mudah dijangkau oleh siswa dan masyarakat .

Keinginan masyarakat untuk bersekolah di SMP Negeri 3 Tanjung Morawa tergolong tinggi, hal ini juga dapat memberi gambaran bahwa perkembangan kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan semakin tinggi. Warga masyarakat yang bersekolah di SMP Negeri 3 Tanjung Morawa memiliki pandangan bahwa SMP Negeri 3 Tanjung Morawa memiliki disiplin yang tinggi, sarana dan prasarana yang memadai dengan didukung oleh IT serta lingkungan sekolah yang asri sangat kondusif untuk kegiatan belajar mengajar.

SMP Negeri 3 Tanjung Morawa memiliki 16 Ruang Belajar, yang di peruntukkan untuk 24 kelas yang dibagi menjadi dua sesi yaitu pagi dan siang. Kelas pagi bagi Kelas IX bejumlah 8 kelas, Kelas VIII berjumlah 8 kelas. Kelas siang bagi kelas VII berjumlah 8 kelas. 1 ruang komputer, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang Laboratorium IPA, 1 ruang OSIS, ruang UKS, Musholla, dan kantin sekolah. Tersedia lapangan bola, basket, badminton dan bola Volly. Jumlah peserta didik tiap kelas rata-rata 32-36.

1. Data Sekolah

a. Nama Sekolah : SMP N 3 TANJUNG MORAWA

b. Alamat : Jln Protokol Psr VII Ds Wonosari

e. NPSN

f. Jenjang Akreditasi

:B

g. Tahun sekolah didirikan

h. Tahun sekolah beroperasi

i. 2 Luas tanah : 6.500 M j. 2 Luas Bangunan : 1.500 M

2. Visi dan Misi

Visi : Terciptanya Siswa Yang Disiplin, Berprestasi Dan Unggul Berwawasan Imtaq, Iptek,Dan Lingkungan. Misi :

a. Menanamkan nilai-nilai patriotisme, nasionalisme dan sportifitas melalui kegiatan upacara bendera, paskibra, apel pagi, kepramukaan dan latihan kepemimpinan siswa

b. Meningkatkan manajemen pengelolaan sekolah yang profesional sebagai model pembelajaran

c. Mengembangkan potensi seluruh siswa dengan berbagai kegiatan akademik dan non akademik

d. Melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif,dan menyenangkan d. Melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif,dan menyenangkan

f. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap agama yang dianut

g. Menanamkan nilai-nilai kepedulian lingkungan melalui kegiatan penghijauan sekolah, jumat bersih, dan 7K

h. Mengembangkan jaringan kerjasama dengan Stake Holder dan organisasi terkait

B. Deskripsi data penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang melibatkan dua kelas yang diberikan perlakuan strategi pembelajaran Project Based Learning (PjBL) untuk kelas eksperimen dan kelas control diberi perlakuan pembelajaran konvensional. Oleh sebab itu, sebelum kedua kelas mendapat perlakuan, maka kedua kelas terlebih dahulu diberi pretest yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal belajar siswa pada masing masing kelas.

C. Analisis Data Instrumen

Instrument penelitian ini berbentuk essay tes. Sebelum digunakan sebagai instrument penelitian, setiap butir soal terlebih dahulu divalidasi oleh seorang validator yang bernama Tri Widia Astuti, S.Pd untuk melihat apakah setiap butir soal sesuai dengan indikator indikatornya. Setelah itu butir butir soal terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, dan taraf kesukaran tes. Uji Instrumen tes ini dilakukan kepada siswa kelas VIII 3 SMP N 3 Tanjung Morawa.

1) Uji Validitas

Instrumen tes dalam penelitian ini berbentuk essay. Jumlah instrumen tes berjumlah 5 butir soal. Berdasarkan hasil analisis, kelima butir instrumen tersebut valid.

Pada instrumen pertama diperoleh nilai r-hitung sebesar 0,613 dan nilai r-tabel sebesar 0,306. Nilai r-hitung > r-tabel maka instrumen pertama dinyatakan valid. Pada instrumen kedua diperoleh nilai r-hitung sebesar 0,708 dan nilai r-tabel sebesar 0,306. Nilai r-hitung > r-tabel maka instrumen kedua dinyatakan valid. Pada instrumen ketiga diperoleh nilai r-hitung sebesar 0,630 dan nilai r-tabel sebesar 0,306. Nilai r-hitung > r-tabel maka instrumen ketiga dinyatakan valid. Pada instrumen keempat diperoleh nilai r-hitung sebesar 0,312 dan nilai r-tabel sebesar 0,306. Nilai r-hitung > r-tabel maka instrumen keempat dinyatakan valid. Pada instrumen kelima diperoleh nilai r-hitung sebesar 0,583 dan nilai r-tabel sebesar 0,306. Nilai r-hitung > r-tabel maka instrumen kelima dinyatakan valid. Dalam bentuk table dapat dilihat sebagai berikut berikut :

Tabel 4.1 Validitas Instrumen Tes

No.

r-hitung

r-tabel

Keterangan

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

2) Reliabilitas instrumen soal

Berdasarkan hasil perhitungan dari 5 soal yang digunakan untuk diujicoba reliabilitasnya di peroleh . Dengan demikian, dilihat dari table (bab 3) tingkat reliabilitas berada > 0,60 maka secara keseluruhan tes dinyatakan reliable pada kategori kuat

3) Uji tingkat kesukaran tes

Berdasarkan hasil perhitungan dari 5 butir soal yang telah diujicoba maka diperoleh bahwa kelima butir soal tersebut memperoleh kategori cukup untuk diuji. Pada instrumen satu diperoleh indeks kesukaran sebesar 0,68 yang dikategorikan memiliki kesukaran yang cukup. Pada instrumen kedua diperoleh indeks kesukaran sebesar 0,62 yang dikategorikan memiliki kesukaran yang cukup. Pada instrumen ketiga diperoleh indeks kesukaran sebesar 0,68 yang dikategorikan memiliki kesukaran yang cukup. Pada instrumen keempat diperoleh indeks kesukaran sebesar 0,74 yang dikategorikan memiliki kesukaran yang cukup dan Pada instrumen kelima diperoleh indeks kesukaran sebesar 0,53 yang dikategorikan memiliki kesukaran yang cukup. Disajikan dalam bentuk table berikut ini :

Tabel 4.2 tingkat kesukaran tes

Indeks Kesukaran

Keterangan Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup

D. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Penelitian ini dilakukan di SMP N 3 Tanjung Morawa dengan menggunakan strategi pembelajaran Project Based Learning. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian dan setelah dianalisis maka diperoleh nilai rata rata pretes pada kelas Penelitian ini dilakukan di SMP N 3 Tanjung Morawa dengan menggunakan strategi pembelajaran Project Based Learning. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian dan setelah dianalisis maka diperoleh nilai rata rata pretes pada kelas

kelulusan dan memperoleh simpangan baku pretes pada kelas tersebut sebesar 10,508. Lalu kelas eksperimen memperoleh nilai rata rata postes sebesar 79,47 yang dikategorikan baik memenuhi nilai standard kelulusan dan memperoleh simpangan baku postes sebesar 8,0575 pada kelas tersebut. Kemudian pada kelas

kontrol memperoleh nilai rata rata pretes sebesar 54,41dapat dikatakan kurang

memenuhi standard kelulusan dan simpangan baku pretes sebesar 11,3994 dikelas tersebut. Lalu pada kelas kontrol memperoleh nilai rata rata postes sebesar 69,41 dikategorikan cukup memenuhi standard kelulusan dan nilai simpangan baku postes sebesar 10,09. Data dalam bentuk table sebagai berikut :

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Simpangan Baku No Perlakuan

Jenis

Rata - rata

Pretes

Postes

Pretes Postes

Secara terperinci deskripsi data dari masing masing kelompok dijelaskan sebagai berikut :

I. Data Hasil Belajar Matematika Siswa (Pre tes) Kelas Eksperimen

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian bahwa siswa yang belum diberi perlakuan terdiri atas 34 siswa yang secara keseluruhan memiliki skor tertinggi

80 dan skor terendahnya yaitu 40. Nilai rata rata yang diperoleh adalah sebesar 61,35 dengan median 61,39 dan modus 61,95 serta simpangan baku 10,5 dan varians 110,417.

Dari data di atas memperlihatkan bahwa nilai nilai pretes siswa pada pelajaran matematika mempunyai nilai yang beragam antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya. Artinya semua siswa tidak memiliki kemampuan yang sama dalam menyelesaikan masalah. Hasil perhitungan data statistik dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan grafik histogram hasil pre tes kelas eksperimen sebagai berikut :

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi hasil Pretes kelas Eksperimen

No

Interval Kelas Frekuensi

Frekuensi relative

Gambar 4.1 Histogram Hasil Pretes Kelas Eksperimen

Histogram di atas menjelaskan bahwa sebanyak 11 orang dari 34 siswa yang belum diberi perlakuan memperoleh hasil pretes pada rentang nilai 59,5-66,5. Kemudian sebanyak 9 orang memperoleh hasil pretes pada rentang nilai 73,5-80,5. Sebanyak 8 orang memperoleh nilai pretes pada rentang nilai 45,5-52,5. Sebanyak 5 orang memperoleh nilai pretes pada rentang nilai 52,5-59,5 dan 1 orang memperoleh nilai pretes pada rentang nilai 38,5-45,5. Serta tidak seorang pun yang memperoleh nilai pada rentang nilai 66,5-73,5. Hal ini memeprlihatkan bahwa hanya 26% dari jumlah total siswa dikelas tersebut yang memperoleh nilai mendekati dan melampaui nilai kkm sebelum diberi perlakuan.

Sedangkan kategori Penilaian data Hasil belajar (Pre tes) kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.5 Kategori Penilaian (Pre tes) kelas Eksperimen

No Interval Nilai

Jumlah Siswa Presentase

Kategori Penilaian

Sangat Kurang

Sangat Baik

Dari tabel diatas hasil belajar matematika siswa yang belum mendapat perlakuan model pembelajaran Project Based Learning dikelas VIII-I diperoleh

bahwa : jumlah siswa yang memperoleh nilai 0-45 ini bisa dikatakan sangat kurang

dalam memenuhi nilai KKM sebanyak 1 orang atau sebesar 3% dan siswa yang

memperoleh nilai 45-65 memiliki kategori kurang dalam memenuhi nilai KKM memperoleh nilai 45-65 memiliki kategori kurang dalam memenuhi nilai KKM

tersebut, siswa yang memperoleh nilai 65-75 memiliki kategori cukup dalam

memenuhi nilai KKM sebanyak 6 orang atau sebesar 18%, siswa yang memperoleh nilai 75-90 memiliki kategori baik dalam memenuhi nilai KKM sebanyak 9 orang

atau 26%. Serta tidak seorangpun memperoleh kategori sangat baik dalam

memenuhi nilai KKM dikelas tersebut atau 0%. Dengan Mean = 61,35maka rata rata hasil Pretes siswa pada kelas yang belum diberikan perlakuan Project Based

Learning dikategorikan kurang dalam memenuhi nilai KKM.

II. Data Hasil Belajar Matematika Siswa (Pre tes) Kelas Kontrol

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian bahwa siswa pada kelas kontrol terdiri atas 34 siswa yang secara keseluruhan memiliki skor tertinggi 90 dan skor terendahnya yaitu 40. Nilai rata rata yang diperoleh adalah sebesar 54,41 dengan median 44,125 dan modus 45,25 serta simpangan baku 11,4 dan varians 129,947.

Dari data di atas memperlihatkan bahwa nilai nilai pretes siswa pada pelajaran matematika mempunyai nilai yang beragam antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya. Artinya semua siswa tidak memiliki kemampuan yang sama dalam menyelesaikan masalah. Hasil perhitungan data statistik dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan grafik histogram hasil pre tes kelas control sebagai berikut :

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi hasil Pretes kelas Kontrol

No

Interval Kelas

Frekuensi

Frekuensi Relatif

Gambar 4.2 Histogram Hasil Pretes Kelas Kontrol

Histogram di atas menjelaskan bahwa sebanyak 12 orang dari 34 siswa yang belum diberi perlakuan memperoleh hasil pretes pada rentang nilai 38,5-47,5. Kemudian sebanyak 10 orang memperoleh hasil pretes pada rentang nilai 56,5-65,5. Sebanyak 8 orang memperoleh nilai pretes pada rentang nilai 47,5-56,5. Sebanyak 2 orang memperoleh nilai pretes pada rentang nilai 65,5-74,5 dan 1 orang memperoleh nilai pretes pada rentang nilai 74,5-83,5. Serta 1 memperoleh nilai pada rentang nilai 83,5-92,5. Hal ini memeprlihatkan bahwa hanya 6% dari jumlah total siswa dikelas tersebut yang memperoleh nilai mendekati dan melampaui nilai kkm.

Sedangkan kategori Penilaian data Hasil belajar (Pre tes) kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.7 Kategori Penilaian (Pre tes) kelas Kontrol

No Interval Nilai

Jumlah Siswa Presentase

Kategori Penilaian

Sangat Kurang

Sangat Baik

Dari tabel diatas hasil belajar matematika siswa yang belum mendapat perlakuan model pembelajaran Konvensional dikelas VIII-II diperoleh bahwa :

jumlah siswa yang memperoleh nilai 0-45 ini bisa dikatakan sangat kurang dalam

memenuhi nilai KKM sebanyak 4 orang atau sebesar 12% dan siswa yang

memperoleh nilai 45-65 memiliki kategori kurang dalam memenuhi nilai KKM

sebanyak 24 orang atau 70% lebih dari sebagian jumlah siswa memperoleh kategori

tersebut, siswa yang memperoleh nilai 65-75 memiliki kategori cukup dalam

memenuhi nilai KKM sebanyak 4 orang atau sebesar 12%, siswa yang memperoleh nilai 75-90 memiliki kategori baik dalam memenuhi nilai KKM sebanyak 1 orang

atau 3%. Serta siswa yang memperoleh nilai 90-100 dikategorikan sangat baik

dalam memenuhi nilai KKM dikelas tersebut sebanyak 1 orang atau 3%. Dengan Mean = 54,41 maka rata rata hasil Pretes siswa pada kelas yang belum diberikan

perlakuan Konvensional dikategorikan kurang dalam memenuhi nilai KKM.

III. Data Hasil Belajar Matematika Siswa (Pos tes) Kelas Eksperimen

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian bahwa siswa yang diberi perlakuan dengan strategi Project Based Learning (PjBL) terdiri atas 34 siswa yang secara keseluruhan memiliki skor tertinggi 100 dan skor terendahnya yaitu 65. Nilai rata rata yang diperoleh adalah sebesar 79,47 dengan median 78,996 dan modus 78,996 serta simpangan baku 8,06 dan varians 64,9234.

Dari data di atas memperlihatkan bahwa nilai nilai postes siswa pada pelajaran matematika mempunyai nilai yang beragam antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya. Artinya semua siswa tidak memiliki kemampuan yang sama dalam menyelesaikan masalah. Hasil perhitungan data statistic dalam bentuk table distribusi frekuensi dan grafik histogram hasil pos tes kelas eksperimen sebagai berikut :

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi hasil Pos tes kelas Eksperimen

No

Interval Kelas

Frekuensi

Frekuensi Relatif

2 6% Jumlah

Gambar 4.3 Histogram Hasil Pos tes Kelas Eksperimen

Histogram di atas menjelaskan bahwa sebanyak 12 orang dari 34 siswa yang sudah diberi perlakuan memperoleh hasil postes pada rentang nilai 76,5-82,5. Kemudian sebanyak 7 orang memperoleh hasil postes pada rentang nilai 70,5-76,5. Sebanyak 5 orang memperoleh nilai postes pada rentang nilai 82,5-88,5. Sebanyak 5 orang memperoleh nilai postes pada rentang nilai 64,5-70,5 dan 3 orang memperoleh nilai postes pada rentang nilai 88,5-94,5. Serta 2 orang memperoleh nilai postes pada rentang nilai 94,5-100,5. Hal ini memeprlihatkan bahwa hanya 85% dari jumlah total siswa dikelas tersebut yang memperoleh nilai mendekati dan melampaui nilai kkm setelah diberi perlakuan model Pembelajaran Project Based Learning.

Sedangkan kategori Penilaian data Hasil belajar (Pos tes) kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.9 Kategori Penilaian (Pos tes) kelas Eksperimen

No Interval Nilai

Jumlah Siswa Presentase

Kategori Penilaian

Sangat Kurang

Sangat Baik

Dari tabel diatas hasil belajar matematika siswa yang sudah mendapat perlakuan model pembelajaran Project Based Learning dikelas VIII-I diperoleh

bahwa : jumlah siswa yang memperoleh nilai 0-45 ini bisa dikatakan sangat kurang

dalam memenuhi nilai KKM tidak ada atau sebesar 0% begitu pula dengan nilai 45-65 memiliki kategori kurang dalam memenuhi nilai KKM tidak seorangpun memperoleh nilai tersebut atau sebesar 0%, siswa yang memperoleh nilai 65-75 memiliki kategori cukup dalam memenuhi nilai KKM sebanyak 8 orang atau

sebesar 23%, siswa yang memperoleh nilai 75-90 memiliki kategori baik dalam

memenuhi nilai KKM sebanyak 21 orang atau 62% lebih dari kelas memperoleh nilai ini dan melampaui nilai ketuntasan yang ditetapkan oleh sekolah tersebut. Serta

siswa yang memperoleh nilai 90-100 dikategorikan sangat baik dalam memenuhi

nilai KKM dikelas tersebut sebanyak 5 orang atau 15%. Dengan Mean = 79,47 maka rata rata hasil Postes siswa pada kelas yang sudah diberikan perlakuan Project Based

Learning dikategorikan baik dalam memenuhi nilai KKM.

IV. Data Hasil Belajar Matematika Siswa (Pos tes) Kelas Kontrol

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian bahwa siswa yang diberi perlakuan dengan strategi Konvensional terdiri atas 34 siswa yang secara keseluruhan memiliki skor tertinggi 91 dan skor terendahnya yaitu 48. Nilai rata rata yang diperoleh adalah sebesar 69,41 dengan median 78,05 dan modus 72,58 serta simpangan baku 10,09 dan varians 101,825.

Dari data di atas memperlihatkan bahwa nilai nilai postes siswa pada pelajaran matematika mempunyai nilai yang beragam antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya. Artinya semua siswa tidak memiliki kemampuan yang sama dalam menyelesaikan masalah. Hasil perhitungan data statistik dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan grafik histogram hasil pos tes kelas kontrol sebagai berikut :

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi hasil Pos tes kelas Kontrol

No

Interval Kelas

Frekuensi

Frekuensi Relatif

2 6% Jumlah

Gambar 4.4 Histogram Hasil Pos tes Kelas Kontrol

Histogram di atas menjelaskan bahwa sebanyak 13 orang dari 34 siswa yang sudah diberi perlakuan memperoleh hasil postes pada rentang nilai 70,5-78,5. Kemudian sebanyak 9 orang memperoleh hasil postes pada rentang nilai 62,5-70,5. Sebanyak 6 orang memperoleh nilai postes pada rentang nilai 54,5-62,5. Sebanyak 2 orang memperoleh nilai postes pada rentang nilai 46,5-54,5 dan 2 orang memperoleh nilai postes pada rentang nilai 78,5-86,5. Serta 2 orang memperoleh nilai pada rentang nilai 86,5-94,5. Hal ini memperlihatkan bahwa 50% dari jumlah total siswa dikelas tersebut yang memperoleh nilai mendekati dan melampaui nilai kkm.

Sedangkan kategori Penilaian data Hasil belajar (Pos tes) kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.11 Kategori Penilaian (Pos tes) kelas Kontrol

No Interval Nilai

Jumlah Siswa Presentase

Kategori Penilaian

Sangat Kurang

Sangat Baik

Dari tabel diatas hasil belajar matematika siswa yang sudah mendapat perlakuan model pembelajaran Konvensional dikelas VIII-II diperoleh bahwa :

jumlah siswa yang memperoleh nilai 0-45 ini bisa dikatakan sangat kurang dalam

memenuhi nilai KKM tidak ada atau sebesar 0% dan siswa yang memperoleh nilai 45-65 memiliki kategori kurang dalam memenuhi nilai KKM sebanyak 11 orang

atau 32%, siswa yang memperoleh nilai 65-75 memiliki kategori cukup dalam

memenuhi nilai KKM sebanyak12 orang atau sebesar 35%, siswa yang memperoleh nilai 75-90 memiliki kategori baik dalam memenuhi nilai KKM sebanyak 9 orang

atau 27%. Serta siswa yang memperoleh nilai 90-100 dikategorikan sangat baik

dalam memenuhi nilai KKM dikelas tersebut sebanyak 2 orang atau 6%. Dengan Mean = 69,41 maka rata rata hasil Postes siswa pada kelas yang sudah diberikan

perlakuan Konvensional dikategorikan cukup dalam memenuhi nilai KKM.

E. Uji Persyaratan Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksud untuk mengetahui apakah kedua sampel berdistribusi normal atau tidak. Dari lampiran uji normalitas diketahui harga harga L untuk Lilliefors dengan

Menghasilkan L-hitung 0,1385 dan L-tabel 0,1519 pada pretes kelas eksperimen, karena maka pretes pada kelas eksperimen berdistribusi normal. Pada pretes kelas kontrol mengasilkan L-hitung 0,1496 dan L - tabel 0,1519 sehingga pretes kelas kontrol juga berdistribusi normal. Pada postes kelas eksperimen diperoleh L-hitung 0,1486 dan L-tabel 0,1519 sehingga postes kelas eksperimen berdistribusi normal dan pada postes kelas kontrol diperoleh L- hitung 0,0818 dan L-tabel 0,1519 sehingga postes kelas kontrol juga berdistribusi normal. Dalam bentuk table disajikan sebagai berikut:

Tabel 4.12 Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas

No Data

Kelas

L – hitung

L - tabel Kesimpulan

Dari tabel diatas diketahui bahwa data pre tes dan pos tes berdistribusi normal. Hal ini terlihat dari hasil pre tes dan pos tes kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

bahwa harga

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksud untuk mengetahui apakah kedua sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Dari lampiran uji homogenitas, di ketahui harga F untuk Uji homogenitasnya

dengan dk = k-1 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.13 Ringkasan Perhitungan Uji homogenitas

No Data

Dari tabel diatas diketahui bahwa sampel yang berupa kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang homogen. Hal ini terlihat dari harga terlihat dari hasil pre tes dan pos tes kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol bahwa harga

3. Hasil Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas diketahui bahwa sampel kedua Kelas adalah sampel yang berdistribusi normal dan memiliki Varians yang homogen , maka dilakukan uji hipotesis. Dalam penelitian ini menggunakan uji t. Uji hipotesis dilakukan degan uji t dua pihak yaitu membedakan rata rata hasil belajar postes siswa kelas control dan kelas eksperimen untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dan Konvensional pada materi Lingkaran di kelas VIII SMP N 3 Tanjung Morawa TP 2017/2018.

Hasil uji hipotesis taraf signifikan 0,05 dan dk = diperoleh

= -7,0448 dan sehingga didapat -7,0048 < -1,997 atau –

maka diterima dan ditolak. Kemudian dilihat dari hasil rata rata nilai pos tes kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas

kontrol. Secara ringkas hasil perhitungan uji hipotesis dinyatakan dalam table berikut :

Tabel 4.14 Ringkasan Hasil Perhitungan Uji t

Data Rata – rata t – hitung t – table Kesimpulan Eksperimen

79,47 Terdapat perbedaan

Control 69,41 berarti terdapat pengaruh

Berdasarkan tabel diatas, hasil perhitungan uji hipotesis nilai rata –rata postes kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh = -7,0448 <

dengan rata rata nilai postes yaitu kelas eksperimen sebesar 79,47 dikategorikan baik

dalam memenuhi nilai KKM dan rata rata kelas kontrol sebesar 69,41 dikategorikan cukup dalam memenuhi nilai KKM maka diterima dan ditolak sehingga diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi Project Based Learning (PjBL) dan konvensional kelas VIII pada materi Lingkaran di SMP N 3 Tanjung Morawa TP 2017/2018.

F. Pembahasan Hasil penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 3 Tanjung Morawa menggunakan sampel dua kelas yaitu kelas VIII-1 diajarkan dengan menggunakan strategi Project based Learning (Kelas Eksperimen) dan kelas VIII-2 menggunakan strategi Konvensional (Kelas Kontrol).

Hasil penelitian menunjukkan rata rata nilai pos tes siswa yang diajarkan

dengan strategi Project Based Learning (PjBL) adalah 79,47 dikategorikan baik

dalam memenuhi nilai KKM sedangkan yang diajarkan dengan strategi Konvensional (Kelas control) memperoleh rata rata pos tes sebesar 69,41 dikategorikan cukup dalam memenuhi nilai KKM. Hal ini membuktikan hasil belajar siswa yang menggunakan strategi pembelajaran Project Based Learning lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan strategi Convensional. Disamping itu, pada uji hipotesis t diperoleh t-hitung (-7,0448) dan t- tabel (-1,99656). Karena -(t-hitung) < -(t-tabel) maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Instrumen dalam penelitian ini berbentuk essay tes yang terdiri atas lima butir soal tentang Lingkaran dan unsur-unsurnya. Sebelum diuji, kelima soal ini telah divalidasi oleh seorang validator untuk melihat apakah setiap butir soal sudah sesuai dengan indikator-indikatornya. Setelah itu, kelima soal tersebut lebih dulu diuji coba untuk mengetahui validitas, reliabilitas, dan taraf kesukarannya. Setelah dihitung menggunakan rumus rumus statistika tersebut, diperoleh bahwa kelima butir soal dapat dipakai dan tidak satupun gugur. Sehingga kelima butir soal tersebut digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini. Adapun bentuk soal yang pertama yaitu tentang unsur-unsur lingkaran, bentuk soal kedua sampai dengan kelima yaitu tentang luas dan keliling lingkaran dengan model soal yang bervariasi.

Menurut Rusman, Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, elaborasi, penilaian , interpretasi, sintesis dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

Mengingat bahwa masing masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka pembelajaran yang berbasis proyek memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran berbasis proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik, dunia nyata hal ini akan berguna bagi atensi dan usaha peserta didik.

Sependapat dengan hal tersebut, Rostina menyebutkan dalam bukunya bahwa dengan menyadari hakekat matematika yang abstrak, sedang matematika harus disampaikan kepada semua kalangan siswa, termasuk didalamnya siswa yang taraf berfikirnya masih konkret, media pembelajaran atau belajar dengan menggunakan proyek merupakan suatu cara guna mengubah hakikat matematika yang bersifat abstrak menjadi konkret. Dengan demikian matematika dapat diberikan kepada semua tingkatan siswa.

Cara penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal, dan tidak harus sama antara orang yang satu dan yang lainnya. Pembelajaran matematika merupakan suatu yang utama dan untuk mempelajari matematika orang harus menjalani sendiri proses itu dan menemukan sendiri konsep-konsep matematika dengan bantuan guru.

Sukses atau tidaknya dalam belajar dapat ditentukan oleh hasil dari belajar itu sendiri dan dari makna apa yang telah dipelajari. Misalnya ada peningkatan dalam diri siswa tersebut seperti meningkatnya kepandaian, terampil, mempunyai prilaku yang baik, bertanggung jawab dan dapat hidup secara mandiri.

Senada dengan hal tersebut, Menurut Abdul Majid hasil belajar adalah hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu dari sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila Senada dengan hal tersebut, Menurut Abdul Majid hasil belajar adalah hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu dari sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila

Keberhasilan pembelajaran dari sisi guru dapat dilakukan dengan cara pemilihan dan penggunaan media serta strategi dan model pembelajaran yang sesuai yang dapat menarik para peserta didik untuk kreatif, inovatif, dan memperoleh hasil belajar yang memuaskan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Utami, Saleh dan Indaryati yang menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika dengan Model Project Based Learning dikelas X SMA Negeri 1 Indralaya dikategorikan baik dengan pelaksanaan 79,03% yang dilihat dari aktivitas dan hasil belajar siswa. Juga dibuktikan dalam penelitian yang dilaksanakan oleh Widyastuti bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model Project Based Learning pada materi pokok kubus dan balok kelas VIII semester 2 Sultan agung 3 Jepara, diperoleh hasil rata rata tes kemampuan pemecahan masalah adalah 78,84 yang dikategorikan baik.

Berdasarkan hasil temuan yang telah dipaparkan di atas, hasil temuan dalam penelitian ini menggambarkan bahwa model pembelajaran Project based Learning lebih cocok digunakan dibandingkan dengan model pembelajaran Konvensional dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi lingkaran. Disamping itu, model pembelajaran Project based Learning ini juga direkomendasikan oleh Kurikulum 2013 karena dianggap dapat menciptakan hasil belajar yang aktif, kreatif, dan inovatif sehingga mampu menciptakan masyarakat belajar yang lebih produktif. Selain itu, didapat pula kesimpulan bahwa dengan adanya motivasi yang diberikan teman sebaya melalui pembelajaran berkelompok siswa akan lebih terdorong dan terpacu dalam melakukan sesuatu kearah yang lebih baik. Contohnya, ketika Berdasarkan hasil temuan yang telah dipaparkan di atas, hasil temuan dalam penelitian ini menggambarkan bahwa model pembelajaran Project based Learning lebih cocok digunakan dibandingkan dengan model pembelajaran Konvensional dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi lingkaran. Disamping itu, model pembelajaran Project based Learning ini juga direkomendasikan oleh Kurikulum 2013 karena dianggap dapat menciptakan hasil belajar yang aktif, kreatif, dan inovatif sehingga mampu menciptakan masyarakat belajar yang lebih produktif. Selain itu, didapat pula kesimpulan bahwa dengan adanya motivasi yang diberikan teman sebaya melalui pembelajaran berkelompok siswa akan lebih terdorong dan terpacu dalam melakukan sesuatu kearah yang lebih baik. Contohnya, ketika

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan Project Based Learning dan Konvensional dimana siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Kooperatf tipe Project Based Learning memperoleh hasil belajar yang lebih Baik dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Konvensional.

G. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah direncanakan dengan sebaik baiknya dan berbagai upaya telah dilakuakn agar memperoleh hasil yang optimal. Namun, masih banyak beberapa factor yang sulit dikendalikan sehingga penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu sebagai berikut :

a) Diawal pembelajaran strategi pembelajaran Project Based Learning agak sulit diterapkan karena kebiasaan siswa yang belajar mengharapkan pengetahuan dari guru.

b) Terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dalam kelompok

c) Tidak semua siswa mudah menguasai materi pelajaran

d) Penelitian ini hanya dilakukan satu kelas pada Project Based Learning dan satu kelas pada Convensional, sehingga generalisasi tidak dapat dilakukan secara keseluruhan

BAB V PENUTUP

Dokumen yang terkait

LOKASI : SUMATERA BARAT ALAMAT : BALLROOM HOSPITAL UNP KOTA PADANG - SUMATERA BARAT

0 6 554

SALINAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAN NOMOR 12 TAHUN 2018 TENTANG - Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 12 Tahun 2018 Tentang Renstra Kemendikbud Tahun 2015-2019

2 4 28

Permendikbud Nomor 16 Tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Beserta Lampirannya

0 0 85

Permendikbud Nomor 19 Tentang Pola Karier Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

0 0 19

The implementation of listening team strategy to improve the student's ability in giving opinion at eleventh grade of SMA Cerdas Murni in 2017/2018 academic year - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 7

1. Speaking a. Definition of Speaking - The implementation of listening team strategy to improve the student's ability in giving opinion at eleventh grade of SMA Cerdas Murni in 2017/2018 academic year - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 50

The implementation of listening team strategy to improve the student's ability in giving opinion at eleventh grade of SMA Cerdas Murni in 2017/2018 academic year - Repository UIN Sumatera Utara

0 1 14

The implementation of listening team strategy to improve the student's ability in giving opinion at eleventh grade of SMA Cerdas Murni in 2017/2018 academic year - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 37

Qiyamut Tarbawiyatil Islaamiyati Fii Kitaabi Buluughil Maraami Baabul Jihaad - Repository UIN Sumatera Utara

0 4 76

Hukum transaksi jual beli selaput dara tiruaan menurut pandangan ulama mui Sumatera Utara (studi kasus di kelurahan denai kecamatan Medan Denai kota Medan) - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 108