EMPAT JENIS KUDA DAN EMPAT JENIS MANUSIA

EMPAT JENIS KUDA DAN EMPAT JENIS MANUSIA

[15/06 1:04 am] Madaka: Dalam Kitab Suci A ṅguttara Nikāya (IV, 113), Sang Buddha memberikan penjelasan kepada para

bhikkhu bahwa ada empat kuda keturunan murni yang bagus terdapat di dunia ini. Kuda yang hanya melihat bayang-bayang tongkat saja ia sudah langsung waspada & tergugah, siap untuk diberi tugas.

1. Kuda yang rambutnya disentuh tongkat baru ia waspada & tergugah, siap untuk diberi tugas.

2. Kuda yang ketika kulitnya ditusuk tongkat baru ia waspada & tergugah, siap untuk diberi tugas.

3. Kuda yang ketika disodok sampai ke tulang baru ia waspada & tergugah, siap untuk diberi tugas.

Sutta yang sama memberikan penjelasan bahwa ada empat jenis manusia di dunia ini.

1. Manusia yang ketika mendengar berita ada orang lain yang sedang sakit atau telah mati, ia tergerak dan tergugah untuk berbuat baik, mengarahkan dirinya menuju Kebenaran Tertinggi (Nibbāna).

2. Manusia yang melihat sendiri ada orang lain yang sedang sakit atau telah mati, ia tergerak dan tergugah untuk berbuat baik, mengarahkan dirinya menuju Kebenaran Tertinggi.

3. Manusia yang sanak keluarganya sendiri sedang sakit atau telah mati, ia tergerak dan tergugah untuk berbuat baik, mengarahkan dirinya menuju Kebenaran Tertinggi.

4. Manusia yang dirinya sendiri sedang sakit dan terancam akan mati, ia tergerak dan tergugah untuk berbuat baik, mengarahkan dirinya menuju Kebenaran Tertinggi.

Kebajikan menuju Kebenaran Tertinggi Dana adalah dasar dalam melakukan kebajikan, di samping s ῑla dan bhāvanā. Dana adalah

memberi. Dalam Dhamma pemberian dapat dilakukan yang bersifat materi maupun non materi. Arah dari tujuan kebajikan ini adalah menuju terealisasinya Kebenaran Tertinggi (N ibbāna).

Kepada siapa dana diberikan? Cetiyamhi ca sa ṅghe vā, puggale atithῑsu vā. Mātari pitari vāpi, athojeṭṭhamhi. Dalam Nidhikaóòa

Sutta, gâthâ ke tujuh dijelaskan bahwa dana dapat diberikan kepada:

1. Cetiya (pembangunan tempat pemujaan kepada Sang Bu ddha/ vihāra),

2. Sa ṅgha, pesamuan orang-orang suci,

3. Puggala, orang-orang yang membutuhkan,

4. Atithi, tamu yang datang berkunjung,

5. Mātā-pita, ayah-ibu, kedua orang tua,

6. Bhatari, saudara tua. Manfaat-manfaat Berdana Dalam Kitab Suci A ṅguttara Nikāya (V, 31) terdapat percakapan antara Sang Buddha dan Putri

Sumana. Putri Sumana bertanya tentang kelahiran kembali dari dua orang siswa yang sama dalam

keyakinan, kemoralan dan kebijaksanaan, tetapi yang satu pemberi dana yang lain bukan pemberi dana.

Sang Buddha memberikan jawaban bahwa dalam kelahiran surgawi (menjadi dewa) dan kelahiran duniawi (menjadi manusia) dari dua orang tersebut akan terdapat perbedaan. Yang memberi dana akan melampaui bukan pemberi dana dalam hal: usia, keelokan, kebahagiaan, kemasyuran, dan kekuatan.

Demikian juga jika seandainya keduanya menjadi bhikkhu, si pemberi dana akan melampaui bukan pemberi dana dalam hal menerima empat kebutuhan pokok dan menerima keramahan dari bhikkhu lain.

Putri Sumana masih bertanya lagi: “Bhante, jika keduanya mencapai tingkat Arahat, apakah masih ada perbedaan di antara keduanya?”

Sang Buddha, “Dalam hal itu, Sumana, Ku nyatakan tidak akan ada perbedaan antara satu pembebasan dan pembebasan lain.”

Putri Sumana menyatakan kekagumannya atas penjelasan Sang Buddha. Kini ia mengerti bahwa kebajikan berdana dapat membantu seseorang menjadi dewa, membantu sebagai manusia, dan membantu sebagai bhikkhu.

Pemberian Superior Dalam Kitab Suci A ṅguttara Nikāya (V, 148), Sang Buddha menjelaskan bahwa ada lima macam

pemberian dana yang superior.

1. Memberi dengan keyakinan,

2. Memberi dengan penuh hormat,

3. Memberi pada saat yang tepat,

4. Memberi dengan hati yang dermawan,

5. Memberi tanpa menjelekkan.