Analisis Asupan Air dan Mutu Gizi Asupan Pangan pada Remaja di Indonesia
ii
ABSTRACT
ITNI LINORITA. An Analysis of Water Intake and Nutritional Quality of Diet
among Adolescents in Indonesia. Supervised by Hardinsyah and Anies Irawati.
The objective of this research was to analyze water intake and nutritional
quality of diet among adolescents in Indonesia. This research was carried out
through analyzing a data set of Riskesdas. Data was collected on May-August
2010 by applying a cross-sectional study design. Research area consists of 33
provinces in Indonesia with total screened sample size 39400 adolescents from
44844 adolescents aged 10-19 years. Data processing, analysis, and
interpretation were conducted in Bogor on June-September 2011. The result
showed that mean of total water intake at male and female adolescents was
1605±581 mL/day and 1528±542 mL /day (p 18.6
> 19.3
> 20.1
> 20.9
> 21.9
> 22.8
> 23.7
> 24.4
> 25.0
> 25.6
Kurus
< 13.9
< 14.4
< 14.9
< 15.5
< 16.0
< 16.5
< 16.8
< 17.0
< 17.1
< 17.2
Perempuan
Normal
13.9 – 19.1
14.4 – 20.0
14.9 – 20.9
15.5 – 21.9
16.0 – 22.9
16.5 – 23.7
16.8 – 24.2
17.0 – 24.7
17.1 – 24.9
17.2 – 25.2
Gemuk
> 19.1
> 20.0
> 20.9
> 21.9
> 22.9
> 23.7
> 24.2
> 24.7
> 24.9
> 25.2
Asupan air
Data estimasi asupan air dikelompokkan menjadi tiga kelompok
berdasarkan sumbernya, yaitu air yang berasal dari minuman, air dari
makanan, dan air metabolik.
Air yang berasal dari minuman diperoleh berdasarkan data food recall
1x24 jam yang diperoleh dari Riskesdas 2010. Air yang berasal dari minuman
dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu air putih dan bukan air putih,
seperti teh, kopi, susu kental manis, sirup, susu, jus, minuman karbonasi dan
lainnya. Berat minuman bukan air putih yang dikonsumsi dikonversikan ke
dalam kandungan air menggunakan koreksi berat padatan zat gizi yang
dikandungnya, serta menggunakan National Nutrient Database for Standard
Reference (USDA 2011). Jenis minuman yang kandungan airnya diperoleh dari
National Nutrient Database for Standard Reference (USDA 2011) dapat dilihat
pada Lampiran 3.
Air yang berasal dari makanan diperoleh berdasarkan data food recall
1x24 jam yang terdiri dari tiga waktu makan utama dan dua waktu selingan. Air
yang berasal dari makanan dibagi ke dalam 11 kelompok makanan
berdasarkan Daftar Kode Bahan Makanan yang digunakan oleh Riskesdas
2010, yaitu (1) serealia, umbi, dan olahannya; (2) kacang-kacangan, biji-bijian,
dan olahannya; (3) daging dan olahannya; (4) telur dan olahannya; (5) ikan,
hasil perikanan, dan olahannya; (6) sayuran dan olahannya; (7) buah-buahan;
(8) olahan susu; (9) minyak dan lemak; (10) serba serbi; dan (11) makanan
jajanan. Berat makanan yang dikonsumsi dikonversikan ke dalam kandungan
air menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) 2007 dan Energy
and Nutrient Composition of Foods (Health Promotion Board Singapore
Government
2009).
Jenis
makanan
yang
kandungan
airnya
dihitung
21
berdasarkan Energy and Nutrient Composition of Foods (Health Promotion
Board Singapore Government 2009) adalah jenis pangan yang tidak terdapat
dalam DKBM (Lampiran 3). Konversi dihitung menggunakan rumus sebagai
berikut :
Kgij = {(Bj/100) x Gij x (BDDj/100)}
Keterangan :
Kgij
= kandungan zat-zat gizi-i dalam bahan makanan-j
Bj
= berat makanan-j yang dikonsumsi (g)
Gij
= Kandungan zat gizi dalam 100 g BDD bahan makanan-j
BDDj = bagian bahan makanan-j yang dapat dimakan
Data asupan air juga diperoleh dari hasil metabolisme zat gizi pangan
(karbohidrat, protein, lemak) yang dikonsumsi (air metabolik). Menurut Verdu
dan Navarrete (2009), 1 gram karbohidrat, lemak dan protein masing-masing
menghasilkan 0.55 mL, 1.07 mL, dan 0.40 mL air, sehingga diperoleh rumus
perhitungan air metabolik sebagai berikut :
Air metabolik =
(Karbohidrat yang dikonsumsi (g) x 0.55 mL) + (Protein yang
dikonsumsi (g) x 0.40 mL) + (Lemak yang dikonsumsi (g) x
1.07 mL)
Estimasi asupan air
Estimasi total asupan air pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
jumlah air dari minuman yang seharusnya dikonsumsi oleh sampel jika data
yang diketahui adalah jumlah air dari makanan dan air metabolik yang berasal
dari data Riskesdas 2010 (Gambar 3). Estimasi total asupan air yang
digunakan dalam penelitian ini adalah persentase kontribusi air dari makanan
dan metabolik terhadap total asupan air sebesar 30%, sedangkan kontribusi air
dari minuman terhadap total asupan air sebesar 70%. Persentase ini diperoleh
berdasarkan penelitian Fauji (2011) dan Institute of Medicine (2005) dalam
Santoso et al. (2011).
Berdasarkan Institute of Medicine (2004) dalam Santoso et al. (2011),
asupan air pada populasi di Amerika Serikat menunjukan total asupan air 28%
berasal dari makanan dan 72% dari minuman, yang terdiri dari 28% air putih
dan 44% minuman lain-lain. Penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Fauji
(2011) menyatakan bahwa kontribusi asupan air dari air putih dan minuman
lainnya terhadap total asupan air yaitu sebesar 73.5% pada sampel remaja,
sedangkan rata-rata asupan air dari makanan dan air metabolik terhadap total
22
asupan air sebesar 26.5%. Menurut Santoso et al. (2011), secara umum dari
berbagai penelitian dapat disimpulkan bahwa kontribusi air dari minuman yaitu
65% dan air dari makanan dan air metabolik sebesar 35%.
Jika :
Jumlah air dari makanan dan air metabolik (A) datanya diketahui dari
data Riskesdas 2010
Jumlah estimasi air dari minuman (B) data belum diketahui
Total estimasi asupan air (C) data belum diketahui
30% + 70% = 100%
A+B=C
A+B=
x 100% = 30% C =
xAB=
xA
A–AB= A
Jadi :
Estimasi asupan air dari minuman (mL) =
x (asupan air dari makanan (mL) + air metabolik (mL))
Estimasi total asupan air (mL) =
estimasi asupan air dari minuman (mL) + (asupan air dari makanan (mL) + air
metabolik (mL))
Gambar 3 Perhitungan estimasi total asupan air
Kebutuhan air dan kebutuhan energi
Kebutuhan air yang berasal dari asupan air dari makanan, air dari
minuman dan air metabolik yaitu 1.31 mL/Kal untuk pria dan 1.22 mL/Kal untuk
wanita pada golongan usia dewasa (19-70 tahun), sedangkan pada anak-anak
(9-13 tahun) yaitu sebesar 1.15 mL/Kal untuk laki-laki dan 1.11 mL/Kal untuk
perempuan (Manz & Wentz 2005). Berdasarkan kebutuhan air pada dewasa
dan anak-anak tersebut, maka diasumsikan rata-rata kebutuhan air pada
remaja adalah sebesar 1.15 mL/Kal untuk remaja perempuan dan 1.23 mL/Kal
untuk remaja laki-laki. Kebutuhan air menurut Popkin et al. (2010) yang
membandingkan antara Adequate Intake (AI) air dengan Estimated Energy
Requirement (EER) pada remaja adalah sebesar 1.15 mL/Kal untuk remaja
23
perempuan dan 1.18 mL/Kal untuk remaja laki-laki. Perhitungan ini didasarkan
pada kebutuhan energi sampel.
Kebutuhan energi dihitung menggunakan rumus perhitungan kebutuhan
energi dari Institute of Medicine (IOM) tahun 2002 dalam Mahan & Escootstump (2008) yang didasarkan pada oxford equation. Kebutuhan energi sampel
dihitung sesuai dengan jenis kelamin, status gizi, usia, faktor aktivitas, serta
berat badan dan tinggi badan aktual berdasarkan Total Energy Expenditure
(TEE) yang dikoreksi dengan Thermic Effect of Food (TEF). TEF adalah
peningkatan pengeluaran energi yang berhubungan dengan asupan pangan.
Besarnya nilai TEF dihitung dari total pengeluaran energi yaitu sebesar 10%
dari TEE (Tabel 5). Perhitungan kebutuhan energi pada remaja juga termasuk
kebutuhan energi cadangan yang digunakan untuk pertumbuhan.
Tabel 5 Perhitungan kebutuhan energi (Kal) menurut usia, jenis kelamin dan status gizi
Rumus perhitungan kebutuhan energi
Laki-laki 10-18 tahun dengan status gizi normal
EER = TEE + energi cadangan
EER = 88.5 – (61.9xU) + PA x (26.7xBB+ 903xTB)+ 25 Kal
Keterangan:
PA = 1.0 (sangat ringan)
PA = 1.13 (ringan)
PA = 1.26 (aktif)
PA = 1.42 (sangat aktif)
Laki-laki 10-18 tahun dengan status gizi gemuk
EER = TEE
EER = 114 – (50.9xU) + PA x (19.5xBB+ 1161.4xTB)
Keterangan:
PA = 1.0 (sangat ringan)
PA = 1.12 (ringan)
PA = 1.24 (aktif)
PA = 1.45 (sangat aktif)
Perempuan 10-18 tahun dengan status gizi normal
EER = TEE + energi cadangan
EER = 135.3 – (30.8xU) + PA x (10xBB + 934xTB)+ 25 Kal
Keterangan:
PA = 1.0 (sangat ringan)
PA = 1.16 (ringan)
PA = 1.31 (aktif)
PA = 1.56 (sangat aktif)
Perempuan 10-18 tahun dengan status gizi gemuk
EER = TEE
EER = 389 – (41.2xU) + PA x (15xBB+ 701.6xTB)
Keterangan:
PA = 1.0 (sangat ringan)
PA = 1.18 (ringan)
PA = 1.35 (aktif)
PA = 1.60 (sangat aktif)
Kebutuhan energi (Kal)
EER + 10%TEE
EER + 10%TEE
EER + 10%TEE
EER + 10%TEE
24
Rumus perhitungan kebutuhan energi
Laki-laki (usia 19 tahun) dengan status gizi normal
EER = TEE
TEE = 662 – (9.53xU) + PA x (15.91xBB+ 539.6xTB)
Keterangan;
PA = 1.0 untuk 1.0 ≤ PAL < 1.4
PA = 1.11 untuk 1.4 ≤ PAL < 1.6
PA = 1.25 untuk 1.6 ≤ PAL < 1.9
PA = 1.48 untuk 1.9 ≤ PAL < 2.5
Laki-laki (usia 19 tahun) dengan status gizi gemuk
EER = TEE
TEE = 1086 – (10.1xU) + PA x (13.7xBB+ 416xTB)
Keterangan;
PA = 1.0 untuk 1.0 ≤ PAL < 1.4
PA = 1.12 untuk 1.4 ≤ PAL < 1.6
PA = 1.29 untuk 1.6 ≤ PAL < 1.9
PA = 1.59 untuk 1.9 ≤ PAL < 2.5
Perempuan (usia 19 tahun) dengan status gizi normal
EER = TEE
TEE = 354 – (6.91xU) + PA x (9.36xBB+726xTB)
Keterangan;
PA = 1.0 untuk 1.0 ≤ PAL < 1.4
PA = 1.12 untuk 1.4 ≤ PAL < 1.6
PA = 1.27 untuk 1.6 ≤ PAL < 1.9
PA = 1.45 untuk 1.9 ≤ PAL < 2.5
Perempuan (usia 19 tahun) dengan status gizi gemuk
EER = TEE
TEE = 448 – (7.95xU) + PA x (11.4xBB+619xTB)
Keterangan;
PA = 1.0 untuk 1.0 ≤ PAL < 1.4
PA = 1.16 untuk 1.4 ≤ PAL < 1.6
PA = 1.27 untuk 1.6 ≤ PAL < 1.9
PA = 1.44 untuk 1.9 ≤ PAL < 2.5
Kebutuhan energi (Kal)
TEE + 10% TEE
TEE + 10% TEE
TEE + 10% TEE
TEE + 10% TEE
Sumber
: Mahan & Escoot-stump (2008)
Keterangan :
U
= umur (tahun), BB = berat badan (kg), TB = tinggi badan (m)
EER = estimasi kebutuhan energi (Kal)
TEE = total pengeluaran energi (Kal)
PA
= koef
ABSTRACT
ITNI LINORITA. An Analysis of Water Intake and Nutritional Quality of Diet
among Adolescents in Indonesia. Supervised by Hardinsyah and Anies Irawati.
The objective of this research was to analyze water intake and nutritional
quality of diet among adolescents in Indonesia. This research was carried out
through analyzing a data set of Riskesdas. Data was collected on May-August
2010 by applying a cross-sectional study design. Research area consists of 33
provinces in Indonesia with total screened sample size 39400 adolescents from
44844 adolescents aged 10-19 years. Data processing, analysis, and
interpretation were conducted in Bogor on June-September 2011. The result
showed that mean of total water intake at male and female adolescents was
1605±581 mL/day and 1528±542 mL /day (p 18.6
> 19.3
> 20.1
> 20.9
> 21.9
> 22.8
> 23.7
> 24.4
> 25.0
> 25.6
Kurus
< 13.9
< 14.4
< 14.9
< 15.5
< 16.0
< 16.5
< 16.8
< 17.0
< 17.1
< 17.2
Perempuan
Normal
13.9 – 19.1
14.4 – 20.0
14.9 – 20.9
15.5 – 21.9
16.0 – 22.9
16.5 – 23.7
16.8 – 24.2
17.0 – 24.7
17.1 – 24.9
17.2 – 25.2
Gemuk
> 19.1
> 20.0
> 20.9
> 21.9
> 22.9
> 23.7
> 24.2
> 24.7
> 24.9
> 25.2
Asupan air
Data estimasi asupan air dikelompokkan menjadi tiga kelompok
berdasarkan sumbernya, yaitu air yang berasal dari minuman, air dari
makanan, dan air metabolik.
Air yang berasal dari minuman diperoleh berdasarkan data food recall
1x24 jam yang diperoleh dari Riskesdas 2010. Air yang berasal dari minuman
dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu air putih dan bukan air putih,
seperti teh, kopi, susu kental manis, sirup, susu, jus, minuman karbonasi dan
lainnya. Berat minuman bukan air putih yang dikonsumsi dikonversikan ke
dalam kandungan air menggunakan koreksi berat padatan zat gizi yang
dikandungnya, serta menggunakan National Nutrient Database for Standard
Reference (USDA 2011). Jenis minuman yang kandungan airnya diperoleh dari
National Nutrient Database for Standard Reference (USDA 2011) dapat dilihat
pada Lampiran 3.
Air yang berasal dari makanan diperoleh berdasarkan data food recall
1x24 jam yang terdiri dari tiga waktu makan utama dan dua waktu selingan. Air
yang berasal dari makanan dibagi ke dalam 11 kelompok makanan
berdasarkan Daftar Kode Bahan Makanan yang digunakan oleh Riskesdas
2010, yaitu (1) serealia, umbi, dan olahannya; (2) kacang-kacangan, biji-bijian,
dan olahannya; (3) daging dan olahannya; (4) telur dan olahannya; (5) ikan,
hasil perikanan, dan olahannya; (6) sayuran dan olahannya; (7) buah-buahan;
(8) olahan susu; (9) minyak dan lemak; (10) serba serbi; dan (11) makanan
jajanan. Berat makanan yang dikonsumsi dikonversikan ke dalam kandungan
air menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) 2007 dan Energy
and Nutrient Composition of Foods (Health Promotion Board Singapore
Government
2009).
Jenis
makanan
yang
kandungan
airnya
dihitung
21
berdasarkan Energy and Nutrient Composition of Foods (Health Promotion
Board Singapore Government 2009) adalah jenis pangan yang tidak terdapat
dalam DKBM (Lampiran 3). Konversi dihitung menggunakan rumus sebagai
berikut :
Kgij = {(Bj/100) x Gij x (BDDj/100)}
Keterangan :
Kgij
= kandungan zat-zat gizi-i dalam bahan makanan-j
Bj
= berat makanan-j yang dikonsumsi (g)
Gij
= Kandungan zat gizi dalam 100 g BDD bahan makanan-j
BDDj = bagian bahan makanan-j yang dapat dimakan
Data asupan air juga diperoleh dari hasil metabolisme zat gizi pangan
(karbohidrat, protein, lemak) yang dikonsumsi (air metabolik). Menurut Verdu
dan Navarrete (2009), 1 gram karbohidrat, lemak dan protein masing-masing
menghasilkan 0.55 mL, 1.07 mL, dan 0.40 mL air, sehingga diperoleh rumus
perhitungan air metabolik sebagai berikut :
Air metabolik =
(Karbohidrat yang dikonsumsi (g) x 0.55 mL) + (Protein yang
dikonsumsi (g) x 0.40 mL) + (Lemak yang dikonsumsi (g) x
1.07 mL)
Estimasi asupan air
Estimasi total asupan air pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
jumlah air dari minuman yang seharusnya dikonsumsi oleh sampel jika data
yang diketahui adalah jumlah air dari makanan dan air metabolik yang berasal
dari data Riskesdas 2010 (Gambar 3). Estimasi total asupan air yang
digunakan dalam penelitian ini adalah persentase kontribusi air dari makanan
dan metabolik terhadap total asupan air sebesar 30%, sedangkan kontribusi air
dari minuman terhadap total asupan air sebesar 70%. Persentase ini diperoleh
berdasarkan penelitian Fauji (2011) dan Institute of Medicine (2005) dalam
Santoso et al. (2011).
Berdasarkan Institute of Medicine (2004) dalam Santoso et al. (2011),
asupan air pada populasi di Amerika Serikat menunjukan total asupan air 28%
berasal dari makanan dan 72% dari minuman, yang terdiri dari 28% air putih
dan 44% minuman lain-lain. Penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Fauji
(2011) menyatakan bahwa kontribusi asupan air dari air putih dan minuman
lainnya terhadap total asupan air yaitu sebesar 73.5% pada sampel remaja,
sedangkan rata-rata asupan air dari makanan dan air metabolik terhadap total
22
asupan air sebesar 26.5%. Menurut Santoso et al. (2011), secara umum dari
berbagai penelitian dapat disimpulkan bahwa kontribusi air dari minuman yaitu
65% dan air dari makanan dan air metabolik sebesar 35%.
Jika :
Jumlah air dari makanan dan air metabolik (A) datanya diketahui dari
data Riskesdas 2010
Jumlah estimasi air dari minuman (B) data belum diketahui
Total estimasi asupan air (C) data belum diketahui
30% + 70% = 100%
A+B=C
A+B=
x 100% = 30% C =
xAB=
xA
A–AB= A
Jadi :
Estimasi asupan air dari minuman (mL) =
x (asupan air dari makanan (mL) + air metabolik (mL))
Estimasi total asupan air (mL) =
estimasi asupan air dari minuman (mL) + (asupan air dari makanan (mL) + air
metabolik (mL))
Gambar 3 Perhitungan estimasi total asupan air
Kebutuhan air dan kebutuhan energi
Kebutuhan air yang berasal dari asupan air dari makanan, air dari
minuman dan air metabolik yaitu 1.31 mL/Kal untuk pria dan 1.22 mL/Kal untuk
wanita pada golongan usia dewasa (19-70 tahun), sedangkan pada anak-anak
(9-13 tahun) yaitu sebesar 1.15 mL/Kal untuk laki-laki dan 1.11 mL/Kal untuk
perempuan (Manz & Wentz 2005). Berdasarkan kebutuhan air pada dewasa
dan anak-anak tersebut, maka diasumsikan rata-rata kebutuhan air pada
remaja adalah sebesar 1.15 mL/Kal untuk remaja perempuan dan 1.23 mL/Kal
untuk remaja laki-laki. Kebutuhan air menurut Popkin et al. (2010) yang
membandingkan antara Adequate Intake (AI) air dengan Estimated Energy
Requirement (EER) pada remaja adalah sebesar 1.15 mL/Kal untuk remaja
23
perempuan dan 1.18 mL/Kal untuk remaja laki-laki. Perhitungan ini didasarkan
pada kebutuhan energi sampel.
Kebutuhan energi dihitung menggunakan rumus perhitungan kebutuhan
energi dari Institute of Medicine (IOM) tahun 2002 dalam Mahan & Escootstump (2008) yang didasarkan pada oxford equation. Kebutuhan energi sampel
dihitung sesuai dengan jenis kelamin, status gizi, usia, faktor aktivitas, serta
berat badan dan tinggi badan aktual berdasarkan Total Energy Expenditure
(TEE) yang dikoreksi dengan Thermic Effect of Food (TEF). TEF adalah
peningkatan pengeluaran energi yang berhubungan dengan asupan pangan.
Besarnya nilai TEF dihitung dari total pengeluaran energi yaitu sebesar 10%
dari TEE (Tabel 5). Perhitungan kebutuhan energi pada remaja juga termasuk
kebutuhan energi cadangan yang digunakan untuk pertumbuhan.
Tabel 5 Perhitungan kebutuhan energi (Kal) menurut usia, jenis kelamin dan status gizi
Rumus perhitungan kebutuhan energi
Laki-laki 10-18 tahun dengan status gizi normal
EER = TEE + energi cadangan
EER = 88.5 – (61.9xU) + PA x (26.7xBB+ 903xTB)+ 25 Kal
Keterangan:
PA = 1.0 (sangat ringan)
PA = 1.13 (ringan)
PA = 1.26 (aktif)
PA = 1.42 (sangat aktif)
Laki-laki 10-18 tahun dengan status gizi gemuk
EER = TEE
EER = 114 – (50.9xU) + PA x (19.5xBB+ 1161.4xTB)
Keterangan:
PA = 1.0 (sangat ringan)
PA = 1.12 (ringan)
PA = 1.24 (aktif)
PA = 1.45 (sangat aktif)
Perempuan 10-18 tahun dengan status gizi normal
EER = TEE + energi cadangan
EER = 135.3 – (30.8xU) + PA x (10xBB + 934xTB)+ 25 Kal
Keterangan:
PA = 1.0 (sangat ringan)
PA = 1.16 (ringan)
PA = 1.31 (aktif)
PA = 1.56 (sangat aktif)
Perempuan 10-18 tahun dengan status gizi gemuk
EER = TEE
EER = 389 – (41.2xU) + PA x (15xBB+ 701.6xTB)
Keterangan:
PA = 1.0 (sangat ringan)
PA = 1.18 (ringan)
PA = 1.35 (aktif)
PA = 1.60 (sangat aktif)
Kebutuhan energi (Kal)
EER + 10%TEE
EER + 10%TEE
EER + 10%TEE
EER + 10%TEE
24
Rumus perhitungan kebutuhan energi
Laki-laki (usia 19 tahun) dengan status gizi normal
EER = TEE
TEE = 662 – (9.53xU) + PA x (15.91xBB+ 539.6xTB)
Keterangan;
PA = 1.0 untuk 1.0 ≤ PAL < 1.4
PA = 1.11 untuk 1.4 ≤ PAL < 1.6
PA = 1.25 untuk 1.6 ≤ PAL < 1.9
PA = 1.48 untuk 1.9 ≤ PAL < 2.5
Laki-laki (usia 19 tahun) dengan status gizi gemuk
EER = TEE
TEE = 1086 – (10.1xU) + PA x (13.7xBB+ 416xTB)
Keterangan;
PA = 1.0 untuk 1.0 ≤ PAL < 1.4
PA = 1.12 untuk 1.4 ≤ PAL < 1.6
PA = 1.29 untuk 1.6 ≤ PAL < 1.9
PA = 1.59 untuk 1.9 ≤ PAL < 2.5
Perempuan (usia 19 tahun) dengan status gizi normal
EER = TEE
TEE = 354 – (6.91xU) + PA x (9.36xBB+726xTB)
Keterangan;
PA = 1.0 untuk 1.0 ≤ PAL < 1.4
PA = 1.12 untuk 1.4 ≤ PAL < 1.6
PA = 1.27 untuk 1.6 ≤ PAL < 1.9
PA = 1.45 untuk 1.9 ≤ PAL < 2.5
Perempuan (usia 19 tahun) dengan status gizi gemuk
EER = TEE
TEE = 448 – (7.95xU) + PA x (11.4xBB+619xTB)
Keterangan;
PA = 1.0 untuk 1.0 ≤ PAL < 1.4
PA = 1.16 untuk 1.4 ≤ PAL < 1.6
PA = 1.27 untuk 1.6 ≤ PAL < 1.9
PA = 1.44 untuk 1.9 ≤ PAL < 2.5
Kebutuhan energi (Kal)
TEE + 10% TEE
TEE + 10% TEE
TEE + 10% TEE
TEE + 10% TEE
Sumber
: Mahan & Escoot-stump (2008)
Keterangan :
U
= umur (tahun), BB = berat badan (kg), TB = tinggi badan (m)
EER = estimasi kebutuhan energi (Kal)
TEE = total pengeluaran energi (Kal)
PA
= koef