2 TM Langkah Menuju Perubahan
Materi 2
LANGKAH MENUJU PERUBAHAN
Challenge Management ?? Danger Zone ?? Danger Zone CHANGE
Banyak orang yang jujur, setia, dan pinter ternyata tak menjadi apa-apa, bahkan mereka frustasi dan berpandangan negatif terhadap segala hal.
Kenapa?, Karena mereka sejak awal berlindung di bawah selimut kenyaman
(Confort Zone), padahal untuk berubah
dibutuhkan keberanian untuk keluar dari selimut itu dan bergelut dengan
Hukum “20-60- Upaya 20”
?? ??
- ??
Danger Danger Resiko Reward
Zone Zone Reward Upaya
Ada 3 Tipe orang dalam perubahan: Comfort
- Resiko
Comfort Zone
- • 20% Gung Ho
Zone
- • 60% Wait & See
20% DARI TIM ANDA ADALAH “GUNG HO” Ketika Anda menawarkan Reward lebih besar dari upaya, anak buah Anda akan melihat hal ini sangat bagus Namun, tidak serta merta seluruh anggota Anda bergerak. Kenyataannya, hanya 20% yang akan menanggapi dan mulai melaksananakan.
Kelompok 20% kita namakan ‘Gung Ho”. ‘Gung Ho’ adalah orang2 yang memiliki sikap positif dan selalu mendukung upaya manajemen, misalnya, Anda ingin memulai gerakan masuk kantor on time. Maka hanya
60% DARI TIM ANDA ADALAH W & S
Lalu Anda akan memiliki 60% orang yang kita sebut W & S (Wait & See) Orang2 ini memilih untuk menunggu (wait) dan mengamati (see) apakah kelompok Gung Ho, sanggup melakukan perubahan atau tidak. Bagi mereka, kalau Gung Ho yg adal dan tak ubahnya Kopasus, kita tidak sanggup, buat apa mereka mencoba jika Gung Ho gagal tiba di DZ, sang WS akan bilang Tuh..kan, saya bilang juga apa. SI Gung Ho aja gagal, apalagi kita! Untung saya tidak mencoba!, yang pintar ya saya,,,. Yang bego… si Gung Ho, reward sih boleh-boleh saja….., …. Nah setelah Gung Ho berhasil berubah, Kel. WS tuh
20% DARI TIM ANDA ‘BRUCE WILLS” Setelah Gung Ho sukses dan mendapatkan Reward, kelompok W & S batu kan jalan, ketika sama2 jalan,
kelompok itu ketemu dengan 20% orang lainnya yang kita
sebut Brue Wills, kepaka kita sebut begitu ?, karena Bruce Wills terkenal dalam perannya di Film Die Hard, orang-orang ini alot tidak pernah mau berubah sampai kapanpun selalupun W & Ssudah teriak-teriak ayo… jalan dong…, respon Bruce Wills
enteng saja iya…., sialakan jalan saya disini saja, saya do’a in deh…., sukses…. Ya, mereka memberi argumen tambahan Dalam hidup ini mau mencapai apa lagi sih…, kalau mengejar materi terus itu tidak akan ada habisnya, 1 bulan
THE 7 STAGE
PROCESS OF MANAGING CHANGE
Step 1 Anticipate Change Step 7 Continuous Learning and Change Step 2 Identify The ChangeStep 3 Mobilize Resource for Change Step 6 Reinforce Success
THE 7 STAGE
PROCESS OF MANAGING CHANGE 1.
(mengantisifikasi Perubahan) Anticipate Change 2.
(mengidentifikasi Identify The Change perubahan) 3.
(Menggalang Mobilize Resource for Change Sumberdaya) 4.
(Menjual Perubahan) Sell The Change 5.
(Mendobrak Zona Break Down Comfort Zone Nyaman) 6.
Memberikan Penghargaan) Reinforce Success (
STEP 1 : ANTICIPATE CHANGE
(MENGANTIFIKASI PERUBAHAN)
Ini menyangkut mindset. Anda harus mempersiapkan tim Anda untuk sigap, mengubah mindset tentang perubahan dan selalu siap berubah.
STEP 2 : IDENTIFY THE CHANGE
(MENGIDENTIFIKASI PERUBAHAN)
Agar terus berkembang dan memenangi persaingan, ada banyak perubahan yang harus kita lakukan. Mengingat sumber daya dan waktu selalu terbatas, perubahan mana saja yang perlu dilaksanakan dan mana yang perlu ditunda?
Bagaimana cara menyusun prioritas perubahan .
STEP 3 : MOBILIZE RESOURCE FOR CHANGE (MENGGALANG SUMBER DAYA UNTUK PERUBAHAN)
Apabila Anda menjalankan langkah 3 dengan baik, Anda harus segera menggalang sumber daya sehingga mereka melihat bahwa Anda telah mulai melakukan perubahan.
Namun, kalau Anda lamban dalam menggalang sumber daya, orang-orang Anda tidak melihat gerakan apapun dan semangat
STEP 4 : SELL THE CHANGE (MENJUAL PERUBAHAN)
Ini adalah langkah paling penting apabila langkah ini dilakukan dengan baik, tim Anda akan lebih mau dan bersemangat untuk berubah.
Jika Anda tidak menangani hal ini dengan baik, mereka akan lebih enggan (atau bahkan menentang) untuk berubah.
STEP 5 : BREAK DOWN COMFORT ZONE
(MENDOBRAK ZONA KENYAMAN) Langkah ini sungguh penting untuk mendukung serta memperlancar dan mempercepat proses perubahan.
STEP 6 : REINFORCE SUCCESS (MEMBERIKAN PENGHARGAAN)
Langkah ini sangat penting untuk menghargai mereka yang melakukan perubahan, untuk memperkuat upaya mencapai sukses, dan untuk menunjukan kepada kelompok W & S bahwa Anda menepati janji reward Anda.
Ingat, kelompok W & S Anda selalu mengamati
STEP 7 : CONTINUOUS LEARNING AND CHANGE (BELAJAR DARI PENGALAMAN DAN TIDAK BERHENTI BERUBAH)
Selamat. Anda telah berhasil memimpin dan mengelola tim Anda untuk melakukan perubahan, Anda telah selesai melewati satu putaran.
Sekarang mari kita sambut perubahan pada ronde berikutnya!
PENYEBAB KEGAGALAN DALAM (1) PERUBAHAN
Tidak mampu menumbuhkan perasaan diantara anggota organisasi bahwa perubahan merupakan satu hal yang sangat mendesak dan sebuah keharusan ( no sense
of urgency )
Tidak mampu menggalang kelompok pendukung perubahan yang kuat.
PENYEBAB KEGAGALAN DALAM
(2) PERUBAHAN Tidak ada visi atau visi yang kurang jelas.
Tidak mengkomunikasikan visi secara intensif dan dengan baik agar visi tersebut menjadi visi bersama dan menjadi bermakna bagi anggota organisasi.
Tidak menghilangkan hambatan terhadap tumbuhnya dan berkembangnya visi dan sikap
baru, khususnya hambatan yang bersumber
PENYEBAB KEGAGALAN DALAM (3) PERUBAHAN
Tidak ada perencanaan dan usaha sistematik untuk mencapai keberhasilan jangka pendek.
Terlalu cepat merasa berhasil
Tidak berhasil mentransformasikanpandangan, cara-cara atau sikap baru menjadi budaya organisasi
DASAR TEORI DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PERUBAHAN
Organizational Development Approach (Richard Beckhard), dengan karakteristik : Terencana berdasarkan kesesuaian dengan sumberdaya.
Manajemen puncak berkomitmen pada proses perubahan
Ditujukan untuk meningkatkan efektivitas organisasi
dalam mencapai misi Berjangka panjang (2-3 tahun) Berorientasi pada “action” Merubah sikap dan perilaku Berbasis pada pengalaman Berbasis pada bentuk grup dan tim.MENGKAITKAN VISI DENGAN PERUBAHAN (CH. 9)
Konten Visi yang bermakna
Konteks mempengaruhi visi
Proses melahirkan visi
Kegagalan visi
Mengkaitkan visi dengan perubahan
KARAKTERISTIK VISI YANG BAIK Jick (1989) Kotter (1996) Jelas dan ringkas Dapat dibayangkan Mudah diingat Diharapkan Menarik dan menantang Layak dicapai Terpusat pada keunggulan Fleksibel, mudah disesuaikan
Stabil sekaligus fleksibel Mudah dikomunikasikan
Dapat dicapai dan nyata
KONTEKS MEMPENGARUHI VISI
Organisasi kaku
Organisasi berani berubah
Organisasi “overmanaged” (gaya lama)
Organisasi bebas berubah
PROSES MELAHIRKAN VISI (NUTT AND BACKOFF)
Pendekatan Dominasi pemimpin : Pemimpin menetapkan visi, anggota menjalankan proses kegiatan
Pendekatan “Pump-priming”: Pimpinan memberikan ide dasar, kelompok/grup/tim dibiarkan mengembangkan visi
Pendekatan Fasilitasi : Pengembangan visi secara bersama-sama melibatkan anggota
SEBAB KEGAGALAN VISI
Terlalu spesifik
Terlalu samar-samar
Kurang memadai
Tidak realistis
MENGKAITKAN VISI DENGAN PERUBAHAN
Tiga perdebatan visi dikaitkan dengan perubahan organisasi
Apakah visi menjadi penggerak proaktif perubahan atau muncul sebagai lawan perubahan
Apakah visi membantu perubahan atau menghalangi perubahan
Apakah visi baik untuk pemimpin yang heroik, kharismatik
STRATEGI DAN KETRAMPILAN
Proses komunikasi
Pemodelan proses komunikasi
Pengaruh bahasa, kekuasaan, jender, dan
emosi Strategi mengkomunikasikan perubahan
Dapatkah berkomunikasi terlalu sering ?
Batasi kata-kata, tingkatkan partisipasi
Pendekatan Kontinjensi
Media Komunikasi
BAURAN KOMUNIKASI Content Voice Tone Medium Frequency
POTENSI MASALAH DALAM PROSES KOMUNIKASI
Pesan terlalu banyak
Melebihi kapasitas kemampuan penerima pesan.
Distorsi dalam pesan
Misinterpretasi karena beda keinginan
Pesan membingungkan
Visi perubahan tidak secara jelas diterjemahkan kedalam rencana tindakan
Jelaskan perubahan apa Spesifikasikan maksud Mengapa perlu berubah?
Mengkomunikasikan untuk Tips Pertanyaan untuk dicermati
perubahan berubah Diskusikan kebutuhan untuk Jelaskan mengapa Perubahan seperti apa ? perubahan Tentukan rencana perubahan Gunakan bantuan gambar Bagaimana proses perubahan membutuhkan perubahan perubahan, baik buruknya Buat kasus bisnis yang Biarkan staff memahami lingkup Siapa yang akan terlibat ? Supervisor-supervisor sasaran Buat komunikasi dua arah Kapan perubahan dilaksanakan ? berjalan ? belajar yang baru Menunjukkan kemajuan yangDukung perubahan dengan cara
Pelembagaan aliran informasi Jangan batasi komunikasi berasal dari perubahan KASIKA N Buat sendiri model perubahan MENGK PERUB OMUNI AHANKETRAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN PERUBAHAN (CH. 11)
Ketrampilan komunikasi untuk melibatkan orang lain dalam proses perubahan
Mendengarkan sebagai ketrampilan komunikasi : dialog, membangun komunitas, pemahaman bersama dalam pikiran dan perasaan, tidak mengadili, mengidentifikasi asumsi (menghindari salah paham), bertanya dan bercermin
(untuk membangun pemahaman bersama yang baru).
Menceritakan Kisah-kisah (perubahan) Menjual ide perubahan dari bawah ke atasToxic – Handlers Mengambil alih kekacauan, kesedihan, frustasi, kemarahan yang ada dalam organisasi
MENGKONSOLIDASIKAN PERUBAHAN
Langkah-langkah mengkonsolidasikan perubahan
Desain ulang peran-peran
Desain ulang sistem penghargaan (reward)
Kaitkan keputusan seleksi pada tujuan perubahan
Bertindak konsisten melalui langkah advokasi
Berikan dukungan pada tindakan sukarela berinisiatif
Mengukur progres perubahan
MENGKONSOLIDASIKAN PERUBAHAN (CH. 12)CONT.
Beberapa hal perlu mendapat perhatian Mengharap hasil yang tak terduga. Hasil baik dan hasil buruk bisa saja terjadi.
Waspada dengan keterbatasan-keterbatasan pengukuran.Cara-cara baru menuntut pengukuran baru. Pengukuran lama tidak lagi mampu menjelaskan cara baru.
Jangan menyatakan keberhasilan terlalu dini. Merayakan keberhasilan, wajar. Menyatakan menang perang dapat mengakibatkan bencana.
Hati-hati dengan meningkatnya komitmen. Tidak semua perubahan berhasil. Jika hasilmya tidak baik, dapat dipertimbangkan kembali. Terlalu berkomitmen justru merugikan organisasi
PENGEMBANGAN ORGANISASIONAL
Menurut Cummings & Worley diarahkan untuk sebuah perubahan yang terencana (planned change) guna meningkatkan keefektifan dan kapabilitas untuk melakukan perubahan itu sendiri Dilakukan oleh manajer, seringkali dibantu praktisi OD dari dalam atau luar Planned change ini dilakukan untuk: memecahkan persoalan, belajar dari pengalaman, membentuk dan men-shared persepsi, beradaptasi dengan perubahan lingkungan, meningkatkan kinerja, dan