Pemahaman Kritikal

2. Pemahaman Kritikal

Pemahaman kritikal dalam bagian ini mengisyaratkan sebuah aspek yang berkaitan dengan pemahaman dan evaluasi konten dan media. Bagian ini terbagi lagi menjadi tiga bagian pemahaman mengenai konten media dan fungsinya, pengetahuan mengenai media dan regulasi media, dan prilaku pengguna. Pada bagian pertama, yaitu pemahaman mengenai media dan fungsinya ini berisikan memahami isi dari informasi, Pemahaman mengenai konten dan konteksnya menunjukan kemampuan individu membaca dan memahami pesan atau isi media. Hal ini mengisyaratkan mencakup proses kognitif yang mempengaruhi praktek pengguna dalam menghadapi informasi yang mereka dapatkan. Bagian kedua, pengetahuan mengenai media dan regulasi media yaitu diamana posisi peraturan-peraturan mengenai media atau peraturan jurnalistik serta

Jurnal Ilmiah Pesantren, Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2018

peraturan UU ITE menjadi pinjakan untuk terakhir kemampuan untuk berkomunikasi dan mengevaluasi system media dan fungsinya, hal

berpartisipasi melalui media online. Ini mencakup pengetahuan tentang konvensi,

Prospek pengajaran literasi media di peraturan dan norma-norma yang berdampak

lingkungan sekolah menengah (SMP/SMA/ pada media, dan hukum, pihak berwenang,

yang sederajat) hingga saat ini masih belum pengetahuan tentang pemangku kepentingan.

digalakkan, kendati hal tersebut sangat Ketiga prilaku pengguna, pada bagian ini

dimungkinkan pengajaran melek media didasarkan pada kemampuan semiotik dan

(media literasi) diberikan kepada para siswa. linguistik, dan memungkinkan pengguna

Harus diakui bahwa tema melek media untuk mengeksplorasi, mendapatkan dan

saat ini memang belum dimasukkan dalam menggunakan informasi, untuk kontekstualisasi

mata pelajaran di sekolah, akan tetapi hal itu, untuk mengevaluasi, menganalisis dan

tersebut masing sangat dimungkinkan untuk menyadari validitas dan utilitas dalam kaitannya

diintegrasikan dengan mata pelajaran lain dengan menetapkan tujuan. Meta pengetahuan

secara terkait.

diperlukan dalam pemahaman kritikal, yang Dalam hal ini, kreativitas para pendidik memungkinkan pengguna untuk mengevaluasi

atau guru sangat diperlukan, termasuk aspek media dengan cara membandingkan

pendidikan informal (di lingkungan rumah) jenis dan sumber informasi yang berbeda, dan

para orang tua sangat diharapkan mampu untuk tiba pada kesimpulan tentang kebenaran dan

memahamkan kepada anak-anak mereka sebagai kesesuaian, serta membuat pilihan informasi

generasi penerus bangsa agar dampak-dampak (Tornero, Paredes, Giraldo, Tejedor, Fernandez.

negatif media dapat dihindari sedini mungkin. 2010).

Pengajaran maupun pembelajaran melek media ini sesungguhnya bertujuan untuk mencerdaskan

3. Kemampuan Berkomukasi Dan

generasi muda dalam memanfaatkan media,

Partisipasi (Kompetensi Sosial)

belajar menginterpretasikan pesan dan juga Kemampuan berkomukasi dan partisipasi

untuk memberdayakan setiap individu dalam merupakan kemampuan seseorang dalam

memperlakukan media.

melakukan komunikasi dan membangun relasi Disamping itu, dengan dimilikinya sosial melalui media internet serta mampu

kemamapuan literasi media, maka akan memproduksi konten pada media internet.

memberikan manfaat bagi remaja dalam Adapun tiga komponen dalam bagian ini

mengakses, memilah dan memilih informasi, yaitu, hubungan sosial yaitu kemampuan

mana yang layak dan mana yang tidak layak untuk membangun relasi sosial, berpartisipasi

untuk dikonsumsi sesuai dengan nilai-nilai dalam lingkungan masyarakat melalui media

Islam. Interaksi remaja dengan internet social, dan kreasi konten yaitu kemampuan

merupakan realitas maya yang tidak boleh membuat dan memproduksi konten pada media

mengesampingkan nilail-nilai keislaman. internet. Dari paparan beberapa ahli di atas

Apaabila remaja dalam mengakses media memiliki garis benang merah bahwa dalam

social berpijak pada nilai-nilai keislaman, maka literasi media baru seseorang harus dapat

dampak-dampak negative yang ditimbulkan mengakses dalam artian memiliki kemampuan

dari interaksinya dengan media social akan teknikal, kemudian dapat menganalisis dan

dapat diantisipasi.

mengevaluasi atau kemampuan kritikal, dan

PENDIDIKAN ISLAM DAN TANTANGAN ABAD 21: URGENSI DAN METODE LITERASI MEDIA SOSIAL BAGI REMAJA MUSLIM (Muhammad Zuhaery)

F. SIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Berdasarkan uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa pendidikan Islam sebagai

Koesmarwanti dan Widiyanto. 2002. Dakwah suatu disiplin keilmuan adalah modal dasar

Sekolah di Era Baru, Solo: Era Intermedia untuk mempersiapkan generasi remaja Islam

Jalaludin, Rakhmat. 2007. Persepsi Dalam yang siap bergaul dalam lingkungan global.

Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Karena itu, pendidikan Islam harus selalu

Rajawali Pers.

menyesuaikan diri dengan kemajuan-kemajuan Potter,W.J. 2005. Media Literacy. Upper Sadler dalam hal teknoknologi informasi. Kehadiran

River,NJ: Prentice Hall media social selain membawa dampak positif

Celot, Paolo. 2008. Study on Assessment yaitu kemudahan-kemudahan pertukaran

Criteria for Media Literacy Levels: A informasi, juga dampak negative berupa

comprehensive view of the concept of media literacy and an understanding

ancaman masuknya nilai-nilai baru yang of how media literacy levels in Europe

bertentangan dengan nilai-nilai Islam. should be assessed. Final Report,

Namun demikian, kemajuan teknologi Brussels: EAVI Consortium.

informasi tidak dapat ditolak. Kehadirannya Baran, Stanley J. dan Dennis K. Davis. merupakan sesuatu yang alami seiring 2014. Teori Komunikasi Massa :Dasar, dengan kemajuan-kemajuan dalam alam ilmi Pergolakan, dan Masa Depan , Edisi pengetahuan. Namun demikian, manusia dapat Kelima. Jakarta: Salemba Humanika. menyikapi kemajuan tersebut dengan bijaksana

European Commission. 2012. Digital tanpa terpengaruh secara berlebihan. Oleh

Competences in the Digital Agenda. karena itu, dibutuhkan penyikapan sejak dini

https://ec.europa.eu/digital-agenda/sites/ dengan mempersiapkan remaja Muslim melalui

digital-agenda/files/KKAH12001ENN- literasi media social.

chap5-PDFWEB-5.pdf Literasi media berarti memberikan bekal

Livingstone, S. 2004. Media literacy and bagi remaja mengenai perilaku yang patut dan

the challenge of new information and tak patut, baik dan tidak baik, melanggar dan

communication technologies. The tidak melanggar dan lain sebagainya. Dan

Communication Review , 7(1), 3-14. yang terpenting adalah bagaimana interaksi

(Online)http://www.tandfonline.com/ dengan media social tersebut berdampak positif

doi/abs/10.1080/10714420490280152#. terhadap masing-masing remaja Muslim.

Vqgz8M4Qn-Y. Gee, J. P. 2010. New digital media and learning as an emerging area and” worked examples” as one way forward . Cambridge, MA: MIT Press.

Jenkins, H., Purushotma, Ravi., Weigel, Margaret., Clinton, Katie. and Robinson j. Alice. 2009. Confronting the Challenges of Participatory Culture: Me- dia Education for the 21st Century . Cambridge:The MIT Press

Jurnal Ilmiah Pesantren, Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2018

Kellner, D. 2000. New technologies/new TUIK. 2011. Information and communication literacies: Reconstructing education for

technology (ICT) usage survey in the new millennium. Teaching Education,

households and individuals [Press

11 (3), 245-265. release]. Retrieved from http://www. Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir. 2006. Ilmu

turkstat.gov.tr/PreHaberBultenleri. Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana

do?id=8572.

Prenada Media Hobbs, R. 2010. Digital and media literacy: Netty Hartati, dkk., 2004. Islam dan Psikologi.

A plan of action . Washington, DC: The Jakarta: Raja Grafindo Persada,

Aspen Institute. http://www.knightcomm. Feist, J. & Gregory J. Feist. 2008. Theories of

org/wpcontent/uploads /2010/12 / Personality (Edisi Keenam). Yogyakarta:

Digital_and_Media_Literacy_A_Plan_ Pustaka Pelajar.

of_Action.pdf.

Alwisol. 2006. Psikologi kepribadian. Edisi Jolls, Tessa and Wilson, Carolyn. 2014. revisi. Malang: UMM Press.

“The Core Concepts: Fundamental Hurlock, B.E. 1999. Psikologi Perkembangan:

to Media Literacy Yesterday, Today Suatu Pendekatan Sepanjamg. Rentang

and Tomorrow,” Journal of Media Kehidupan. Ed. 5. Jakarta: Erlangga

Literacy Education , 6(2), 68 -78 (online) Santrock, John W. 2007. Adolescence (Fifth

http://digitalcommons.uri.edu/jmle/vol6/ Ed.). New York: McGraw-Hill. Company

iss2/6/.

Inc. Mio čić, B., &Perinić, J. 2014. New Media Tapscott, D. 2009. Grown up digital : how the

Literacy Skills of Youth in Zadar. net generation is changing your world.

Medijska istraživanja,20(2),231-255. New York: McGraw-Hill.

(Online) http://hrcak.srce.hr/index. Horrigan, J.B. 2002. New Internet Users: What

php?show=clanak&id_clanak_ They Do Online, What They Don‟t, and

jezik=197590.

Implications for the internets Future. Tornero, Paredes, Giraldo, Tejedor, Fernandez. Pew Internet and American Life Project

2010. rends and models of Media literacy po. 1-27

in Europe: Between digital competence Prensky, Marc. 2011. Digital Natives, Digital

and critical understanding. Anàlisi 40, Immigrants . In Bauerlein, Mark. The

2010 85-100

Digital Divide: Arguments for Agains Syafi’i Ma’arif, dalam Media Indonesia edisi Facebook, Google, Texting, and the Age

26 dan 27 Desember 2002. of Sicial Networking. New York: Penguin Group, 3-11.

574