PESANTREN (DARI DULU) SIAP UNTUK ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2016 PESANTREN READY FOR ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2016 (Studi Adaptasi Nilai Pesantran menjadi Asrama Mahasiswa)
PESANTREN (DARI DULU) SIAP UNTUK ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2016 PESANTREN READY FOR ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2016
(Studi Adaptasi Nilai Pesantran menjadi Asrama Mahasiswa)
Usman Abu Bakar Guru Besar IAIN Surakarta usman.iainsolo@gmail.com ABSTRACT
The research is the study of adaptation values of boarding school to be students’ hostel towards the Asean Economic Community (AEC). Basic problem which become this problem of academic assessment is the gap between demand and supply of human resources caused by 2030 Indonesia will need a workforce with high competence and a medium amount of 113 million workers, and eventually Indonesia will be minus 9 million workers. So what about the boarding schools? Does he still dwell on old paradigms and perceptions, which states that schools are religious education and not science education (general). Do schools educate people who are ready globally? Education is an important institution for the setup process and improving the quality of human resources. This indicates the principles of quality in it. So, we need education innovation in the broadest sense continuously and systematically. Some strategic issues include obstacles that can be used as a foothold for Islamic educational institutions to innovate, first, the quality of education is still low and high dropout rates. Second, has not exploited its full potential for the advancement of science and technology education due to lack of awareness and mastery of technology education actors. Third, the culture of learning in the community has not developed. Fourth, professionalism and welfare educators are not in accordance with the challenge of improving the quality. Fifth, declining health and nutritional status as a result of economic development. And sixth, symptoms of declining morals, manners, and tolerance among learners. The concept of student dormitories to be formed in this discussion is a hostel for students not to abandon the principles of the demands of competence and professionalism in line with the Asean Economic Community (AEC) or the Asean Economic Community (AEC), which has also been prepared by the government through various regulations. Islam-based education is not born solely of science and technology, they are born with the basic sciences as an educational framework to ensure that education is not free from the runway faith, the Shari’a and Islamic morals.
Keywords: the principle of quality, adaptation values of boarding school.
ABSTRAK
Penelitian merupakan studi tentang adaptasi nilai-nilai pesantren menjadi Asrama mahasiswa menuju Asean Economic Community (AEC). Persoalan mendasar yang menjadi problem akademik penilaian ini adalah adanya kesenjangan antara permintaan dan suplai akan sumber daya manusia disebabkan pada tahun 2030 Indonesia akan membutuhkan tenaga kerja dengan kompetensi
Jurnal Ilmiah Pesantren, Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2017
tinggi dan menengah sejumlah 113 juta pekerja, hingga pada akhirnya Indonesia akan minus 9 juta pekerja. Lantas bagaimana dengan pesantren? Apakah ia masih berkutat pada paradigma dan persepsi lama, yang menyebutkan bahwa pesantren adalah pendidikan agama dan bukan pendidikan ilmu (umum). Apakah pesantren mendidik manusia yang siap secara global?
Pendidikan merupakan institusi penting bagi proses penyiapan dan peningkatan kualitas SDM. Ini mengindikasikan adanya prinsip mutu di dalamnya. Sehingga diperlukan inovasi pendidikan dalam arti yang luas secara terus menerus dan sistematis. Beberapa isu strategis berupa kendala yang dapat dijadikan pijakan bagi lembaga pendidikan Islam untuk melakukan inovasi, pertama, mutu pendidikan yang masih rendah dan tingginya angka putus sekolah. Kedua, belum dimanfaatkannya secara maksimal ilmu dan teknologi bagi kemajuan pendidikan akibat rendahnya kesadaran dan penguasaan teknologi para pelaku pendidikan. Ketiga, belum berkembangnya budaya belajar di kalangan masyarakat. Keempat, profesionalisme dan tingkat kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan yang belum sesuai dengan tantangan peningkatan mutu. Kelima, menurunnya status kesehatan dan gizi sebagai dampak dari perkembangan ekonomi. Dan keenam, terjadi gejala menurunnya moral, budi pekerti, dan rasa toleransi di kalangan peserta didik.
Konsep asrama mahasiswa yang hendak dibentuk dalam pembahasan ini adalah sebuah asrama bagi mahasiswa dengan tidak meninggalkan prinsip-prinsip tuntutan kompetensi dan profesionalisme sejalan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) atau Asean Economic Community (AEC), yang juga telah dipersiapkan oleh pemerintah melalui berbagai regulasinya. Pendidikan berlandaskan Islam tidak lahir hanya semata-mata dari ilmu pengetahuan dan teknologi, namun juga lahir dengan dasar ilmu sebagai kerangka pendidikan untuk memastikan pendidikan tidak terbebas dari landasan aqidah, syariat dan akhlak Islamiah.
Kata Kunci: prinsip mutu, adaptasi nilai-nilai pesantren.
A. Pendahuluan
bahwa “Ilmu tanpa agama adalah pincang”, Sepanjang sejarah, Pendidikan Islam
sementara Sir Issac Newton mengatakan bahwa telah melalui berbagai tantangan dalam menyusun
“Alam raya telah mengajarkan bahwa ada dan merangkai berbagai desain kurikulum
kekuasaan yang lebih besar yang mengaturnya”. sebagai bagian dari keunikan, keunggulan
Hal ini tidaklah mengherankan, mengingat dan karakteristik yang menyertainya. Sebagai
ribuan tahun sebelumnya, Muhammad Saw contoh, sejarah mencatat bagaimana dikotomi
telah mengajarkan “Tuntutlah ilmu hingga ke pendidikan dimana agama dan ilmu umum
negeri Cina”, yang bila ditelaah (bahkan secara menjadi suatu hal yang terpisah telah menjadi
logika sederhana sekalipun) agama (Islam) telah momok menakutkan, yang diilustrasikan seakan-
menuntun umatnya untuk tidak hanya berjibaku akan agama dan ilmu berhadap-hadapan dalam
pada ritual keagamaan (Abdullah), namun juga “perang” mencari kebenaran, suatu pandangan
kewajibannya sebagai Khalifatullah dimana ia yang tidak pernah dimiliki oleh para ilmuan
membutuhkan ilmu dalam aplikasinya. sebelumnya. Albert Einstein mengajarkan
PESANTREN (DARI DULU) SIAP UNTUK ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2016 (Usman Abu Bakar)
Konsep dasar dalam Masyarakat Pendidikan Islam (termasuk di dalamnya Ekonomi Asean (MEA) 2016 dalam perspektif
pesantren) oleh Malik Fadjar (1993) disebutkan sektor kerjasamaterdiri dari tiga (3) poin utama,
merupakan jenis pendidikan yang memberikan yaitu: politik, ekonomi, dan sosial budaya.
perhatian dan sekaligus menjadikan ajaran Islam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
sebagai pengetahuan untuk program studi yang atau Asean Economic Community (AEC)
diselenggarakan (Islam ditempatkan sebagai pada dasarnya merupakan perpanjangan dari
bidang studi, sebagai ilmu, dan diperlakukan berbagai pertemuan rutin para pemimpin
sebagaimana ilmu yanglain). Pendidikan Negara Asean, Community sendiri dicetuskan
Islam juga merupakan bagian dari sumber oleh para Pemimpin Negara dalam menjaga dan
nilai-nilai agama yang harus diaplikasikan penguatan Asean Community. Asean ASEAN di
dalam kehidupan manusia. Dalam menghadapi Cebu, Filipina (13 Jan 2007) dan ASEAN Charter
perkembangan zaman saat ini pendidikan (Desember 2008). Denganmembawa slogan
islam banyak menghadapi tantangan mulai “Ten Nation, One Community” (Indonesia,
dari proses pelaksanaan pendidikan hingga Malaysia, Singapura, Laos, Mianmar, Vietnam,
bagaimana menciptakan output yang sesuai Filipina, Brunai Darussalam, Kamboja dan
dengan keinginan masyarakat pada umumnya. Thailand) berkomitmen menjaga kerjasama
Di Indonesia, pendidikan Agama adalah bagian dalam berbagai bidang.
integral dari pendidikan nasional sebagai satu kesatuan, sebagaimana tertuang dalam Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB II pasal 3 tentang Dasar, fungsi dan tujuan yang menjelaskan bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Gambar 1: Kerjasama Asean Society bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
Pendidikan secara luas telah dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha dikembangkan menjadi sektor perekonomian
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, yang bergerak dalam bidang jasa. Alhasil
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara menjadi tidak mungkin dalam aplikasinya,
yang demokratis serta bertanggung jawab.” peran serta Indonesia dalam Masyarakat
Dari tujuan pendidikan nasional tersebut Ekonomi Asean (MEA) akan lepas dari
dapat dipahami bahwa salah satu ciri manusia kerjasama pendidikan dengan berbagai atribut
Indonesia menurut Zakiah Drajat (2001) di dalamnya (kurikulum, sistem pendidikan,
adalah beriman dan bertakwa serta berakhlak perundang-undangan, dsb).
mulia. Tujuan ini hanya dapat dicapai melalui Pendidikan (khususnya Islam) yang intensif dan efektif. Dalam hal ini, Psentren sebagai salah
Jurnal Ilmiah Pesantren, Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2017
satu manifestasi dari Pendidikan Islam harus Mc Kinsey Global Institute tahun memiliki visi dan misi, tujuan dan sasaran, serta
2012 pernah merilis sebuah pernyataan rencana dan aplikasi, yang mampu menciptakan
yang menyebutkan bahwa perekonomian di insan-insan yang ulul albab. Dalam pandangan
Indonesia tidak sepenuhnya dapat dipahami, sistem manajemen, keberadaan visi dan misi,
namun sejalan dengan perkembangannya, tujuan dan sasaran, serta rencana dan aplikasi
Indonesia mencatat bahwa di tahun itu menempati posisi penting sebagai tolok ukur
Indonesia telah menempati posisi 16 besar dalam mempersiapkan sumber daya manusia
ekonomi dunia. Lebih lanjut dikatakan bahwa yang siap, baik secara Tauhid maupun secara
diprediksi pada tahun 2030 Indonesia akan Science.
menempati posisi tujuh besar ekonomi dunia.
Berikut adalah beberapa data yang dapat dianalisis bersama:
Selain data dan prediksi tersebut masih terdapat satu poin lagi, yaitu bahwa pada tahun 2012 Indonesia telah menghasilkan setengah milyar dolar, dari berbagai aktifitas perekonomian (jasa, perkebunan, perikanan, pertambangan dan pendidikan). Sementara itu prediksi pada tahun 2030, Indonesia pada sektor yang sama akan menghasilkan 1,8 milyar dolar.
Prediksi yang sama mengherankannya dari Mc Kinsey Global Institute berkaitan dengan prediksi tingkat keterpenuhan antara permintaan dan suplai akan sumber daya manusia, dimana disebutkan bahwa pada tahun 2030 Indonesia akan mengalami krisis sumberdaya manusia yang berkompeten, sebagaimana tergambar sebagai berikut:
PESANTREN (DARI DULU) SIAP UNTUK ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2016 (Usman Abu Bakar)
Gambar 3: Prediksi Permintaan dan Persediaan Sumberdaya Manusia
Sumber: Mc Kinsey Global Institute (2012)
Adanya kesenjangan antara permintaan dan suplai akan sumber daya manusia disebabkan dikarenakan pada tahun 2030 Indonesia akan membutuhkan tenaga kerja dengan kompetensi tinggi dan menengah sejumlah 113 juta pekerja, hingga pada akhirnya Indonesia akan minus 9 juta pekerja. Lantas bagaimana dengan pesantren? Apakah ia masih berkutat pada paradigma dan persepsi lama, yang menyebutkan bahwa pesantren adalah
Gambar 4: Populasi Pondok Pesantren 2011-2012
pendidikan agama dan bukan pendidikan ilmu
Sumber: pendis.kemenag.go.id
(umum). Apakah pesantren mendidik manusia yang siap secara global?
Populasi Pondok Pesantren terbesar berada di Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banten yang berjumlah 78,60% dari jumlah seluruh Pondok Pesantren
B. Pesantren Sebagai Inspirasi Asrama
di Indonesia. Dengan rincian Jawa Barat 7.624
Mahasiswa
(28,00%), Jawa Timur 6.003 (22,05%), Jawa Tengah 4.276 (15,70%), dan Banten 3.500
Pendataan Pondok Pesantren tahun (12,85%). Dari seluruh Pondok Pesantren yang 2011-2012 berhasil mendata 27.230 Pondok
ada, berdasarkan tipologi Pondok Pesantren, Pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia.
terdapat sebanyak 14.459 (53,10%) Pondok sebagaimana tergambar dalam berbagai bagan
Pesantren Salafiyah, dan 7.727 (28,38%) data sebagai berikut:
Khalafiyah/Ashriyah, serta 5.044 (18,52%) sebagai Pondok Pesantren Kombinasi.
Jurnal Ilmiah Pesantren, Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2017
Pada dasarnya pondok pesantren tinggi tingkatannya; pesantren yang di tambah apabila ditinjau secara umum merupakan
dengan lembaga pendidikan; pesantren yang lembaga pendidikan Islam yang dikelola
memiliki fasilitas lengkap; dan pesantren secara konvensional dan dilaksanankan dengan
yang besar dan berfasilitas lengkap, biasanya sistem asrama (pondok) dengan kyai sebagai
memiliki induk dan cabang. sentra utama serta mesid sebagai pusat
Jumlah santri Pondok Pesantren secara lembaganya. Dalam studinya, Rahardjo
keseluruhan adalah 3.759.198 orang santri, (1985) menyimpulkan bahwa sejak awal
terdiri dari 1.886.748 orang santri laki-laki pertumbuhannya, pesantren mempunyai
(50,19%), dan 1.872.450 orang santri perempuan bentuk yang beragam sehingga tidak ada
suatu standarisasi yang berlaku bagi semua
Sebagai catatan:
pesantren. Namun demikian dalam proses Pondok pesantren di Indonesia rata-rata
pertumbuhan dan perkembangan pesantren membina 138 santri, dengan kapasitas yang
tampak adanya pola umum, yang diambil dari besar pada provinsi NTB 300 santri per pondok
makna peristilahan pesantren itu sendiri yang pesantren, Maluku Utara 263 santri per pondok
menunjukkan adanya suatu pola tertentu. Secara pesantren, Sumatera Utara 262 santri per
garis besar lembaga pesantren menurut Yacob pondok pesantren, dan Riau 232 santri per
(1984) dapat digolongkan menjadi dua tipologi,
pondok pesantren.
yaitu tipologi, yaitu tipe pesantren salafi dan tipe pesantren khalafi. Pesantren salafi yaitu
Gambar 5:Rasio Santri2011-2012
pesantren yang tetap mempertahankan sistem (materi pengajaran) yang sumbernya kitab- kitab klasik islam atau kitab dengan huruf arab “gundul”. Sistem sorogan (individual) menjadi sendi utama yang diterapkan. Pengetahuan non agama tidak diajarkan. Sementara pesantren khalafi yaitu sistem pesantren yang menerapkan sistem madrasah, yaitu pengajaran secara
Sumber: pendis.kemenag.go.id
klasikal, dan memasukan pengetahuan umum dan bahasa non Arab dalam kurikulum, serta
Dilihat dari jumlah santri berdasarkan tak lupa menambahkan dengan berbagai
kategori tinggal, terdapat 3.004.807 orang santri keterampilan. Sementara itu Ziemek (1986)
mukim (79,93%), dari jumlah tersebut 1.517.314 mengadakan klasifikasi jenis-jenis pesantren
orang santri (50,50%) berjenis kelamin yang berdasarkan kelengkapan unsur-unsur
laki-laki, sedangkan yang berjenis kelamin pesantren dalam hal ini diasumsikan bahwa
perempuan sebanyak 1.487.493 (49,50%) semakin lengkap unsur yang mendasari suatu
santri, untuk santri tidak mukim berjumlah pesantren, maka pesantren itu memiliki
754.391orang santri (20,07%), dari jumlah tingkatan yang tingggi, yaitu tipe: pesantren
tersebut 369.434 orang santri (48,97%) berjenis yang paling sederhana; pesantren yang lebih
kelamin laki-laki, sedangkan yang berjenis
PESANTREN (DARI DULU) SIAP UNTUK ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2016 (Usman Abu Bakar)
kelamin perempuan sebanyak 384.957 orang hampir 24 jam penuh. Mulai dari santri bangun santri (51,03%). Ini menunjukkanbahwahampir
tidur, sekolah formal, mengerjakan aktifitas seluruh santri yang mendapat pendidikan di
lain sampai santri tidur, bangun malam dan pondok pesantren bermukim (79,93%) Hal
bangun tidur kembali, terus dalam pengawasan ini dikarenakan memang dalam pembelajaran
dan pembinaan pondok pesantren sehingga di pondok pesantren, waktu belajar adalah
umumnya santri diharuskan untukmukim.
Gambar6:Rasio SantriMukim dan Tidak Mukim2011-2012 Sumber: pendis.kemenag.go.id
Umumnya untuk pondok pesantren di inipun pada gilirannya menyelenggarakan pulau jawa, santrinya mukim, seperti Jawa
sistem pendidikan klasikal baik yang bersifat Timur 95,45% Jawa Barat 91,52%, Banten
pendidikan umum maupun agama yang lazim 79,92% dan Jawa Tengah 69,12%. Sedangkan
disebut madrasah. Karakteristik lain yang untuk diluar jawa hanya sebagian besar saja
melekat pada pondok pesantren menurut yang mukim (40-60%), lainnya tidak mukim.
Abdullah Syukri Zarkasyi (2010) adalah Kecuali pada provinsi Jambi 86,38%, Sulawesi
adanya sistem nilai dalam pesantren yang Utara 100%,dan Maluku 100%.
menjadi jiwa filsafat hidup serta orientasi Pada perkembangan selanjutnya
pendidikan pesantren pada umumnya, seperti menurut Saridjo (1980), pondok pesantren telah
keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, berkembang dan merupakan lembaga gabungan
ukhuwah islamiyah, dan kebebasan. antara sistem pondok dan pesantren, yang
Permasalahan umum yang terjadi di memberikan pendidikan dan pengajaran Islam
dunia pendidikan Indonesia saat ini terpusat dalam sistem non klasik, sedang santrinya dapat
pada empat (4) poin utama, yaitu: pertama, dapat bermukim di pndok yang disediakan atau
dikotomi keilmuan; kedua, ketidakjelasan merupakan santri kalong (santri yang tidak
antara jenis pendidikan-vokasi-profesi; ketiga, bermukim di pondok). Pondok pesantren
disparitas mutu lulusan pada jenjang yang
305
Jurnal Ilmiah Pesantren, Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2017
sama; dan keempat, ketidaksetaraan capaian pembelajaran (learning outcomes) untuk program studi yang sama. Bila permasalahan tersebut dipandang sebagai kompleksitas problematika pendidikan secara (ilmu) umum, maka tidak dapat dipungkiri bahwa pesantrenpun mempunyai permasalahan umum yang tidak kalah kompleksnya, di antaranya: pertama, adanya paradigma lama yang melekat (dokmatis); kedua, persepsi tradisional (dikotomi keilmuan); dan ketiga, sumber daya manusia (input-prose-output -outcomes ), bahkan sampai sekarang masih terdapat persepsi bahwa pondok pesantren yang ada di Indonesia sebagian besar masih pada tipologi Salafiyah, yang pembelajarannya masih murni mengaji dan membahas kitab kuning. Sebagian lain sudah modern dengan pengembangan pembelajaran ilmu science dan sebagian lain lagi mengkombinasikan pembelajaran kitab kuning dan ilmu science dan iptek.
Di sisi lain, walaupun seiring perkembangan jaman telah terjadi berbagai peningkatan kualitas dan kuantitas sejalan dengan tuntutan, namun model pendidikan pesantren telah mencatatkan dirinya sebagai sistem pendidikan yang mampu bertahan dari berbagai “gempuran sejarah”, mulai dari komunisme hingga Negara Islam. Bahkan disaat pemerintah pada tahun 2000 begitu gencarnya melakukan sosialisasi untuk mengajak masyarakat memilih (salah satunya saat itu) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang menawarkan berbagai peluang kerja, justru dari awal berdirinya, pesantren telah mengajarkan peserta didiknya (santri) untuk hidup mandiri, salah satunya adalah berkebun, yang dimulai dari bercocok tanam, menjual hasil, membangun
kehidupan duniawi, hingga kembali kepada siklus awal. Apabila diperhatikan konsep kewirausahaan yang diterapkan dalam pesantren telah terjadi dalam berbagai generasi. Berbagai konsep kewirausahaan yang diusung lewat Entrepreneurship pada masa sekarang telah diajarkan sejak dahulu lewat sistem pesantren, hanya yang membedakannya adalah konsep manajerialnya. Apabila terdapat lembaga pendidikan yang mengatasnamakan dirinya sebagai Entrepreneur School atau Entrepreneur University, maka umat Islam boleh berbangga hati bahwa pesantren adalah Where Entrepreneur Systems Begin. Kesemua sistem pendidikan yang berlangsung di Indonesia pada akhirnya akan mencapai suatu tujuan utama, sebagaimana tertuang dalam UUD 1945, yaitu “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”.
Pada hakekatnya mahasiswasebagai salah satu subjek dalam proses pengembangan sumber daya manusia, menurut Hurlock (1996) merupakan masa dewasa dini yang dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur
40 tahun saat perubahan-perubahanfisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Sedangkan menurut Papalia, Olds dan Feldman (dalam Agus Dariyo, 2003) golongan dewasa muda berkisar antara 21-40 tahun. Masa ini dianggap sebagai rentang yang cukup panjang, yaitu dua puluh tahun. Santrock mengatakan bahwa orang dewasa muda termasuk dalam masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition), intelektual (cognitive trantition ), maupun peran sosial (social role trantition). Mahasiswa merupakan individu dengan status masa dewasa awal dimana secara psikologis ia sedang melalui proses penyesuaian diri terhadap
PESANTREN (DARI DULU) SIAP UNTUK ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2016 (Usman Abu Bakar)
pola kehidupan dan harapan sosial yang baru, merupakan tempat yang sebaik-baiknya sehingga mahasiswa diharapkan mampu
untuk melakukan pendidikan individual) menjadi individu yang mampu memainkan
maupun pendidikan sosial. Keluarga itu tempat peran baru dalam lingkungan, baik itu di dalam
pendidikan yang sempurna sifat dan wujudnya maupun di luar perkuliahan. Secara umum
untuk melangsungkan pendidikan ke arah dapat dipahami bahwa adanya identifikasi
pribadi yang utuh, tidak saja bagi kanak-kanak kebutuhan mahasiswa sebagai dasar dalam
tapi juga bagi para remaja; kedua, aplikasi pengajaran diharapkan dapat membawa
Formal (sekolah); dan ketiga, Nonformal dampak positif dalam memberikan modal
(masyarakat). Pendidikan nonformaladalah yang cukup sebagai bekal menghadapi masa
salah satu bentuk pendidikan di samping selanjutnya (bekerja sesuai tuntutan profesi
pendidikan formal dan informal. dan perkembangan jaman).
Pendidikan nasional bertujuan Berdasarkan data di Kementerian
mempersiapkan masyarakat baru yang lebih Pendidikan, jumlah perguruan tinggi di
ideal, yaitu masyarakat yang mengerti hak Indonesia mencapai jumlah 3.116, yang terbagi
dan kewajiban dan berperan aktif dalam menjadi 15.864 program studi, sebagaimana
proses pembangunan bangsa. Esensi dari tergambar dalam ilustrasiberikut:
tujuan pendidikan nasional adalah proses menumbuhkan bentuk budaya keilmuan,
Gambar7: jumlah PT di Indonesia tahun 2013
sosial, ekonomi, dan politik yang lebih baik dalam perspektif tertentu harus mengacu pada masa depan yang jelas (Pembukaan UUD 1945 Alenia 4). Melalui kegiatan pendidikan, gambaran tentang masyarakat yang ideal itu dituangkan dalam alam pikiran peserta didik sehingga terjadi proses pembentukan
Sumber: EPSBED (2013)
dan perpindahan suatu materi. Pemikiran ini Indonesia merupakan pasar potensial
mengandung makna bahwa lembaga pendidikan dalam menghasilkan berbagai karakteristik
sebagai tempat pembelajaran manusia memiliki dan kompetensi sumberdaya manusia. Data
fungsi sosial (agen perubahan di masyarakat). ini menunjukkan bahwa pendidikan selalu
Pendidikan menurut Sagala (2010) merupakan berkembang, dan selalu dihadapkan pada
karya bersama yang berlangsung dalam suatu perubahan zaman, untuk itulah pendidikan
pola kehidupan insani tertentu. Sedangkan harus didesain mengikuti irama perubahan
menurutJohn Dewey (dalam Arif Rahman, tersebut, salah satunya merumuskan kembali
2011) mengartikan pendidikan adalah suatu paradigma filosofis mendasar pesantren
proses pembentukan kecakapan-kecakapan mahasiswa dalam memenuhi tuntutan tersebut.
fundamental baik secara intelektual maupun Lembaga pendidikan di indonesia dalam
emosionalke arah alam dan sesama manusia. UU bisa diklasifikasikan menjadi dua kelompok
Identifikasi dari sejumlah pesantren yaitu: sekolah dan luar sekolah (Tirtaraharja,
yang ada menurut Mastuhu (1994) memiliki 2005): pertama, Informal (keluarga). Keluarga
Jurnal Ilmiah Pesantren, Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2017
nilai-nilai atau butir-butir positif, negatif, dan plus minus, sebagaimana tertuang dalam tabel berikut ini:
Tabel 1: Identifikasi Nilai Pesantren
· Pandangan pesantren bahwa ·
Sistem asrama; manusia dilahirkan menurut
Pandangan bahwa ilmu adalah ·
hal yang sudah mapan dan dapat
Metode halaqah; fitrahnya masing-masing;
diperoleh melalui berkah kyai.
· Pandangan bahwa tugas ·
Jenis kepemimpinan. melakukan pendidikan dipandang
Pandangan tidak kritis yang ·
menyatakan bahwa apa-apa
sebagai ibadah;
yang diajarkan kyai,ustaz, dan
· Hubungan yang baik saling
kitab-kitab agama yang diterima
menghormati antara guru dan
sebagai kebenaran yang tidak
murid;
perlu dipertanyakan lagi.
· Lembaga pendidikan pesantren ·
Pandangan bahwa kehidupan
dipandang sebagai tempat
ukhrawi paling penting, sedang
mencari ilmu dan mengabdi,
kehidupan duniawi dipandang
bukan sebagai tempat mencari
tidak atau kurang penting.
kelas dan ijazah;
Metode belajar dengan menghafal
· Metode belajar halaqah dan
dan pemikiran tradisional yang
sorogan (disesuaikan dengan
diterapkan untuk semua ilmu.
zamannya);
Kepatuhan mutlak pada guru
· Nilai pendidikan dengan sistem
dan pada kehidupan kolektif
asrama;
(asrama). Sehingga dapat
· Pandangan hidup jangka panjang
menghambat perkembangan
dan menyeluruh.
individualitas (jati diri) dan menghambat timbulnya berpikir kritis
Pandangan hidup fasilistis yang menyerahkan nasib kepada keadaan, dan perilaku sakral dalam menghadapi berbagai realita kehidupan keduniawian sehari-hari
Pesantren sebagai salah satu model paradigma pengenbangan asrama mahasiswa pendidikan Islam berdasar tabel di atas
dengan tidak meninggalkan termonologi dari mempunyai permasalahan umum yang tidak
pesantren itu sendiri.
kalah kompleks, di antaranya: pertama, Beberapa dasawarsa terakhir ini Relevansi, yaitu: adanya paradigma lama yang
Mastuhu (1994) terjadi pergeseran yang dialami melekat (dokmatis); kedua, Manajemen, yaitu:
oleh pesantren. Beberapa indikator pergeseran persepsi tradisional (dikotomi keilmuan);
yang dialami oleh pesantren antara lain: pertama, dan ketiga, Kualitas, yaitu: sumber daya
Kyai bukan lagi satu-satunya sumber belajar; manusia (input-prose-output-outcomes). Ketiga
kedua, dewasa ini hampir seluruh pesantren permasalahan di atas apabila dikaitkan dengan
yang menyelenggarakan jenis-jenis pendidikan program kemahasiswaan dari suatu Perguruan
formal yaitu, madrasah, sekolah umum, dan Tinggi, maka sudah seharusnya mendapatkan
perguruan tinggi; ketiga, seiring dengan solusi lewat pemikiran segar yang berupa
pergeseran pola tersebut, santri memerlukan
PESANTREN (DARI DULU) SIAP UNTUK ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2016 (Usman Abu Bakar)
atau keahliah yang jelas; keempat, santri
2. Kebutuhan SDM Indonesia yang cenderung semakin kuat untuk mempelajari
berstandar ASEAN dan Internasional sains dan teknologi; kelima, belajar dengan
yang telah dan akan dipersiapkan oleh biaya sudah memasuki dunia pendidikan;
pesantrenmahasiswaselanjutnya; keenam, dikenalnya model pesantren yang
3. Suatu standar kompetensi tertentu berkelas; dan ketujuh,karakteristikpengelolaan
sebagai pencapaian hasil yang diukur pendidikan pesantren. Lebih lanjut dijelaskan
melalui berbagai indikator, salah satunya bahwa di samping telah terjadi pergeseran
menentukan Tool Engginering sebagai pada pesantren seperti yang disebutkan di atas,
luaran dari asrama mahasiswayang karakteristik pesantren yang mengarah pada
selanjutnya dapat diterapkan langsung fiqh-sufistik dalam maknanya yang sempit,
kepada masyarakat. dewasa ini juga relatif banyak. Pandangan sufistik yang bersifat teosentris ini sangat
Dengan mengadopsi sistem pengajaran menekankan dan lebih memilih “budaya hidup
positif yang diterapkan pada pesantren, asrama asketis” yang disimbolkan oleh pola hidup
mahasiswa lahir sebagai perkembangan dari kesederhanaan baik secara sosial maupun
tuntutan jaman di mana di dalamnya memuat ekonomi. Komunitas pesantren terutama
berbagai disiplin ilmu yang terkoneksi satu disimbolkan para santri, sangat menekankan
dengan yang lain (thematic), sebagai ujud dari kehidupan model sufistik ini, mulai dari soal
kebenaran mutlak dari Allah yang selanjutnya pakaian, tempat tidur, ruang belajar, tempat
dapat diterapkan secara nyata di masyarakat. memasak, kamar mandi, selain bersifat sangat sederhana juga tampak “kotor”. Jadi ketika
KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL
mereka memahami bagaimana cara-cara hidup
INDONESIA (KKNI) YANG DITERAPKAN
sehat maka cenderung berkonotasi “spiritual”.
A S R A M A M A H A S I S WA S E B A G A I
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
PEDOMAN PENJAMINAN MUTU
yang telah dicanangkan sejak tahun 2015
(QUALITY ASSURANCE) ASRAMA
sedikit banyak akan berpengaruh pada sistem
MAHASISWA DALAM RELEVANSINYA
pendidikan yang berlangsung di Indonesia.
DENGAN TUNTUTAN MASYARAKAT
Hal ini salah satunya disebabkan oleh adanya
EKONOMI ASEAN (MEA)
“perang” kompetensi dalam skala yang jauh lebih luas dari sebelumnya. Untuk itulah perlu
Kerangka Kualifikasi Nasional diidentifikasi:
Indonesia (KKNI) atau Indonesian Qualification
1. Kerangka Kualifikasi Nasional Framework (IQF) tertuang dalam Peraturan Indonesia (KKNI) yang diterapkan Presiden Nomor 8 tahun 2012. KKNI/ IQF
dalam pesantren mahasiswa sebagai merupakan pernyataan komitmen pemerintah
pedoman Penjaminan Mutu (Quality dalam meningkatkan kualitas sumberdaya
Assurance) pesantren mahasiswa manusia. Hal ini dilatarbelakangi oleh faktor dalam relevansinya dengan
eksternal dan internal. Faktor eksternal tuntutanMasyarakatEkonomi Asean
mencakup berbagai tantangan dan persaingan (MEA);
Jurnal Ilmiah Pesantren, Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2017
global, serta ratifikasi Indonesia di berbagai serta tingkat penghargaan masyarakat pada konvensi yang pada akhirnya memunculkan
lulusannya. Hal ini dapat dipahami mengingat perundang-undangan baru yang sejalan dengan
terdapat permasalahanjenis dan mutu di dunia standar Internasional (salah satunya adalah
pendidikan (terutama di Perguruan Tinggi) peningkatan kualitas sumberdaya manusia
secara umum, yaitu: pertama, dikotomi melalui Undang-Undang Republik Indonesia
keilmuan; kedua, ketidakjelasan antara jenis Nomor 19 Tahun 2011 Tentang Pengesahan
pendidikan-vokasi-profesi; ketiga, disparitas Convention On The Rights Of Persons With
mutu lulusan pada jenjang yang sama; dan Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-Hak
keempat, ketidaksetaraan capaian pembelajaran Penyandang Disabilitas). Sementara itu dari sisi
(learning outcomes) untuk program studi yang faktor internal dapat dilihat: pertama, adanya
sama. Untuk itulah KKNI dalam sasarannya kesenjangan jumlah, mutu dan kemampuan;
ke depan aspek kualifikasi/ qualification dan kedua, relevansi pengguna dan penghasil;
luaran/ outcomes, yang ditunjukkan lewat: ketiga, beragamnya aturan kualifikasi serta
Penataan mutu pendidikan tinggi beragamnya model pendidikan.
berdasarkan penjenjangan kualifikasi Fakta di lapangan menunjukkan bahwa
lulusan;
sumberdaya manusia Indonesia dan asing
Penyesuaian capaian pembelajaran sama-sama berjuang dalam waktu dan tempat
(learning outcomes) untuk program yang sama pula, alhasil diperlukan penilaian
studi sejenis; dan kesetaraan dan pengakuan kualifikasi sejalan
Penyetaraan capaian pembelajaran dengan tuntutan. Ditambah lagi banyaknya
dengan penjenjangan kualifikasi dunia mahasiswa asing yang belajar di Indonesia,
kerja.
yang tidak menutup kemungkinan akan menjadi Berkaitan dengan sistem Penjaminan potensi sumberdaya manusia Indonesia.
Mutu Berbasis KKNI dapat dilihat dalam bagan Karena itulah Kerangka Kualifikasi Nasional
sebagai berikut:
Indonesia (KKNI) berperan dalam penyetara Konsep penjaminan mutu yang mutu sumberdaya manusia di berbagai sektor.
diterapkan dalam asrama mahasiswa pada Salah satu tugas dariKKNIberkaitan langsung
prinsipnya tidak berseberangan dengan dengan identifikasi jenis dan strata pendidikan
penjaminan mutu yang telah ditetapkan oleh
Gambar 8: Sistem Penjaminan Mutu Berbasis KKNI pemerintah.
PESANTREN (DARI DULU) SIAP UNTUK ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2016 (Usman Abu Bakar)
Titik poin dari perlunya mengetahui Pada taraf pedoman penjaminan mutu standar KKNI dalam asrama mahasiswa tidak
(quality assurance) asrama mahasiswa, lain adalah bahwa kompetensi yang dimiliki
kepastian adanya standar inpust-process- seseorang sudah seharusnya mendapatkan
outputs-outcomes harus diperhatikan. Hal ini pengakuan dari masyarakat. Apabila BAN-PT
ditunjukkan lewat integrasi keilmuan dan menjadi tolok ukur dari standar kompetensi
keislaman sebagai bagian dari asal kebenaran lulusan, dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi
mutlak dari Allah, sebagaimana ditunjukkan (BNSP) menjadi tolok ukur standar kompetensi
dalam ilustrasi sebagai berikut: kerja, maka KKNI menjadi jembatan antara kedua agar sinergi.
Gambar 9: Pohon Ilmu
Sumber: http://kuliah.unpatti.ac.id/mod/page/view.php?id=9
Melalui pemahaman bahwa ilmu adalah bersumber pada Yang Satu maka tidaklah heran jika muncullah konsep Sembilan Pilar Pendidikan Lembaga Pendidikan Islam yang dapat diterapkan pada asrama mahasiswa, sebagai berikut:
Tabel 2:KonsepSembilan PilarAsrama Mahasiswa
Pilar Kompetensi
Definisi Operasional
Indikator
Jurnal Ilmiah Pesantren, Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2017
Pilar Akidah
Pengetahuan dan pemahaman
Merasakan keberadaan Allah
terhadap prinsip tauhid yang
Memiliki pemikiran, pembicaraan dan
berkaitan
pekerjaan untuk Allah
dengan ayat Allah sebagai tanda dan
Membangun ayat Asmaulhusna
bukti wujud serta keesaaan-Nya
Pilar Akhlak
Pengetahuan dan pemahaman
• Memuliakan Islam dengan perilaku
terhadap perilaku karimah dan
mulia
madzmumah serta bentuk akibat yang •
Memiliki sifat Ibadurrahman
akan terjadi dalam interaksi
• Memiliki kecerdasan emosional
interpersonal antar manusia dan dalam hubungan dengan Allah
Pilar Ibadah
Pengetahuan dan pemahaman
• Matang dalamfiqih ibadah
terhadap hubungan hak dan kewajiban manusia sebagai makhluk Allah dalam dimensi keduniaan dan keakhiratan
Pilar Natural
Pengetahuan dan pemahaman
• Mengetahui sifat benda dan gejala alam
Science
terhadap sifat-sifat benda dan ilmu
• Membaca gejala alam sebagai ayat
hitung terkait dengan gejala dan
Allah
rekayasa alam
• Menerapkan rumus perhitungan • Menerapkan teknologi tepat guna
Pilar Humaniora
Pemahaman tentang Islam dalam
• Mengetahui kedudukan strategis
segala aspek sebagai basis bagi studi
manusia sebagai Abdullah sekaligus
pendidikan dan ilmu pengetahuan
Khalifatullah dengan menempatkan manusia secara • Mengetahui dan mampu membawa
strategis dalam kedudukannya sebagai
Islam sebagai risalah luhur sepanjang
jaman dalam dialogis kebudayaan Pilar Social Science
Abdullah sekaligus Khalifatullah
Pengetahuan dan kepahaman
• Mengetahui sifat dan karakter
terhadap sifat-sifat masyarakat,
masyarakat
ekonomi dan tata Negara, yang
Mampu membaca gejala sosial sebagai
berkaitan dengan fenomenologi
ayat kauniy dan melakukan analisis ayat
komunikasi
qauliy
Mengetahui hukum muamalah • Memiliki pengetahuan dalam tata pergaulan masyarakat
Pilar Aplikasi Sains
Pengetahuan rekayasa teknologi dan
Mampu mengoperasikan teknologi
kemahiran pengoperasian
mutakhir
pemanfaatan teknologi mutakhir
• Memadukan perangkat teknologi dalam
dalam segala aspek
• bangunan multimedia Optimalisasipemanfaatan teknologi mutakhir
Pilar Bahasa
Pengetahuan dan ketrampilan
Kemampuan bahasa Indonesia, Inggris
berbahasa dan sastra dalam
dan Arab
kedudukannya sebagai alat
Menulis karya ilmiah dengan tiga
komunikasi, secara lisan maupun
bahasa tersebut
tulisan.
• Memanfaatkan kemampuan berbahasa tersebut secara optimal
Mengetahui dan mampu membangun Entrepreneurship
Pilar
Pengetahuan dan keterampilan
berusaha dalam memperjuangkan
keinginan masa depan
suatu keinginan (cita-cita) dengan
Memiliki etas belajar, bekerja, dan
sukses secara mandiri dan survive
cerdas
sepanjang masa
Memiliki kemapanan survival yang tahan banting
Dapat bekerja sendiri maupun tim
PESANTREN (DARI DULU) SIAP UNTUK ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2016 (Usman Abu Bakar)
Mengutip pernyataan dari Albert Einstein,
Arsitek;
“semua agama, seni, ilmu dan pengetahuan,
Akuntan;
adalah cabang dari pohon yangsama.
Dokter dan tenaga kesehatan;
Ahli gigi;
Perawat;
KEBUTUHAN SDM INDONESIA
Pemandu wisata;
YANG BERSTANDAR ASEAN DAN
Petualang (pendaki, dll)
INTERNASIONAL YANG TELAH DAN AKAN DIPERSIAPKAN OLEH ASRAMA
Nilai tambah yang dapat dihasilkan dari
MAHASISWA SELANJUTNYA
pendidikan di Indonesia adalah adanya Spiritual Value di samping Kognitive dan Afektive.
Fungsi dan Peran Perguruan Tinggi Karena itulah investasi terbaik sejalan dengan berdasarkan Pasal 58 UU No 12 tahun 2012
tuntutan jaman adalah investasi sumberdaya tentang Pendidikan Tinggi adalah: pertama,
manusia.
wadah pembelajaran mahasiswa; kedua, wadah Sejak tahun 2004, Asean Community pendidikan calon pemimpin bangsa; ketiga,
telah melakukan kesepakatan berkaitan dengan pusat pengembangan IPTEKS; keempat, pusat
prioritas sektor yang akan menjadi bidang kajian kebijakan dan kekuatan moral; dan
kerjasama, sebagaimana tergambar dalam tabel kelima, pusat pengembangan peradapan bangsa.
berikut:
Berikut ini adalah paparan Roadmap mobilitas tenaga kerja kompeten dan professional:
Tabel 3: ASEAN Framework Agreement forthe Integration of Priority Sectors
7 Sektor Barang
5 Sektor Jasa
Produk berbasis
Penerbangan;
Agro;
Jasa Online;
Produk Karet;
Logistik
Tekstil & Produk Tekstil;
Perikanan;dan
Gambar10: Roadmap MobilitasTenaga Kerja
Barang dari Kayu
Kompeten danProfesional
Pertanyaannya kemudian, “Dimana Beberapa profesi yang telah disepakati untuk
kerjasama bidang pendidikan?” Asean mempunyai kualifikasi di antaranya:
Community telah sepakat berdasar perjanjian •
Teknisi; badan World Trade Organization (WTO)
Jurnal Ilmiah Pesantren, Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2017
atau Organisasi Perdagangan Dunia, yang
K O N S E P A S R A M A M A H A S I S WA
mengatakan bahwa hingga 2018 terdapat
D A N S O L U S I I N D I K AT O R T O O L
beberapa bidang yang menjadi konsentrasi
ENGGINERING SEBAGAI LUARAN
kerjasama pendidikan, yaitu: wisata; akuntansi;
DARI ASRAMA MAHASISWA MENUJU
logistik; keuangan; distribusi; arsitektur;
PENGABDIAN MASYARAKAT
komputer; konstruksi dan bidang-bidang di dalamnya; lingkungan; energi; permesinan;
Dasar filosofi ilmu dalam Islam dimulai maritim; transportasi; serta komunikasi.
dari menjabarkan konsep perintah membaca Pendidikan islam sebenarnya memiliki
(naqliyah) terhadap ciptaan (kauniyah). Dari membaca terhadap sumber naqliyah kemudian
cakupan yang cukup luas, seperti yang diteruskan dengan membaca kauniyyah (alam
dikemukakan Zarkowi Soejoeti (dalam Sjazali, semesta) telah mampu menegaskan keesaan
1995), dimana pendidikan islam didefinisikan Allah (tauhid). Tauhid yang telah berisi
dalam tiga pengertian, yakni: pertama, keyakinan (akidah) telah mampu mengantarkan pendidikan islam adalah jenis pendidikan
para ilmuwan muslim mengembangkan ilmu, yang pendirian dan penyelenggaraannya
pengetahuan, teknologi dan seni dalam dunia didorong oleh hasrat dan semangat cita-cita
Islam. Akidah sebagai motor penggerak untuk menngejewantahkan nilai-nilai islam;
pengembangan ilmu yang didasarkan pada pemikiran bahwa ketika manusia sudah mampu
kedua,jenis pendidikan yang memberikan membaca ayat-ayat naqliyah dan kauniyah, perhatian yang sekaligus menjadikan ajaran maka akan membawa kepada pengakuan (taqrir agama islam sebagai pengetahuan untuk bil lisan) sekaligus pembenaran dalam hati program studi yang diselenggarakan; ketiga,
(tasdiq bil qolb) dan mendorong kuat untuk jenis pendidikan yang mencakup kedua
merealisasikan hasil bacaan tersebut (af’alun pengertian di atas.
bil arkan) dalam pengembangan dan aplikasi ilmu. Untuk itulahkonsep dalam asrama mahasiswa adalah sebagai berikut:
Gambar 11: Konsep Asrama Mahasiswa
PESANTREN (DARI DULU) SIAP UNTUK ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2016 (Usman Abu Bakar)
Berdasarkan bagan di atas dapat (BNSP). Fungsi Kualifikasi Nasional Indonesia dijelaskan bahwa belajar dari sejarah pesantren
(KKNI) di sini adalah sebagai media dalam yang terus berkembang dari generasi ke generasi
menjembatani kepentingan antara BAN-PT menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi untuk
dengan BNSP.
tetap melestarikan pesantren sebagai bagian Tahap selanjutnya, kompetensi dengan tidak terpisahkan dari pendidikan Islam.
standar tertentu dapat dihasilkan lewat beberapa Mahasiswa sebagai salah satu manifestasi
aktifitas ilmiah, di antaranya penelitian/ riset. dari perguruan tinggi diharapkan mempunyai
Melalui riset inilah diperoleh suatu produk yang kompetensi, baik itu dalam bidang keislaman
secara langsung dan nyata dapat di aplikasikan maupun keilmuan, sehingga diperlukan
di masyarakat. Keberhasilan produk yang suatu tolok ukur kompetensi sejalan dengan
dirasakan oleh masyarakat secara tidak perkembangan jaman yang ditunjukkan lewat
langsung akan memberikan umpan balik kepada pencanangan Masyarakat Ekonomi Asean
pesantren dan perguruan tinggi itu sendiri. (MEA) oleh pemerintah. Tolok ukur ini
Permasalahan yang dihadapi sekarang adalah tentunya tidak lepas dari standar yang telah
bagaimana menciptakan suatu indikator tool ditetapkan terhadap lulusan perguruan tinggi
engginering itu sendiri yang akan diterapkan di oleh BAN-PT serta tingkatan kompetensi yang
masyarakat. Berikut ini adalah sasaran dan cara diterapkan Badan Nasional Sertifikasi Profesi
pencapaian output/kompetensi melalui riset:
Tabel 4: Kompetensi SDM
IMPLEMENTASI TUJUAN
Pemasaran efektif- sumber
Kompetensi Kualitas dan
Kualitas dan kuantitas
Standarisasi input
kuantitas input efisien, perumusan daya
mahasiswa standard manusia
Penguasaan dan
Peningkatan materi • Standard minimal pengamalan
Penguasaan dan
penguasaan, keilmuan-keislaman
pengamalan
pembelajaran
• aplikasi praktek mahasiswa
agama, • Research Center
Produktifitas
Kompetisi dan akademik
Jumlah
Pelatihan dan
Harlindung Kualitas dan
pengembangan
Forum Komunikasi kuantitas lulusan
Standard minimal
Standard minimal
lulusan dan
Alumni dengan salah
pengembangan
satu agenda
pengabdian Kualitas dan
alumni
• Perumusan dan kuantitas input
Kualitas dan kuantitas
Standarisasi
pelaksanaan standard dosen-karyawan
recruitment
kompetensi, • Riset dan /atau penulisan
• Membakukan pengamalan
Penguasaan dan
Pemahaman, riset,
Standarisasi
standard, keilmuan-keislaman kerja
pengajaran, budaya
penguasaan bahasa
• pelatihan bahasa mahasiswa
asing
asing • Riset Center
315
Jurnal Ilmiah Pesantren, Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2017
Kualitas dan kuantitas kinerja dosen-karyawan
Produktifitas
• Pelatihan dan pengembangan, • Pengembangan sistem manajemen dan prosedur kerja efektif-efisien
• Diklat berjenjang dan berkelanjutan • Studi lanjut • Leadership Center • Research Center
Fungsionalisasi sistem pendidikan diharapkan mengarah pada keterwujudan tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yakni manusia yang beriman dan bertakwa, berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Diperlukan terobosan-terobosan penyelengaraan pendidikan pada jalur formal, khususnya pada semua jenis dan jenjang, untuk menghadirkan lembaga pendidikan inovatif. Tujuannya, melakukan akselerasi guna mengejar ketertinggalan, menaikkan peringkat dan nilai jual pendidikan di kancah internasional. Menyelenggarakan pendidikan yang fungsional dalam peningkatan kualitas SDM bangsa berstandar kompetensi global
perlu direkayasa dalam serangkaian inovasi pendidikan.
Dengan melihat pengalaman penyelenggaraan pendidikan di Indonesia dari daerah ke daerah dan dari masa ke masa, maka akar pendidikan berbasis masyarakat, sebagaimana padepokan dan pesantren dalam tren tradisonal pada era saat ini perlu dibangkitkan kembali dengan sentuhan inovasi, menjadi model kekinian pendidikan Islam yang berkualitas internasional. Dalam perhitungan strategisnya, lembaga pendidikan Islam dengan segala kelebihan dan kekurangan, memiliki kapabilitas menyelenggarakan pendidikan dalam berbagai jalur, jenis dan jenjang yang dilakukan sebagai bagian dari komitmen kebangsaan agar dapat secara total mempersembahkan education for all.
Tabel 5: KompetensiTerapan Iptek dan Seni
INDIKATOR (OUTPUT-OUTCOMES)
KEBIJAKAN PROGRAM
Mengembangkan, menciptakan, menerapkan Iptek dan seni berasaskan Islam
Penguasaan Iptek dan seni
Jumlah aktifitas
Standarisasi penguasaan
Pembukaan dan optimalisasi Laboratorium
Penguasaan bahasa asing
Aktifitas komunikasi, jurnal/tulisan
Standarisasi penguasaan
Pembukaan dan optimalisasi Pusat Studi Bahasa dan Budaya
entrepreneurship Kemampuan
manajerial
Pelatihan kewirausahaan
Pembukaan dan optimalisasi Entrepreneurship Center
Status kelembagaan
Jumlah Program Studi meningkat
Kerjasama • Tim persiapan pembukaan prodi, • Optimalisasi laboratorium, • Twinning Program
PESANTREN (DARI DULU) SIAP UNTUK ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2016 (Usman Abu Bakar)
Filosofi ilmu pengetahuan dan melalui muatan aspek psikologis (kognisi, teknologi dalam pandangan Islam bersumber
afeksi, psikomotor) dan aspek pengembangan dari dua bentuk wahyu; yang satu berupa
potensial SDM (intelektual, jasmani, motorik, al-Qur’an (qauly) dan Sunnah (kauny).
emosi, estetika, spiritual dan moral). Ayat qauly wajib dibaca dan dipahami.
Secara komprehensif, life skill Dari membaca dan memahaminya, lahirlah
dimaknai sebagai ragam kemampuan yang ilmu-ilmu kewahyuan atau ilmu syar’iyyah,
diperlukan seseorang untuk menempuh semisal tafsir, hadist, dsb. Reorientasi
kehidupan secara berkualitas dalam arti pendidikan Islam pada lembaga pendidikan
sukses, bahagia, dan secara bermartabat di Islam dilakukan ke arah integrated paradigm
dunia dan di akhirat. Life skill merupakan science , penyatuan paradigma keilmuan
kemampuan sepanjang hayat, kepemilikan kauniyyah dan kewahyuan qauliyyah atau
kemampuan berpikir cerdas dan kompleks, yang dalam polemik sering dinyatakan
kemampuan komunikasi secara efektif, dengan pendidikan nondikotomis. Di samping
kemampuan membangun kerjasama, itu juga dilakukan penguatan terhadap materi
melaksanakan peranan sebagai warga umat ajar kurikulum “lokal” yang berorientasi
yang bertanggungjawab, memiliki kesiapan pada tercapainya fungsi dan hasil pendidikan
serta kecakapan untuk berkerja, serta memiliki (penampakan pada perilaku peserta didik),
karakter dan etika untuk terjun ke dunia kerja.
Tabel 6: KompetensiDakwah
IMPLEMENTASI TUJUAN
Menyebarluaskan Kualitas dan
• pengadaan, Iptek dan seni
inventarisasi
Optimalisasi
kuantitas koleksi • pengolahan, berasaskan Islam pustaka
• pelayanan, • pemeliharaan
Aspek pendidikan yang akan dikembangkan pada lembaga pendidikan Islam sepenuhnya mengacu pada tujuan pendidikan, yakni pembentukan kepribadian Islami, penguasaan tsaqafah Islam, serta penguasaan iptek dan seni. Selanjutnya ketiga aspek tersebut didesain dalam standar kompetensi dan kompetensi mata kuliah untuk menghasilkan sasaran aspek pendidikan kepribadian Islam, sasaran aspek pendidikan ilmu-ilmu keislaman (tsaqafah islamiyyah), dan sasaran aspek pendidikan ilmu kehidupan.
Jurnal Ilmiah Pesantren, Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2017
Tabel 7: KompetensiPengabdian Masyarakat
TUJUAN CAPAIAN
• Pembukaan dan Iptek
Pemanfaatan Kesadaran dan
Jumlah
• Kajian,
optimalisasi dan seni
kepekaan sivitas partisipan dan
• Riset,
Pusat Studi untuk
akademika
agenda akademik • Pengabdian
Bahasa dan pengabdian
terhadap masalah
masyarakat
pendidikan, Budaya, dan
sosial, • Research Center peningkatan politik, ekonomi, kualitas
budaya, dan kehidupan
peradaban. masyarakat
Program Pengabdian Masyarakat yang benar tentang kenyataan. Epistimologi merupakan produk unique dari perguruan
merupakanasas mengenai cara bagaimana pendidikan Islam sebagai bagian dari tugas
materi pengetahuan diperoleh dan disusun Tri Darma Perguruan Tinggi, yang menjadi
menjadi satu, melalui pencarian sumber andalan dan pilihan masyarakat. Program
yang didapat oleh akal, panca indera, dan Pengabdian Masyarakat menyangkut model
wahyu. Sedangkan Aksiologi merupakan asas peningkatan mutu dan relevansi pendidikan
dalam menggunakan pengetahuan yang telah meliputi: pertama, pengembangan kurikulum
diperoleh ke dalam kawasan yang terkait dalam lembaga pendidikan Islam yang melalui akses
kehidupansosial.
kempetensi islami pada kurikulum nasional Model Kajian Integrasi-Interkoneksi serta standar capaian internasional; kedua,
merupakan salah satu model dalam integrasi pengembangan kurikulum lokal unggulan
keilmuan dan keislaman. Model ini diperlukan diarahkan pada pilihan mata pelajaran tsaqafah
sebagai media mewujudkan aktivitas akademik Islam dan atau akses standar kurikulum
dan keilmuan dengan suasana integratif- internasional luar negeri; dan ketiga, pembinaan
interkonektif ini lingkungan pendidikan, yang profesionalisme dan kesejahteraan tenaga
selanjutnya diadaptasi menjadi indikator pendidik.
tool engginering,salah satunya dapat dengan Berkaitan dengan indikator tool
menerapkan beberapa model, yaitu: engginering, dapat dikatakan bahwa pengajaran
1. Similarisasi, yaitu menyamakan begitu dalam asrama mahasiswa kembali kepada
saja konsep-konsep sains dengan konsep- landasan filosofis pendidikan, yaitu: ontologi,
konsep yang berasal dari agama, padahal epistimologi, dan aksiologi. Ontologi
belum tentu sama. Misalnya menganggap merupakan suatu usaha intelektual untuk
bahwa ruh sama dengan jiwa. Penyamaan mengidentifikasi dan mendeskripsikan sifat-
ini lebih tepat disebut similarisasi sifat umum dari kenyataan melalui penjelasan
semu, karena akan dapat mengakibatkan
PESANTREN (DARI DULU) SIAP UNTUK ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2016 (Usman Abu Bakar)
biasnya sains dan direduksinya agama ke lainnya adalah adanya keteraturan dan taraf sains.
keseimbangan yang menakjubkan di
2. Paralelisasi, yaitu menganggap paralel dalam alam semesta ini, menyimpulkan konsep yang berasal dari al-Qur’an dengan
adanya Hukum Maha Besar yang konsep yang dari sains, karena kemiripan
mengatur.
konotasi tanpa menyamakan keduanya.