Pertama, citra ini merupakan salah satu fondasi dari mindset

Pertama, citra ini merupakan salah satu fondasi dari mindset

supaya semua tindakan kita didasarkan olehnya, bukan untuk menipu siapa pun.

Kedua, citra ini membangun lingkaran-lingkatan positif berdasarkan nilai-nilai positif yang kita bangun.

Ketiga, tentu kita sebagai manusia tidak bisa 100% memenuhi citra

positif kita, karena kita punya perasaan bermacam-macam ragamnya, yang kadang-kadang bisa muncul ke permukaan tanpa kita inginkan.

Saya kenal salah satu tokoh nasional di Indonesia yang bercitra sangat ramah dan gemar bergaul, serta merupakan pendengar yang baik. Memang benar itu citra dirinya yang sangat saya kagumi. Namun, di kesehariannya, ia dikenal juga sebagai seorang playboy alias senang wanita-wanita yang muda dan cantik.

Apakah berarti ia menipu orang lain dengan citranya yang ramah dan gemar bergaul serta pendengar yang baik, padahal ia seorang pria yang “genit”? Sebenarnya tidak, karena itu adalah dua hal yang berbeda. Seperti juga Martha Stewart yang kelihatan sebagai seorang ibu rumah tangga yang kreatif namun di baliknya adalah seorang pebisnis tangguh yang punya standar sangat tinggi terhadap karyawan-karyawannya.

Jadi, citra apa yang ingin kita tonjolkan kepada dunia itulah yang akan pertama kali ditangkap oleh dunia luar. Sekali lagi izinkan saya gunakan diri sendiri sebagai contoh. Saya pernah mendengar pendapat teman-teman saya bahwa saya adalah orang yang cerdas, keras hati, namun baik hati dan senang membantu orang lain.

Mungkin ini adalah citra yang secara tidak sadar saya pancarkan ke luar. Namun, teman-teman dekat saya pasti juga bisa membaca bahwa kepribadian saya tidak selalu ramah, kadang-kadang bloon, kadang-kadang cengeng, mudah tersentuh akan kebaikan hati orang lain, dan suka jenuh dengan hidup di dunia yang penuh Mungkin ini adalah citra yang secara tidak sadar saya pancarkan ke luar. Namun, teman-teman dekat saya pasti juga bisa membaca bahwa kepribadian saya tidak selalu ramah, kadang-kadang bloon, kadang-kadang cengeng, mudah tersentuh akan kebaikan hati orang lain, dan suka jenuh dengan hidup di dunia yang penuh

Apakah ini berarti saya membohongi dunia dengan citra dan kenyataan yang sering kali tidak berjalan bersamaan? Sekali lagi tidak. Citra merupakan

harapan positif akan diri kita yang kita tonjolkan ke luar. Jadi, alam bawah sadar saya selalu memproyeksikan hal-hal tersebut ke luar. Sedangkan sebagai manusia biasa, saya pasti tidaklah sempurna, walau pun citra saya adalah orang yang sophisticated, cerdas, dan baik hati

(walah, terlalu PD nih). Saya bisa kesal dan sinis pula terhadap orang lain, karena perasaan-perasaan ini sangatlah manusiawi, dan siapa pun bisa merasakannya.

Jadi, jangan pula mengatakan bahwa “saya tidak sebaik citra yang saya tonjolkan” karena semua orang termasuk Anda pasti juga demikian. Namun, apakah karena kita semua tidak akan bisa 100% memenuhi citra diri kita yang positif, maka sebaiknya kita tidak mendefinisikannya? Tidak juga.

Kita perlu membuat suatu cetak biru akan diri kita yang akan selalu mengingatkan kita untuk berbuat sesuai dengannya. Berusahalah menjalankannya dengan sebaik mungkin.

Beberapa pilihan “citra diri” yang bisa dipertimbangkan termasuk yang berikut ini, namun sebenarnya masih banyak yang lainnya yang bisa Anda tambahkan sendiri.

Baik hati Pandai Suka menolong orang lain Teguh pendirian Cerdas Berjiwa pemimpin Berhati penuh syukur Kepribadiannya menarik Mudah bergaul Berkelas Bijaksana Ramah dan murah senyum Gembira Pemaaf

Namun jangan masukkan “sukses” dan “kaya” ke dalam “citra diri” yang sedang Anda rancang karena kebebasan finansial dan pengakuan sebagai seorang sukses Namun jangan masukkan “sukses” dan “kaya” ke dalam “citra diri” yang sedang Anda rancang karena kebebasan finansial dan pengakuan sebagai seorang sukses

Lalu apa lagi? Cetak biru citra diri Anda hendaknya menjadi pegangan ketika Anda mengalami konflik di dalam diri Anda. Apa yang mesti Anda perbuat dalam keadaan yang membutuhkan suatu jawaban yang gamblang? Nah, dalam keadaan seperti ini, gunakan citra diri Anda sebagai instrumennya. Tanya ke dalam diri Anda, niscaya hidup Anda akan mempunyai kompas yang lebih jelas dan hati akan menjadi semakin damai karena mengenal diri sendiri lebih baik.

Apa yang akan dilakukan oleh seorang pintar dalam keadaan seperti ini? Apa yang akan dilakukan oleh seorang “berkelas” dalam keadaan seperti ini? Apa yang akan dilakukan oleh seorang baik hati dalam keadaan seperti ini? Apa yang akan dilakukan oleh seorang pemberani dalam keadaan seperti ini?

Tips Sukses

• Untuk memproyeksikan mindset sukses ke luar sehingga Anda dikenal

sebagai seseorang yang sukses, ada tiga elemen penting: tujuan (obyektif), posisi, dan citra diri.

• Tujuan hidup merupakan fondasi dari mindset sukses yang merupakan

pengikat kita dengan alam semesta karena kita semua adalah bagian dari alam. Tujuan hidup ini mesti ditujukan untuk kepentingan alam (manusia lain, binatang, maupun bumi semesta). Bisa juga ditujukan untuk kepentingan keluarga sendiri, yang penting bukan untuk hal-hal negatif dan bukan untuk gengsi diri sendiri.

• Posisi diri adalah tempat kita di dalam alam dan masyarakat, jadi bagaimana kita menempatkan diri kita supaya bisa bisa tumbuh maksimal dan memberi sumbangsih maksimal.

• Citra diri adalah cetak biru tindakan kita yang terpancar ke luar. Jangan khawatir jika kadang-kadang tindakan kita “meleset” dari cetak biru tersebut karena kita semua adalah manusia biasa. Namun, sedapat mungkin kita gunakan cetak biru tersebut untuk bertindak di dalam hidup,

termasuk ketika mengatasi berbagai masalah.

Inventarisasi Talenta, Minat, dan