Gaya dan Tujuan Hidup yang Dikuantifikasikan

Gaya dan Tujuan Hidup yang Dikuantifikasikan

If you don't set a baseline standard for what you'll accept in life, you'll find it's easy to slip into behaviors and attitudes or a quality of life that's far below what you deserve. ~Anthony Robbins

Langkah berikut yang perlu Anda lakukan adalah mengkuantifikasikan gaya dan tujuan hidup. Apabila Anda adalah orang yang tidak suka dengan angka, sebaiknya mulai membiasakan diri untuk belajar dekat dengan angka. Di sini saya tidak mengajarkan Anda untuk menjadi orang yang mata duitan maupun menjadi seorang “kapitalis” murni.

Bukan itu, namun ingatlah selalu bahwa apapun yang Anda lakukan dalam hidup merupakan suatu kumpulan enerji. Setiap kali Anda perlu membayar sesuatu

untuk kepentingan apapun dengan uang, sesungguhnya Anda sedang berbarter enerji yang dikuantifikasikan dalam Rupiah maupun mata uang lainnya.

Gunakan angka untuk menemukan sesungguhnya berapa uang yang perlu Anda keluarkan dan dapatkan untuk bisa hidup dalam gaya hidup yang Anda harapkan. Namun mulailah dulu dengan gaya hidup yang optimal. Jika Anda merasa sekarang gaya hidup Anda tidak optimal, karena tidak bisa berpesiar setiap tiga bulan sekali misalnya, gunakan patokan gaya hidup yang sekarang Gunakan angka untuk menemukan sesungguhnya berapa uang yang perlu Anda keluarkan dan dapatkan untuk bisa hidup dalam gaya hidup yang Anda harapkan. Namun mulailah dulu dengan gaya hidup yang optimal. Jika Anda merasa sekarang gaya hidup Anda tidak optimal, karena tidak bisa berpesiar setiap tiga bulan sekali misalnya, gunakan patokan gaya hidup yang sekarang

Saya hanya ingin meningkatkan kesadaran Anda bahwa segala sesuatu yang kita lakukan dan kita miliki sesungguhnya bisa dinilai dengan uang. Bagi saya, uang

adalah suatu bentuk kuantifikasi dari enerji. Sebagimana semua jenis

enerji, pasti ada yin dan yang-nya. Ada yang positif (uang halal) dan yang negatif (uang haram). Uang halal bisa berubah menjadi uang haram dan sebaliknya, tergantung dari enerji sekeliling uang itu. (Tapi saya tidak menyarankan “money laundry.” Ya. Tabu buat saya. Asal-muasal uang haruslah positif, jangan sekali-kali dari perbuatan tidak terpuji, termasuk korupsi.)

Mulailah dengan pengeluaran Anda setiap bulan, setiap minggu, bahkan setiap hari. Buatlah pos-pos pengeluaran. Gunakan ini sebagai pedoman dasar untuk biaya-biaya per bulan.

Biaya makan (pagi, siang, dan malam) Biaya transportasi (Anda, pasangan, anak-anak, setiap kali jalan maupun bolak-balik) Biaya pakaian dan sepatu Biaya listrik, gas, dan air Biaya pemungutan sampah Biaya alat-alat pembersih rumah tangga Biaya obat-obatan dan suplemen kesehatan Biaya perawatan mobil dan motor Biaya asuransi mobil Biaya asuransi rumah Biaya asuransi kesehatan Biaya cicilan rumah Biaya cicilan mobil Biaya hiburan (TV kabel, sewa video, nonton bioskop, dan makan di luar) Biaya Internet Biaya binatang piaraan Biaya pendidikan anak Biaya pendidikan diri sendiri dan pasangan Biaya langganan majalah dan suratkabar Biaya keanggotaan (fitness, klub, dan keanggotaan lainnya) Biaya kesehatan binatang piaraan Biaya pembelian barang-barang lain yang tidak terduga (elektronik, komputer, dan perabotan rumah tangga)

Supaya mempermudah proses kuantifikasi biaya-biaya dasar ini, saya gunakan Rp. 10 juta sebagai contohnya. Anggaplah total pengeluaran Anda sekeluarga Supaya mempermudah proses kuantifikasi biaya-biaya dasar ini, saya gunakan Rp. 10 juta sebagai contohnya. Anggaplah total pengeluaran Anda sekeluarga

Anggaplah Anda bekerja secara optimal 8 jam per hari. Yang dimaksud di sini adalah jam-jam kerja di mana Anda sungguh-sungguh menghasilkan uang, bukan ketika berada di jalan bermacet-macet di tempat kerja dan ketika menunggu manajer Anda di dalam ruang meeting. Maka, setiap jam-nya, Anda perlu menghasilkan Rp. 62.500,- (enam puluh dua ribu dan lima ratus Rupiah). Jika Anda adalah pegawai, jelas menghasilkan Rp. 10 juta hanyalah tergantung oleh gaji Anda.

Anda sudah mengenali minat, talenta, dan gaya belajar, bukan? Sekarang gunakan informasi tersebut untuk mencari inti dari keunikan Anda. Ini bisa Anda gunakan sebagai dasar dari mencari “uang sampingan,” apabila ternyata penghasilan full-time Anda tidak mencukupi untuk gaya hidup yang Anda idam- idamkan.

Namun satu hal yang agak “tricky” di sini adalah untuk tidak

menggunakan angka sebagai goal perjalanan sukses Anda. Namun, angka tersebut sebaiknya dijadikan motivasi sekunder belaka, karena yang ingin saya tekankan di sini adalah dengan adanya mindset sukses, yang sesungguhnya bersifat spiritual (alias “internal,” kalau istilah “spiritual” terlalu berat), itu sudah cukup untuk mengantarkan Anda kepada pilihan-pilihan hidup yang ujung- ujungnya akan membawa “berkat” dalam bentuk uang.

Intinya, Anda perlu menyadari bahwa untuk bisa mencapai gaya hidup

tertentu, berapa penghasilan per jam yang perlu Anda hasilkan. Saya sendiri mempunyai beberapa level sumber penghasilan.

Pertama, penghasilan yang no work, no pay. Ini adalah pekerjaan yang mesti saya pertanggungjawabkan kepada atasan saya. Dalam hal ini posisi saya sebagai pengajar. Bagi mayoritas pembaca ini mungkin adalah penghasilan full-time di kantor.

Kedua, penghasilan yang rolling alias passive income. Ini saya dapatkan dari royalti buku-buku print dan elektronik saya. Untuk sebagian besar rekan saya yang punya beberapa Web site, mungkin penghasilan dari AdSense bisa dikategorikan ke dalam jenis penghasilan ini. Bisa juga dari menyewakan properti kepada orang lain. Bisa juga dari beberapa jenis intellectual properties, seperti film dan CD lagu-lagu (bahkan MP3 files yang mudah dijual per download online).

Ketiga, penghasilan windfall, alias penghasilan besar yang datang hanya

sekali-sekala saja. Ada beberapa teman dekat saya yang juga merangkap sebagai agen properti. Penghasilan dari penjualan properti termasuk besar, namun paling hanya satu atau dua properti per bulan yang biasanya mereka peroleh. Bagi saya, proyek-proyek konsulting termasuk kategori ini pula.

Keempat, penghasilan dari investasi. Jika memungkinkan, Anda bisa coba mutual funds yang termasuk lebih konservatif daripada investasi-investasi lainnya. Apabila harga properti di daerah Anda masih bergerak naik, ini bisa dijadikan salah satu penghasilan yang cukup menjanjikan karena capital gain dari properti biasanya cukup tinggi.

Kelima, idealnya adalah memiliki beberapa merek dagang yang bisa digunakan untuk menelurkan produk-produk yang bisa dilisensikan maupun dibuatkan produknya dengan private label (alias tinggal pesan dengan manufaktur untuk menggunakan merek tersebut). Ini agak rumit karena memerlukan feasibility study yang cukup mendalam, namun bukan tidak mungkin.

Lihat saja betapa banyak new franchises di Indonesia, dari yang jualan kue sampai dengan jualan pecah-belah. Asalkan ada ide, keberanian, dan kemampuan untuk menyelesaiakan apa yang dimulai, tidak mustahil untuk mempunyai merek dagang yang cukup ampuh.

Tips Sukses

• Uang adalah enerji yang dikuantifikasikan. • Kuantifikasikan gaya hidup dan tujuan (goal) hidup Anda. Sadarilah

berapa nilai enerji yang perlu dikuantifikasikan ini untuk mencapai semua itu.

• Hitunglah nilai per jam yang perlu Anda raih untuk mencapainya. • Ada lima jenis penghasilan yang bisa dikombinasikan untuk

memaksimalkan penghasilan. • Ingatlah bahwa mindset sukses yang internal adalah penentu kesuksesan

eksternal (bernilai uang), bukan sebaliknya.